Program Studi Pendidikan Geografi, Universitas Halu Oleo, Kendari

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 3 No.

1 Januari 2018 106

POTENSI EKOWISATA DIKAWASAN TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA)


NIPA-NIPA DIKELURAHAN WATU-WATU

Isanto1
1
Program Studi Pendidikan Geografi, Universitas Halu Oleo, Kendari.

Abstract: This research aims to know the Potential of Ecotourism in Tahura Nipa-
Nipa Area in Watu-Watu Village. The type of this research is descriptive qualitative
research. The aim is to get an overview of the ecotourism potential that is found in
Kawasa Taman Hutan Raya (TAHURA) Nipa-Nipa. To get information from the
researcher using the key informants. The informants in this research are determined
based on the research needs. Data collection techniques used are through interviews,
observation and documentation. Data obtained from 6 informants namely the
Department of Tourism as much as 1 person, the Forest Service in this case Unit
PelaksaTeknis Daerah (UPTD) as much as 1 person and the Community who live
around Tahura Nipa-Nipa in Kelurahan Watu-Watu as many as 4 people. Based on
the result of the research from the interview of the informant, the result of research is
the Potential of Ecotourism in Tahura Nipa-Nipa Area in Watu-Watu Village in the
form of Flora potency in the form of Ironwood, Bolo-bolo and others. For the type of
fauna that exist in the form of monkey macaca endangered animals Sulawesi, some
species of dragonflies and monitor lizards, in addition there are other promising
ecotourism potential of natural attractions such as waterfalls, camping places. In the
study there is also another potential in the area of Tahura Nipa-Nipa ie there is
agricultural land managed by surrounding communities who are familiar with the
farmers Subur Makmur

Kata kunci :Potensi Ekowisata, Tahura Nipa-Nipa di Kelurahan Watu-Watu

PENDAHULUAN alternatif yang secara konsisten


mengedepankan nilai-nilai alam,
Kawasan konservasi baik sosial, dan masyarakat yang
kawasan pelestarian alam maupun memungkinkan adanya interaksi
Kawasan suaka alam atau kawasan positif antar-para pelakunya.
hutan lindung, merupakan Kawasan konservasi baik kawasan
Destinasi yang diminati oleh pelestarian alam maupun Kawasan
wisatawan ekotour, karena memiliki suaka alam atau kawasan hutan
keanekaragaman flora dan fauna, lindung, merupakan Destinasi yang
fenomena alam yang indah, objek diminati oleh wisatawan ekotour,
budaya dan sejarah serta kehidupan karena memiliki keanekaragaman flora
masyarakat local yang unik. Bisnis dan fauna, fenomena alam yang
konservasi merupakan pemanfaatan indah, objek budaya dan sejarah serta
kawasan hutan konservasi sebagai kehidupan masyarakat local yang unik.
obyek kawasan wisata alam dalam Bisnis konservasi merupakan
pembangunan ekonomi tanpa merubah pemanfaatan kawasan hutan
fungsi ekosistem lingkungan kawasan konservasi sebagai obyek kawasan
konservasi tersebut.Dapat dikatakan wisata alam dalam pembangunan
juga bahwa ekowisata merupakan ekonomi tanpa merubah fungsi
konsep pariwisata yang sangat ekosistem lingkungan kawasan

Isanto
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 3 No. 1 Januari 2018 107

konservasi tersebut.Dapatdikatakan Tenggara seluas 7.877,5 ha yang


juga bahwa ekowisata merupakan meliputi wilayah administrasi, Kota
konsep pariwisata yang sangat Kendari dan Kabupaten Konawe,
alternatif yang secara konsisten Sulawesi Tenggara (BKSDA Sultra,
mengedepankan nilai-nilai alam, 2002).
sosial, dan masyarakat yang Kawasan Tahura Nipa-Nipa yang
memungkinkan adanya interaksi sebagian wilayahnya berada di Kota
positif antar-para pelakunya. Kendari merupakan salah satu
Ekowisata telah berkembang kawasan prioritas bagi pengembangan
sebagai salah satu industri yang wisata di Kota Kendari.
potensial untuk kepentingan Kawasan tersebut ditetapkan
pembangunan yang sebagai daerah pengembangan wisata
berkelanjutan.Ekowisata mempunyai karena memiliki potensi Sumberdaya
kekhususan, yaitu mengedepankan Alam yang cukup besar maupun
konservasi lingkungan, pendidikan potensi wisata alam yang terdiri atas
lingkungan dan menguntungkan keanekaragaman hayati yaitu flora
penduduk lokal (meningkatkan dan faunanya serta panorama alam
perekonomian penduduk lokal). yang indah dan menarik.Potensi
Penyelenggaraan ekowisata pada Sumberdaya Alam tersebut dapat
dasarnya dilakukan dengan dijadikan sebagai Obyek Daya Tarik
kesederhanaan, memelihara keasliaan Wisata Alam yang dapat
alam dan lingkungan, memelihara dikembangkan untuk menarik minat
keaslian adat istiadat, kebiasaan hidup, pengunjung ataupun wisatawan baik
menjaga kelestarian flora dan fauna, lokal maupun asing dan dapat
serta melestarikan lingkungan hidup memberikan pengalaman wisata yang
sehingga terjadinya suatu variatif dengan atraksi yang unik dan
keseimbangan antara kehidupan menarik.
manusia dengan lingkungan alam Ekowisata merupakan gerakan
Kendari merupakan ibu kota kesadaran wisata yang terkait dengan
provinsi Sulawesi Tenggara. Secara isu lingkungan yang mulai
geografis, kota Kendari terletak di berkembang secara global.Ekowisata
sepanjang teluk Kendari, di wilayah juga merupakan alternatif bagi
timur Sulawesi Tenggara. Wilayah. kegiatan pariwisata yang bersifat
kendari sebagian besar berupa massal dan ramai.
dataran berbukit yang di lalui oleh Hal ini timbul karena didasari
sungai-sungai yang bermuara di teluk kenyataan bahwa kegiatan pariwisata
Kendari. Sebagai ibukota Provinsi disamping memberikan manfaat bagi
Sualwesi Tenggara memiliki luas pertumbuhan ekonomi juga memiliki
wilayah sekitar 295,89 km persegi. dampak ekologi yang
Kawasan taman hutan raya memprihatinkan.Selain itu muncul
(TAHURA) terletak di pegunungan pula masalah lingkungan sebagai
Nipa-Nipa yang berada di kota akibat pembangunan yang bersifat
Kendari. Tahura Nipa-Nipa ini eksploitatif dan akumulatif dapat
merupakan salah satu hutan yang dilihat dari gejala ketidakadilan antar
dijadikan kawasan konservasi alam. warga, kesenjangan antar wilayah,
Taman Hutan Raya Nipa-Nipa degradasi sumber daya (air, hutan,
merupakan salah satu kawasan lahan, kelautan), pencemaran, dan
pelestarian alam Provinsi Sulawesi

