77-Article Text-218-1-10-20220630
77-Article Text-218-1-10-20220630
77-Article Text-218-1-10-20220630
Nurhayati
Institut Agama Islam Abdullah Said Batam, Indonesia
[email protected]
Julita Sari Nasution
Institut Agama Islam Abdullah Said Batam, Indonesia
[email protected]
ABSTRACT
This study aims to determine: (1) Is there a relationship between learning motivation and Arabic
learning outcomes. (2) Is there a relationship between interest in learning and learning outcomes in
Arabic. (3) Is there a relationship between learning motivation and interest in learning together on
the results of learning Arabic. This type of research is quantitative with a correlational approach.
The population of the study was all class VIII students of SMPIT Fajar Ilahi Batam for the
academic year 2021-2022 with a total of 54 students. The sampling technique in this study is the
saturated sampling technique. The instrument used is a closed questionnaire. The data analysis
technique for hypothesis one and hypothesis two is using Pearson's product moment, and for
hypothesis three using multiple correlation test. From the results of data analysis, it can be
concluded: (1) There is a strong relationship between learning motivation and Arabic learning
outcomes with a correlation value of 0.778 (2) There is a strong relationship between learning
interest and Arabic learning outcomes with a correlation value of 0.710 (3) There is a relationship
which is very strong between learning motivation and interest in learning with learning outcomes
together on Arabic learning outcomes with a correlation value of 0.983.
Keywords : Learning motivation, Learning Interest, Arabic Learning Outcom
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Apakah terdapat hubungan antara motivasi belajar
terhadap hasil belajar bahasa Arab. (2) Apakah terdapat hubungan antara minat belajar terhadap
hasil belajar bahasa Arab. (3) Apakah terdapat hubungan antara motivasi belajar dan minat belajar
secara bersama-sama terhadap hasil belajar bahasa Arab. Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan
pendekatan korelasional. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas Kelas VIII SMPIT Fajar
Ilahi Batam tahun ajaran 2021-2022 sejumlah 54 siswa. Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini adalah dengan teknik sampling jenuh. Instrumen yang digunakan berupa angket
tertutup. Teknik analisa data untuk hipotesis satu dan hipotesis dua menggunakan pearson product
moment,dan untuk hipotesis tiga menggunakan uji korelasi ganda. Dari hasil analisa data dapat
disimpulkan: (1) Terdapat hubungan yang kuat antara motivasi belajar dengan hasil belajar bahasa
Arab dengan nilai korelasi 0,778 (2) Terdapat hubungan yang kuat antara minat belajar dengan
hasil belajar bahasa Arab dengan nilai korelasi 0,710 (3) Terdapat hubungan yang sangat kuat
antara motivasi belajar dan minat belajar dengan hasil belajar secara bersama-sama terhadap hasil
belajar bahasa Arab dengan nilai korelasi 0,983.
Keywords : Motivasi belajar, Minat Belajar, Hasil Belajar Bahasa Arab
PENDAHULUAN
Bahasa Arab merupakan salah satu bidang studi yang dipelajari pada setiap jenjang
pendidikan baik dari tingkat SD, SMP, SMA maupun Perguruan Tinggi disekolah agama.
Pendidikan merupakan salah satu sarana dalam upaya meningkatkan kualitas hidup manusia.
Pendidikan merupakan aset masa depan dalam membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkualitas. Dengan pendidikan, manusia berusaha mengembangkan potensi yang dimilikinya,
100
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN MINAT BELAJAR 101
mengubah tingkah laku ke arah yang lebih baik, mencetak manusia menjadi sumber daya
manusia yang handal dan terampil di bidangnya.
Sungguh sangat menyedihkan sekali, apa yang telah menimpa sebagian siswa saat ini,
hanya segelintir dari mereka yang mau mempelajari bahasa Arab dengan serius. Hal ini memang
sangat wajar karena di zaman modern ini banyak sekali siswa tenggelam dalam motivasi untuk
tujuan dunia, Sehingga mereka kurang berminat mempelajari bahasa Arab. Karena mereka
beranggapan bahwa tidak ada hasil duniawi yang bisa diharapkan jika pandai berbahasa Arab.
Berbeda dengan mempelajari bahasa Inggris, sebagian siswa di saat ini begitu semangat sekali
belajar bahasa Inggris, karena mereka tahu banyak tujuan dunia yang bisa diperoleh jika pandai
bahasa Inggris, sehingga kita dapati mereka rela untuk meluangkan waktu yang lama dan biaya
yang banyak untuk bisa menguasai bahasa ini.
