ArticleText 134963 1 10 20210430isijurnal
ArticleText 134963 1 10 20210430isijurnal
ArticleText 134963 1 10 20210430isijurnal
net/publication/351268046
CITATIONS READS
4 153
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Doni Nurdiansah on 02 May 2021.
ABSTRACT
Mangrove ecosystem plays important role in a small island’s existence and provided ecosystem
services. Its functionality highly depends on the size, community structure, and ecosystem quality. A
field study on the mangrove quality in a small island was conducted on Middleburg-Miossu Island as
a series of Nusa Manggala Expedition 2018. The study was aimed to analyze the community structure
and mangrove health index (MHI) of mangroves on the island related to remote sensing-based
vegetation indices. Mangrove area was divided into four zones (Z1-Z4). The study results showed that
the outmost zone was dominated by Sonneratia alba (IVI 263.32%), less than 50% of canopy
coverage, more than 20 cm of diameter, and a lower height. Meanwhile, the other three landward
zones were dominated by type C. tagal with more than 80% of canopy coverage and higher sapling
density. Based on the MHI value, mangrove in Middleburg-Miossu island was categorized into
moderate ranging from 38.7 to 60.7%. Based on AIC analysis, a combination of NBR, GCI, SIPI, and
ARVI vegetation indexes showed the highest regression coefficient, R2-adjusted, for predicting MHI,
which was 0.831. Interpolation of the predicted MHI value from the best model showed that 6.56 ha
mangroves at the research site or 40.74% were in the healthy condition.
ABSTRAK
Ekosistem mangrove memiliki peranan penting bagi eksistensi dan penyediaan jasa ekosistem kepada
masyarakat di pulau kecil. Fungsionalitas mangrove sangat tergantung dari ukuran, struktur komunitas
dan kualitas ekosistem. Penelitian tentang penilaian kualitas struktur komunitas mangrove pulau kecil
telah dilakukan di Pulau Middleburg-Miossu sebagai rangkaian dari Ekspedisi Nusa Manggala 2018.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur komunitas dan indeks kesehatan mangrove (MHI)
mangrove di pulau tersebut yang dihubungkan dengan indeks-indeks vegetasi berbasis pengindraan
jauh. Lokasi penelitian dibagi menjadi empat zona (Z1-Z4) dan hasil penelitian menunjukkan bahwa
zona terdepan didominasi oleh jenis Sonneratia alba (INP 263,32%) dengan persentase tutupan kanopi
< 50%, ukuran diameter > 20 cm dan ketinggian tegakan yang lebih rendah. Sementara itu, tiga zona
lainnya ke arah darat, didominasi oleh jenis Ceriops tagal dengan persentase tutupan kanopi >80%,
serta kerapatan pancang yang cukup tinggi. Secara keseluruhan, kondisi kesehatan mangrove di lokasi
penelitian termasuk dalam kategori sedang/cukup baik dengan rentang nilai MHI 38,7-60,7%.
Berdasarkan analisis AIC, kombinasi indeks vegetasi NBR, GCI, SIPI dan ARVI menunjukkan nilai
koefisien regresi yang paling tinggi untuk memprediksi nilai MHI, yaitu 0,831. Interpolasi nilai MHI
berdasarkan model regresi linier terbaik menunjukkan bahwa 6,56 ha mangrove di lokasi penelitian
atau 40,74% termasuk dalam kategori sehat.
Kata kunci: interpolasi, mangrove indeks kesehatan mangrove (MHI), struktur komunitas, zonasi
82 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Nurdiansah & Dharmawan (2021)
menggambarkan kualitas mangrove dari 2018. Titik pengambilan data dibagi menjadi
keterkaitan kondisi kesehatan parameter empat zona (Z1-Z4) berdasarkan nilai NDVI
biotik, abiotik dan sosial ekonomi. Parameter (Normalized Difference Vegetation Index).