Isanto
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 3 No. 1 Januari 2018 108

lain-lain (Mohhamad Baiquni, 2001: yang dapat membantu mereka untuk


132). memahami daerah yang mereka
Fandeli (2000) memberi batasan datangi.Ekowisata haruslahbisa
ekowisata yaitu suatu bentuk wisata memberikan keterangan-keterangan
yang bertanggung jawab terhadap penting tentang suatu
kelestarian area yang masih alami, kawasan.Ketersediaan
memberi manfaat secara ekonomis keterangan/informasi tersebut
dan mempertahankan keutuhan sehingaa dapat memberikan peluang
budaya bagi mayarakat setempat. pembelajaran bagi para wisatawan
Berdasarkan pengertian tersebut, yang berkunjung.
bentuk ekowisata pada dasarnya
3. Sustainable Management
merupakan suatu gerakan konservasi
Ekowisata dan wisata harus
yang dilakukan oleh penduduk
memelihara keberlanjutan
Ekowisata dapat berkembang
dengan pesat dikarenakan memiliki lingkungan, sebagai bagian dari
cara untuk menerapkan kegiatan pertimbangan tanggung jawab ke
wisata yaitu dengan pelestarian arah kelestarian lingkungan dimasa
lingkungan sekitar, memberikan yang akan datang. Sustainable
pengetahuan pada pengunjung wisata management artinya mengatur
dan memberikan keuntungan secara tekanan fisik lingkungan seperti
ekonomi pada masyarakat setempat. jumlah pengunjung dan perilakunya,
Beeton (2000) menyatakan caranya adalah dengan
bahwa pengertian ekowisata dapat memperkenalkan pengaruh buruk
ditinjau dari tiga unsur utamanya, yang dapat ditimbulkan pengunjung
yaitu: terhadap lingkungan atau dengan
1. Nature-based menghemat penggunaan energi.
Nature based berhubungan Ekowisata memiliki arti dari
dengan flora dan fauna dari sebuah wisata yang berbasis pada pelestarian
kawasan dan bisa diasosiasikan yang dapat menjaga keseimbangan
dengan lingkungan yang sudah antara lingkungan dengan kegiatan
dimodifikasi oleh manusia. wisata yang dapat memberikan
Ekowisata hendaknya memberikan keuntungan pada masyarakat
dampak sekecil mungkin terhadap setempat. Komponen yang
alam (nature). Dampak kecil mendukung ekowisata:
ekowisata, yaitu melalui manajemen Memberikan konservasi dan
lokal, ketentuan-ketentuan dalam pelestarian pada alam sekitar
kualitas travel product dan a. Mendukung perekonomian
pengalaman wisata, memberlakukan masyarakat setempat
nilai-nilai budaya, pelatihan dengan b. Memberikan konsep baru pada
penekanan, tanggung jawab terhadap bisnis pariwisata
sumberdaya alam dan budaya, serta c. Mengurangi dampak
integrasi antara pembangunan dan penggunaan sumberdaya alam
konservasi. yang tidak dapat diperbaharui
2. Educative
Kebanyakan orang menginginkan Manajemen ekowisata tidak
pengalaman untuk dapat berwisata ke hanya melihat kenampakan alam
lokasi yang menyediakan informasi yang ada namun dalam

