1 SM PDF
1 SM PDF
1 SM PDF
Abstract: The Karimunjawa National Park with lowland tropical rain forest ecosystems, coastal forest ecosystems,
mangrove ecosystems, seagrass ecosystems and coral reef ecosystems rich in biodiversity needs conservation
in order to avoid species extinction. The purpose of this research is to know the implementation of conservation
policy of preservation and sustainable use of biological natural resources and its ecosystem in the Karimunjawa
National Park 2012-2016. The research was conducted by qualitative method, processing secondary data from
Karimunjawa National Park and interview with key informant. The results showed conservation through
preservation activities held by the management of plant and animal species along with their habitat and
ecosystem recovery. While conservation through sustainable utilization activities conducted with three
activities of research and development of science, education and increasing awareness of nature conservation
and the utilization of environmental services with nature tourism. Implementation of conservation policy
requires the support of various parties, in addition to Karimunjawa National Park Authority as the manager of
the area, the participation of Jepara regency, Central Java Provincial Government, the community, NGOs,
researchers, developers and tourism actors is necessary. The involvement of related parties is expected to
improve the successful implementation of conservation policies for preservation and sustainable use of
biological natural resources and their ecosystems.
Keywords: Policy implementation; Conservation; Biological diversity resources; Karimunjawa National Park; Presciption
and Sustainable use
padang lamun, hutan mangrove, hutan pantai, dan pemanfaatan lestari di Taman Nasional Karimunjawa
hutan hujan tropis dataran rendah (BTNKJ, 2016). periode tahun 2012 – tahun 2016.
Pulau Karimunjawa dan Pulau kemujan sebagai
pulau terbesar di kawasan Taman Nasional 2. TINJAUAN PUSTAKA
Karimunjawa terancam mengalami kerusakan
ekosistem mangrove. Menurut hasil penelitian yang Kebijakan publik menurut beberapa ahli (Thomas R
dilakukan oleh Kamal et al 2016, luasan hutan Dye, 1992; Kartasasmita, 1997; Leslie A.Pal, 1987
mangrove dari tahun 2009 sampai 2012 pada kedua dalam Joko Widodo, 2006:12) adalah keputusan
pulau ini mengalami degradasi sebesar 23,8 Ha yang pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan
diakibatkan oleh perubahan tata guna lahan. sesuatu atas masalah publik yang terjadi. Proses
Demikian pula yang terjadi pada ekosistem kebijakan publik terdiri dari beberapa tahapan yaitu:
terumbu karang, laporan teknis dari Wildlife identifikasi masalah, penyusunan agenda, perumusan
Conservation Society Indonesia Program (2016) kebijakan, pengesahan kebijakan, implementasi
menunjukkan bahwa terjadi penurunan tutupan karang kebijakan, dan evaluasi kebijakan.
keras dari 57, 86% pada tahun 2013 menjadi 49,89% Implementasi kebijakan sebagai salah satu
pada tahun 2016 di Taman Nasional Karimunjawa. tahapan dari proses kebijakan publik merupakan hal
Penurunan tersebut diperkirakan karena pemutihan yang sangat penting untuk diperhatikan. Proses pada
karang yang terjadi pada kurun waktu 2015 – 2016 tahap ini dapat dikatakan krusial, karena
akibat pemanasan global yang menaikkan suhu bagaimanapun baiknya suatu kebijakan apabila
permukaan laut secara global. Terlihat juga sedikit pelaksanaan atau implementasinya buruk maka
indikasi kerusakan karang yang disebabkan oleh kebijakan tersebut tidak akan sampai ke sasaran
kegiatan wisata. kebijakan dengan baik.
