Framework Stabilitas Sistem Keuangan

Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 38

Framework

Stabilitas Sistem Keuangan


Agenda 2
Latar Belakang 3

Pentingnya Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan:

1.Fungsi Sistem Keuangan sangat vital:


• “Udara” bagi perekonomian
• Intermediary roles
• Transmisi kebijakan moneter
• Pengelolaan asset (wealth management)
• Sumber pembiayaan bagi sektor riil
• Sistem pembayaran dan setelmen
2.Adanya potensi peningkatan risiko pada perekonomian.
3.Krisis di lembaga dan pasar keuangan berdampak
signifikan terhadap perekonomian dan berbiaya besar:
• Indonesia (1997-1998) sebesar 51% dari PDB.
• AS (Sept 2008 - …) ditaksir sebesar >43% dari PDB Source : Research Briefing, 14 Mei 2012, Deutsche Bank Research.

(IIF, 2008).
• Social dan political costs sangat tinggi.
4.Kegagalan kebijakan makro, kegagalan pasar, kegagalan
regulasi.
5.Atas dasar krisis 2008, FSB menekankan bank sentral
untuk melengkapi kebijakan macroeconomic dengan
kebijakan macroprudential. (Trend perubahan dalam misi
bank sentral)
3
Latar Belakang : Financial Imperfections 4

Financial imperfections (asymetric information, agency problem, moral hazard dsb) menyebabkan
excessive risk taking behavior, contagion risk (domino effect), dan prosiklisitas intermediasi
keuangan…
Risk Taking Behaviour Procyclicality
Suku Bunga Upswing
Credit Rationing
“Bad (“boom”)
Creditor” Loan Supply
Procyclicality

“Good
Creditor”

Loan Demand
Downswing Desired
(“Burst”) economic cycle
Vol Kredit
Interconnectedness
19XX 20XX
Research based Policy 5

Before Crisis:
•The use of aggregated indicators – time series data
•Dynamic Stochastic General Equilibrium
•Efficient market hypothesis
•“Business as usual” model
After the crisis:
•The use of both aggregated and disaggregated data – time
series and cross section
•Agent based model
•Partial equilibrium, with interconnectedness consideration.

Good Read: The Economist, July 22, 2010 “Agents of change”


Latar Belakang : Reformasi Keuangan Global 6

“We will amend our regulatory systems to ensure authorities are able to identify and take account of macro-
prudential risks across the financial system” -- G20 declaration on strengthening the financial system, 2 April
2009

1. Penguatan rejim permodalan global dan standar 7. Pengembangan kerangka kebijakan


likuiditas perbankan serta mitigasi procyclicality makroprudensial (Developing macro-
(Building high quality capital and liquidity prudential policy frameworks and tools)
standards/”Basel III”) 8. Harmonisasi regulasi pasar dan lembaga
2. Reformasi skim kompensasi bagi eksekutif di keuangan (Differentiated nature and scope of
lembaga keuangan (Reforming compensation
regulation)
practices)
9. Pengaturan Hedge Funds (Hedge Funds
3. Penguatan pasar OTC derivative markets
(Improving over-the-counter derivative markets) regulations)
4. Pengaturan resolusi untuk lembaga keuangan yang 10. Pengaturan Lembaga Pemeringkat (Credit
berdampak sistemik (Addressing systemically Rating Agencies)
important financial institutions and cross-border 11. Pendirian Supervisory Colleges (Supervisory
resolutions)
Colleges)
5. Penguatan kepatuhan terhadap standard
12. Reaktivasi pasar sekuritisasi dengan landasan
internasional (Strengthening adherence to
international standards) prudensial yang lebih kuat (Re-launching
securitization on sound basis)
6. Penguatan standard akuntansi (Strengthening
accounting standards)
Agenda 7
Komponen Utama SSK 8

Cross section risks


Financial
Resilience
Stable Sound framework
macroeconomic of macroprudential Time dimesion risks
environment supervision
Avoiding
Imbalance/Excesses

Efficient
Safe & robust Financial financial
payment
system Stability market
SSK adalah
tanggung-jawab
semua pihak, baik
BI, Pemerintah
Well managed Sound framework
financial of prudential
(Kemenkeu), OJK,
institutions supervision LPS, market,....
8
General Framework SSK 9

MONITORING &
ANALYSIS

Financial Macro Economic Financial Financial


Institutions Condition Markets Infrastructures

ASSESSMENT

Inside financial Near boundary Outside financial


stability corridor stability corridor stability corridor

PREVENTION REMEDIAL ACTION RESOLUTION

FINANCIAL STABILITY

Sources: Schinasi (2006); Houben, Kakes, and Schinasi (2004).