yang cukup kompleks pada MQI Gambaran awal tentang zonasi mangrove di
menimbulkan permasalahan dalam lokasi penelitian mengacu pada Valderrama-
kebutuhan sumber daya penelitian. Analisis Landeros et al. (2018). Pada setiap zona
Dharmawan et al. (2020a) terhadap dataset dilakukan pembuatan plot penelitian untuk
COREMAP CTI menghasilkan parameter pengambilan data berdasarkan ketersediaan
struktur tegakan terseleksi untuk menyusun sumber daya (Gambar 1). Zona 4 memiliki
formula Mangrove Health Index (MHI) yang luasan tertinggi dibandingkan dengan zona
cukup sederhana sehingga mudah diterapkan. lainnya, yaitu 4,62 ha atau dengan proporsi
Nilai MHI menggambarkan kualitas 28,90%. Sementara itu, luasan mangrove
komunitas mangrove yang merupakan subjek terendah pada zona 1 yang memiliki substrat
utama dalam ekosistem. Analisis keras (pasir dan pecahan karang) dengan
pengindraan jauh menjadi peluang terkini luasan 3,69 ha atau 23,10% dari total luasan
untuk dimodelkan dengan nilai-nilai MHI mangrove. Zona 2 dan 3 memiliki luasan dan
sehingga memberikan gambaran kondisi proporsi yang hampir mirip, yaitu 3,87 ha
kesehatan mangrove secara menyeluruh di (24,22%) dan 3,80 ha (23,78%).
satu lokasi penelitian. Oleh karena itu,
analisis hubungan tersebut perlu diteliti lebih 2.2. Pengukuran Struktur Komunitas
dalam untuk mendapatkan formulasi terbaik Mangrove
yang potensial untuk diterapkan secara lebih Pengambilan data struktur komunitas
luas. mangrove dilakukan dengan memanfaatkan
Penelitian ini bertujuan untuk analisis citra satelit terutama dalam
menganalisis struktur komunitas dan indeks penentuan lokasi dan pengambilan
kesehatan mangrove (MHI) mangrove yang kesimpulan struktur komunitas kawasan
terdapat di sebuah pulau kecil. Pulau (Dharmawan et al., 2020a). Penempatan plot
Middleburg-Miossu, Papua Barat dipilih berukuran 10 x 10 m (A = 100 m2) dalam
sebagai lokasi studi kasus dalam penelitian pengambilan data dilakukan berdasarkan
ini karena merupakan salah satu pulau kecil zonasi mangrove dengan metode stratified
terdepan Indonesia yang berbatasan langsung purposive sampling. Jumlah plot minimal
dengan Samudra Pasifik; adanya pada tiap zona sebanyak tiga plot (Gambar
perlindungan mangrove melalui sasi oleh 1). Lingkar batang tegakan mangrove atau
masyarakat untuk menjaga habitat biota laut keliling batang (KLL) diukur pada seluruh
tersebut, dan tidak berpenghuni karena tegakan yang ditemukan pada kategori pohon
masyarakat lebih memilih untuk tinggal di (KLL ≥ 16 cm) dan pancang (KLL < 16 cm,
daratan utama Papua. Analisis spasial juga minimal 5 cm). Kategori semai yang
digunakan dalam penelitian ini untuk memiliki tinggi <1,5 m dan belum
memberikan gambaran utuh tentang kondisi bercabang, dihitung dalam seluruh area plot.
kesehatan komunitas mangrove. Seluruh tegakan pada setiap kategori
diidentifikasi berdasarkan Tomlinson (2016).
II. METODE PENELITIAN Pengukuran lingkar batang dilakukan untuk
memperoleh data diameter (DBH), basal area
2.1. Waktu dan Tempat (BA), frekuensi (F), kerapatan (K),
Penelitian ini dilakukan di Pulau dominansi jenis (D) dan Indeks Nilai Penting
Middleburg-Miossu untuk mendukung (INP).
Ekspedisi Nusa Manggala pada Desember
Gambar 1. Pengambilan sampel sebaran kuadrat pada setiap zona mangrove (Z1-Z4) di Pulau
Middleburg-Miossu.