Isanto
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 3 No. 1 Januari 2018 109

perjalanannya dapat diperoleh senang, dengan demikian akan


pengetahuan dari lingkungan sekitar menarik wisatawan untuk
(Wood, Megan E, 2002: 11). berkunjung. suatu objek wisata
Pengertian wisata alam adalah harus dapat menciptakan product
objek wisata yang bukan buatan style yang baik, diantaranya adalah:
manusia tetapi memang terbentuk dari 1. Objek tersebut memiliki daya
alam atau dengan kata lain objek tarik untuk disaksikan maupun
wisata natural (alam) dan bukan dipelajari.
buatan manusia. 2. Mempunyai kekhususan dan
Wisata Alam adalah sumber daya berbeda dari objek yang lainnya.
yang berpotensi dan berdaya tarik bagi
3. Tersedianya fasilitas wisata.
wisatawan serta yang ditujukan untuk
4. Dilengkapi dengan sarana-sarana
pembinaan cinta alam, baik dalam
akomodasi,telekomunikasi,
kegiatan alam maupun pembudidayaan
(Soewantoro, 1997: 47). Jadi dapat transportasi dan sarana
disimpulkan bahwa wisata alam adalah pendukung lainnya.
kegiatan rekreasi dan pariwisata yang
memanfaatkan potensi sumber daya Marpaung (2002:) juga
alam yang natural dan bukan buatan menerangkan bahwa objek wisata
manusia. adalah dasar bagi kepariwisataan.
Obyek wisata Segala sesuatu Tanpa adanya objek wisata disuatu
yang menarik dan bernilai untuk daerah kepariwisataan sulit untuk
dikunjungi dan dilihat disebut dikembangakan.karena wisatawan
atraksi” atau lazim pula di kataobyek ingin mengunjungi serta mendapatkan
wisata. Atraksi-atraksi ini antara lain suatu pengalaman tertentu dalam
panorama keindahan alam yang kunjungnanya. Di dalam bukunya
menakjubkan seperti gunung, Marpaung juga menerangkan bahwa
lembah, ngarai, air terjun, danau, terdapat dua kategori objek wisata,
pantai, matahari terbit, dan matahari salah satu kategori objek wisata
terbenam, cuaca, udara dan lain-lain. menurut Marpaung yakni objek wisata
Di samping itu juga berupa budaya alam
hasil ciptaan manusia seperti potensi wisata adalah semua objek
monumen, candi, bangunan (alam, budaya, buatan) yang
klasik,peningalan purba kala, memerlukan banyak penanganan agar
musium budaya, arsitektur kuno, seni dapat memberikan nilai daya tarik bagi
tari, musik, agama,adat-istiadat, wisatawan. Oleh sebab itu, Janianton
upacara, pekan raya, peringatan Damanik & Helmut F.Weber didalam
perayaan hari jadi, pertandingan, atau buku perencanaan ekowisata (2006:11)
kegiatan-kegiatan budaya, sosial dan menjelaskan bahwa elemen penawaran
wisata sering disebut triple A yang
keolahragaan lainnya yang bersifat
terdiri dari atraksi, akesibilitas, dan
khusus, menonjol dan meriah,
amenitas. Secara singkat atraksi dapat
(Pendit,2002.20).objek wisata dapat
diartikan sebagai objek wisata yang
diartikan suatu usaha atau cara yang memberikan kenikmatan kepada
dilakukan untuk membuat segala wisatawan.
sesuatunya lebih baik yang dapat Potensi wisata adalah semua objek
dilihat dan dinikmati oleh manusia (alam, budaya, buatan) yang
sehingga menimbulkan perasaan memerlukan banyak penanganan

Isanto
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 3 No. 1 Januari 2018 110

agar dapat memberikan nilai daya untuk bersantai dan bersenang-


tarik bagi wisatawan. Oleh sebab itu, senangan. Tempat-tempat dan acara
Janianton Damanik & Helmut menarik bisa seperti; alam, budaya
F.Weber didalam buku perencanaan atau buatan (situasi dan peristiwa
ekowisata (2006:11) menjelaskan buatan manusia).
bahwa elemen penawaran wisata Peneliti Latupapua (2008) dalam
sering disebut triple A yang terdiri kajiannya tentang ”Study Potensi
dari atraksi, akesibilitas, dan Kawasan Dan Pengembangan
amenitas. Secara singkat atraksi Ekowisata Di Tual Kabupaten Maluku
dapat diartikan sebagai objek wisata Tenggara”. Dalam penelitiannya
yang memberikan kenikmatan menyebutkan bahwa di Tual Maluku
kepada wisatawan. Tenggara potensi untuk dikembangkan
Dari pemahaman mengenai sebagai ekowisata.
potensi ekowisata tersebut dapat Adapun sebagai pertimbangan
disimpulkan bahwa potensi karena memiliki potensi aneka flora
yaitu sekitar 11 sampai 20 jenis
ekowisata terkait dengan penawaran
tumbuhan hal ini akan menambah daya
wisata. Elemen penawaran wisata
tarik wisatawan untuk berkunjung.
terdiri atas (Damanik dan Weber Adapun keanekaragaman fauna
,2006): memiliki keragaman yang tinggi,
sehingga bisa digunakan sebagai
1. Atraksi penunjang ekowisata.Dari hasil
Atraksi dibedakan menjadi atraksi penelitian diketahui 68% pengunjung
yang tangible dan intangible yang merasa puas atas kunjungannya karena
memberikan kenikmatan kepada panorama alam. Hal ini dikaitkan
wisatawan baik yang berupa dengan respon masyarakat yaitu 75,7%
kekayaan alam, budaya dan hasil baik sekali karena pengembangan
buatan manusia. objek wisata ini mampu menyediakan
2. Aksesbilitas peluang pekerjaan.
Cakupan aksesbilitas yang Persamaan penelitian ini dengan
penelitian yang dilakukan oleh
keseluruhan saran dan prasarana
Latupapua adalah, mengidentifikasi
transportasi yang melayani potensi floraguna sebagai suatu
wisatawan dari, ke, dan selama penunjang potensi ekowisata.
didaerah tujuan tujuan wisata. Sedangkan perbedaan dengan
3. Amenitas penelitian ini ialah penelitian
Fungsi amenitas lebih kepada Latupua di mengambil data respon
pemenuhan kebutuhan terhadaap masyarakat sementara
wisatawan sehingga seringkali penelitian ini lebih mengedepankan
tidak berhubungan lansung potensi pengembangan ekowisata di
kawasan Taman Hutan Raya
terkait dengan bidang pariwisata.
(TAHURA) nipa-nipa di kelurahan
Pariwisata adalah semua tentang watu-watu dengan mewancarai dinas
atau instansi yang terkait dalam
kenyamanan dan kesenangan,
penelitian ini.
orang suka mengunjungi tempat-
Penelitian yang dilakukan oleh
tempat dan peristiwa yang mampu
Pramata Indriani, dkk (2013) dalam
membuat mereka berkesempatan jurnal Planning for Urban Regional