Ekosistem terumbu karang merupakan habitat Keberhasilan suatu implementasi dipengaruhi
bagi berbagai biota laut termasuk kima dan teripang. oleh beberapa hal, dengan mengacu pada penelitian
Kima sebagai satwa yang dilindungi menurut PP No. terdahulu (George C. Edward III, 1980; Donal S. Van
7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan Meter dan Carl E. Van Horn, 1975; Merilee S.
dan Satwa mengalami penurunan populasi di 3 pulau Grindle,1980; Daniel A. Mazmanian dan Paul A.
yang ada di Taman Nasional Karimunjawa yaitu Pulau Sabatier, 1983; David L Weimer dan Aidan R Vining,
Cemara Besar, Pulau Geleang dan Pulau Katang 1999; Maier, C., & Winkel, G., 2016; Chan, E. H. W.,
(BTNKJ, 2016). Selain kima, populasi teripang juga & Hou, J., 2015; Kalaba, F. K., 2016; Muhumuza, M.,
mengalami penurunan. Hasil monitoring teripang & Balkwill, K.,2013) dalam penelitian ini akan dilihat
yang dilakukan BTNKJ tahun 2016 ditemukan 166 pengaruh karakteristik kebijakan, sumberdaya dan
ekor teripang, menurun jika di bandingkan dengan lingkungan kebijakan terhadap keberhasilan
populasi teripang hasil monitoring tahun 2012 implementasi kebijakan konservasi.
sebanyak 315 ekor. Penurunan ini terjadi akibat Kebijakan konservasi di Indonesia diatur
kerusakan habitat dan adanya over exploitation menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990
terhadap kima dan teripang. Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Degradasi mangrove, penurunan tutupan karang Ekosistemnya. Dalam peraturan ini dijelaskan bahwa
keras dan penurunan populasi biota laut merupakan pengawetan dan pemanfaatan secara lestari sumber
indikasi bahwa Kementerian Lingkungan Hidup dan daya alami hayati dan ekosistemnya merupakan
Kehutanan melalui Balai Taman Nasional kegiatan konservasi. Taman nasional sebagai kawasan
Karimunjawa (BTNKJ) perlu meningkatkan pelestarian alam melaksanakan kedua kegiatan
kinerjanya dalam rangka konservasi. Upaya tersebut menurut Peraturan Pemerintah No 28 tahun
pengelolaan kawasan telah dilakukan, konservasi 2011 jo PP No 108 tahun 2015 tentang Pengelolaan
melalui kegiatan pengawetan dan pemanfaatan lestari Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya seperti Pelestarian Alam(KPA).
yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun Kegiatan pengawetan (preservasi) adalah upaya
1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati untuk menjaga dan memelihara keanekaragaman jenis
dan Ekosistemnya menghadapi berbagai tantangan tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya baik di
dalam implementasinya. dalam maupun di luar habitatnya agar keberadaannya
Masih terdapatnya permasalahan mengenai tidak punah, tetap seimbang dan dinamis dalam
perambahan kawasan, pemanfaatan tumbuhan dan perkembangannya. Kegiatan ini dalam taman nasional
satwa dilindungi, perikanan dan wisata tak ramah dilakukan melalui pengelolaan jenis tumbuhan dan
lingkungan merupakan indikasi belum optimalnya satwa beserta habitatnya, penetapan koridor hidupan
implementasi kebijakan konservasi di Taman liar, pemulihan ekosistem dan penutupan kawasan.
Nasional Karimunjawa dalam kegiatan pengawetan Kegiatan pemanfaatan dalam taman nasional
dan pemanfaatan lestari. Berdasarkan fenomena terdiri dari pemanfaatan kondisi lingkungan dan
tersebut, penelitian tentang implementasi kebijakan pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar.
konservasi melalui kegiatan pengawetan dan Pemanfaatan kondisi lingkungan adalah pemanfaatan
pemanfaatan lestari sumber daya alam hayati dan potensi ekosistem, keadaan iklim, fenomena alam,
ekosistemnya penting untuk dilakukan. Tujuan dari kekhasan jenis dan peninggalan budaya yang berada
penelitian adalah mengetahui implementasi kebijakan dalam kawasan. Pemanfaatan jenis tumbuhan dan
konservasi melalui kegiatan pengawetan dan satwa liar adalah pemanfaatan jenis tumbuhan dan
208 Proceeding Biology Education Conference Vol. 14 (1): 206-213, Oktober 2017
satwa dengan memperhatikan kelangsungan potensi, Taman Nasional (SPTN) yaitu SPTN I Kemujan dan
daya dukung, dan keanekaragaman jenis tumbuhan SPTN II Karimunjawa.
dan satwa liar. Pemanfaatan lestari dalam taman
nasional dapat diwujudkan dalam kegiatan penelitian
dan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan
peningkatan kesadartahuan konservasi alam,
penyimpanan dan/atau penyerapan karbon,
pemanfaatan air serta energi air, panas, dan angin serta
wisata alam, pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar,
pemanfaatan sumber plasma nutfah untuk penunjang
budidaya, pemanfaatan tradisional oleh masyarakat
setempat.
