(Kakalang, Masloman, & Manoppo, 2016) PDF

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

eISSN 2337-5949 e-CliniC.

2020;8(1):109-114
Terakreditasi Nasional: SK Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan DOI: https://doi.org/10.35790/ecl.8.1.2020.27189
KemenRistekdikti RI No. 28/E/KPT/2019 Available from: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic

Profil HIV/AIDS di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Prof. Dr. R.D.
Kandou Manado Periode Januari 2009 sampai dengan Desember 2018

Yurissco B. Sumampouw,1 Novie H. Rampengan,2 Max F. J. Mantik2

1
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: [email protected]

Abstract: Human immunodeficiency virus (HIV) infection and acquired immunodpeficiency


syndrome (AIDS) are health problems worldwide. Risk factors that are supposed to increase
the incidence of HIV/AIDS include perinatal, homosexual, heterosexual, pattern of sexual
relation, family with positive HIV/AIDS sufferers who do not use protective equipment, and
injection drug users. This study was aimed to determine the profile of HIV/AIDS at the
Department of Pediatrics Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. This was a descriptive and
retrospective study using data of Voluntary Counseling Test (VCT) from January 2009 to
December 2018. The results showed that there were 75 patients, most were 13-18 years (32%)
and male sex (50.67%). The most common transmission was perinatal transmission (68%).
Stage III had the highest percentage (80%). First-line therapy was found as the most common
(68%), albeit 23 patients (30.7%) had not received ARV therapy. There were 28 patients
(37.33%) who lived with HIV/AIDS. In conclusion, the highest prevalence of HIV was in
2018 and the most common patients were male, aged 13-18 <18 years, and had perinatal
transmission. and 28 children living with HIV. Some patients still lived with HIV/AIDS.
Keywords: human immunodeficiency virus, acquired immunodeficiency syndrome

Abstrak: Infeksi human immunodeficiency virus (HIV) dan acquired immunodeficiency


syndrome (AIDS) merupakan masalah kesehatan di dunia. Faktor-faktor risiko yang
diperkirakan meningkatkan angka kejadian HIV/AIDS antara lain: perinatal, homoseksual,
heteroseksual, pola hubungan seks, keluarga dengan pengidap HIV/AIDS positif yang tidak
menggunakan pelindung, dan pemakai alat suntik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
profil HIV-AIDS di Bagiaan Ilmu Kesehatan Anak RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou. Jenis
penelitian ialah deskriptif retrospektif. Penelitian ini menggunakan data dari Voluntary
Counseling Test (VCT) RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado selama Januari 2009-Desember
2018. Hasil penelitian mendapatkan 75 pasien dan yang terbanyak ialah usia 13-18 tahun
(32%), dan jenis kelamin laki-laki (50,67%). Penularan terbanyak ialah perinatal (68%)
Stadium terbanyak ialah stadium III (80%) dan terapi lini I yang terbanyak (68%) namun
terdapat 23 pasien (30,7%) yang belum mendapatkan terapi ARV. Terdapat 28 pasien
(37,33%) yang hidup dengan HIV/AIDS. Simpulan penelitian ini ialah prevalensi tertinggi
HIV pada tahun 2018 dan pasien yang terbanyak berjenis kelamin laki-laki, usia 13-<18 tahun,
dengan penularan perinatal. Sebagian pasien hidup dengan HIV/AIDS.
Kata kunci: human immunodeficiency virus, acquired immunodeficiency syndrome

PENDAHULUAN juta orang hidup dengan HIV yang meliputi


Infeksi human immunodeficiency virus 16 juta perempuan dan 3,2 juta anak <15
(HIV) dan acquired immunodeficiency tahun dan terdapat 19 juta orang tidak
syndrome (AIDS) merupakan masalah mengetahui status HIV positif mereka.2
kesehatan di dunia.1 Di seluruh dunia, 35 Infeksi HIV dan AIDS, diperkirakan 70%