Definisi Stabilitas Sistem Keuangan 10

“ … suatu kondisi dimana sistem keuangan yang terdiri dari lembaga intermediasi,
pasar keuangan dan infrastruktur pasar, tahan terhadap tekanan dan mampu
mengatasi ketidakseimbangan keuangan yang bersumber dari proses intermediasi
yang mengalami gangguan secara signifikan”
European Central Bank (2011)

“ …. suatu kondisi terpeliharanya kepercayaan masyarakat terhadap sistem


keuangan”
Bank of England (2008)

“ Stabilitas keuangan mendeskripsikan kondisi dimana proses intermediasi keuangan


berfungsi secara smooth dan terdapat kepercayaan dalam kegiatan usaha institusi
keuangan dan pasar di dalam perekonomian”

Bank Negara Malaysia (2011)

Salah satu usaha untuk menjaga stabilitas sistem keuangan


adalah melalui kebijakan makroprudensial
10
Definisi Kebijakan Makroprudensial 11

Versi IMF: Kebijakan makroprudensial adalah kebijakan yang memiliki tujuan utama
untuk memelihara stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan melalui
pembatasan peningkatan risiko sistemik (IMF, “Macroprudential Policy: An
Organizing Framework”, 2011).
Versi BIS: Kebijakan makroprudensial adalah kebijakan yang ditujukan untuk
membatasi risiko dan biaya krisis sistemik (BIS, “Macroprudential Policy - A
Literature Review”, 2011).
Versi Bank of England: Kebijakan makroprudensial adalah kebijakan yang ditujukan
untuk memelihara kestabilan intermediasi keuangan (misalnya jasa-jasa
pembayaran, intermediasi kredit dan penjaminan atas risiko) terhadap
perekonomian (Bank of England, “The Role of Macroprudential Policy”, 2009).
Versi Working Group G-30: Kebijakan makroprudensial adalah kebijakan yang
ditujukan untuk meningkatkan ketahanan sistem keuangan dan untuk memitigasi
risiko sistemik yang timbul akibat keterkaitan antar institusi dan kecenderungan
institusi keuangan untuk mengikuti siklus ekonomi (procyclical) sehingga
memperbesar risiko sistemik (WG G30, “Enhancing Financial Stability and Resilience:
Macroprudential Policy, Tools, and Systems for the Future”, 2010).
.
Makroprudensial 12

Borio (2009):
– Kebijakan Makroprudensial bertujuan untuk membatasi tekanan/risiko sistemik secara
luas untuk menghindari biaya yang besar apabila terjadi instabilitas di sistem keuangan.
– Fokus kebijakan pada sistem keuangan secara keseluruhan;
– Ancaman risiko secara agregate sebagai endogenous yang mengarah kepada perubahan
perilaku institusi keuangan secara kolektif;

Kebijakan Makroprudential
Kebijakan Stabilitas Pengaturan dan Pengaturan dan
Moneter Sistem Pengawasan Pengawasan
Keuangan SIBs non-SIBs
12
Kebijakan Mikroprudential
makro mikro
Instrumen Makroprudensial 13