3. METODE PENELITIAN
Penelitian di lakukan di Taman Nasional Gambar 1. Lokasi Taman Nasional Karimunjawa
Karimunjawa sebagai satu-satunya Taman Nasional
Laut yang ada di Jawa Tengah dengan potensi
keanekaragaman hayati yang tinggi. Metode 4.1 Pengawetan Keanekaragaman Jenis
penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan Tumbuhan dan Satwa beserta Habitatnya
kualitatif, mengolah data sekunder dari Balai Taman
Nasional Karimunjawa dan wawancara dengan key Suatu jenis tumbuhan dan satwa wajib ditetapkan
informan. dalam golongan yang dilindungi dan wajib dilakukan
Data sekunder berupa Rencana Strategis Balai upaya pengawetan apabila mempunyai populasi yang
Taman Nasional Karimunjawa 2015-2019, Laporan kecil, terjadi penurunan yang tajam terhadap jumlah
Kinerja Tahun 2012 – 2016 dan laporan hasil kegiatan individu di alam dan daerah penyebaran yang terbatas
pengawetan dan pemanfaatan di Taman Nasional (endemik). Di Taman Nasional Karimunjawa terdapat
Karimunjawa yang dilaksanakan dalam 5 tahun tiga jenis kima yaitu Tridacna maxima, Tridacna
terakhir (2012-2016). Data akan dikumpulkan dan squamosa, dan Tridacna crocea yang merupakan
dikelompokkan untuk kemudian dianalisis secara satwa dilindungi menurut Peraturan Pemerintah
kualitatif. Data sekunder yang diperlukan diperoleh Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis
dari Balai Taman Nasional Karimunjawa sebagai unit Tumbuhan dan Satwa. Selain Kima, satwa dilindungi
pelaksana teknis dari Kementerian Lingkungan Hidup berikutnya adalah penyu, ditemukan Penyu
dan Kehutanan dalam menjalankan kebijakan Hijau/Green Turtle (Chelonia mydas) dan Penyu
konservasi. Sisik/Hawksbill Turtle (Eretmochelys imbricate) di
Implementasi kebijakan konservasi yang kawasan ini. Implementasi kebijakan konservasi
dijelaskan dalam penelititan ini dibatasi pada kegiatan melalui kegiatan pengawetan pada kima, penyu, flora
pengawetan dan pemanfaatan lestari yang dilakukan dan fauna yang ada dalam kawasan perlu dilakukan
oleh BTNKJ dalam 5 tahun terakhir. Wawancara agar tidak punah. Kegiatan pengawetan
dengan key informan dilakukan oleh peneliti agar keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa di TN
mampu mendiskripsikan data sekunder yang didapat Karimunjawa dilakukan melalui pengelolaan jenis
dan mengetahui faktor yang mempengaruhi tumbuhan dan satwa beserta habitatnya dan pemulihan
implementasi. Key informan merupakan pegawai ekosistem.
BTNKJ dari unsur polisi hutan dan pengendali
ekosistem hutan yang melaksanakan kegiatan
pengawetan dan pemanfaatan lestari dalam kawasan. 4.1.1 Pengelolaan Jenis Tumbuhan dan
Satwa serta Habitatnya
Pengelolaan jenis tumbuhan dan satwa beserta
4. HASIL DAN PEMBAHASAN habitatnya dilakukan dalam bentuk kegiatan
identifikasi, inventarisasi, pemantauan (monitoring),
Taman Nasional Karimunjawa secara geografis pembinaan habitat dan populasinya, penyelamatan
terletak pada 5°40’39” - 5°55’00” LS dan 110°05’57” jenis, pengkajian, penelitian dan pengembangannya.