109
110 e-CliniC, Volume 8, Nomor 1, Januari-Juni 2020, hlm. 109-114

di Afrika dan 30% di Asia. Meskipun darah atau sekresi maternal saat melahir-
jumlah infeksi terbanyak adalah di Afrika, kan.9 Jumlah ibu hamil yang terinfeksi HIV
peningkatan paling cepat dalam infeksi dari tahun ke tahun semakin meningkat,
HIV dalam dekade terakhir telah terjadi di seiring dengan meningkatnya jumlah laki-
negara-negara Asia Tenggara, termasuk laki yang melakukan hubungan seksual
Thailand, dan India.3 tidak aman, yang selanjutnya akan menu-
Indonesia merupakan negara urutan ke- larkan pada pasangan seksualnya dan akan
5 paling berisiko HIV/AIDS di Asia. Di berdampak pada bayi yang dikandung ibu
Indonesia HIV/AIDS pertama kali ditemu- hamil sebab penularan HIV dari ibu ke bayi
kan di Provinsi Bali pada tahun 1987.4 merupakan akhir dari rantai penularan HIV.
Sejak pertama kali dilaporkan pada tahun HIV yang ditularkan dari ibu kepada anak-
1987 sampai dengan Juni 2018, HIV/AIDS nya disebut mother to child HIV
telah dilaporkan oleh 433 (84,2%) dari 514 transmission (MTCT). Penularan HIV dari
kabupaten/kota di seluruh provinsi di ibu ke bayi mencapai hingga 90% kasus.10
Indonesia.4,5 Transmisi lain juga terjadi selama
Kasus infeksi HIV di Indonesia terus periode postpartum melalui ASI. Infeksi
meningkat. Menurut World Health Organi- HIV umumnya ditularkan melalui kontak
zation (WHO) pada tahun 2015, jumlah langsung antara membran mukosa atau
orang yang hidup dengan HIV di Indonesia aliran darah dengan cairan tubuh yang
690.000, dan dari jumlah tersebut, 17.000 mengandung HIV, seperti darah, air mani,
adalah anak-anak berusia 0-14 tahun.6 dan cairan vagina. Penularan dapat terjadi
Terdapat 6,5 juta perempuan menjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal,
populasi rawan tertular dan menularkan, ataupun oral), transfusi darah, atau jarum
dan lebih dari 9.000 perempuan hamil suntik yang terkontaminasi.9-11
dengan HIV positif dalam setiap tahunnya, Faktor-faktor risiko yang diperkirakan
dan lebih dari 30% (3000 ibu hamil) di meningkatkan angka kejadian HIV/AIDS
antaranya akan melahirkan bayi yang tertu- antara lain: lingkungan sosial ekonomi khu-
lar bila tidak ada pencegahan penularan susnya kemiskinan, latar belakang kebuda-
dari ibu HIV positif kepada bayi.7 yaan/etnis, Keadaan demografi (banyaknya
Pola penularan HIV pada pasangan pelabuhan yang disinggahi orang asing).
seksual berubah pada saat ditemukan kasus Kelompok masyarakat yang berpotensi
seorang ibu yang sedang hamil diketahui risiko tinggi HIV ialah: status donor darah
telah terinfeksi HIV. Bayi yang dilahirkan bayi dari ibu yang dinyatakan menderita
ternyata juga positif terinfeksi HIV. Hal ini AIDS (proses kehamilan, kelahiran, dan
menjadi awal dari penambahan pola pemberian ASI), pecandu narkotik (khusus-
penularan HIV/AIDS dari ibu ke bayi yang nya tindikan dengan alat yang terpapar
dikandungnya. Hal serupa digambarkan HIV/AIDS), wanita pekerja seks, homo-
dari hasil survei pada tahun 2000 di seksual dan heteroseksual, pola hubungan
kalangan ibu hamil di Provinsi Riau dan seks, keluarga dengan penderita HIV/AIDS
Papua yang memperoleh angka kejadian positif yang tidak menggunakan pelindung,
infeksi HIV 0,35% dan 0,25%. Hasil tes dan pemakai alat suntik sangat mungkin
sukarela pada ibu hamil di DKI Jakarta tertular HIV dan AIDS.12
ditemukan infeksi HIV sebesar 2,86%. Berdaasarkan latar belakang yang telah
Berbagai data tersebut membuktikan bahwa diuraikan, peneliti ingin mengetahui profil
epidemi AIDS telah masuk kedalam keluar- HIV/AIDS di Bagian Ilmu Kesehatan Anak
ga yang selama ini dianggap tidak mungkin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
tertular infeksi.8 periode Januari 2009 s/d Desember 2018.
Penularan HIV ke bayi dan anak, bisa
terjadi selama proses persalinan melalui METODE PENELITIAN
transfusi fetomaternal atau kontak antara Jenis penelitian ini ialah deskriptif
kulit atau membran mukosa bayi dengan retrospektif. Populasi penelitian ini ialah
Sumampouw, Rampengan, Mantik: Profil HIV/AIDS di Bagian... 111

