Harusdewi 2018

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Jurnal Sain Peternakan Indonesia P-ISSN 1978-3000

Available at https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jspi/index E-ISSN 2528-7109


DOI: https://doi.org/10.31186/jspi.id.13.3.258-264 Volume 13 Nomor 3 edisi Juli-September 2018

Pengaruh Pemberian Pakan Protein Mikropartikel dan Probiotik terhadap


Kecernaan Lemak dan Perlemakan Daging pada Ayam Broiler

Effect of Feeding Microparticles Protein Diet and Probiotics on Fat Digestibility and Meat
Fat Deposition in Broiler Chicken

E. Harumdewi1, N. Suthama2, I. Mangisah2


1
Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro
2
Dosen Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro
Kampus drh. R. Soedjono Koesoemowardjojo Tembalang, Semarang 50275
Email: [email protected]

ABSTRACT

This study aimed to evaluate the effect of feeding microparticles diet with inclusion of probiotics on fat
digestibility and meat fat deposition in broiler chicken. Experimental animals were 100 birds of one day old
broiler (males and females were 50 birds, respectively) with average body weight of 46 ± 2.77 g. Treatments
applied were T0 (21% intact protein as standard feed), T1 (18% intact protein feed), T2 (18% microparticle
protein feed), T3 (T1 + 1.2 ml Lactobacillus sp.), T4 (T2 + 1.2 ml Lactobacillus sp.). One ml culturing solution
of Lactobacillus sp. was equal to 108cfu. Parameters observed were fat digestibility, fat mass of meat, abdominal
fat and daily weight gain. The study was assigned in a completely randomized design with 5 treatments and 4
replications (5 birds each). Data were analyzed by using analysis of variance and continued to Duncan test at 5%
probability. Dietary treatments were given from day 21 until day 42. The results showed that T4 had the highest
fat digestibility value and significantly different (P <0,05) compared to T0, T1 and T2, but it was similar to T3.
However, fat mass of meat of T4 was significantly (P <0.05) lowest as compared to those of other treatments,
and followed by the value of T3 which was siginificantly lower than T0. The lowest abdominal fat and the
highest daily body weight gain were found in T4 and significantly different (P <0.05) from those in other
treatments, but among other treatments were the same. Based on the results, it can be concluded that feeding
microparticles protein diet with inclusion of 1,2 ml Lactobacillus sp. increase fat digestibility and daily body
weight gain with the decrease in fat mass of meat and abdominal fat.

Key words : microparticle protein, probiotic, fat digestibilty, meat fat mass, broiler

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian kombinasi protein pakan mikropartikel dan probiotik
terhadap kecernaan lemak dan perlemakan daging ayam broiler. Ternak yang digunakan adalah ayam broiler
umur sehari (DOC) sebanyak 100 ekor (jantan dan betina maisng-masing 50 ekor), dengan bobot badan rata –
rata 46 ± 2,77 g. Perlakuan yang diterapkan sebagai berikut: T0 (pakan standar dengan protein 21%), T1 (pakan
protein non mikropartikel 18%), T2 (pakan protein mikropartikel 18%), T3 (pakan T1 + Lactobacillus sp. 1,2
ml), T4 (pakan T2 + Lactobacillus sp. 1,2 ml). Satu ml hasil kultur Lactobacillus sp. sama dengan 108cfu.
Parameter yang diamati adalah kecernaan lemak, massa lemak daging, lemak abdominal dan pertambahan bobot
badan harian (PBBH). Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan
(masing – masing 5 ekor). Data dianalisis ragam dan dilajutkan dengan uji Duncan pada probabilitas 5%.
Perlakuan diberikan mulai umur 21 hari sampai 42 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwaT4 memiliki nilai
kecernaan lemak tertinggi dan berbeda nyata (P<0,05) dengan T0, T1 dan T2, tetapi sama dengan T3. Namun,
massa lemak daging pada T4 nyata (P<0,05) paling rendah dibandingkan perlakuan lain, diikuti oleh nilai pada
T3 yang nyata (P<0,05) lebih rendah dibandingkan T0, namun antar T0, T1 dan T2 sama. Lemak abdominal
terendah dan PBBH tertinggi pada perlakuan T4 dan berbeda nyata (P<0,05) dengan semua perlakuan lainnya,
namun antar perlakuan lainnya sama. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian pakan
protein mikropartikel dan Lactobacillus sp. 1,2 ml dapat meningkatkan kecernaan lemak dan pertambahan bobot
badan harian dengan penurunan massa lemak daging dan lemak abdominal.

Kata kunci : protein mikropartikel, probiotik, kecernaan lemak, massa lemak daging, broiler

258 | Protein dan probiotik terhadap kecernaan lemak ayam broiler (Harumdewi et al, 2018)
PENDAHULUAN dan diserap sehingga keluar melalui ekskreta
(Yunenshi, 2011). Berdasarkan uraian dan
Penggunaan bahan pakan sumber latar belakang di atas, pakan protein
protein tinggi menyebabkan harga pakan mikropartikel dan Lactobacillus sp. dapat
semakin mahal. Kondisi tersebut saling mendukung untuk meningkatkan daya
memerlukan upaya untuk meningkatkan cerna nutrien, terutama protein disatu sisi,
efisiensi penggunaan bahan pakan sumber namun disisi lain, menurunkan kecernaan
protein. Satu cara yaitu dengan pengolahan lemak dan profil lemak tubuh.
protein menjadi mikropartikel. Protein pakan
mikropartikel merupakan hasil pengolahan MATERI DAN METODE
bahan pakan sumber protein agar memiliki
ukuran partikel dalam kisaran mikrometer. Ternak dan pakan percobaan
Pengecilan ukuran partikel bahan pakan baik Penelitian menggunakan day old
pada tepung ikan maupun bungkil kedelai chicken (DOC) ayam broiler sebanyak 100
menggunakan perlakuan gelombang ekor dengan perbandingan jantan dan betina
ultrasonic dapat meningkatkan pemanfaatan 1:1 yang memiliki bobot badan rata – rata 46
protein dan kalsium (Suthama dan Wibawa, ± 2,77 g. Ayam dipelihara selama 35 hari dan
2016). perlakuan dimulai pada umur 8 hari. Masa
Penggunaan protein mikropartikel pemeliharaan awal sampai umur 1 minggu
untuk meningkatkan efisiensi pakan dapat broiler diberi pakan komersial. Probiotik
didukung dengan pemberian aditif alami yang digunakan adalah Lactobacillus sp.
berupa probiotik. Kombinasi tersebut dapat sebanyak 1,2 ml (108 cfu/ml). Formulasi
menghasilkan daging ayam broiler yang pakan terdiri atas jagung giling, bekatul,
sehat dengan kriteria rendah lemak namun bungkil kedelai, tepung ikan, CaCO3 dan
tinggi protein. Sebagaimana diketahui bahwa premiks (Tabel 1).
probiotik memodifikasi kondisi saluran
pencernaan menjadi lebih sehat karena dapat Perlakuan, rancangan percobaan dan
menekan pertumbuhan bakteri patogen. analisis statistik
Probiotik menjaga keseimbangan Penelitian menggunakan rancangan
mikroorganisme dalam sistem pencernaan, acak lengap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4
sehingga memperbaiki pencernaan, daya ulangan, masing – masing 5 ekor ayam.
cerna, meningkatkan penyerapan nutrien Perlakuan yang diterapkan sebagai berikut:
serta menjaga kesehatan ternak (Agustina et T0 = pakan standar protein 21%
al., 2007). T1 = pakan protein non mikropartikel (18%)
Pemberian probiotik dalam penelitian T2 = pakan protein mikropartikel (18%)
ini menggunakan Lactobacillus sp., T3 = pakan T1 + Lactobacillus sp. 1,2 ml (108
diharapkan dapat meningkatkan bakteri cfu/ml).
menguntungkan sehingga menghasilkan T4 = pakan T2 + Lactobacillus sp. 1,2 ml (108
lebih banyak enzim bile salt hydrolase cfu/ml)
(BSH) untuk menekan mobilisasi lemak.
Sehingga pertambahan bobot badan yang Proses pembuatan protein
dihasilkan diharapkan dapat disertai dengan mikropartikel diawali dengan menghaluskan
peningkatan kualitas karkas dan daging yang bahan pakan sumber protein yaitu tepung
rendah lemak namun tinggi protein. ikan dan bungkil kedelai. Bahan pakan
Pemberian probiotik pada ayam pedaging dihaluskan dan dicampur dengan aquades
mampu meningkatkan aktivitas enzim dengan perbandingan 1:4 (100 g pakan
yang dimiliki bakteri probiotik seperti BSH dilarutkan dengan 400 ml aquades) dan
(Daud, 2006). Bile salt hydrolase (BSH) dipapar gelombang ultrasonik menggunakan
dapat mendekonjugasi garam empedu yang ultrasound transducer selama 60 menit.
menyebabkan lemak tidak dapat diemulsikan Bahan pakan kemudian dikeringkan dengan

Jurnal Sain Peternakan Indonesia 13 (3) 2018 Edisi Juli-September | 259


Tabel 1. Komposisi dan kandungan nutrien pakan menggunakan protein non – mikro dan
mikropartikel
Komposisi (%)
Bahan Pakan Non Mikro Non Mikro Mikropartikel
Protein 21 % Protein 18 % Protein 18 %
(T0) (T1 dan T3) (T2 dan T4)
Jagung giling 48,0 50,5 50,2
Bekatul 14,0 20,0 18,8
Bungkil kedelai 27,0 21,0 -
Bungkil kedelai mikropartikel
- - 21,5
(BKM)
Tepung ikan 10,0 7,5 -
Tepung ikan mikropartikel (TIM) - - 8,5
CaCO3 0,5 0,5 0,5
Premiks 0,5 0,5 0,5
Total 100 100 100
Kandungan nutrien (%)1
Energi metabolis (kkal/kg)2 2978,41 2948,32 2947,58
Protein kasar 21,29 18,12 18,06
Lemak kasar 2,81 2,57 2,70
Serat kasar 4,27 4,77 4,71
Kalsium 0,52 0,50 0,50
Fosfor 0,37 0,40 0,39
Metionin3 0,45 0,39 0,41
Lisin3 1,37 1,12 1,17
Arginin3 1,51 1,28 1,33
Keterangan: 1Berdasarkan Hasil Analisis Bahan Pakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan, Fakultas
Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, (2017); 2Berdasarkan Perhitungan menggunakan
rumus Balton; 3Berdasarkan National Research Council (1994).

bantuan sinar matahari, selanjutnya dibuat daging merupakan campuran daging dada,
pelet. Parameter yang diamati adalah paha, sayap dan punggung setelah dipisahkan
kecernaan lemak kasar, massa lemak daging, dari tulang dan kulit. Daging dicampur dan
lemak abdominal dan pertambahan bobot digiling halus kemudian diambil sampel
badan harian (PBBH). Kecernaan lemak untuk dianalisis dengan metode soxhlet untuk
kasar diukur dengan metode total koleksi mengetahui kadar lemak daging. Lemak
dikombinasi indikator Fe2O3. selama 3 hari abdominal diukur dari penimbangan lemak
terakhir. Ekskreta ditampung dengan nampan yang ada di rongga perut. Lemak yang
yang sudah dilapisi plastik di bagian bawah ditimbang adalah lemak yang menempel di
kandang. Ekskreta yang telah terkumpul organ pencernaan seperti gizzard, usus halus,
disemprot dengan HCL 0,1 N setiap 3 jam otot abdomen dan dinding rongga perut.
untuk mencegah penguapan N. Sampel Rumus perhitungan parameter adalah sebagai
ekskreta sebelum dan sesudah dikeringkan berikut :
ditimbang, selanjutnya dihomogenkan dan Kecernaan lemak kasar (%) =
dianalisis menggunakan metode soxhlet LK ransum terkonsums i  LK feses
x100%
untuk mengetahui kadar lemak kasar ekskreta. LK ransum terkonsums i
Jumlah konsumsi lemak dihitung dengan (Wahju, 1997)
mengalikan jumlah konsumsi dengan MLD = kadar LK daging x bobot daging
persentase kandungan lemak pakan selama (Mentari et al, 2015)
total koleksi. Demikian pula ransum
dianalisis dan dihitung dengan metode yang Persentase lemak abdominal (%) =
sama. bobot lemak abdominal (g) x 100%
Massa lemak daging (MLD) diukur
bobot hidup (g)
dari sampel daging yang diambil pada akhir
periode pemeliharaan (umur 35 hari). Sampel (Salam et al., 2013)