- 110°31’ 15” BT yang secara administrasif termasuk Implementasi kebijakan konservasi melalui kegiatan
ke dalam wilayah Kecamatan Karimunjawa pengelolaan jenis di Taman Nasional Karimunjawa
Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Luas pada tahun 2012-2016 dilakukan dengan identifikasi
keseluruhan kawasan adalah 111.625 Ha dengan vegetasi hutan hujan tropis, monitoring rusa,
rincian 1.285,50 Ha adalah wilayah daratan di Pulau monitoring SPAGS (Spawning Aggregations) kerapu,
Karimunjawa yang berupa ekosistem hutan hujan inventarisasi mangrove, inventarisasi Sargasum sp,
tropis dataran rendah, 222,20 Ha merupakan wilayah inventarisasi monyet ekor panjang (Macaca
daratan di Pulau Kemujan yang berupa ekosistem fascicularis Karimoendjawae), monitoring kima,
hutan mangrove dan 110.117,30 Ha adalah wilayah
perairan. BTNKJ mempunyai 2 Seksi Pengelolaan
Ariyani, N.A.E. & Kismartini. Implementasi Kebijakan Konservasi 209
matters/animals/stories/infographic-top-20-countries- DISKUSI
with-most-endangered-species [10 Juli 2017].
Does, W. H. Y., & Matter, E. (n.d.). Species Tionti Hapsari
Extinction – The Facts.
https://cmsdata.iucn.org/downloads/species_exti Pertanyaan:
nction_05_2007.pdf download tanggal 10 Juli Apakah terdapat lokasi lain yang dapat dilakukan
2017 untuk penelitian yang sama?
Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam
dan Ekosistem (2015), Pedoman Penilaian Jawaban:
Efektifitas Pengelolaan Kawasan Konservasi di Sangat mungkin untuk diakukan penelitian yang sama
Indonesia Management Effectiveness Tracking di 520 kawasan konservasi lain. Bisa di cagar alam,
Tool (METT) suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan raya,
Dye, Thomas R. (1992), Understanding Public Policy, dan sebagainya supaya konservasi bisa sukses di
Prince Hall, Englewood Cliffs, New Jersey, Indonesia..
United State of America, 1992
IUCN Red List Brochure_2015, diakses tanggal 10
Juli 2017
https://cmsdocs.s3.amazonaws.com/keydocume
nts/IUCN_Red_List_Brochure_2015_LOW.pdf
Joko Widodo. (2006). Analisis Kebijakan Publik:
Konsep dan Aplikasi Analisis Proses Kebijakan
Publik, Malang, Bayumedia Publishing
Kalaba, F. K. (2016). Forest Policy and Economics
Barriers to policy implementation and
implications for Zambia’s forest ecosystems.
Forest Policy and Economics, 69, 40–44.
https://doi.org/10.1016/j.forpol.2016.04.004
Kamal, M., Hartono, H., Wicaksono, P., Adi, N. S., &
Arjasakusuma, S. (2016). Assessment of
Mangrove Forest Degradation Through Canopy
Fractional Cover in Karimunjawa Island, Central
Java, Indonesia. Geoplanning: Journal of
Geomatics and Planning, 3(2), 107.
https://doi.org/10.14710/geoplanning.3.2.107-
116
Laporan Tahunan Balai Taman Nasional
Karimunjawa 2012-2016
Maier, C., & Winkel, G. (2016). Forest Policy and
Economics Implementing nature conservation
through integrated forest management : A street-
level bureaucracy perspective on the German
public forest sector. Forest Policy and
Economics.
https://doi.org/10.1016/j.forpol.2016.12.015
Muhumuza, M., & Balkwill, K. (2013). Factors
Affecting the Success of Conserving Biodiversity
in National Parks : A Review of Case Studies
from Africa, 2013. http://lipi.go.id/berita/ancaman-
kepunahan-spesies-indonesia-tertinggi-di-dunia/1669
diakses tanggal 10 Juli 2017
Statistik Balai Taman Nasional Karimunjawa, 2012-
2016
Sugiyono (2012). Metode penelitian kuantitatif
kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Wildlife Consevation Society Indonesia Program
(2016), Laporan Teknis Monitoring Ekosistem
Terumbu Karang Taman Nasional Karimunjawa,
Bogor