semua pasien anak yang terdiagnosis HIV/ laki (51%) dan 25 anak perempuan (49%).
AIDS di Bagian Ilmu Kesehatan Anak Pada penularan secara homoseks dengan
RSUP Prof Dr. R. D. Kandou periode jumlah 12 anak (16%) didapatkan semua-
Januari 2009 s/d Desember 2018. nya berjenis kelamin laki-laki (100%).
Data penelitian diperoleh dari data Pada penularan secara heteroseks dengan
Voluntary Counseling Test (VCT) RSUP jumlah 12 anak (16%) didapatkan semua-
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode nya berjenis kelamin perempuan (100%).
Januari 2009 sampai dengan Desember
2018. Variabel penelitian ini ialah usia, Tabel 2. Distribusi pasien HIV/AIDS berdasar-
jenis kelamin, penularan, stadium klinis, kan cara penularan
terapi ARV, keadaan pasien, dan stadium Persentase
klinis. Penularan Jumlah
(%)
Penelitian ini telah mendapat persetu- Heteroseks 12 16
juan dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Perinatal 51 68
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, Homoseks 12 16
dengan nomor keterangan layak etik yaitu Total 75 100
No. 066/EC/KEPK-KANDOU/X/2019.
Tabel 3 memperlihatkan distribusi
HASIL PENELITIAN pasien HIV/AIDS menurut stadium klinis.
Penelitian ini dilakukan secara retro- Pasien dengan stadium klinis III yang
spektif di Voluntary Counseling Test terbanyak dengan jumlah 60 anak (80%)
(VCT) RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou dan yang paling sedikit ialah dengan
Manado selama Januari 2009 s/d Desember stadium klinis IV berjumlah 0 pasien (0%).
2018. Terdapat 75 pasien terdiri dari 38
anak laki-laki (50,67%) dan 37 anak Tabel 3. Distribusi pasien HIV/AIDS berdasar-
perempuan (49,33%). kan stadium klinis
Tabel 1 memperlihatkan distribusi Persentase
pasien HIV/AIDS menurut golongan usia. Stadium Jumlah
(%)
Golongan usia 13-<18 tahun merupakan I 11 14,7
yang terbanyak dengan jumlah pasien II 4 5,3
sebanyak 24 anak (32%) sedangkan yang III 60 80
paling sedikit ialah golongan usia 6-12 IV 0 0
tahun berjumlah 11 anak (14,7%). Total 75 100

Tabel 1. Distribusi pasien HIV/AIDS berdasar- Tabel 4 memperlihatkan distribusi


kan usia pasien HIV/AIDS menurut pemberian
Golongan usia Persentase terapi ARV. Terapi lini I didapatkan yang
Jumlah terbanyak dengan jumlah 51 pasien (68%).
(tahun) (%)
<1 18 24 Terdapat 23 pasien (30,7%) yang belum
1-5 22 29,3 mendapatkan terapi ARV.
6 - 12 11 14,7
13 - <18 24 32 Tabel 4. Distribusi pasien HIV/AIDS berdasar-
kan terapi ARV
Total 75 100
Persentase
Terapi ARV Jumlah
Tabel 2 memperlihatkan distribusi (%)
pasien HIV/AIDS menurut cara penularan. Lini I 51 68
Pasien dengan penularan secara perinatal Lini II 1 1,3
yang terbanyak dengan jumlah 51 anak Belum 23 30,7
(68%). Berdasarkan jenis kelamin untuk Total 75 100
penularan perinatal, terdapat 26 anak laki-
112 e-CliniC, Volume 8, Nomor 1, Januari-Juni 2020, hlm. 109-114