Piranti Dimensi Risiko


Waktu (time varying) Antar Sektor (cross section)
Kategori 1. Piranti yang dikembangkan khusus untuk mitigasi risiko sistemik
 Countercyclical capital buffer  Systemic capital surcharges
 Through-the-cycle valuation of margins or haircuts  Systemic liquidity surcharges
for repos  Levy on non-core liabilities
 Levy on non core liabilities  Higher capital charges for trades not cleared
 Countercyclical change in risk weights for exposure through CCPs
to certain sectors
 Time varying systemic liquidity surcharges
Kategori 2. Piranti yang dikalibrasi secara ulang
 Time varying LTV, Debt to income and Loan to  Powers to break up financial firms on systemic
income caps risk concerns
 Time varying limits in currency mismatch or  Capital charge on derivative payable
exposures (e.g. Real estate)  Deposit insurance risk premiums sensitive to
 Time varying limits on loan to deposit ratio systemic risk
 Time varying caps and limits on credit or credit  Restrictions on permissible activities
growth
 Dynamic provisioning
 Stressed VaR
 Rescalling risk weights

Sumber: IMF, “Macroprudential Policy: An Organizing Framework”, 2011.

13
14
Contoh Kebijakan Makroprudential di Berbagai Negara

Instrumen Negara yang menerapkan


Mitigasi Risiko Kredit :
•Pembatasan pertumbuhan •Brazil, Kuwait, UK
•Pembatasan LDR •Bulgaria, Kroasia, Hongkong, Kuwait, Indonesia
•LTV •China, Hongkong, Korea, Hungaria
•Dynamic provisioning •Kolombia, Bolivia, Uruguay, Peru, Spanyol
Mitigasi Insolvency :
•Pembatasan debt to income ratio •Korea
•Leverage ratio •Canada
•Permodalan •Brazil, Saudi, Bulgaria
Mitigasi Risiko Pasar :
•Limit posisi valas •Brazil, Kolombia, Mexico, Peru, Indonesia
•Pembatasan kredit valas •Hugaria
Mitigasi Risiko Likuiditas :
•Minimum liquidity mismatch ratio •New Zealand
•Minimum core funding ratio •New Zealand
•Reserve requirement •Bulgaria, Kolombia, Peru, Rumania
•Pembatasan eksposur interbank •Euro area

14
Makroprudensial, Mikroprudensial , Moneter & Fiskal 15

Policy Objective Ultimate goal


(level of impact)

Monetary Policy Price Stability

Stable economic growth


BI (economic system)

Macro-prudential Financial Stability

Micro-prudential
Soundness of financial
institutions

Protection of consumers
OJK
(individual institution)

Conduct of business Orderly markets and


fair treatment of
consumers

Fiscal Policy
Increasing growth & employment
Increasing Wealth
Government
Adapted dari Kremers & Schoenmaker, “Twin Peaks: Experiences in the Netherlands”, 2010
Agenda 16
Fakta : Trend Dunia 17

Mandat financial stability

Mandat macroprudential policy

Hasil survey IMF 2010, semakin


banyak bank sentral diberi
mandat menjaga stabilitas
Bank Sentral Menerbitkan FSR
90 sistem keuangan maupun
80 makroprudensial.
70
60
50
40
30
20
Indonesia
10
0
1995
1996

1999

2001
2002

2004

2007

2010
1997
1998

2000

2003

2005
2006

2008
2009

2011

Source: IMF Survey 2010


Pengalaman di Berbagai Bank Sentral 18

BANK OF JAPAN
Pengawasan Bank dilakukan oleh FSS
Source: Website BOJ

18
Pengalaman di Berbagai Bank Sentral 19

BANK OF KOREA (KOREA SELATAN) • Pelaksanaan fungsi SSK oleh 1 departemen.


• Dapat meminta FSS untuk melakukan pemeriksaan
Pengawasan Bank dan Makroprudential dengan melibatkan BoK dalam keanggotaan
dilakukan oleh FSS pemeriksaan.

KOMITE
KEMENTRIAN KEU. & EKON.
Institusi yang
KEBIJAKAN terlibat dalam
MONETER Pengawasan
BoK FSS Keuangan
LPS KOREA
AUDITOR
GUBERNUR MACROPRUDENTIAL
SUPERVISION
DEPARTMENT
DEPUTI GUBERNUR
SENIOR Financial Early
Macroprudential
Industry & Warning
Supervision Team
Market team Team
DEPUTI GUBERNUR