Figure 1. Sampling quadrates distribution on each mangrove zones (Z1-Z4) in Middleburg-
Miossu island.
84 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Nurdiansah & Dharmawan (2021)
Tabel 1. Indeks vegetasi berdasarkan analisis penginderaan jauh yang digunakan dalam
penelitian ini.
Table 1. Vegetation indices based on remote sensing analysis used in this study.
MI (Mangrove Index) 1
eror di setiap zona. Rata-rata data parameter III. HASIL DAN PEMBAHASAN
tersebut dan indeks nilai penting (INP) setiap
jenis pada seluruh area mangrove di Pulau 3.1. Struktur Komunitas Mangrove
Middleburg-Miossu dihitung dengan Secara keseluruhan, jenis Ceriops
mempertimbangkan proporsi luasan tagal mendominasi cukup tinggi di lokasi
mangrove pada setiap zona (Dharmawan et penelitian berdasarkan nilai INP sebesar
al., 2020a). Uji normalitas Shapiro-Wilk 153,32% (Tabel 2). Sementara itu, jenis
dilakukan untuk memperoleh sebaran data Sonneratia alba ditemukan dengan proporsi
yang normal dan dilanjutkan dengan INP lebih rendah, yaitu 83,27%. Nilai
melakukan analisis parametrik selanjutnya. tersebut sangat dipengaruhi oleh dominansi
Analisis of variance (ANOVA) yang jenis tersebut pada setiap zona. Jenis C. tagal
dilanjutkan dengan uji beda nyata Tukey pada mulai mendominasi pada zona 2 (Z2) dengan
setiap parameter dilakukan untuk INP 125,47% dan kemudian semakin
memperoleh perbedaan nilai rata-rata antar meningkat pada dua zona lainnya ke arah
zona. Analisis regresi linier setiap indeks darat. Sedangkan, jenis S. alba sangat
vegetasi berbasis pengindraan jauh dengan mendominasi pada zona terdepan yang
nilai MHI setiap plot penelitian digunakan memiliki substrat keras yang terdiri dari pasir
untuk memperoleh interpolasi nilai MHI putih dan rubble dengan INP 263,32%.
terbaik pada citra satu band. Stepwise-Akaike Dominansi jenis S. alba semakin berkurang
Interference Criterion (AIC) juga dilakukan ke arah daratan. Jenis B. gymnorrhiza dan X.
untuk mengidentifikasi kemungkinan granatum cenderung hanya ditemukan pada
pengaruh lebih dari satu indeks vegetasi dua zona tengah (Z2 dan Z3). Jenis X.
terhadap nilai MHI. Nilai koefisien regresi mollucensis tubuh cukup baik pada zona 3,
(R2-adjusted) tertinggi digunakan untuk sedangkan R. stylosa lebih banyak ditemukan
melakukan interpolasi sederhana sebaran pada zona 2.
MHI pada citra satu band yang disajikan Dominansi tinggi oleh jenis C. tagal
dalam bentuk peta. Uji akurasi dilakukan pada zona 2 sampai 4 didukung oleh tipe
dengan menggunakan Root Mean Square substrat pasir berlumpur yang menjadi
Error (RMSE) (Muhsoni et al., 2018). preferensi bagi jenis ini. Penelitian Pribadi et
Luasan setiap kategori MHI berdasarkan al. (2020) juga menemukan dominansi tinggi
hasil interpolasi model terbaik dihitung dari C. tagal dengan INP 263,62% di Pulau
dengan menggunakan QGIS. Kanober, Kepulauan Ayau, Papua Barat.
Tabel 2. Species Important Value Index (INP) untuk setiap zona dan total luas di mangrove
Middleburg-Miossu.
Table 2. Species Important Value Index (INP) for each zones and total area in Middleburg-
Miossu’s mangroves.
86 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Nurdiansah & Dharmawan (2021)
Tabel 3. Parameter komunitas mangrove: tutupan tajuk (%), tinggi (m), kerapatan tegakan
(tegakan / 100m2) dan diameter setinggi dada (DBH, cm) pada setiap zona.