Tabel 5 memperlihatkan distribusi Berdasarkan distribusi pasien yang


pasien HIV/AIDS menurut keadaan pasien. didiagnosis HIV/AIDS menurut jenis
Terdapat 35 pasien (46,67%) yang mening- kelamin didapatkan bahwa jenis kelamin
gal dengan HIV/AIDS, 28 pasien (37,33%) terbanyak ialah laki-laki dengan jumlah 38
hidup dengan HIV/AIDS, dan 12 pasien pasien (50,67%) sedangkan jenis kelamin
(16%) lost to follow up (LFU). perempuan berjumlah 37 pasien (49,33%).
Menurut laporan statistik Kemenkes RI
Tabel 5. Distribusi berdasarkan keadaan pasien pada tahun 2017, laki-laki yang terbanyak
HIV/AIDS mengidap HIV/AIDS dengan jumlah
Keadaan Persentase 30.721 dan perempuan 17.579 orang. Hal
Jumlah ini disebabkan oleh perbedaan pola hidup
pasien (%)
Meninggal laki-laki yang menyebabkannya berada
35 46,67 pada risiko tertinggi HIV/AIDS seperti
Hidup
28 37,33
Lost to pecandu narkotika, homoseks dan hetero-
12 16
follow up seks.12 Meskipun berdasarkan data statistik
Total 75 100 laki-laki lebih banyak terinfeksi HIV/AIDS
daripada perempuan, pada penelitian ini
BAHASAN didapatkan untuk periode 2009 sampai
Berdasarkan data Voluntary Counsel- 2018, 3 tahun diantaranya peremuan lebih
ing Test (VCT) pada pasien HIV/AIDS banyak dibandingkan laki-laki dan selama
yang dirawat di Bagian Ilmu Kesehatan 2 tahun laki-kali dan perempuan berjumlah
Anak RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou sama banyak. Hal ini tidak diberlakukan
periode waktu Januari 2009-Desember khususnya pada anak-anak karena pola
2018 diperoleh sebanyak 75 pasien. Angka penularan HIV/AIDS pada anak berbeda
kejadian tertinggi HIV/AIDS terjadi pada dengan orang dewasa.
tahun 2018 yaitu 12 kasus (16%) dan angka Berdasarkan distribusi pasien yang
kejadian terendah terjadi pada tahun 2009 didiagnosis HIV/AIDS menurut penularan
yaitu 3 kasus (4%). terdapat 51 pasien (68%) dengan penularan
Saat fase awal setelah terinfeksi virus secara perinatal, kemudian penularan
HIV, masa inkubasi terjadi 2-4 minggu secara homoseks dengan jumlah 12 pasien
pertama dan tanpa gejala. Selanjutnya pada (16%), dan penularan secara heteroseks
pada fase infeksi akut, muncul gejala dengan jumlah 12 pasien (16%).
berupa flu, demam, sakit kepala, dan Infeksi HIV/AIDS pada ibu hamil
limfadenopati; fase ini berlangsung selama dapat mengancam kehidupan ibu serta ibu
28 hari sampai beberapa minggu. Fase ini dapat menularkan virus kepada bayinya.
diikuti oleh fase laten yang berlangsung 5 Lebih dari 90% kasus anak terinfeksi
sampai 10 tahun, gejala hampir tidak ada HIV/AIDS melalui proses penularan dari
tetapi virus aktif berkembang dan meng- ibu ke anak (MTCT). Data Kemenkes RI
hancurkan sistem imun tubuh. Pada menyatakan penularan HIV/AIDS dari ibu
penelitian didapatkan pasien berusia 13- ke anak dari 4.361 orang di tahun 2012
<18 tahun merupakan golongan usia meningkat menjadi 5.565 orang di tahun
terbanyak yang menderita HIV/AIDS yaitu 2016.7,10
berjumlah 24 anak (32%), disusul golongan Saat dinyatakan positif, pasien diklasi-
usia 1-5 tahun berjumlah 22 pasien fikasi secara klinis menurut stadium WHO.
(29,3%), golongan usia <1 tahun berjumlah Distribusi pasien menurut stadium klinis
18 pasien (24%), dan golongan usia 6-12 memperlihatkan bahwa pasien dengan
tahun berjumlah 11 pasien (14,7%). Ber- stadium klinis III yang terbanyak berjumlah
beda dengan penelitian yang dilakukan di 59 anak (78,67%), disusul stadium klinis I
RS Wahidin Sudirohusodo Makasar yaitu dengan jumlah 11 anak dengan persentase
yang paling banyak (50%) mengidap HIV/ 14,67%, dan stadium klinis III dengan
AIDS ialah usia 5-14 tahun.13,14 jumlah 5 anak dengan persentase 6,67%.
Sumampouw, Rampengan, Mantik: Profil HIV/AIDS di Bagian... 113