PLANNING & FINANCIAL FINANCIAL CURRENCY RESERNE


PERSONNEL RESEARCH
BUDGET SYSTEM STABILITY MARKET ISSUE MANAGEMENT
DEPARTMENT DEPARTMENT DEPARTMENT
DEPARTMENT DEPARTMENT DEPARTMENT GROUP
INFORMATION ECONOMIC MONETARY PAYMENT &
AUDIT BOK INTERNATIONAL
TECHNOLOGY STATISTIC POLICY SETTLEMENT SYSTEMS
DEPARTMENT ACADEMY DEPARTMENT
DEPARTMENT DEPARTMENT DEPARTMENT DEPARTMENT

Financial Stability Office of Bank


Division Analysis
Pengalaman di Berbagai Bank Sentral 20

Ruang Lingkup Tugas di Reserve Bank of Korea

UNIT KERJA TUGAS


Financial Stability • Melakukan monitoring sistem keuangan dan mengevaluasi kestabilannya.
Division • Melakukan kajian kondisi ekonomi domestik dan luar negeri, menganalisa
pasar keuangan, dan meneliti kemampuan pelunasan hutang sektor
rumah tangga dan bisnis untuk mendapatkan gambaran umum mengenai
kinerja dan risiko lembaga-lembaga keuangan.
• Mengidentifikasi risiko potensial (potential risk) pada sektor keuangan
untuk mencegah terjadinya instabilitas.

Office of Bank Analysis • Melakukan analisa status pengelolaan lembaga keuangan dan
mengevaluasi kinerja dan risikonya berdasarkan informasi yang
dikumpulkan dari laporan dan survei yang disampaikan oleh lembaga
keuangan.
• Dalam hal dianggap perlu, BoK dapat melakukan pemeriksaan bersama
dengan FSS.
Pengalaman di Berbagai Bank Sentral 21

RESERVE BANK OF AUSTRALIA (AUSTRALIA) • Pelaksanaan fungsi SSK oleh 1 grup yang terdiri
Pengawasan Bank dilakukan oleh APRA dari 2 departemen.
• Dipimpin oleh seorang asisten gubernur yang
membawahi 2 kepala departemen.
Pengalaman di Berbagai Bank Sentral 22

Ruang Lingkup Tugas di Reserve Bank of Australia

UNIT KERJA TUGAS


PaymentPolicy • Bertanggung jawab untuk pengembangan dan pelaksanaan kebijakan
Department sistem pembayaran, dengan menyediakan analisa dan advis bagi Dewan
Sistem Pembayaran untuk meningkatkan keamanan dan efisiensi sistem
pembayaran.
• Bertanggung jawab untuk mengawasi fasilitas kliring dan setelmen di
Australia serta menjadi perwakilan dalam Komite Internasional Sistem
Pembayaran dan Setelmen (CPSS).
Financial Stability • Menganalisa implikasi dari faktor-faktor makro ekonomi, pasar keuangan
Department dan sektor keuangan secara umum (termasuk didalamnya : pola
intermediasi keuangan, produk keuangan dan teknik manajemen risiko)
terhadap stabilitas sistem keuangan.
• Menyediakan advis terhadap isu-isu terkait stabilitas keuangan kepada
Dewan Gubernur dan mewakili RBA dalam Dewan Regulasi Keuangan,
Dewan Stabilitas Keuangan dan Komite Basel.
• Bertanggung jawab dalam penyusunan laporan Kajian Stabilitas
Keuangan.
Pengalaman di Berbagai Bank Sentral 23

NATIONAL BANK OF BELGIUM (BELGIA)


Paska krisis 2008, Pengawasan Bank kembali • Pelaksanaan fungsi SSK oleh 1 departmen
dilakukan oleh Bank Sentral
Ringkasan Fungsi SSK Hasil Benchmarking 24

FUNGSI KETERANGAN CONTOH OTORITAS

Surveillance Memonitor secara reguler kondisi Semua bank sentral


sistem keuangan dengan
mengidentifikasi sumber kerawanan
Pemeriksaan Melakukan pemeriksaan langsung Bank of Japan & FSA
kepada lembaga keuangan Bank of Korea & FSA
Bundesbank
Bank Sentral Austria
Kebijakan & Regulasi Mengeluarkan kebijakan/ketentuan Semua bank sentral
untuk mencegah dan atau menangani
risiko sistemik.