Isanto
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 3 No. 1 Januari 2018 111

and environment, volume 2 yang Suryawa A,dkk menggambarkan


berjudul “Perencanaan Paket Wisata potensi Tahura, Perbedaan penelitian
Kota Manado”. Tujuan dari ini dengan penelitian yang dilakukan
penelitian tersebut adalah untuk oleh Suryawa A,dkk adalah penelitian
mengidentifikasi dan menganalisa ini terdapat potensi fauna yanga yakni
potensi wisata yang dimiliki kota memiliki jenis fauna yang berbeda
Manado. yang terdapat di tempat penelitian
Hasil penelitian menujukkan dari Taman Hutan Raya Gunung Tumpa
26 objek wisata yang ada di Kota Manado.
Manado didapatkan 18 objek wisata
potensial. Untuk mengetahui rute
perjalanan wisata potensial digunakan METODE PENELITIAN
Analisis Keranjang Pasar (Market
Basket Analysis) yang terbagi Dalam menyelesaikan penelitian
menjadi 3 tahapan, yakni: analisis ini, peneliti menggunakan pendekatan
asosiasi, penggunaan algoritma dan deskriptif kualitatif. Artinya, data yang
keranjang belanja. Persamaan jurnal dikumpulkan bukan berupa data
tersebut dengan penelitian ini adalah angka, melainkan data yang berasal
sama-sama menggunakan penelitian dari naskah wawancara, catatan
yang bersifat deskriptif dan serta lapangan, dokumen pribadi, dan
mmenganalisa potensi wisatanya. dokumen resmi lain yang mendukung.
Sedangkan perbedaannya adalah Tujuan menggunakan pendekatan
penelitian tersebut dilakukan dengan kualitatif adalah agar peneliti dapat
cara pendekatan kuantitatif, sedangkan menggambarkan serta menuliskan
dalam penelitian ini menggunakan tentang potensi Ekowisata di Kawasan
analisis deskriptif kualitatif Tahura Nipa-Nipa di Kelurahan Watu-
Penelitian Suryawa A, dkk (2015) Watu.
yang di tulis dalam karya tulis ilmiah Penelitian ini dilakukan di
berupa jurnal yang berjudul Potensi bulan maret 2017 dengan lokasi
dan strategi pengembangan Taman penelitian di kawasan Taman hutan
Hutan Raya Gunung Tumpa raya (TAHURA) Nipa-Nipa di
Manado, Sulawesi Utara dalam Kelurahan Watu-Watu. Serta
upaya konservasi keanekaragaman wawancara dan dokumentasi di
hayati subkawasan Wallacea. beberapa Instansi terkait yakni Dinas
Penelitian tersebut bertujuan Pariwisata Provinsi Sulawesi
untuk menggambarkan potensi Tenggara, Dinas Kehutanan Unit
Tahura Gunung Tumpa, penggunaan Pelaksana Daerah (UPTD) Sulawesi
analisis SWOT (Strenghts, Tenggara.
Opportunities, Weaknesses, Threats) Jumlah informan yang di ambil
untuk menentukan strategi tergantung dari jumlah replikasi kasus
pengembangan kawasan yang yang di inginkan dengan tujuan
mendukung konservasi menggali informasi dan memiliki
keanekaragaman hayati sub-kawasan kekhususan yang ada yang akan
Wallacea, manfaat ilmu pengetahuan menjadi dasar dari rancangan dan teori
dan teknologi, kualitas yang muncul (moleong, 2000).
lingkungan,dan visi Kota Manado. Mengidentifikasi bahwa penelitian
Persamaan penelitian ini dengan kualitatif diperlukan 6-10 responden
penelitian yang dilakukan oleh (Parse, 2001).