Kriteria sradium klinis III yakni penurunan HIV/AIDS di Bagian Ilmu Kesehatan Anak
berat badan >10%, diare, demam yang RSUP Prof Dr. R. D. Kandou periode
tidak diketahui penyebabnya lebih dari 1 Januari 2009 sampai dengan Desember
bulan, kandidiasis oral atau vaginal, tuber- 2018 didapatkan sebagian besar berjenis
kulosis paru (TB paru) dalam satu tahun kelamin laki-laki. berusia 13-<18 tahun,
terakhir, infeksi bakterial yang berat pola penularan secara perinatal, berada
(pneumonia, piomiositis, dll), dan disertai pada stadium klinis III, dan telah
penyakit oportunistik.13 Hasil penelitian ini mendapatkan terapi ARV. Sebagian pasien
agak berbeda dengan penelitian di RSUD hidup dengan mengidap HIV/AIDS.
Dr. T. C Hillers Maumere yang melaporkan Bagi anak sekolah dan remaja perlu
bahwa stadium klinis IV yang tertinggi dilakukan penyuluhan mengenai penting-
(40,4%) dibandingkan stadium klinis III nya perilaku hidup sehat dan tidak melaku-
(25%).16 Idealnya, VCT melakukan deteksi kan seks bebas. Penyuluhan dan pening-
dini pasien masih dalam stadium awal katan program Prevention Mother to Child
sehingga rantai penularan dapat diputuskan Transmission (PMTCM) untuk menurun-
termasuk pencegahan transmisi dari ibu ke kan penularan dari ibu ke anak perlu
janin. digalakan serta tempat pelayanan untuk tes
Para pengidap HIV/AIDS memerlukan HIV dan konseling yang memadai menge-
pengobatan dengan anti retroviral (ARV) nai HIV/AIDS perlu disosialisasikan.
untuk menurunkan jumlah virus HIV di
dalam tubuh agar tidak masuk ke dalam Konflik Kepentingan
stadium AIDS serta untuk mencegah Penulis menyatakan tidak terdapat konflik
terjadinya infeksi oportunistik dan kompli- kepentingan dalam studi ini.
kasinya.15 Hasil penelitian ini mendapatkan
bahwa berdasarkan terapi ARV, 51 pasien DAFTAR PUSTAKA
(68%) dengan terapi ARV lini I, 1 pasien 1. World Health Organization. Epidemiological
(1,3%) dengan terapi lini II; dan 23 pasien situation of HIV. HIV/AIDS in the
(30,7%) belum mendapatkan terapi ARV. South-East Asia region: progress report
Data Kementerian Kesehatan RI pada 2011. India: WHO, 2012.
tahun 2014 menyatakan penerima pengo- 2. Joint United Nations Programme on HIV and
AIDS. UNAIDS. The gap report. 2014.
batan ARV sebanyak 84.030 orang (77,6%)
Available from: http://www.depkes.
dari 108.060 dan 24.030 orang (22,24%) go.id/resources/download/pusdatin/info
belum mendapatkan ARV.15 datin/InfoDatin-HIV-AIDS-2018.pdf.
Berdasarkan keadaan pasien didapat- 3. Kumar, Abbas, Fausto. Robbins and Cotran’s
kan 35 pasien (46,67%) meninggal dengan Pathologic Basis of Disease (9th ed).
HIV/AIDS, 28 pasien (37,33%) hidup [e-book]. Philadelphia: Saunders,2 004.
dengan HIV/AIDS, dan 12 pasien (16%) 4. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kese-
lost to follow up (LFU). Data Badan Pusat hatan RI. Situasi dan analisis HIV
Statistik Indonesia untuk Provinsi Sulawesi AIDS. 2014. Available from:
Utara tahun 2009 melaporkan dari 173 http://www.depkes.go.id/download.php
jumlah kasus terdapat 62 orang (36%) ?file=download/pusdatin/infodatin/Info
meninggal dunia, dan pada tahun 2011 ter- datin%20AIDS.pdf.
5. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jendral
jadi kenaikan yaitu dari 557 jumlah kasus
Pencegahan dan Pengendalian Penya-
dengan 125 orang (22%) meninggal.16 kit. Laporan perkembangan HIV-AIDS
& infeksi menular seksual (IMS)
Konflik Kepentingan triwulan II;2018. Available from:
Penulis menyatakan tidak terdapat konflik http://siha.depkes.go.id/portal/files_upl
kepentingan dalam studi ini. oad/Laporan_Perkembangan_HIV_AI
DS_dan_PIMS_TW_2_2018.pdf.
SIMPULAN 6. World Health Organization. Case Definition of
Pada pasien anak yang terdiagnosis HIV (1st ed). France: WHO, 2007.
114 e-CliniC, Volume 8, Nomor 1, Januari-Juni 2020, hlm. 109-114

7. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Sumatera Utara, Jakarta.1990.


Pedoman Nasional Pencegahan 13. WHO. Definisi Kasus HIV WHO.
Penularan HIV Dari Ibu Ke Anak Surveillance dan revisi stadium klinis
(PPIA). Jakarta: Kemenkes. 2012. dan klasifikasi imunologis penyakit
8. Departemen Kesehatan Indonesia: Direktotat terkait HIV pada orang dewasa dan
Jenderal Pengendalian Penyakit dan anak-anak. 2017.
Penyehatan Lingkungan, Pedoman 14. Anastasia A. Karakteristik penderita
Tatalaksana Infeksi HIV dan Terapi HIV/AIDS pada anak di Rumah Sakit
Antiretroviral pada anak di indonesia. Wahidin Sudirohusodo Makassar
Jakarta: Depkes RI, 2008. periode Januari 2015-Mei 2017.
9. Huriarti. HIV/AIDS pada Anak [Skripsi]. Makassar: Universitas Hasanuddin;
Makassar: UIN Alauddin Makassar; 2017
2014. 15. Kemenkes RI. Situasi dan Analisis HIV
10. WHO and UNAIDS.A guide on indicators for AIDS. Jakarta: Pusat Data dan
monitoring and reporting on the health Informasi Kementerian Kesehatan RI,
sector response to HIV/AIDS. 2011. 2014.
Geneva, WHO. (14 November 2013). 16. Badan Pusat Statistik Indoneisa. Kumulatif
Available from: http://www.who.int/ kasus HIV AIDS, kasus meninggal, rate
hiv/data/tool2011/en. kumulatif, dan jumlah kasus baru HIV
11. Sudikno, Simanungkalit B, Siswanto. AIDS. Indonesia, 2014. Available
Pengetahuan HIV dan AIDS pada from: https://www.bps.go.id/
remaja Indonesia. Jurnal Kesehatan statictable/2014/09/10/1569/kumulatif
Reproduksi. 2011;1(3):145-54. -kasus-aids-kasus-meninggal-rate-
12. Nyoman S. Epidemiologi AIDS standarisasi kumulatif-dan-jumlah-kasus-baru-
diagnostik dan penatalaksanaan aids-menurut-provinsi-di-indonesia-
beberapa penyakit menular Seksual. 2008-2012.html
Fakultas Kedokteran Universitas

You might also like