Pengembangan Sektor Mengembangkan instrumen, pasar (i.e Swiss National Bank


Keuangan efisiensi), kompetisi Bank Negara Malaysia
Koordinasi & Kerjasama Melakukan koordinasi dengan institusi • Semua bank sentral
terkait seperti dalam crisis resolution, • Pembentukan komite bersama
pertukaran data.
Strategic Support Mendukung fungsi utama (i.e data) Semua bank sentral
24

24
KERANGKA BASEL III (1/3)

LATAR BELAKANG
Krisis keuangan global pada tahun 2008
 Rendahnya kualitas dan kuantitas modal bank
 Ketidakcukupan buffer modal yang dimiliki bank dalam kondisi
buruk/krisis
 Tingkat leverage perbankan tinggi baik di on balance sheet maupun off
balance sheet
 Keterkaitan risiko antar systemically important financial institution
(SIFIs) yang tidak didukung dengan modal dan cadangan likuiditas
yang memadai sebagai buffer
 Permasalahan dalam kualitas corporate governance, kualitas
manajemen risiko dan transparansi

25
KERANGKA BASEL III (2/3)

 Keterkaitan dan keselarasan antara makro dan mikro prudensial


Aspek mikroprudensial :
 Meningkatkan daya tahan individual bank dalam menghadapi krisis:
- Kualitas dan level permodalan yang lebih tinggi dengan fokus utama pada
komponen common equity
- Kecukupan buffer modal

Aspek makroprudensial:
 Memantau tingkat procyclicality sistem keuangan dan dampak terhadap bank
untuk mengantisipasi perubahan siklus ekonomi dan bisnis serta risiko sistemik.
- Menyiapkan buffer di saat ekonomi baik (boom period) agar dapat menyerap
kerugian saat terjadi krisis (boost period)
- Countercyclical capital buffer
- Capital surcharge bagi institusi yang dipandang sistemik

26
Lessons Learned from Financial Crisis (Bank Capital) 27

Insufficient Hybrid capital Insufficient


common not sufficiently capital buffers
equity loss absorbent above minimum

Capital No recognition
≥ 8% of point in
Risk-Weighted Assets credit cycle

Inadequate risk capture :


Certain complex securitizations No recognition of
No greater risk posed
Trading and derivatives
constraint by systemically
activities
on leverage important banks
Counterparty credit risk

Source : Financial Stability Institute


KERANGKA BASEL III (3/3) 28

Microprudential measures Macroprudential overlay

Raising the level and


quality of capital
Leverage ratio
New capital ratios
Mitigating Procyclicality
• capital buffers, provisioning

Mitigating systemic risk


•systemic capital charge for SIFIs
• contingent capital
• Bail-in debt
• Supervisory review, CCP, others

Liquidty Coverage Ratio


(LCR)

Net Stable Funding Ratio


(NSFR)

28
CAPITAL – BASEL III 29

Capital Requirements and Buffers


Common Equity Tier 1 Tier 1 Capital Total Capital
(setelah Regulatory
Adjustments)
Minimum 4,5% 6,0% 8,0%
Conservation buffer 2,5%
Minimum plus buffer 7,0% 8,5% 10,5%
(6+2,5) (8+2,5)
Countercyclical 0-2,5%
capital buffer range
Agenda 30
Pelaksanaan Surveillance SSK di Bank Indonesia Saat Ini 31

1. Early warning system (menggunakan berbagai tools dan indikator)

2. Macro stress testing credit risk, combined with :


• Probability of Default (PD) analysis
• Transition matrices (probability of NPL)
3. Stress Tests of various risks :
• Credit risk
• Interest rate risk
• Exchange rate risk
• Government bonds’ price risk Bulanan/RDG
• Liquidity risk
• Integrated stress test (kombinasi semua risiko)
4. Interbank Stress Testing, untuk mengukur dampak contagion karena kondisi antar bank.