Table 3. Mangrove community parameters: canopy coverage (%), height (m), stands density
(stand/100m2) and diameter at breast-height (DBH, cm) on each zone.
88 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Nurdiansah & Dharmawan (2021)
ketinggian dan diameter tegakan berturut- yaitu persentase tutupan kanopi, diameter
turut sebesar 16,64±1,74 m dan 20,54±3,82 dan kelimpahan pancang (Dharmawan et al.,
cm. 2020b).
Hasil analisis regresi linier setiap
3.2. Indeks Kesehatan Mangrove indeks vegetasi berbasis pengindraan jauh
(Mangrove Health Index, MHI) dengan nilai MHI menunjukkan bahwa
Secara keseluruhan kondisi kesehatan Mangrove Vegetation Index (MVI) memiliki
mangrove di Pulau Middleburg-Miossu signifikansi hubungan yang paling tinggi
tergolong dalam kategori yang cukup baik dibandingkan dengan indeks lainnya secara
dengan rata-rata nilai MHI sekitar 60,7% individual (Tabel 4). MVI merupakan salah
(Gambar 2). Indeks terendah ditemukan pada satu pendekatan yang cepat dan akurat yang
mangrove Z1 dengan nilai MHI sebesar digunakan untuk mengidentifikasi ekosistem
38,7%. Stasiun Z2 dan Z3 memiliki mangrove pada citra satelit. Indeks ini
persentase nilai MHI diatas 66,7% yang mempertimbangkan informasi kehijauan dan
menunjukkan kondisi kesehatan mangrove kelembababan dengan akurasi 92% (Baloloy
pada zona-zona tersebut sangat baik. Hasil et al., 2020). Namun, hubungan yang lebih
penelitian ini mirip dengan hasil penelitian di signifikan diperoleh dengan
Kabupaten Biak Numfor yang memperoleh mengkombinasikan nilai indeks Normalized
nilai MHI sebesar 65% dengan rentang Burn Ratio (NBR), Green Chlorophyll Index
39,3%-76,8% (Dharmawan et al., 2020a). (GCI), Structure Insensitive Pigment Index
Nilai MHI terendah pada zona 1 dipengaruhi (SIPI) dan Atmospherically Resistant
oleh rendahnya nilai persentase tutupan Vegetation Index (ARVI). Tiga indeks
kanopi komunitas serta tidak adanya vegetasi pertama memiliki koefisien regresi
regenerasi pada tingkat pancang. Mangrove yang lebih kecil dari 0,50 (Tabel 4). Indeks
pada zona 2 dan 3 memiliki nilai MHI lebih NBR digunakan untuk menganalisis area
tinggi disebabkan parameter penyusun MHI 2020). Indeks GCI (Green Chloropil Index)
ditemukan dengan nilai yang cukup tinggi, umumnya digunakan untuk mengestimasi
Gambar 2. Nilai Indeks Kesehatan Mangrove (MHI) (%) tiap zona mangrove (Z1-Z4) dan
total luas (AVG) di pulau Middleburg-Miossu. Nilai disajikan sebagai mean ±
standar deviasi. Huruf yang berbeda di atas batang menunjukkan perbedaan yang
signifikan antar zona pada tingkat signifikansi 5% (P <0,05).
Figure 2. Mangrove Health Index (MHI) value (%) each mangrove zones (Z1-Z4) and total
area (AVG) in Middleburg-Miossu island. The values are presented as mean ±
standard deviation. Different letters above the bars show significant differences
among zones at a significance level of 5% (P <0.05).
Tabel 4. Model linier untuk memprediksi nilai MHI berdasarkan indeks vegetasi
penginderaan jauh, koefisien regresi (disesuaikan R2), signifikansi (F), dan nilai uji
akurasi (RMSE).
Table 4. Linear models for predicting MHI value based on remote sensing vegetation indices,
regression coefficient (R2-adjusted), significance (F), and accuracy-test value
(RMSE).