Isanto
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 3 No. 1 Januari 2018 112

Adapun informan peneliti tinggal dikawasan Tahura Nipa-Nipa


mempertimbangkan keterbatasan di Kelurahan Watu-Watu.
waktu, tenaga, dan biaya. Adapun Teknik pengumpulan data yang
informannya sebanyak 6 orang sebagai digunakan dalam penelitian ini antara
berikut: (1)Dinas Kehutanan Provinsi lain meliputi: 1) Observasi langsung
Sulawesi Tenggara, Unit Pelaksana adalah teknik pengumpulan data
Teknis Daerah (UPTD) sebanyak 2
dengan melakukan pengamatan serta
Orang. (2)Kepala Perencanaan dan
pencatatan secara sistematis terhadap
Anggaran Dinas Pariwisata Provinsi
Sulawesi Tenggara sebanyak 1 orang. gejala atau fenomena yang ada pada
(3). Masyarakat yang tinggal di sekitar objek penelitian. Obsevasi yang
Kawasan Tahura Nipa-Nipa di dilakukan di tempat kejadian ataupun
Kelurahan Watu-Watu sebanyak 3 tempat penelitian terhadap objek
orang. penelitian maksudnya adalah observer
Adapun sumber data yang ataupun peneliti berada pada objek
digunakan dalam penelitian ini adalah yang diteliti.Di mana observer atau
sebagai berikut: (1) Data Primer, peneliti turut ambil bagian bersama
Menurut S. Nasution data primer objek yang diteliti atau di observasi
adalah data yang dapat diperoleh (Moh Pabundu Tika, 2005).
langsung dari lapangan atau tempat 2) Wawancara merupakan metode
penelitian (Moleong,2010:157).
pengumpulan data dengan cara tanya
Kata-kata dan tindakan merupakan
sumber data yang diperoleh dari jawab yang dikerjakan secara
lapangan dengan mengamati atau sistematis serta berlandaskan terhadap
mewawancarai.Peneliti menggunakan tujuan penelitian (Moh Pabundu Tika,
data ini untuk mendapatkan informasi 2005).
langsung tentang potensi Penelitian ini menggunakan
pengembangan Ekowisata di kawasan wawancara berstruktur dan tidak
Tahura Nipa-Nipa Kelurahan Watu- berstruktur dan tidak berstruktur.
Watu. Adapun penelitannya yang dii Wawancara berstruktur yaitu
gunakan dapat berupa wawancar, wawancara dengan terlebih dahulu
Observasi Langsung, dan membuat daftar pertanyaan (Moh
Dokumentasi Pabundu Tika, 2005), sedangkan
(2) Sumber data skunder dalam
wawancara tidak berstruktur
penelitian ini adalah data yang dari
dilakukan dengan tanpa menyusun
instansi-instansi terkait atau lembaga
terkait yang relevan dengan penelitian daftar pertanyaan terlabih dahulu akan
ini meliputi: tetapi peneliti hanya menanyakan garis
(a) Keadaan geografis wilayah besar permasalah yang perlu
Tahura Nipa-Nipa. (b)Data sarana dan diwawancarai (Moh Pabundu
prasarana lokasi penelitian. Tika,2005).
(c)Data/informasi dari Dinas 3)Dokumentasi dilakukan untuk
Pariwisata Provinsi Sulawesi memperoleh data langsung dari objek
Tenggara, Dinas Kehutanan Provinsi yang diteliti akan tetapi melalui pihak
dalam, Unit Pelaksana Teknis Daerah lain yakni instansi-instansi terkait
(UPTD), serta Masyarakat sekitar yang ataupun lembaga yang terkait dalam
penelitian. Adapun data sekunder
berupa perpustakaan, arsip perorangan,

Isanto
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 3 No. 1 Januari 2018 113

buku-buku dan lain sebagainya (Moh kualitatif adalah dengan teks yang
Pabundu Tika; 2005). bersifat naratif.
Adapun teknik analisis data yang 3) Langkah ketiga dalam analisis
digunakan untuk menganalisis Potensi data kualitatif adalah penarikan
Ekowisata di Kawasan Tahura Nipa- kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan
Nipa di Kelurahan Watu-Watu pada awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara, dan akan berubah bila
penelitian ini adalah Menggunakan
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
teknik Analisis model interaktif
mendukung pada tahap pengumpulan
dimana ada tiga Komponen pokok data berikutnya. Tetapi apabila
yang harus dilewati atau dilalui oleh kesimpulan dikemukakan pada tahap
peneliti : 1) penyederhanaan dan awaal didukung oleh bukti-bukti yang
abstraksi data yang ada dalam catatan valid dan konsitensi saat peneliti
lapangan, reduksi data ini dilakukan kembali kelapangan mengumpulkan
selama penelitian berlangsung. Data data, maka kesimpulan yang
yang diperoleh dari lapangan dikemukakan merupakan kesimpulan
jumlahnya cukup banyak, untuk itu yang kredibel, Sugiyono (2010).
maka perlu dicatat secara teliti dan Tiga komponen tersebut
rinci. Semakain lama peneliti aktifitasnya berbentuk interaksi
dilapangan, maka jumlah data akan dengan proses pengumpulan data
semakin banyak dan kompleks. berbentuk siklus. Dalam bentuk siklus
Mereduksi data berarti merangkum ini peneliti tetap bergerak diantara tiga
dan memilih hal-hal yang pokok. komponen pengumpulan data selama
Dalam mereduksi data, setiap peneliti proses pengumpulan data berlangsung,
akan dipandu oleh tujuan yang akan sesudah pengumpulan data kemudian
dicapai. Tujuan utama penelitian bergerak diantara data Reduksi,
kualitatif adalah pada temuan penyajian data dan penarikan
kesimpulan. Untuk lebih jelasnya,
(Sugiyono, 2010:247).
proses analisis model interaktif dapat
2)Setelah data direduksi, maka dilihat pada bagan dibawah ini
langkah selanjutnya adalah (Sugiyono 2010).
mendisplaykan data atau menyajikan Untuk lebih jelasnya, proses
data. Dalam penelitian kualitatif, analisis model interaktif dapa dilihat
penyajian data bisa dilakukan dalam pada bagan dibawah ini (Sugiyono
uraian singkat, bagan, hubungan antar 2010 : 247)
kategori, flowchart dan
sejenisnya.Miles dan huberman dalam
sugiyono (2010:249) menyatakan
paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian

Data collection Data display


Collectio

Data reduction Conclusions


drawing/ Verifying

Isanto
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 3 No. 1 Januari 2018 114

Gambar 1 : Analisis Model Interaktif Sugiyono (2010 : 247).

HASIL DAN PEMBAHASAN 4) sebelah selatan berbatasan


dengan Teluk kendari dan
Kawasan taman hutan Raya Pemukima Masyarakat
Tahura Nipa-Nipa Provinsi Sulawesi kecamatan kendari barat,
tenggara secara geografis terletak Kendari, dan Kecamatan
antara 03°54’05-03°58’00” lintang Mandonga.
selatatan dan 122°29’38”-122°04’25”
Bujur timur sedangkan letak kawasan Luas Kawasana Hutan Taman
Tahura Nipa-Nipa secara administratif Hutan Raya (TAHURA) Nipa-Nipa
pemerintah Daerah yaitu terletak pada merupakan Kawasan pelestarian Alam
dua wilayah pemerintah (Hutan Konsevasi) di Provinsi
Kabupaten/Kota yakni Kabupaten Sulwawesi Tenggara dengan luas
Konawe dan Kota Kendari provinsi 7.877,5 Ha.
Sulawesi Tenggara. Dalam wilayah administratif
Secara kewilayahan batas-batas pemerinthan terletak di kabupaten
Taman Hutan Raya Nipa-Nipa adalah Konawe seluas 5.574,9 Ha dan Kota
sebagai berikut: Kendari seluas 2.302,6 Ha berdasarkan
1) Sebelah utara berbatasan dengan Lokasi kewilayahan tersebut Kawasan
teluk Lasolo Laut banda dan Kawasan Tahura Nipa-Nipa lebih luas
pemukiman masyarakat berada di konawe sebesar 71% dan
kecamatan soropia dan Kota Kendari sebesar 29%.
Kecamatan Lalonggasumeeto
Kabupaten Konawe. Kawasan tahura Nipa-Nipa
2) Sebelah Timur berbatasan terletak antara ketinggian 25m-100m
dengan Tanjung Nipa-Nipa, dpl dan topografi landai sehingga
Laut Banda dan pemukiman sangat curam (bergunung) kemiringan
Masyarakat Kecamata Soropia lereng berkisar antara 8% sampai 40%
Kabupaten Konawe. 172,40 mm.
3) Sebelah Barat berbatasan dengan
kecamatan Mandonga Kota
Kendari.

Isanto
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 3 No. 1 Januari 2018 115

Gambar 2. Lokasi Penelitian


Dalam Kawasan Tahura Nipa- dengan pos jaga Lahundape.Pos jaga
Nipa khususnya di keluruhan Watu- yang terletak di lorong kodya ini di
Watu pada dasarnya belum terdapat bangun untuk menjaga keamanan
fasilitas yang memadai, akan tetapi Kawasan Tahura Nipa-Nipa di
terdapat papan informasi guna Kelurahan Watu-Watu. Selain menjaga
memudahkan pengunjung untuk keamana pos jaga tersebut juga
mengetahui lokasi obyek wisata. merupakan sarana informasi langsung
Untuk memudahkan aksebilitas para bagi pengunjung untuk mengetahui
pengunjung yang ingin berwisata secara langsung wisata apa saja yang
terdapat papan informasi keterangan ada di dalam kawasan Tahura Nipa-
obyek wisata.Papan informasi yang Nipa di Kelurahan Watu-Watu dengan
terbuat dari bahan besi dan berwarna menanyakan Petugas yang bertugas di
dasar hijau. pos jaga.
Pos jaga di Kawasan Tahura Nipa-
Nipa Kelurahan Watu-Watu di kenal

Air Terjun Lahundape yang biasa


Gambar 3. Air Terjun Lahundape di kenal dengan air terjun amarilis oleh
masyarakat sekitar yang tinggal di

Isanto
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 3 No. 1 Januari 2018 116

sekitar Kawasan ataupun pengunjung terjun, yakni air terjun Lahundape.Air


yang datang merupakan air terjun terjun ini biasanya ramai oleh anak
indah serta terbesar dari beberapa air sekolah Maupun
terjun yang ada di Kawasan Tahura Mahasiswa.Berdasarkan observasi
Nipa-Nipa di Kota Kendari yang langsung di lakukan oleh peneliti.
terdapat dalam Kawasan Tahura Nipa- Kawasan Air Terjun Lahundape
Nipa di Kelurahan Watu-Watu. Air memang benar adanya dan sering di
Terjun yang memiliki tinggi ± 9,5 kunjungi oleh pengunjung.
meter dan lebar 14 meter serta panjang
15 meter ini merupakan obyek wisata
yang menarik. Air terjun terbentuk
secara alami menyerupai kolam serta
memiliki air yang sejuk.

