Framework Stabilitas Sistem Keuangan
Framework Stabilitas Sistem Keuangan
Framework Stabilitas Sistem Keuangan
(IIF, 2008).
• Social dan political costs sangat tinggi.
4.Kegagalan kebijakan makro, kegagalan pasar, kegagalan
regulasi.
5.Atas dasar krisis 2008, FSB menekankan bank sentral
untuk melengkapi kebijakan macroeconomic dengan
kebijakan macroprudential. (Trend perubahan dalam misi
bank sentral)
3
Latar Belakang : Financial Imperfections 4
Financial imperfections (asymetric information, agency problem, moral hazard dsb) menyebabkan
excessive risk taking behavior, contagion risk (domino effect), dan prosiklisitas intermediasi
keuangan…
Risk Taking Behaviour Procyclicality
Suku Bunga Upswing
Credit Rationing
“Bad (“boom”)
Creditor” Loan Supply
Procyclicality
“Good
Creditor”
Loan Demand
Downswing Desired
(“Burst”) economic cycle
Vol Kredit
Interconnectedness
19XX 20XX
Research based Policy 5
Before Crisis:
•The use of aggregated indicators – time series data
•Dynamic Stochastic General Equilibrium
•Efficient market hypothesis
•“Business as usual” model
After the crisis:
•The use of both aggregated and disaggregated data – time
series and cross section
•Agent based model
•Partial equilibrium, with interconnectedness consideration.
“We will amend our regulatory systems to ensure authorities are able to identify and take account of macro-
prudential risks across the financial system” -- G20 declaration on strengthening the financial system, 2 April
2009
Efficient
Safe & robust Financial financial
payment
system Stability market
SSK adalah
tanggung-jawab
semua pihak, baik
BI, Pemerintah
Well managed Sound framework
financial of prudential
(Kemenkeu), OJK,
institutions supervision LPS, market,....
8
General Framework SSK 9
MONITORING &
ANALYSIS
ASSESSMENT
FINANCIAL STABILITY
“ … suatu kondisi dimana sistem keuangan yang terdiri dari lembaga intermediasi,
pasar keuangan dan infrastruktur pasar, tahan terhadap tekanan dan mampu
mengatasi ketidakseimbangan keuangan yang bersumber dari proses intermediasi
yang mengalami gangguan secara signifikan”
European Central Bank (2011)
Versi IMF: Kebijakan makroprudensial adalah kebijakan yang memiliki tujuan utama
untuk memelihara stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan melalui
pembatasan peningkatan risiko sistemik (IMF, “Macroprudential Policy: An
Organizing Framework”, 2011).
Versi BIS: Kebijakan makroprudensial adalah kebijakan yang ditujukan untuk
membatasi risiko dan biaya krisis sistemik (BIS, “Macroprudential Policy - A
Literature Review”, 2011).
Versi Bank of England: Kebijakan makroprudensial adalah kebijakan yang ditujukan
untuk memelihara kestabilan intermediasi keuangan (misalnya jasa-jasa
pembayaran, intermediasi kredit dan penjaminan atas risiko) terhadap
perekonomian (Bank of England, “The Role of Macroprudential Policy”, 2009).
Versi Working Group G-30: Kebijakan makroprudensial adalah kebijakan yang
ditujukan untuk meningkatkan ketahanan sistem keuangan dan untuk memitigasi
risiko sistemik yang timbul akibat keterkaitan antar institusi dan kecenderungan
institusi keuangan untuk mengikuti siklus ekonomi (procyclical) sehingga
memperbesar risiko sistemik (WG G30, “Enhancing Financial Stability and Resilience:
Macroprudential Policy, Tools, and Systems for the Future”, 2010).
.
Makroprudensial 12
Borio (2009):
– Kebijakan Makroprudensial bertujuan untuk membatasi tekanan/risiko sistemik secara
luas untuk menghindari biaya yang besar apabila terjadi instabilitas di sistem keuangan.