Vegetation R2-
Formula: MHI (Y) = F RMSE
Indices (X) adjusted
NDVI 84.81*NDVI + 16.709 0.631 30.068*** 7.31
MI -3.488*MI + 97.967 0.480 16.705** 10.25
MVI 28.367*MVI + 75.135 0.711 42.897*** 6.46
SAVI 103.912*SAVI + 31.845 0.563 22.902*** 7.95
NBR 209.780*NBR-79.158 0.481 16.749** 12.49
GCI 2.677*GCI + 45.22 0.384 11.577** 9.44
EVI 7.85*EVI + 41.965 0.389 11.803** 9.41
SIPI -243.007*SIPI + 322.104 0.389 11.825** 9.40
ARVI 65.831*ARVI + 25.264 0.665 34.810*** 6.96
NBR, GCI, 102.12*NBR – 4.64*GCI
0.831 21.8987*** 4.46
SIPI,ARVI +178.15*SIPI + 159.53*ARVI - 252.39
90 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Nurdiansah & Dharmawan (2021)
Tabel 5. Luas (ha) dan proporsi (%) untuk setiap kategori MHI pada ekosistem mangrove di
Pulau Middleburg-Miossu.
Table 5. Area (ha) and proportion (%) for each MHI category on the mangrove ecosystem in
Middleburg-Miossu island.
kandungan klorofil daun pada spesies zona terluar ditemukan S. alba yang tumbuh
bervariasi untuk merefleksikan kondisi dengan baik dengan ukuran diameter tegakan
fisiologi dan kesehatan vegetasi (Wu et al., yang cukup besar dan tinggi tegakan yang
2012). SIPI (Structure Insensitive Pigment lebih rendah dibandingkan dengan zona
Index) mempertimbangkan perbandingan lainnya. Komunitas mangrove secara
karotenoid terhadap klorofil untuk dapat keseluruhan menunjukkan kondisi kesehatan
menggambarkan kesehatan mangrove yang cukup baik atau kategori sedang
(Chaube et al., 2019). Sementara itu. ARVI berdasarkan nilai MHI. Penerapan kombinasi
memiliki nilai koefisien regresi yang cukup analisis pengindraan jauh dengan analisis
tinggi dengan MHI. Penelitian Siddiq et al. struktur komunitas mangrove dan MHI
(2020) menemukan korelasi ARVI yang mampu memberikan gambaran yang lebih
cukup baik dengan parameter cadangan utuh tentang kesehatan komunitas mangrove
karbon mangrove di Teluk Benoa Bali. di Pulau Middleburg-Miossu. Hanya kurang
Interpolasi dengan formulasi tersebut dari 5% mangrove di Pulau Middleburg-
menunjukkan bahwa sebagian besar Miossu yang memiliki kondisi kesehatan
mangrove di Pulau Middleburg-Miossu komunitas yang kurang baik.
memperlihatkan kondisi mangrove dalam
kategori sedang (55,73%) dan sebanyak UCAPAN TERIMA KASIH
40,74% atau 6,56 ha tergolong dalam kondisi
yang sangat baik. Hanya 3,53% area Terima kasih kami ucapkan kepada
mangrove termasuk dalam kategori PMO COREMAP CTI, LIPI serta segenap
kesehatan yang buruk. (Gambar 3 dan Tabel staf peneliti dan non peneliti dalam Ekspedisi
5). Nilai interpolasi ini cukup baik digunakan Nusa Manggala tahun 2018 yang didanai
karena hasil uji akurasi diperoleh nilai RMSE oleh World Bank. Terima kasih juga kepada
sebesar 4,46% atau kurang dari 5% (Tabel 4). Kepala Pusat Penelitian Oseanografi yang
Semakin rendah nilai RMSE menunjukkan telah memberikan dukungan dalam
formula yang digunakan semakin baik untuk pelaksanaan penelitian.
memprediksi nilai sebenarnya (Siddiq et al.,
2020). DAFTAR PUSTAKA
carbon stocks and losses. Nature Chougule, V.A. & J.B. Sapkale. 2020.