Dalam Kawasan Tahura Nipa-Nipa


terdapat obyek wisata alam berupa air

Gambar 4. Potensi Flora

Dalam Kawasan Tahura Tahura tumbuhan tinggi maupun tumbuhan


Nipa-Nipa Kelurahan Watu-Watu rendah. Tumbuhan tinggi seperti kayu
memiliki keanekaragaman hayati besi (Metrosideros petiolata), Eha
berupa Flora.Bila kita mengunjungi (Castanopsis Buruana BL), Jambu-
kawasan Tahura Nipa-Nipa di jambu (Eugenis Sp), Bolo-Bolo
Kelurahan Watu-Watu kita dapat (Adenandera celebica), Sedangkan
dengan dengan mudah menjumpai untuk tumbuhan rendah berupa Bambu
tumbuhan-tumbuhan yang ada, (Bambusa SP), Pandan Hutan
beberapa tumbuhan yang telah (Pandanus Sp), Palem (Pinaraga
teridentifikasi baik itu berupa Caesia), selain itu ada tumbuhan

Isanto
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 3 No. 1 Januari 2018 117

menarik berupa tumbuhan Puta Nipa berupa Monyet tidak berekor,


(Baringtonia Recemosa). Kus-Kus, dan Biawak. Artinya bahwa
hewan tersebut tidak ada di daerah-
Diantara beberapa jenis daerah lain. Sehingga memiliki potensi
tumbuhan yang ada serta bila di kembangkan untuk menarik
teridentifikasi terdapat beberapa para pengujunjung/Wisatawan.
tumbuhan endemik sulawesi, artinya Untuk beberapa hewan seperti
beberapa tumbuhan tersebut hanya ada monyet macaca, babi hutan, capung
di pulau sulawesi dan tidak terdapat di biasanya masyarakat masih jumpai di
Kawasan lain adapun jenis tumbuhan kawasan Tahura Nipa-Nipa di
endemik Sulawesi berupa Kayu Besi, Kelurahan Watu-Watu.Berdasarkan
Kalapi, Bolo-Bolo. Serta terdapat hasil penelitian selama berada
beberapa jenis anggrek yang belum dilapangan di Kawasan Tahura Nipa-
teridentifikasi yang memiliki daya Nipa di Kelurahan Watu-Watu, masih
tarik tersendiri serta berbeda dengan ditemukan beberapa jenis
yang ada di daerah lain. hewan/satwa.Hewan yang masih di
Beberapa jenis hewan endemik jumpai berupa Babi hutan, Monyet,
Sulawesi yang terdapat di Kawasan capung, dan beberapa jenis ular.
Taman Hutan Raya (TAHURA) Nipa-

pengunjung atau masyarakat


Gambar 5. Camping Ground sekitar lebih mengenal dengan puncak
Selain memiliki air terjun viktor. Pengunjung yang biasanya
lahundape dalam Kawasan Tahura datang merupakan kalangan remaja
Nipa-Nipa di Kelurahan Watu-watu dan kelompok pecinta lingkungan
juga terdapat puncak dan bumi yang gemar berkemah. Para pekemah
perkemahan Lahundape, Bumi akan datang khususnya pada hari libur.
Perkemahan berada pada titik Tujuan pengunjung yang datang
koordinat S 03°56 5" E 122°32′ 0".
′ dipuncak viktor untuk menikmati
kelembaban lingkunga beraada pada pemandangan kota kendari. Maksud
kisaran 68-78 artinya kelembaban pernyataan di atas dalam Kawasan
lingkungan mencapai 68% pada pagi Tahura Nipa-Nipa yang ada di
hari dan akan mencapai sekitar 78% Kelurahan Watu-Watu terdapat tempat
pada siang hari. Suhu lingkungan camping, di mana tempat camping
berada dikisaran 23℃ − 28℃ artinya yang lebih di kenal oleh masyarakat
di pagi hari suhu udara sekitar 23℃ dengan puncak Amarilis. Sedangkan
dan bisa mencapai sampai 28℃ pada Pemerintah yakni pihak Kehutanan
siang hari. Sulawesi Tenggara Menyebut
Kawasan tersebut sebagai Puncak dan
Bumi perkemahan Lahundape.