Siswa yang memiliki minat dan diberikan motivasi tinggi pada pelajaran akan terlihat
dan tampak tekun dalam belajar, sedangkan siswa yang kurang menyukai pelajaran maka akan
sulit untuk terus tekun dan mau belajar karena tidak adanya pendorong yang kuat. Oleh karena
itu agar pelajar mampu memperoleh hasil yang baik dalam belajar seorang siswa harus
mempunyai minat dan motivasi tinggi terhadap pelajaran sehingga akan membantu untuk terus
belajar. Untuk tercapainya kegitan tersebut tidaklah mudah perlu adanya sebuah proses dan
bertahap secara baik. Perlu adanya bimbingan serta pengarahan yang baik dari guru kepada
siswa. Serta peran orangtua yang menjadi pemicu utama keberhasilan seorang anak agar
terdorong kearah yang baik.
Berbagai macam pembaharuan sudah dilakukan di bidang pendidikan. Salah satunya
dapat dilihat dari perubahan kurikulum yang diterapkan di sekolah. Penerapan kurikulum
tersebut tentu saja berpengaruh dalam aktivitas pembelajaran di kelas terutama dalam penilaian
pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran bahasa Arab. Penilaian dalam K-13 diharapkan
dapat mengungkap kemampuan siswa dari segala aspek, baik dari aspek kognitif, afektif,
maupun psikomotor.
Proses pendidikan tidak terlepas dari kegiatan belajar mengajar di kelas. Kegiatan belajar
mengajar sangat ditentukan oleh kerjasama antara guru dan siswa. Guru dituntut mampu
mendorong siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu diperlukan kreatifitas dan
gagasan yang baru untuk mengembangkan cara penilaian yang tepat dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah.
Penyelenggaraan pendidikan disekolah dilakukan melalui proses belajar mengajar. Di
dalam pelaksanaanya tidak selalu berjalan dengan baik, karena sering terdapat beberapa
hambatan. Namun hambatan itu masih bisa diatasi apabila dalam proses belajar mengajar
dilakukan dengan disiplin. Keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran dinyatakan
dengan hasil belajar. Hasil belajar dalam hal ini biasanya dinyatakan dengan skor atau nilai.
Hasil belajar siswa tersebut merupakan gambaran keberhasilan siswa dalam proses belajar.
Tinggi rendahnya hasil belajar siswa merupakan alat untuk mengetahui seorang siswa mengalami
perubahan atau tidak dalam belajar.
Berdasarkan pengamatan sementara pada hasil belajar siswa, hasil ujian bahasa Arab
siswa belakangan semester ini memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang di tetapkan
sekolah yaitu 70. Persentasi belajar tersebut menunjukan bahwa kualitas belajar siswa sangat
baik. Pada saat proses belajar mengajar, terdapat sebagian siswa yang kurang berminat akan
102 Nurhayati & Julita
pelajaran tersebut. Hal menunjukkan adanya beberapa gejala diantaranya ialah tingginya
motivasi pada siswa, tingginya minat siswa pada pembelajaran bahasa Arab, baiknya penguasaan
materi baik itu gurunya maupun siswa tersebut. Sehingga peneliti berasumsi bahwa siswa
menyukai pelajaran bahasa Arab bahkan menganggap mata pelajaran bahasa Arab tersebut
sangat penting. Tingginya antusias belajar dan pemusatan kepada guru serta kontrol pada anak
merupakan salah satu contoh tingginya motivasi belajar pada siswa, hal ini tercermin pada sikap
dan tingkah laku siswa yang memperhatikan guru pada saat proses belajar mengajar, selain itu
juga siswa rajin mengerjakan tugas yang diberikan guru.
Motivasi belajar ialah segala sesuatu yang ditujukan untuk mendorong atau memberikan
semangat kepada seseorang yang melakukan kegiatan belajar agar menjadi lebih giat lagi dalam
belajar untuk memperoleh prestasi yang lebih baik lagi. Motivasi dalam kegiatan belajar
merupakan kekuatan yang dapat menjadi tenaga pendorong bagi siswa untuk mendayagunakan
potensi-potensi yang ada pada dirinya untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Hasil
belajar merupakan apa yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar.