– Fokus kebijakan pada sistem keuangan secara keseluruhan;
– Ancaman risiko secara agregate sebagai endogenous yang mengarah kepada perubahan
perilaku institusi keuangan secara kolektif;
Kebijakan Makroprudential
Kebijakan Stabilitas Pengaturan dan Pengaturan dan
Moneter Sistem Pengawasan Pengawasan
Keuangan SIBs non-SIBs
12
Kebijakan Mikroprudential
makro mikro
Instrumen Makroprudensial 13
13
14
Contoh Kebijakan Makroprudential di Berbagai Negara
14
Makroprudensial, Mikroprudensial , Moneter & Fiskal 15
Micro-prudential
Soundness of financial
institutions
Protection of consumers
OJK
(individual institution)
Fiscal Policy
Increasing growth & employment
Increasing Wealth
Government
Adapted dari Kremers & Schoenmaker, “Twin Peaks: Experiences in the Netherlands”, 2010
Agenda 16
Fakta : Trend Dunia 17
1999
2001
2002
2004
2007
2010
1997
1998
2000
2003
2005
2006
2008
2009
2011
BANK OF JAPAN
Pengawasan Bank dilakukan oleh FSS
Source: Website BOJ
18
Pengalaman di Berbagai Bank Sentral 19
KOMITE
KEMENTRIAN KEU. & EKON.
Institusi yang
KEBIJAKAN terlibat dalam
MONETER Pengawasan
BoK FSS Keuangan
LPS KOREA
AUDITOR
GUBERNUR MACROPRUDENTIAL
SUPERVISION
DEPARTMENT
DEPUTI GUBERNUR
SENIOR Financial Early
Macroprudential
Industry & Warning
Supervision Team
Market team Team
DEPUTI GUBERNUR
Office of Bank Analysis • Melakukan analisa status pengelolaan lembaga keuangan dan
mengevaluasi kinerja dan risikonya berdasarkan informasi yang
dikumpulkan dari laporan dan survei yang disampaikan oleh lembaga
keuangan.
• Dalam hal dianggap perlu, BoK dapat melakukan pemeriksaan bersama
dengan FSS.
Pengalaman di Berbagai Bank Sentral 21
RESERVE BANK OF AUSTRALIA (AUSTRALIA) • Pelaksanaan fungsi SSK oleh 1 grup yang terdiri
Pengawasan Bank dilakukan oleh APRA dari 2 departemen.
• Dipimpin oleh seorang asisten gubernur yang
membawahi 2 kepala departemen.
Pengalaman di Berbagai Bank Sentral 22
24
KERANGKA BASEL III (1/3)
LATAR BELAKANG
Krisis keuangan global pada tahun 2008
Rendahnya kualitas dan kuantitas modal bank
Ketidakcukupan buffer modal yang dimiliki bank dalam kondisi
buruk/krisis
Tingkat leverage perbankan tinggi baik di on balance sheet maupun off
balance sheet
Keterkaitan risiko antar systemically important financial institution
(SIFIs) yang tidak didukung dengan modal dan cadangan likuiditas
yang memadai sebagai buffer
Permasalahan dalam kualitas corporate governance, kualitas
manajemen risiko dan transparansi
25
KERANGKA BASEL III (2/3)
Aspek makroprudensial:
Memantau tingkat procyclicality sistem keuangan dan dampak terhadap bank
untuk mengantisipasi perubahan siklus ekonomi dan bisnis serta risiko sistemik.
- Menyiapkan buffer di saat ekonomi baik (boom period) agar dapat menyerap
kerugian saat terjadi krisis (boost period)
- Countercyclical capital buffer
- Capital surcharge bagi institusi yang dipandang sistemik
26
Lessons Learned from Financial Crisis (Bank Capital) 27
Capital No recognition
≥ 8% of point in
Risk-Weighted Assets credit cycle
28
CAPITAL – BASEL III 29
Produk Utama :
1.Monitoring likuiditas harian
2.Bahan RDG Mingguan
3.Bahan RDG bulanan
4.Kajian Stabilitas Keuangan
5.Hasil Riset
6.Laporan Pengawasan Perbankan
31
Stabilitas Sistem Keuangan Ke Depan: Dasar Pemikiran 32
Surveillance
Koordinasi
&
Kerjasama
(Dukungan) berkembangnya dan terjaganya Stabilitas Sistem Keuangan (SSK), yaitu suatu kondisi yang
memungkinkan sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan
Sasaran terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga alokasi sumber pendanaan/ pembiayaan dapat
berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional
Strategi Penguatan Resilience, Intermediasi dan Efisiensi Sistem Keuangan melalui Surveillance,
Kebijakan Makroprudensial, Financial Development dan Koordinasi
Systemic
Risk Regulator
36
Selected Indicators
Bank Capital Adequacy 1. Regulatory capital to risk weighted assets
2. Regulatory Tier-1 capital to risk weighted assets
3. Nonperforming loans net of provisions to capital
36
Financial Stability: A Different World and Different Skills 37
38