Isanto
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 3 No. 1 Januari 2018 118

Subur Makmur. Pertanian Agro


Gambar 6. Lahan Pertanian umumnya berada di wilayah pedesaan
Dalam Kawasan Tahura Nipa- sedangkan Lahan pertanian Yang ada
Nipa di Kelurahan Watu-Watu di Kawasan Tahura Nipa-Nipa di
terdapat lahan pertanian yang Kelurahan Watu-Watu merupakan
terbentuk dalam kelompok. Petani di lahan pertanian yang ada di dalam
Kawasan Tahura Nipa-Nipa di Kota Kendari.Berdasarka hasil
Kelurahan Watu-Watu .kelompok observasi yang dilakukan dikawasan
petani lebih di kenal dengan tahura Nipa-Nipa terdapat lahan
Kelompok Tani Pelestari Hutan pertanian masyarakat yang secara
(KTPH) Subur Makmur. KPH Subur hukum di akui keberadaannya yakni
Makmur lokasinya berada pada titik lahan pertanian Kelompok Tani
koordinat S 03°57’12.4” E Pelestari Hutan (KTPH) Subur
122°32’18.6”.KTPH Subur Makmur Makmur.
Beranggotakan dari 34 orang.Luas
lahan KTPH Subur Makmur ±35 KESIMPULAN
Ha.Tanaman yang di Tanami di Lahan
KTPH Subur Makmur umumnya Berdasarkan pemaparan dan
merupakan tanaman Jangka Panjang pembahasan hasil penelitian dapat
seperti cengkeh, jambu mete, disimpulkan, terdapat Potensi
rambutan, pala, durian.KTPH Subur Ekowisata di kawasan Tahura Nipa-
Makmur terbentuk pada tahun 2003. Nipa di kelurahan Watu-Watu
Lahan pertanian KTPH Subur berupa:1) Terdapat Potensi Wisata
Makmur cukup potensial untul di alam yang sangat menjanjikan bila
jadikan sebagai wisata Agro atau dikembangkan dengan baik. Adapun
wisata pertanian. Hal ini di sebabkan potensi wisata alam yang dapat
karena letak lahan pertanian KTPH dikembangkan berupa air terjun
Subur Makmur sangat dekat dengan Lahundape dan bumi perkemahan
kota Kendari. Sehingga sangat Lahundape.
strategis untuk di jadikan tempat 2) Selain dari wisata alam terdapat
wisata maupun wahana pembelajaran juga Daya tarik lain berupa flora yang
pendidikan, Jadi bila kita memasuki berada dikawasan Tahura Nipa-Nipa di
Kawasan Tahura Nipa-Nipa di Kelurahan Watu-Watu. Jenis Flora
Kelurahan Watu-Watu kita akan Yang ada di Kawasan Tahura Nipa-
menemukan lahan pertanian KTPH Nipa memiliki keberagaman baik dari

Isanto
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 3 No. 1 Januari 2018 119

jenis tumbuhan endemik yang ada Kualitatif. Bandung:


berupa Kayu Besi, Bolo-Bolo, dan Remaja Rosdakarya.
Kalapi dan Fauna Endemik berupa
Monyet Tidak Berekor, Biawak, Kus- Mohhamad Baiquni. 2001 Ekowisata
Kus. Kawasan Karst.Belajar dari
3) Selain Potensi Ekowisata yang Guilin Cina untuk
terdapat di kawasan tahura Nipa-Nipa Pengembangan Wisata di
di Kelurahan Watu-Watu terdapat juga Wonogiri.Pelatihan
potensi lain. Yakni Potensi agro Pengelolaan Kawasan Karst
wisata.Potensi agrowisata yang ada di Kabupaten
kawasan Tahura Nipa-Nipa di Wonogiri.Wonogiri Juni
Kelurahan Watu merupakan konsep 2001.
pertama yang ada di di
Indonesia.Karena umumnya Moh Pabudu Tika. 2005. Metode
Agrowisata berada di daerah Pedesaan. Penelitian Geografi. Jakarta:
Bumi Aksara.
DAFTAR PUSTAKA
Pramata, indriani dkk.2013.
BKSDA SULTRA.(2002) Informasi Perencanaan Paket Wisata
Kawasan Konservasi Kota Manado. Malang,
Kendari: Balai Konservasi Universitas Brawijaya.
Sumber Daya Alam Sultra.
Sugiono. 2010. Metode Penelitian
Damanik, J, dan Weber F Helmut. Kuantitatif, Kualitatif dan R
(2006). Perencanaan & D. Bandung: Alfabeta.
Ekowisata; Dari Teori
KeAplikasi. Yogyakarta: Suwantoro, G. 1997. Dasar-Dasar
Pusat Pariwisata UGM dan Pariwisata.ANDI.Yogyakarta
ANDI. .

Fandeli, C. (2000). Pengusahaan Wood, Megan E. 2002. Ecotourism


ekowisata. Yogyakarta: Principles, Practies &
Fakultas Kehutanan UGM. Policies for Sustainability.
Artikel.United Nations Environment
Latupapua, Y., Th. 2008. Studi Potensi Programe Divition of
Kawasan dan Pengembangan Technology, Industry and
Ekowisata di Tual Kabupaten Economics.Paris. Diakses 30
Maluku Tenggara. Jurnal desember 2016
Ichsan Gorontalo. Volume 3.
No 1 Februari– April. 1360 -
1375.

Marpaung, Happy, 2002.Pengetahuan


Pariwisata edisi revisi.
Alfabeta, Bandung.

Moleong, L.J. 2000.


Metodologi Penelitian

Isanto
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 3 No. 1 Januari 2018 121

Isanto
Isanto

You might also like