Motivasi belajar sangat penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya motivasi adalah
sebagai berikut: (1) menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir, (2)
menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya, (3)
mengarahkan kegiatan belajar, (4) membesarkan semangat belajar, dan (5) menyadarkan tentang
adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja (di sela-sela jam istirahat dan bermain) yang
berkesinambungan. Kelima hal tersebut menunjukkan berapa pentingnya motivasi tersebut
disadari oleh pelakunya sendiri. Bila motivasi disadari oleh pelaku, maka suatu pekerjaan, dalam
hal ini tugas belajar akan diselesaikan dengan baik. (Tohirin, 2011)
Minat adalah proses perkembangan dan pengarahan perilaku atau kelompok, agar
individu atau kelompok itu menghasilkan keluaran yang diharapkan, sesuai sasaran yang ingin
dicapai organisasi. Minat merupakan istilah yang lebih umum yang merujuk pada seluruh proses
gerakan, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah
laku yang ditimbulkannya, dan tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan. Minat merupakan
salah satu faktor penting dalam menunjang pemahaman dan keberhasilan siswa dalam belajar.
(Sumanto, 2014) Dengan adanya minat, siswa dapat lebih mudah dalam belajar dan memahami
materi yang disampaikan oleh guru karena siswa memiliki rasa ketertarikan pada bahan ajar yang
disampaikan oleh guru. Apabila siswa tidak mempunyai minat atau ketertarikan maka siswa akan
enggan dan malas untuk mempelajarinya, apabila mengerjakan sesuatu harus dengan bantuan
orang lain, tidak mampu berfikir dan bertindak orisinal, tidak kreatif, tidak punya inisiatif serta
siswa akan absen atau membolos. Rasa tidak suka pada mata pelajaran tertentu yang membuat
siswa kadang absen pada jam pelajaran tersebut. Apalagi pada mata pelajaran bahasa Arab,
banyak siswa yang tidak berminat dan tidak menyukai bahasa Arab.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut apakah ada
hubungan antara motivasi belajar dan minat belajar terhadap hasil belajar dengan Judul
“Hubungan Antara Motivasi Belajar dan Minat Belajar terhadap Hasil Belajar Bahasa Arab pada
Siswa Kelas VIII SMPIT Fajar Ilahi Batam.
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN MINAT BELAJAR 103
KAJIAN LITERATUR
Kaidah Isi Literatur
Belajar
Menurut teori yang dikemukakan oleh Guthrie adalah teori kontiguiti yang memandang
bahwa belajar merupakan kaitan asosiatif antara stimulus tertentu dan respon tertentu.
Selanjutnya Guthrie berpendirian bahwa hubungan antara stimulus dengan respon merupakan
kritis dalam belajar (Hamzah uno, 2012). Menurut Aunurrahman, (2016) Pengertian belajar dapat
kita temukan dalam berbagai sumber atau literatur. Meskipun kita melihat ada perbedaan-
perbedaan di dalam rumusan pengertian belajar tersebut dari masing-masing ahli, namun secara
prisip kita menemukan kesamaan-kesamaannya. Belajar dan mengajar sebagai aktivitas utama di
sekolah meliputi tiga unsur, yaitu tujuan pengajaran, pengalaman belajar mengajar dan hasil
belajar.
Menurut Sardiman A, (2011) belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa-raga, psikofisik
untuk menuju keperkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta,
rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Selanjutnya, dalam perspektif
keagamaan, belajar merupakan suatu kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu
pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka.
Menurut Lester D.Crow dan Alice Crow menyatakan belajar adalah perolehan kebiasaan,
pengetahuan, dan sikap termasuk cara baru untuk melakukan sesuatu dan upaya-upaya seseorang
dalam mengatasi kendala atau menyesuaikan situasi yang baru (Fauziah et al., 2017). Belajar
juga diartikan suatu proses yang berlangsung didalam diri seseorang yang mengubah tingkah
lakunya, baik tingkah laku dalam berfikir, bersikap, dan berbuat. Sedangkan mengajar ialah salah
suatu usaha untuk membuat siswa belajar, yaitu usaha untuk terjadinya perubahan tingkah laku
pada diri siswa. Dengan kata lain, belajar adalah mengetahui dan memahami sesuatu sehingga
terjadi perubahan dalam diri seseorang (Hamzah B. Uno, (2011). Hal ini sebagaimana terdapat
dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi : (Departemen Agama RI, 2015).
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, Berilah
kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah‟, niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya
Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-
Mujadalah: 11)
Selain itu, kewajiban bagi setiap orang untuk belajar agar memperoleh ilmu pengetahuan
terdapat pula dalam firman Allah yang lain, yaitu dalam surat Al-Zumar ayat 9 yang berbunyi :
(Departemen Agama RI, 2015).
Artinya : “Katakanlah: apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-
orang yang tidak mengetahui. Sesungguhnya, hanya orang-orang yang berakallah yang mampu
menerima pelajaran”. (QS. Al-Zumar: 9)
Berdasarkan kedua ayat di atas, dapat diketahui bahwa belajar merupakan kewajiban
bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan. Ilmu dalam hal ini tidak hanya
berupa pengetahuan agama tetapi juga berupa pengetahuan yang relevan dengan tuntutan
104 Nurhayati & Julita
kemajuan zaman. Selain itu, ilmu juga harus bermanfaat bagi kehidupan orang banyak di
samping bagi kehidupan diri pemilik ilmu itu sendiri.
Hasil Belajar
Menurut Tohirin, (2011) Hasil belajar adalah apa yang telah dicapai oleh siswa setelah
melakukan kegiatan belajar. Selain itu, hasil belajar juga dapat diartikan sebagai Hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan
proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan
puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2013).
Adapun menurut pendapat Mulyono Abdurrahman, (2012) Hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Berdasarkan pendapat-
pendapat di atas, dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar merupakan hasil
yang telah dicapai oleh siswa setelah ia mengikuti kegiatan belajar. Hasil yang dicapai oleh siswa
tersebut bisa berupa kemampuan-kemampuan, baik yang berkenaan dengan aspek pengetahuan,
sikap, maupun keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.
Hasil belajar juga merupakan gambaran tentang bagaimana siswa memahami materi yang
disampaikan oleh guru. Hasil belajar merupakan out put nilai yang berbentuk angka atau huruf
yang didapat siswa setelah menerima materi pembelajaran melalui sebuah tes atau ujian yang
disampaikan guru. Dari hasil belajar tersebut guru dapat menerima informasi seberapa jauh siswa
memahami materi yang dipelajari. Keberhasilan siswa dalam mencapai hasil belajar pada setiap
siswa berbeda-beda.
Perumusan tujuan pembelajaran itu adalah hasil belajar yang diinginkan pada diri
pembelajar, agak lebih rumit untuk diamati dibandingkan dengan tujuan lainnya, karena tujuan
pembelajaran tidak dapat diukur secara langsung. Tujuan pembelajaran merupakan bentuk
harapan yang berkomunikasikan melalui pernyataan dengan cara menggambarkan perubahan
yang diinginkan pada diri pembelajar, yakni pernyataan tentang apa yang diinginkan pada diri
pembelajar setelah menyelesaikan pengalaman belajar. Untuk mencapai kemampuan belajar di
dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut diperlukan adanya pengamatan kinerja
(perfomance) pembelajar sebelum dan setelah pembelajaran berlangsung, serta mengamati
perubahan kinerja yang telah terjadi.
Berhasil atau tidaknya proses belajar seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, baik
faktor yang berasal dari dalam diri (faktor internal) individu, maupun faktor yang berasal dari
luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar sangat penting dilakukan dalam rangka membantu para siswa dalam
mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya.
Menurut pendapat Aunurrahman, (2016) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa ialah sebagai berikut : Secara spesifik, masalah yang bersumber dari faktor internal
berkaitan dengan; (1) karakter siswa, (2) sikap terhadap belajar, (3) motivasi belajar, (4)
konsentrasi belajar, (5) kemampuan mengolah bahan belajar, (6) kemampuan menggali hasil
belajar, (7) rasa percaya diri, (8) kebiasaan belajar. Sedangkan dari faktor eksternal, dipengaruhi
oleh; (a) faktor guru, (b) lingkungan sosial, terutama termasuk teman sebaya, (c) kurikulum
sekolah, (d) sarana dan prasarana.
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN MINAT BELAJAR 105
dalam skripsi Rima Rahmawati (2016:17), motivasi belajar dapat timbul karena beberapa faktor,
yaitu:
a. Faktor internal
1) Faktor fisik
Faktor fisik merupakan faktor yang mempengaruhi dari tubuh dan penampilan individu.
Faktor fisik meliputi nutrisi (gizi), kesehatan dan fungsi-fungsi fisik terutama panca
indera.
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis merupakan faktor intrinsik yang berhubungan dengan aspek-aspek yang
mendorong atau menghambat aktifitas belajar pada siswa. Faktor ini menyangkut kondisi
rohani siswa.
b. Faktor eksternal
1) Faktor sosial
Merupakan faktor yang berasal dari manusia disekitar lingkungan siswa. Meliputi guru,
teman sebaya, orang tua, tetangga dan lain sebagainya.
2) Faktor non sosial
a) Faktor non sosial. Merupakan faktor yang berasal dari kondisi fisik disekitar siswa.
Meliputi keadaan udara (cuaca panas atau dingin), waktu (pagi, siang atau malam),
tempat (sepi, bising atau kualitas sekolah tempat siswa belajar), dan fasilitas belajar.
Adapun menurut (Dimyati dan Mudjiono, 2013) unsur yang mempengaruhi motivasi
belajar yaitu cita-cita dan aspirasi siswa. Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar
intrinsik maupun ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan
aktualisasi diri.
b) Kemampuan siswa. Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau
kecakapan mencapainya. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan akan
memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
c) Kondisi siswa. Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi
motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar atau marah-marah akan
mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya, seorang siswa yang sehat, kenyang dan
gembira akan memusatkan perhatian pada penjelasan pelajaran. Dengan demikian,
kondisi jasmani dan rohani siswa berpengaruh pada motivasi belajar.
d) Kondisi lingkungan siswa. Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan
tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota
masyarakat, maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Bencana alam,
tempat tinggal yang kumuh, perkelahian antar siswa akan mengganggu kesungguhan
belajar. Sebaliknya, kampus sekolah yang indah, pergaulan siswa yang rukun akan
memperkuat motivasi belajar. Dengan lingkungan yang aman, tentram, tertib dan
indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN MINAT BELAJAR 107
kondusif, yang dapat memenuhi keinginan siswa untuk belajar disertai perhatian yang besar
(Nuria, 2019).
Istilah minat banyak dipakai dalam berbagai bidang dan situasi, tapi dalam uraian ini
akan lebih diarahkan pada bidang pendidikan khususnya dalam bidang pembelajaran
(Departemen Pendidikan Nasional, 2013). Menurut Sumanto, (2014) pengertian minat adalah
proses perkembangan dan pengarahan perilaku atau kelompok, agar individu atau kelompok itu
menghasilkan keluaran yang diharapkan, sesuai sasaran yang ingin dicapai organisasi. Minat
merupakan istilah yang lebih umum yang merujuk pada seluruh proses gerakan, termasuk situasi
yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkannya,
dan tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan.
Minat menurut Djaali, (2013) adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat
dalam diri seseorang yang mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suat
tujuan (kebutuhan) atau proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya,
perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama.
Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di
dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Minat belajar menurut Clayton Aldelfer dalam Nashar adalah kecenderungan peserta
didik dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi hasil
belajar sebaik mungkin (Nashar, 2014). Berdasarkan defInisi dari para ahli dapat disimpulkan
bahwa minat belajar adalah energi kekuatan yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan
belajar. Minat belajar tidak hanya bergantung pada kemampuan, namun juga bergantung pada
apakah seseorang memilih tujuan penguasaan (tujuan mempelajari), yang fokusnya adalah
mempelajari suatu kemampuan baru dengan baik; atau tujuan kinerja, yang fokusnya adalah
mendemonstrasikan atau memperlihatkan kemampuan kita pada orang lain. Dengan demikian
orang yang memiliki kebutuhan prestasi yang tinggi berbeda dari orang lain dalam cara berikut:
a. Mereka mencari tanggung jawab pribadi untuk mencari solusi dari permasalahan. Ini
berarti mereka mengambil inisiatif untuk menemukan hasil, kadang-kadang bahkan
ketika itu bukanlah masalah mereka.
b. Mereka membutuhkan umpan balik yang cepat pada kinerja mereka. Mereka biasanya
sangat frustasi ketika tidak menerima umpan balik, dan lebih cepat lebih baik.
c. Mereka menetapkan tujuan tepat yang menantang. Mereka dengan semangat tinggi
ingin mengontrol kesuksesan mereka sendiri, mereka tidak ingin meraih sesuatu atau
apa pun secara kebetulan.
d. Mereka ingin mengembangkan diri, sehingga mereka menetapkan tujuan yang
menantang tapi yang mereka anggap memiliki setidaknya kesempatan 50% untuk
dicapai (Intan, 2014).
Terdapat banyak pandangan dan pembahasan dari banyak ahli di bidang psikologi
pendidikan maupun psikologi pembelajaran terkait dengan motivasi. Banyaknya pandangan dan
pembahasan menghasilkan definisi yang banyak pula. Akan tetapi pada intinya motivasi ialah
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN MINAT BELAJAR 109
dorongan yang berasal dari dalam diri seseorang ataupun di luar diri seseorang, baik disadari
ataupun tidak untuk melakukan suatu tindakan.
Abraham Maslow di dalam (Hamzah B. Uno, 2016) mengatakan seseorang termotivasi
karena memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan yang dimaksud menurut Maslow
yaitu:
a. Ketertarikan untuk membaca buku
Siswa yang berminat terhadap suatu pelajaran maka ia akan memiliki perasaan
ketertarikan terhadap belajar tersebut. Siswa yang berminat terhadap bidang studi
Pendidikan bahasa Arab ia akan merasa tertarik dalam mempelajarinya.
b. Perhatian dalam belajar
Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa seseorang terhadap pengamatan,
pengertian ataupun yang lainnya dengan mengesampingkan hal lain dari pada itu.
Jadi, siswa akan mempunyai perhatian dalam belajar, jiwa dan pikirannya terpokus
dengan apa yang dipelajarinya.
c. Keaktifan siswa dalam pembelajaran bahasa Arab
Seseorang dapat mengekspresikan minat bukan melalui kata-kata tetapi melalui
tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif dalam suatu aktifitas tertentu. Jadi
apabila seorang siswa memiliki minat terhadap bahasa Arab, maka siswa tersebut
akan berperan aktif pada saat pembelajaran bahasa Arab.
d. Pengetahuan
Selain dari perasaan senang dan perhatian, untuk mengetahui berminat atau tidaknya
seorang siswa terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari pengetahuan yang
dimilikinya.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Adapun populasi dalam penelitian ini
adalah siswa kelas VIII SMPIT Fajar Ilahi Batam Tahun Pelajaran 2021/2022 sebanyak 54
orang. Adapun pengertian penelitian kuantitatif menurut Moh. Kasiram, (2013) adalah Suatu
proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis
keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui. Penelitian kuantitatif berangkat dari paradigma
teoritik menuju data yang berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori-teori yang
digunakan. Dengan demikian, tujuan dari penelitian kuantitatif pada dasarnya adalah untuk
membuktikan teori-teori yang telah ada sebelumnya dengan membandingkannya berdasarkan
fakta empiris.
Sedangkan sifat dari penelitian ini adalah bersifat korelasi atau hubungan, yaitu
penelitian yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dengan
mengukur koefisiensi atau signifikansi dengan menggunakan statistik (Musfiqon, 2012).
Penelitian ini menggunakan teknik korelasi untuk mengetahui arah dan pengumpulan data yang
akan dilakukan dalam penelitian ini dengan mengunakan metode kuesioner. Dalam metode
kuesioner digunakan angket sebagai alat pengumpulan data yang sebelumnya akan diuji validitas
110 Nurhayati & Julita
dan reabilitas. Penelitian kuantitatif yang dilakukan adalah penelitian korelasi dengan analisa tiga
variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu variabel terikat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji hipotesis 1 menggunakan analisis korelasi sederhana untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara motivasi belajar dengan minat belajar. Rumus yang digunakan adalah korelasi
Product Moment Pearson. Hasil perhitungan uji hipotesis 1 dibantu dengan SPSS versi 20, dan
dapat dilihat pada tabel 4.14 sebagai berikut:
N 54 54
N 54 54
Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS 20 pada tabel 1 diatas, diperoleh nilai sig
= 0,000. Kemudian dengan ∝ = 0,05 dimana 0,000 < 0,05 maka 〖Ho〗_(1 )ditolak. Artinya
terdapat hubungan antara motivasi belajar (X_1) terhadap hasil belajar bahasa Arab (Y).
Sedangkan dengan nilai rx_1 y = 0,778 maka tingkat hubungan antara dua variabel terbilang
kuat, yaitu motivasi memiliki hubungan yang kuat terhadap hasil belajar bahasa Arab. Arah
hubungan antara dua variabel adalah positif yang artinya semakin tinggi motivasi belajar,
semakin tinggi pula hasil belajar bahasa Arab.
Uji hipotesis 2 menggunakan analisis korelasi sederhana untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara minat belajar dengan hasil belajar.
Tabel 2. Hasil perhitungan hipotesis 2
MINAT HASIL BELAJAR
Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS 20 pada tabel 2 diatas, diperoleh nilai sig
= 0,000 . Kemudian dengan ∝ = 0,05 dimana 0,000 < 0,05 maka 〖Ho〗_(2 ) ditolak. Artinya
terdapat hubungan antara minat belajar (X_2) terhadap hasil belajar bahasa Arab (Y). Sedangkan
dengan nilai rx_1 y = 0,710 maka tingkat hubungan antara dua variabel kuat, yaitu minat belajar
memiliki hubungan kuat terhadap hasil belajar bahasa Arab. Arah hubungan antara dua variabel
adalah positif yang artinya semakin tinggi minat belajar, semakin tinggi pula hasil belajar bahasa
Arab. Dan besarnya sumbangan (kontribusi) variabel X_2 terhadap sumbangan ( kontribusi)
variabel Y adalah 50%
Pengujian hipotesis ketiga menggunakan korelasi berganda. Hasil perhitungan dengan
SPSS Versi 20 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil perhitungan hipotesis 3
Adjusted Std.