5. Financial Stability Index (FSI)

Produk Utama :
1.Monitoring likuiditas harian
2.Bahan RDG Mingguan
3.Bahan RDG bulanan
4.Kajian Stabilitas Keuangan
5.Hasil Riset
6.Laporan Pengawasan Perbankan

31
Stabilitas Sistem Keuangan Ke Depan: Dasar Pemikiran 32

Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) adalah suatu kondisi yang memungkinkan


sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan
thdp gejolak internal dan eksternal sehingga alokasi sumber pendanaan/
pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian
nasional.
Strengthened FS
Resilience

Surveillance

Koordinasi
&
Kerjasama

Macroprudential Market access &


Policy Development
Balanced Financial Enhanced
Intermediation Financial Efficiency
Stabilitas Sistem Keuangan: Strategi, Prinsip, Fungsi Dan Kegiatan Utama 33

(Dukungan) berkembangnya dan terjaganya Stabilitas Sistem Keuangan (SSK), yaitu suatu kondisi yang
memungkinkan sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan
Sasaran terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga alokasi sumber pendanaan/ pembiayaan dapat
berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional

Elemen Strengthened FS Balanced Financial Enhanced Financial


Resilience Intermediation Efficiency

Strategi Penguatan Resilience, Intermediasi dan Efisiensi Sistem Keuangan melalui Surveillance,
Kebijakan Makroprudensial, Financial Development dan Koordinasi

Research & Forward Looking System wide Governance and


Prinsip Surveillance based (Long Term Horizon) perspective Coordination

Systemic Kebijakan Pengembangan Crisis Mgt & Kerjasama


Fungsi Surveillance Makroprudensial Sektor Keuangan Lembaga

Asesmen Stabilitas Koordinasi Kebijakan


Pemeriksaan Bank Sistem Keuangan Riset, Analisis dan
dan LKBB berpotensi Pendalaman Sektor Sektor Keuangan
sistemik (SIFIs) Outlook Stabilitas Keuangan :
Sistem Keuangan •Lembaga Kerjasama
•Pasar Internasional Sektor
Surveillance Evaluasi & •Infrastruktur Keuangan (a.l. FSB&
Kegiatan Sistemik SIFIs Rekomendasi •Produk dan BIS)
Utama Kebijakan & Regulasi Instrument
Riset & Analisis Makroprudensial Komunikasi Kebijakan
sistem keuangan Mendorong Efisiensi
(institusi & pasar), Pengembangan
rumah tangga, tools, indikator dan Protokol Manajemen
korporasi, sektoral model Financial Inclusion Krisis (incl. LOLR)
Mekanisme Kerja Fungsi SSK 34
Systemic Risk Regulator 35

Systemic
Risk Regulator
36

Selected Indicators
Bank Capital Adequacy 1. Regulatory capital to risk weighted assets
2. Regulatory Tier-1 capital to risk weighted assets
3. Nonperforming loans net of provisions to capital

Asset Quality 1. Non performing loans to total gross loans


2. Sectoral distribution of loans to total loans

Earnings and profitability 1. Return on assets


2. Return on equity
3. Interest margin to gross income
4. Non interest expenses to gross income

Liquidity 1. Liquid assets to total assets


2. Liquid assets to short term liabilities

Sensitivity to market risk 1. Net open position in foreign exchange to capital

Other financial corporations 1. Assets to total financial system assets


2. Assets to gross domestic product (GDP)

Non financial corporations 1. Total debt to equity


2. Return on equity
3. Earnings to interest and principal expenses
4. Net foreign exchange exposure to equity
5. Number of applications for protection from creditors

Households 1. Household debt to GDP


2. Household debt service and principal payments to income

Market Liquidity 1. Average bid-ask spread in the securities market


2. Average daily turn over ratio in the securities market

Real estate market 1. Real estate prices


2. Residential real estate loans to total loans
3. Commercial real estate loans to total loans

Sumber: IMF 2005, Financial Soundness Indicator

36
Financial Stability: A Different World and Different Skills 37

1. Expertise of a macro-financial economist,


2. Preciseness of a financial engineer,
3. Orderliness of an accountant,
4. Eloquence of a commentator,
5. Imagination of a physicist,
6. Structure of a legal mind, and
7. Perspective of a market practitioner...
(Sumber: Ravalo,2012)
Terima Kasih

38

You might also like