Climate Change, 7(7): 523-528. Detecting changes and health status
https://doi.org/10.1038/nclimate3326 of mangrove forest in Achara estuary,
Aye, W.N., Y. Wen, K. Marin, S. Thapa, & Maraharashtra using remote sensing
A.W. Tun. 2019. Contribution of and GIS. Sustainability, Agri, Food
mangrove forest to the livelihood of and Environmental Research, 8(3):
local communities in Ayeyarwaddy 212-221.
region, Myanmar. Forests, 10(5): https://doi.org/ 10.7770/safer-V0N0-
414-426. art2093
https://doi.org/10.3390/f10050414 Dharmawan, I.W.E. & A. Widyastuti. 2017.
Baloloy, A.B., A.C. Blanco, R.R.C.S. Ana, & Pristine mangrove community in
K. Nadaoka. 2020. Development and Wondama gulf, West Papua,
application of a new mangrove Indonesia. Marine Research in
vegetation index (MVI) for rapid and Indonesia, 42(2): 73-82.
accurate mangrove mapping. ISPRS J. https://doi.org/10.14203/mri.v42i2.17
of Photogrammetry and Remote 5
Sensing, 166: 95-117. Dharmawan, I.W.E., R.S. Utama, Giyanto,
https://doi.org/10.1016/j.isprsjprs.202 L.P. Aji, P.C. Makatipu & A. Irawan.
0.06.001 2019. Monitoring kondisi kesehatan
Bao, T.Q. 2011. Effect of mangrove forest terumbu karang dan ekosistem pesisir
structures on wave attenuation in terkait di TWP. Padaido, Biak-
coastal Vietnam. Oceanologia, 53(3): Numfor. COREMAP-CTI, LIPI.
807-818. Jakarta. 152 hlm.
https://doi.org/10.5697/oc.53-3.807 Dharmawan, I.W.E. & Pramudji. 2020.
Benzeev, R., N. Hutchinson, & D.A. Friess. Mangrove community structure in
2017. Quantifying fisheries Papuan Small Islands, Case Study in
ecosystem services of mangroves and Biak Regency. Proceeding The IOP
tropical artificial urban shorelines. Conference Series: Earth and
Hydrobiologia, 803(1): 225-237. Environmental Science, Purwokerto,
https://doi.org/10.1007/s10750-017- Indonesia, 21 - 23 August 2019. 1-8
3299-8 pp. https://doi.org/doi:10.1088/1755-
Carugati, L., B. Gatto, E. Rastelli, M.L. 1315/550/1/012002
Martire, C. Coral, S. Greco, & R. Dharmawan, I.W.E., Suyarso, Y.I.
Danovaro. 2018. Impact of mangrove Ulumuddin, B. Prayudha & Pramudji.
forests degradation on biodiversity 2020a. Manual for mangrove
and ecosystem functioning. Scientific community structure monitoring and
reports, 8(1): 1-11. research in Indonesia. NAS Media
https://doi.org/10.1038/s41598-018- Pustaka. Makassar. 150 p.
31683-0 Dharmawan, I.W.E., T.A. Hadi, U.Y. Arbi,
Chaube, N.R., N. Lele, A. Misra, T.V.R. P.C. Makatipu, S. Rahmawati, A.
Murthy, S. Manna, S. Hazra, M. Budiyanto, A.B. Sitepu, B. Usman, P.
Panda, & R.N. Samal. 2019. Halang, Y. Kapitaraw, A.
Mangrove species discrimination and Sulaksmana, F.C.E. Dan & B.
health assessment using AVIRIS-NG Otoluwa. 2020b. Monitoring
hyperspectral data. Current kesehatan terumbu karang dan
Sciences, 116: 1136-1142. ekosistem terkait di Kabupaten Biak-
https://doi.org/10.18520/cs/v116/i7/1 Numfor. COREMAP CTI, LIPI.
136-1142 Jakarta. 231 p.
92 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Nurdiansah & Dharmawan (2021)
94 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Nurdiansah & Dharmawan (2021)
96 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt