1351-Article Text-3705-1-10-20220201
1351-Article Text-3705-1-10-20220201
1351-Article Text-3705-1-10-20220201
https://jurnal.peneliti.net/index.php/JIWP
Vol. 8, No.1, Januari 2022
1,2
Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitar Khairun
Email : [email protected], [email protected]
Info Artikel Abstract:
Sejarah Artikel: Mangrove is a term for tropical coastal communities which are
Diterima: 12 Januari 2022 dominated by several types of mangroves. One of the eco-mangroves
Direvisi: 20 Januari 2022 in Indonesia is the Nusliko Mangrove Forest. This study aims to
Dipublikasikan: Januari 2022 determine the type, diversity and environmental parameters that affect
e-ISSN: 2089-5364 the existence of gastropod tourism in mangrove forest ecotourism. The
p-ISSN: 2622-8327 research took place from April to May 2021, the object of research was
gastropods in the mangrove forest ecotourism in Nusliko Village,
DOI: 10.5281/zenodo.5938426 Weda District, Central Halmahera. The method used in this research
is quantitative. The study used a 1x1 m plot that was placed uniformly.
The gastropods contained in the observation plots were determined by
species and the number of individuals of each species was counted.
The data were analyzed using the Shannon-Wiener diversity index. The
results showed that there were 3 families and 5 species of gastropods
on transect I, while on transect II there were 3 families and 3 species.
The diversity of gastropod species on transect I is H' = 1.121 medium
category, while the diversity of species on transect II is H' = 0.65 low
category. Environmental parameters on transect 1 air temperature
310C normal category, air salinity 30%o brackish category, water pH
8.2 alkaline category and the substrate is mud, while at station II air
temperature 300C normal category, water salinity 30%o brackish
category, pH 8 ,5 categorize the base and the substrate is sandy mud.
719
hidup secara menetap (Ayunda, 2011). keong-keong semakin langka dan butuh
Salah satu kelas dari gastropoda perlingungan (Saripantung et al., 2013).
yang diketahui bersosiasi dengan Salah satu kawasan Penelitian
ekosistem mangrove, lamun dan alga gastropoda yang sudah di sebutkan
adalah gastropoda. Gastropoda diatas, mengambil penelitian berbeda
merupakan anggota moluska yang dari yang lainnya karena yang di
sebagian besar bercangkang ambilkan penelitian ini di tempat
(Saripantung et al., 2013). Gastropoda Ekowisata jadi Ekowisata adalah bentuk
adalah salah satu organisme yang wisata yang menekankan
mempunyai peran ekologis sebagai tanggungjawab terhadap kelestarian
pembentuk detritus dalam menguraikan alam, memberi manfaat secara ekonomi
daun-daun mangrove yang telah gugur, mempertahankan keutuhan budaya bagi
batang dan pohon yang sudah mati. masyarakat setempat. Salah satu
Gastropoda juga berperan penting ekowisata mangrove di Indonesia
dalam menjaga keseimbangan ekologi adalah Hutan Mangrove
pesisir pantai, umumnya pada ekosistem Nusliko Park Weda. Yang berada
mangrove (Zulheri et al., 2014). Halmahera Tengah di desa Nusliko.
Salah satu dari moluska yang Ekowisata Hutan Mangrove Nusliko
diketahui hidup pada ekosistem Park Weda memiliki derajat pantai yang
mangrove, lamun dan alga adalah menyuguhkan keindahan dan memiliki
gastropoda. Gastropoda merupakan keunikan tersendiri di setiap pantainya
anggota moluska yang sebagian besar yang dapat menarik wisatawan untuk
bercangkang (Saripantung et al., 2013). berkunjung. Sampai saat ini penelitian
Gastropoda adalah salah satu komponen mengenai keanekaragaman Gastropoda
dalam ekosistem laut dengan di wilayah Nusliko hutan mangrove
keanekaragaman spesies yang sangat belum pernah dilakukan. Mengingat
tinggi dan menyebar luas di berbagai wilayah Desa Nusliko yang masih alami
habitat laut. Kelompok hewan bertubuh dan pentingnya Gastropoda secara
lunak ini dapat dijumpai mulai dari ekologi di hutan mangrove tersebut
daerah pinggiran pantai hingga laut maka perlu untuk dilakukan penilitian
dalam. Gastropoda biasanya berlendir mengenai Struktur Komunitas
dan merupakan binatang yang jarang Gastropoda di Nusliko mangrove
berpindah tempat karena sebagian besar tersebut.
dari Gastropoda memiliki cangkang
yang keras dan gerak yang lamban. METODE PENELITIAN
Beberapa jenis gastropoda juga Penilitian ini dilakukan pada
merupakan keong yang bernilai Kawasan Hutan Mangrove di
ekonomis tinggi karena cangkangnya Kecamatan Weda Halmahera Tengah
sebagai bahan untuk perhiasan dan tepatnya pada Desa Nusliko dan waktu
cenderamata. beberapa keong yang penilitian direncanakan berlangsung
berukuran besar sering dimanfaatkan pada bulan April sampai Mei Tahun
masyarakat sekitar, contohnya keong 2021. Tipe penelitian menggunakan
terompet (Syrinx aruanus) yang dapat metode Kuantitatif yaitu metode
dijadikan sebagai lampu hias dan pada penilitian yang digunakan untuk
zama dulu dapat digunakan sebagai meneliti pada populasi atau sampel
terompet. Semakin banyaknya tertentu. Metode yang digunakan dalam
gastropoda yang di manfaatkan oleh penilitian ini yaitu variabel utama dalam
masyarakat ini dapat mengakibatkan penilitian ini jenis Gastropoda dan
720
jumlah individu setiap jenis yang ada di N : Jumlah total individu dari semua
jalur yang telah ditentukan dan Variabel jenis yang tercatat
pendukung adalah faktor lingkungan S : Jumlah jenis
yaitu suhu air, salinitas dan pH air.
Teknik sampling dalam Kriteriah untuk indeks Shannon-
penilitian ini adalah sampling sistematis Wiener keanekaragaman jenis (H’)
dengan menggunakan garis transek sebagai berikut:
untuk membantu dalam pengambilan 1. Nilai H’ < 1 keanekaragaman rendah
hewan gastropoda dengan cara yaitu dengan jumlah individu setiap
Pertama lokasi dibagi menjadi dua titik jenisnya tidak seragam dan salah satu
lalu Pada setiap titik pengambilan data jenis ada yang dominan.
ditempatkan dua garis transek . panjang 2. Nilai H’ 1 ≤ H’ ≤ 3 keanekaragaman
garis transek adalah 25 meter, jarak sedang dengan jumlah individu tiap
pertransek 10 dan masing- masing jenisnya tidak seragam tapi tidak ada
transek diletakan 5 buah plot, dengan yang dominan.
panjang dan lebar masing-masing plot 3. Nilai H’ > 3 keanekaragaman tinggi
5x5 m2 dan peletakan plot secara dengan jumlah individu setiap
seragam di sepanjang garis transek jenisnya seragam dan tidak ada yang
dengan jarak satu dengan yang lain dominan.
adalah 1 meter. Setelah itu sampel
gastropoda yang ditemukan dalam plot HASIL DAN PEMBAHASAN
pengamatan di ambil dan di masukan Jenis Gastropoda yang
kedalam kantong plastik bening yang ditemukan di Desa Nusliko
berlabel dan diberi pengawet dengan Kecamatan Weda
menggunakan alcohol berkonsentrasi Halmahera Tengah
70%. setelah itu ditentukan jenisnya dan Berdasarkan hasil penelitian
dihitung jumlah individunya yang ada jenis gastropoda yang ditemukan di
pada masing-masing plot pengamatan. Desa Nusliko Kecamatan Weda
Selanjutnya dilakukan Pengukuran Halmahera Tengah pada ke dua transek.
parameter lingkungan bersamaan penelitian pada bulan Mei 2021 di desa
dengan pengambil sampel gastropoda, Nusliko, secara keseluruhan
mengukur parameter lingkungan teridentifikasi bahwa kedua transek,
sebagai data penunjang yaitu suhu air, ditemukan gastropoda sebayak 3 famili,
pH air, salinitas air dan substrat. yang terdiri dari 5 genus, 5 Jenis
Pentingnya menghitung gastropoda. jumlah individu tiap jenis
keanekaragaman jenis yaitu dengan dapat dilihat pada lampiran 3 dari famili
menggunakan formulasi serta jenis gastropoda dan jumlah
keanekaragaman jenis (Shannon- individu tersebut disajikan pada tabel 1
Wiener, 1996) yaitu dan 2 berikut ini :
Keterangan:
H’: Indeks keanekaragamann spesies
pi : Peluang kepentingan untuk tiap
spesies……pi=(ni/N
ni : Jumlah individu jenis i
721
Berdasarkan tabel 2 tentang famili
Tabel 1 Famili Serta Jenis Gastropoda serta jenis gastropoda dan jumlah
dan Jumlah Individu Pada Transek I di individu pada Transek II di Desa
Desa Nusliko Kecamatan Weda Nusliko Kecamatan Weda Halmahera
Halmahera Tengah Tengah, total individu yang ditemukan
No. Famili Jumlah adalah 18 individu.
Jenis Individu Berdasarkan hasil pengamatan pada
Gastropoda Transek I
lokasi penelitian di transek I dan transek
1. Telescopium
telescopium 13 II ditemukan beberapa jenis yang sama
Potamididae Terebralia sulcata 1 namun ada 2 jenis yang tidak ditemukan
pada transek II yakni jenis Terebralia
2. sulcata dan Tritia obsoleta karena
3. Littorinidae Littorina scabra substrat tidak mendukung untuk
4
4. Nassarius olivaceus 2
kehidupan dari ke 2 jenis gastropoda
Nassariidae Tritia obsoleta 1 tersebut.
Keanekaragaman Jenis Gastropoda
5. di Desa Nusliko Kecamatan Weda
Ʃ 3 Famili 5 Halmahera Tengah
Jenis 21 Individu Berdasarkan data hasil penelitian
Sumber : Hasil Penelitian, 2021) yang dilakukan di Desa Nusiko
Kecamatan Halmahera Tengah tentang
Berdasarkan tabel 1 tentang famili keanekaragaman jenis gastropoda pada
serta jenis gastropoda dan jumlah transek I dan transek II, kemudian data
individu pada Transek I di Desa Nusliko tersebut dianalisis dengan
Kecamatan Weda Halmahera Tengah, menggunakan rumus indeks
total individu yang ditemukan adalah 21 kenakaragaman jenis menurut Shannon-
individu. Wiener yang hasilnya disajikan pada
Selanjutnya jumlah famili serta table 3 berikut ini :
jenis gastropoda dan jumlah individu Tabel 3 Komunitas Jenis Gastropoda
pada Transek II di Desa Nusliko Pada Transek I dan Transek II di Desa
Kecamatan Weda Halmahera Tengah, Nusliko Kecamatan Weda Halmahera
Jumlah individu tiap jenis dapat dilihat Tengah
pada lampiran 3 dari famili serta jenis Transek I Transek II
gastropoda dan jumlah individu tersebut
No. Jenis Jumlah H’
disajikan pada tabel 2 sebagai berikut : Jumlah
Tabel 2 Famili Serta Jenis Gastropoda H’
dan Jumlah Individu Pada Transek II di Individu
Individu
Desa Nusliko Kecamatan Weda 1. Telescopium telescopium 13 0,297
Halmahera Tengah 14 0,195
No. Famili Jumlah Individu 2. Terebralia sulcata 1 0,143
Jenis 0 0
Gastropoda Transek II 3. Littorina scabra 4 0,315
1. Potamididae Telescopium 3 0,297
telescopium 14 4. Nassarius olivaceus 2 0,223
1 0,158
2. Littorinidae Littorina scabra 3
5. Tritia obsoleta 1 0,143
3. Nassariidae Nassarius olivaceus 1 0 0
Ʃ 3 Famili 3 Jenis Total 21 1,121
18 Individu 18 0,65
(Sumber : Hasil Penelitian, 2021) (Sumber : Hasil Penelitian, 2021)
722
Berdasarkan tabel 3 tentang untuk pertumbuhan dan perkembangan
keanekaragaman jenis gastropoda pada pada gastrpoda.
transek I dan transek II di Desa Nusliko
Kecamatan Weda Halmahera Tengah, PEMBAHASAN
dari hasil indeks keanekaragaman jenis Jenis Gastropoda yang ditemukan di
pada transek I kategori sedang Desa Nusliko Kecamatan Weda
sedangkan pada transek II kategori Halmahera Tengah
rendah. Berdasarkan hasil penelitian
Parameter Lingkungan yang yang telah dilakukan di kawasa
ditemukan di Desa Nusliko ekowisata hutan mangrove di
Kecamatan Weda Halmahera Kecamatan Weda Halmahera Tengah
Tengah pada Desa Nusliko adalah 5 Jenis yaitu
Berdasarkan hasil pengukuran Telescopium telescopium, Terebralia
parameter lingkungan yang ditemukan sulcata, Littorina scabra, Nassarius
di Desa Nusliko Kecamatan Weda olivaceus dan Tritia obsoleta yang
Halmahera Tengah, menujukan bahwa termasuk dalam 3 famili yaitu
suhu air, salinitas air dan pH air pada Potamididae, Littorinidae dan
kedua stasiun penelitian secara Nassariidae. Dari hasil penelitian pada
bersamaan pada saat pengambilan transek I telah di peroleh 5 jenis
sampel gastropoda. pengukuran kondisi gastropoda yang tergolong dalam 3
lingkungan terdapat pada tabel 4 berikut famili dan sebanyak 21 individu yaitu
ini : jenis Telescopium telescopium,
Tabel 4 Hasil Pengukuran Kondisi Terebralia sulcata, Littorina scabra,
Lingkungan yang ditemukan di Desa Nassarius olivaceus dan Tritia obsoleta
Nusliko Kecamatan Weda Halmahera sedangkan pada transek II ditemukan
Tengah beberapa jenis yang sama di peroleh 3
Parameter jenis gastropoda dan tergolong 3 famili
Trans dan sebanyak 18 individu yaitu
ek Suhu Kategori Salinitas Kategori pH Kategoritelescopium,
Telescopium SubstratLittorina
(Co) (%o)
scabra dan Nassarius olivaceus.
Transe 30 - 31 Normal 29 - 30 Payau 8,1 - 8,3 Jenis-Jenis
Basa Lumpur yang
gastropoda
kI
ditemukan pada kedua transek
Trans 30 - 31 Normal 29 - 30 Payau 8,2 – 8,5 Basa Lumpur Berpasir
ek II penelitian menunjukkan secara
(Sumber : Hasil Penelitian, 2021) keseluruhan jumlah individu dimiliki
oleh jenis Telescopium telescopium.
Berdasarkan tabel 4 Karena jenis dari Famili Potamididae ini
menunjukkan pada transek 1 suhu air merupakan penghuni asli hutan
perairan rata-rata 310C kategori normal, mangrove dan memiliki jenis
salinitas air 30%o kategori payau, pH air gastropoda paling banyak, sebab
perubahan lingkungan akibat faktor-
8,2 kategori basa dan substratnya
faktor fisik diluar mangrove, sehingga
lumpur, Sedangkan pada stasiun II rata-
organisme tersebut dapat bertahan
rata suhu air 30 0C kategori normal,
hidup dan berkembang di hutan
salinitas air 30 %o kategori payau, pH mangrove (Rangga, 2010). Jumlah
8,5 kategorikan basa dan substratnya individu jenis Telescopium telescopium
lumpur berpasir. Dari kisaran suhu air, menandakan bahwa organisme tersebut
salinitas air dan pH air menunjukkan mampu beradaptasi dengan baik dan
bahwa kondisi tempat wisata hutan sangat cocok hidup pada habitatnya.
mangrove di desa nusliko sangat baik
723
Keberadaan jenis ini tersebar pada dikemukakan oleh Shannon Winner
permukaan lumpur dan lumpur berpasir (1996) dalam Odum (2006) bahwa suatu
dimana tingka laku dari jenis selalu komunitas memiliki tingkat komunitas
menyelesaikan dengan kondisi sedang bila nilai komunitas adalah 1
lingkungan. sampai 3. Pada transek II adalah 0,65
Jenis gastropoda yang mempunyai nilai ini menunjukkan bahwa komunitas
jumlah individu yang mampu gastropoda di Desa Nusliko dalam
menempati ruang yang lebih luas kategori rendah karena sesuai dengan
sehingga kesempatan untuk hasil penelitian menunjukkan
berkembang lebih banyak. Oleh karena komunitas gastropoda yang ditentukan
itu pada lokasi penelitian terlihat sedikit di bandingkan dengan transek I
Telescopium telescopium lebih banyak dengan nilai 1,121.
menempati ruang, hal ini dibuktikan Kecilnya nilai komunitas pada
dengan banyaknya jenis individu dari transek II ini diduga karena jumlah
jenis Telescopium telescopium yang masing-masing jenis tidak merata
terkumpul maka dapat dikatakan bahwa sehingga terjadi dominan jenis tertentu.
jenis Telescopium telescopium lebih sebagaimana dikemukakan oleh
dominan dari jumlah jenis yang lain (Shanon Wiener, 1996) dalam Junaidi,
(Odum, 2006). Jenis gastropoda yang 2011), bahwa suatu komunitas memiliki
memiliki jumlah individu yang tingkat keanekaragaman rendah bila
ditemukan beberapa jenis yang sama nilai keanekaragaman adalah <1.
namun ada 2 jenis yang tidak ditemukan Dimana nilai keanekaragaman
pada transek II yakni jenis Terebralia dikatakan rendah jika jenis yang lain
sulcata dan Tritia obsoleta karena juga memiliki kelemahan misalnya
substrat ini kurang mendukung untuk faktor lingkungan yang tidak sesuai
kehidupan gastropoda. Tetapi pada dengan kehidupan gastropoda. Indeks
transek I mendapatkan jenis Terebralia keanekaragaman tergantung pada
sulcata dan Tritia obsoleta namun tipe variasi jumlah keanekaragaman yang
substrat tidak mempunyai tempat untuk terdapat dalam suatu habitat. indeks
melekatkan tubuhnya tetapi mampu keanekaragaman pada transek I ini
bertahan hidup di substrat lumpur, memiliki beberapa jenis yang melimpah
sehingga ditemukan pada transek I. hampir sama juga memiliki jumlah
Jenis gastropoda yang ketersediaan individu yang lebih banyak.
sumber makanan yang ada di substrat Rendahnya nilai indeks komunitas
yang memungkinkan sehingga pada transek II dengan nilai 0,65
gastropoda dapat mempertahankan diri, dikarenakan, keanekaragaman
berkembang biak dengan baik dan gastropoda yang ditentukan sedikit
mampu beradaptasi (Gunawan, 2005). bandingan dengan transek I dengan nilai
Komunitas Gastropoda yang 1,121. Kecilnya nilai keanekaragaman
ditemukan di Desa Nusliko pada transek II ini diduga karena jumlah
Kecamatan Weda Halmahera masing- masing jenis penyebaran
Tengah individu tidak merata, sehingga terjadi
Berdasarkan dari hasil penelitian dominan pada jenis tertentu. Menurut
tentang komunitas jenis gastropoda (Odum, 2006) dalam (Junaidi, 2011)
yang ditemukan pada transek I adalah menyatakan bahwa jika suatu komunitas
1,121 nilai ini menunjukkan bahwa tersusun hanya dari kekayaan jenis dan
komunitas gastropoda di Desa Nusliko kemerataan individu tiap jenis yang
dalam kategori sedang, sebagaimana sedikit berkembang terjadi dominan
724
jenis tertentu yang bertandai dengan diatas 300C maka hewan Invetebrata
keanekaragaman rendah. Nilai indeks Zoobenthos yang hidup di dasar
keanekaragaman ditentukan oleh dua perairan akan mengalami stress
faktor penting yaitu kekayaan jenis dan (Zakaria, 2010). Pada transek I dan
kemerataan individu dari masing-masing transek II salinitas air rata-rata 29-
jenis sehingga jumlah individu sangat 30%o. kondisi salinitas air laut pada
menentukan indeks keanekaragaman. lokasi ini tergolong normal dan cukup
Apabila individu yang ada pada suatu baik untuk kelangsungan hidup
habitat menyebar secara merata, maka gastropoda. Salinitas air yang sesuai
indeks keanekaragaman tersebut untuk kehidupan gastropda, pada
cenderung akan tinggi pula. Sedangkan umumnya gastropoda hidup pada
rendahnya indeks keanekaragaman salinitas air katogori normal 15- 45 %o.
gastropoda karena faktor lingkungan Salinitas air yang rendah dapat
salah satu contoh tipe substrat ini kurang menyebabkan organisme mati, karena
mendukung untuk kehidupan kebanyakan organisme menunjukan
gastropoda. Menurut (Arbi, 2012) toleransi yang terbatas terhadap
menyatakan bahwa tinggi atau penurunan salinitas air (Rangga, 2010).
rendahnya nilai indeks keanekaragaman Salinitas air di desa nusliko pada
dapat dipengaruhi oleh berbagai macam semua titik pengamatan masih dalam
faktor, antara lain jumlah spesies yang batas toleransi disebabkan karena pada
didapat dan beberapa spesies yang saat pelaksanaan penelitian cuaca dalam
ditemukan dalam jumlah yang lebih keadaan baik atau tidak hujan diperairan
banyak dari pada jenis yang lainnya. pantai salinitas ikut turun rendah karena
Berdasarkan pernyataan di atas, terjadi pengenceran oleh air tawar,
maka indeks keanekaragaman dalam misalnya oleh air sungai yang mengalir
penelitian ini menunjukan indeks ke laut (Gunawan, 2005) dalam
keanekaragaman gastropoda pada (Ayunda, 2011). Pada transek I pH air
ekowisata hutan mangrove di desa rata-rata 8,1-8,3 sedangkan pada transek
Nusliko kecamatan weda halmahera II rata-rata 8,2-8,5 dikategorika basa.
tengah termasuk dalam kategori sedang Derajat keasaman (pH) air adalah
dan juga rendah. menunjukan cuaca tersebut apakah
Parameter Lingkungan yang bereaksi asam atau basah. Salinitas air
ditemukan di Desa Nusliko katogorikan netral 7, sedangkan < 7 di
Kecamatan Weda Halmahera kategorikan asam dan > 7 di kategorikan
Tengah basa. Kisaran pH tersebut masih berada
Berdasarkan hasil pengukuran pada kisaran nilai yang baik untuk
keempat parameter lingkungan yang kehidupan biota laut, sehingga
ditemukan di Desa Nusliko Kecamatan gastropoda masih bertahan hidup pada
Weda Halmahera Tengah yaitu suhu air, transek tersebut (Mahida, 2012). Pada
salinitas air, pH air dan substrat. pada transek I substrat berlumpur, sedangkan
transek I suhu air perairan rata-rata 30- pada transek II substrat lumpur berpasir.
310C sedangkan pada transek II sama Menurut Febrita (2015) substrat
seperti transek I 30-310C. Pada kedua lumpur sangat disukai oleh gastropoda
transek kondisi suhu air pada lokasi ini karena teksturnya halus hal ini sangat
tergolong normal dan cukup baik untuk baik bagi kelangsungan hidup
kelangsungan hidup gastropoda. Suhu gastropoda dari pada substrat yang
air yang baik bagi pertumbuhan hewan bertekstur kasar, sedangkan menurut
berkisar antara 25-300C. Jika suhu Syamsurial (2011) mengatakan bahwa
725
gastropoda cenderung memilih substrat lumpur, Sedangkan pada stasiun
lumpur berpasir dikarenakan pasir II rata-rata suhu air 30 0C
mudah untuk bergeser dan bergerak kategori normal, salinitas air 30
ketempat lain, sedangkan substrat %o kategori payau, pH 8,5
lumpur cenderung memiliki kadar kategorikan basa dan substratnya
oksigen yang sedikit, oleh sebab itu lumpur berpasir.
organisme yang hidup di dalamnya
harus bisa beradaptasi. Kondisi substrat DAFTAR PUSTAKA
di ekowisata hutan mangrove desa Arbi, U, Y. 2012. Komunitas Moluska
Nusliko merupakan jenis substrat yang Di Padang Lamun Pantai Wori,
cocok untuk kehidupan dan Sulawesi Utara. Jurnal Bumi
pertumbuhan gastropoda sesuai dengan Lestari 12(1):55-65.
pernyataan Dewiyanti (2004) bahwa Ayunda, R. 2011. Struktur Komunitas
kondisi substrat sangat berpengaruh Gastropoda pada Ekosistem
terhadap perkembangan komunitas Mangrove di Gugus Pulau Pari,
gastropoda dimana substrat terdiri dari Kepulauan Sribu. Fakultas
lumpur dan lumpur berpasir merupakan Matematika dan Ilmu
substrat yang cocok untuk kehidupan Pengetahuan Alam.
gastropoda. Universitas Indonesia. Skipsi.
Dewiyanti. 2004. Struktur Komunitas
KESIMPULAN Moluska (Gastropoda dan
Berdasarkan hasil analisis dan Bivalvia) serta Asosiasinya
pembahasan dari penelitian ini, maka pada Ekosistem Mangrove di
dapat disimpulkan sebagai berikut : Kawasan Pantai Ulee-Lheue,
1. Jenis gastropoda yang ditemukan Banda Aceh, NAD. Program
dari kawasan Ekowisata Hutan Studi Ilmu Kelautan. FPIK –
Mangrove Desa Nusliko pada IPB. Bogor. Skripsi.
transek I ditemukan sebanyak 3 Febrita, E., Darmawati., Astuti, J. 2015.
famili dan 5 jenis, sedangkan Keanekaragaman Gastropoda
pada transek II ditemukan dan Bivalvia Hutan Mangrove
sebanyak 3 famili dan 3 jenis. sebagai Media Pembelajaran
2. Komunitas jenis gastropoda di Pada Konsep Keanekaragaman
kawasan Ekowisata Hutan Hayati Kelas X SMA. Jurnal
Mangrove Desa Nusliko dengan Biogenesis 11 (2):119-128.
nilai keanekaragaman jenis Junaidi. 2011. Studi Keanekaragaman
transek I yaitu H’ = 1,121 Gastropoda Pada Zona
kategori sedang, sedangkan Intertidal Di Perairan Pantai
keanekaragaman jenis pada Desa Saria Kecamatan Jailolo
transek II yaitu H’ = 0,65 Kabupaten Halmahera Barat.
kategori rendah. Universitas Khairun Ternate.
3. Parameter Lingkungan yang Gunawan. 2005. Studi Komunitas
ditemukan dari kawasan Gastropoda Di Lingkungan
Ekowisata Hutan Mangrove Perairan Kawasan Mangrove
Desa Nusliko pada transek 1 Kelurahan Lappa Dan Desa
suhu air perairan rata-rata 310C Tongke-Tongke Kabupaten
kategori normal, salinitas air Sinjai. Skipsi
30%o kategori payau, pH air 8,2 Odum. 2006. Dasar-dasar Ekologi.
kategori basa dan substratnya Terjemahan Tjahjono
726
Samingan. Gadja Mada
University Press. Yogyakarta.
Rangan, J, K. 2010. Inventarisasi
Gastropoda di Lantai Hutan
Mangrove Desa Rap-Rap
Kabupaten Minahasa Selatan
Sulawesi Utara. Jurnal
Perikanan dan kelautan VI
(1):63-66.
Mahida. 2012. Pencemaran Air Dan
Pemanfaat Limbah Industri.
Jakarta : CV.Rajawali.
Saripantung, G.L.,J.F.W.S.
Tamanampo, G. Manu. 2013.
Struktur Komunitas Gastropoda
di Hamparan Lamun Daerah
Intertidal Kelurahan Tongkeina
Kota Manado. Jurnal Ilmiah
Platax, 1 (3).
Shanon Wiener. 1996. Invertebrate
Zoologi. Fourh edtion. Saunders
collage.
Syamsurial. 2011. Studi Beberapa
Indeks Komunitas
Makrozoobentos Di Hutan
Mangrove Kelurahan Coppo
Kabupaten Baru. Skipsi.
Program Studi Perikanan
Fakultas Ilmu Kelautan Dan
Perikanan Universitas
Hasanudin. Makassar
Zakaria. 2010. Studi Tentang
Komunitas Makrozoobenthos
pada Hewan Mangrove Alami
dan Hasil Rehabilitasi. Makassar
: Tesis Program Pascasarjana.
Universitas Hasanuddin
Zulheri D, Irawan H, Muzahar. 2014.
Keanekaragaman Gastropoda
Pada Ekosistem Mangrove dan
Lamun pulau Dompak Kota
Tanjungpinang. Repository Fikp
UMRAH.
727