R R Error of
Model R Square Square the Change Statistics
R
Estimate Square F Sig. F
Change Change df1 df2 Change
1 .991a .983 .982 1.058 .983 1464.019 2 51 .000
a. Predictors: (Constant), MINAT, MOTIVASI
Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS 20 pada tabel 3 diatas, diperoleh nilai sig
= 0,000 . Kemudian dengan ∝ = 0,05 dimana 0,000 < 0,05 maka 〖Ho〗_(3 ) ditolak. Artinya
terdapat hubungan antara motivasi belajar (X_1) dan minat belajar (X_2) terhadap hasil belajar
bahasa Arab (Y) secara bersama-sama. Sedangkan dengan nilai rx_1 x_2 y = 0,983 maka tingkat
hubungan antara tiga variabel sangat kuat, yaitu motivasi belajar dan minat belajar secara
bersama-sama memiliki hubungan sempurna terhadap hasil belajar bahasa Arab. Arah hubungan
antara 3 variabel adalah positif yang artinya semakin tinggi motivasi belajar dan minat belajar
secara bersama-sama, semakin tinggi pula hasil belajar bahasa Arab.
Berdasarkan hasil dari analisa data diatas, maka dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan antara motivasi belajar dan minat belajar (variabel bebas) terhadap hasil belajar bahasa
Arab (variabel terikat). Hasil penelitian terangkum dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4. Besar Hubungan dan Kategori Interpretasi
Variabel Nilai Korelasi Tingkat Hubungan
Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Bahasa
0,778 kuat
Arab
Minat Belajar terhadap Hasil Belajar Bahasa Arab 0,710 kuat
Motivasi Belajar dan Minat Belajar terhadap Hasil
0,983 sangat kuat
Belajar Bahasa Arab
menujukkan, bahwa nilai tertinggi pada angket motivasi adalah 120 dan terendah 69. Sedangkan
standar deviasi 11.82.
Indikator yang digunakan pada angket motivasi, yaitu melakukan sesuatu dengan sebaik-
baiknya, melakukan sesuatu dengan sukses, mengerjakan sesuatu dan menyelesaikan tugas-tugas
yang memerlukan usaha dan keterampilan, ingin menjadi penguasa yang terkenal atau
terpandang dalam suatu bidang tertentu, mengerjakan sesuatu yang berarti atau penting,
melakukan suatu pekerjaan yang sukar dengan baik. Seperti yang dikumukakan oleh (Sadirman,
2014) bahwa siswa yang memiliki motivasi yang kuat, akan mempunyai banyak energi dalam
melakukan kegiatan belajar. Hal-hal tersebut tentu saja akan berdampak pada hasil belajar yang
juga akan meningkat. Berdasarkan pengertian dari berbagai ahli, bahwa Motivasi adalah suatu
kondisi psikologis yang mendorong seseorang melakukan sesuatu. Motivasi dapat menimbulkan
suatu perubahan energi dalam diri individu, dan pada akhirnya akan berhubungan dengan
kejiwaan, perasaan, dan emosi untuk bertindak dan melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan
agar kebutuhan dan keinginan terpenuhi.
Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar bahasa Arab siswa kelas VIII SMPIT Fajar
Ilahi Batam Tahun Pelajar 2021-2022. Hal ini sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh
peneliti dimana berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS 20 pada tabel diatas, dengan taraf
sig 0,000. Kemudian dengan ∝ = 0,05 dimana 0,000 < 0,05 maka 〖Ho〗_(1 )ditolak. Artinya
terdapat hubungan antara motivasi belajar (X_1) terhadap hasil belajar bahasa Arab (Y).
Sedangkan dengan nilai rx_1 y = 0,778 maka tingkat hubungan antara dua variabel terbilang
kuat, yaitu motivasi memiliki hubungan yang kuat terhadap hasil belajar bahasa Arab. Arah
hubungan antara dua variabel adalah positif yang artinya semakin tinggi motivasi belajar,
semakin tinggi pula hasil belajar bahasa Arab. Dan besarnya sumbangan (kontribusi) koefesien
penentu antara variabel X_1 dan sumbangan terhadap variabel Y adalah 60%. Artinya variabel
penguatan nonverbal memberi kontribusi tantara motivasi belajar terhadap hasil belajar bahasa
Arab sebesar 60% dan sisanya 40% ditentukan oleh variabel lain.
Ilahi Batam Tahun Pelajaran 2021-2022. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti dimana berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS 20 pada tabel diatas, dengan taraf
sig 0,000. Kemudian dengan ∝ = 0,05 dimana 0,000 < 0,05 maka 〖Ho〗_(2 )ditolak. Artinya
terdapat hubungan antara minat belajar (X_2) terhadap hasil belajar bahasa Arab (Y). Sedangkan
dengan nilai rx_1 y = 0,710 maka tingkat hubungan antara dua variabel kuat, yaitu minat belajar
memiliki hubungan kuat terhadap hasil belajar bahasa Arab. Arah hubungan antara dua variabel
adalah positif yang artinya semakin tinggi minat belajar, semakin tinggi pula hasil belajar bahasa
Arab. Dan besarnya sumbangan (kontribusi) koefesien penentu antara variabel X_2 dan
sumbangan terhadap variabel Y adalah 50%. Artinya variabel penguatan nonverbal memberi
kontribusi antara minat belajar terhadap hasil belajar bahasa Arab sebesar 50% dan sisanya 50%
ditentukan oleh variabel lain.
REFERENSI
Aunurrahman. (2016). Belajar dan pembelajaran. Bandung. Alfabeta.
Departemen Agama RI. (2015). Al-Qur’an dan Terjemahnya. CV Penerbit Diponegoro.
Departemen Pendidikan Nasional. (2013). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai
Pustaka.
Dimyati dan Mudjiono. (2013). Belajar Dan Pembelajaran. Rineka Cipta.
Djaali. (2013). Psikologi Pendidikan. Bumi Aksara.
Donni Juni Priansa. (2015). Manajemen Peserta Didik Dan Model Pembelajaran.
Alfabeta.
Edi Kusnadi. (2012). Metodologi Penelitian. Ramayana Pers.
Fauziah, A., Rosnaningsih, A., & Azhar, S. (2017). Hubungan Antara Motivasi Belajar
Dengan Minat Belajar Siswa Kelas Iv Sdn Poris Gaga 05 Kota Tangerang. Jurnal
JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar), 4(1), 47.
https://doi.org/10.26555/jpsd.v4i1.a9594
Hamid Darmadi. (2013). Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Alfabeta.
Hamzah B. Uno. (2011). Model Pembelajaran. PT Bumi Aksara.
Hamzah B. Uno. (2016). TEORI MOTIVASI DAN PENGUKURANNYA (Analisis d).
Bumi Aksara.
Hamzah uno. (2012). Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta : Bumi
Aksara.
Haryu Islamuddin. (2012). Psikologi Pendidikan. Pustaka Pelajar.
Moh. Kasiram. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif. UIN Maliki Press.
Muhibbin Syah. (2012). Psikologi Belajar. Rajawali Pers.
Mulyono Abdurrahman. (2012). Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta.
Musfiqon. (2012). Metodologi Penelitian Pendidikan. Prestasi Pustaka.
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN MINAT BELAJAR 115
Nashar. (2014). Peranan Motivasi dan Kemampua awal dalam Kegiatan Pembelajaran.
Delia Press.
Ngalim Purwanto. (2014). Psikologi Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya.
Nuria, I. (2019). Meningkatkan Minat Belajar Siswa Melalui Media Visual Pada Materi
Upaya Meningkatkan Kualitas Kerja Mata Pelajaran Ekonomi Semester I Kelas
XI MA Negeri Nagekeo Tahun Pelajaran 2018/2019. Jurnal Ilmiah Mandala
Education, 5(1), 154-166.
Poerbakawatja, S. dan H. (2012). Ensiklopedia Pendidikan (Cet. III). Gunung Agung.
Purwanto. (2012). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Pustaka Pelajar.
Ritonga, M., & Darussalam, Z. (2019). Analisis Kritis Penggunaan Sumber Belajar
Bahasa Arab dalam Wacana Perkaderan Ulama Tarjih dan Tajdid
Muhammadiyah. Tahun (Vol. 1). In Proceding Seminar Internasional
Kebahasaan.
S. Margono. (2012). Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta.
S. Nasution. (2012). Metode Research. PT Bumi Aksara.
Sardiman. (2018). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar (In Sardima). PT Raja
Grafindo Persada.
Sardiman A, M. (2011). Evaluasi Belajar dan Mengajar. Persada.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. (2012). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revi).
Rineka Cipta, 2010.
Sujanto, A. (2013). Psikologi Umum (Cet. VII). Aksara Baru.
Sumanto. (2014). Psikologi Umum (Cet. 1). PT. Buku Seru.
Syahron Lubis. (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan. Suka Bumi Press.
Syofian Siregar. (2013). Penelitian Kuantitatif. Balai Pustaka.
Syofian Siregar. (2014). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Bumi Aksara.
Tohirin. (2011). Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Rajawali Pers.
Uno, H. B. (2021). Teori motivasi dan pengukurannya. Analisis di bidang pendidikan.
Bumi Aksara.