260 | Protein dan probiotik terhadap kecernaan lemak ayam broiler (Harumdewi et al, 2018)
Pertambahan bobot badan harian = lemak yang tinggi pada penelitian ini bukan
bobot badan akhir - bobot badan awal karena enzim BSH yang tidak bekerja
lama pemelihara an dengan maksimal, namun, terdapat dominasi
aktivitas lipase yang berkaitan dengan
Data hasil penelitian diuji secara imbangan asam lemak jenuh dan tidak jenuh.
statistik berdasarkan prosedur analisis ragam Penelitian ini menggunakan bungkil kedelai
(uji F). Apabila terdapat pengaruh perlakuan yang lebih dominan daripada tepung ikan.
nyata (P<0,05) dilanjutkan dengan uji Bungkil kedelai mengandung asam lemak tak
jenuh lebih banyak daripada asam jenuh,
wilayah ganda Duncan pada taraf 5%.
namun, sebaliknya pada tepung ikan asam
lemak jenuh lebih dominan. Bungkil kedelai
HASIL DAN PEMBAHASAN mengandung saturated fatty acid (SFA)
14,46%, monounsaturated fatty acid
Kecernaan lemak kasar (MUFA) 22,09% dan polyunsaturated fatty
Hasil penelitian menunjukkan bahwa acid (PUFA) 56,46% (Sotak dan Stein, 2014),
kecernaan lemak perlakuan T4 (pakan sedangkan tepung ikan mengandung SFA
protein mikropartikel 18% + Lactobacillus sp. 33,25% dan MUFA 20,23% (Turan et al.,
1,2 ml) paling tinggi dan berbeda nyata 2007). Imbangan kandungan lemak jenuh
(P<0,05) dengan T0 (pakan protein non dan tidak jenuh pada pakan dapat
mikropartikel 21% tanpa Lactobacillus sp.), berpengaruh terhadap metabolisme lemak
T1 (pakan protein non mikropartikel 18% dalam tubuh. Menurut Mohammed dan
tanpa Lactobacillus sp.) dan T2 (pakan Horniakova (2012), pemberian pakan
protein mikropartikel 18% tanpa dominan lemak tak jenuh dapat
Lactobacillus sp.). Berbeda halnya T3 (pakan meningkatkan metabolisme lemak agar lebih
protein non mikropartikel 18% + tersedia untuk pasokan energi daripada
Lactobacillus sp.) sama dengan T4, demikian mengendap dalam bentuk lemak abdominal.
pula antar perlakuan T0, T1 dan T2.
Kecernaan lemak kasar pada ayam Broiler Massa lemak daging
ditunjukkan pada Tabel 2 berikut. Perlakuan T4 (pakan protein
Perlakuan T3 dan T4 mendapatkan mikropartikel 18% + Lactobacillus sp.)
penambahan Lactobacillus sp. dan menunjukkan massa lemak daging paling
menunjukkan kecernaan lemak lebih tinggi rendah dan berbeda nyata (P<0,05) dengan
dibandingkan dengan perlakuan yang lain. keempat perlakuan lainnya (Tabel 2).
Apabila jumlah Lactobacillus sp. semakin Perlakuan tersebut menggunakan bungkil
tinggi maka enzim bile salt hydrolase (BSH) kedelai yang dibuat dalam bentuk
yang dihasilkan semakin banyak. Menurut mikropartikel. Kandungan soybean
Daud (2006), keberadaan probiotik terutama oligosaccharides (SOS) pada bungkil kedelai
Lactobacillus sp. mampu menghasilkan juga menjadi berbentuk mikropartikel
enzim BSH. Enzim BSH yang diproduksi sehingga dapat dimanfaatkan dengan lebih
oleh strain bakteri asam laktat membentuk baik oleh Lactobacillus sp. Fermentasi SOS
garam empedu dekonjugasi yang tidak oleh bakteri asam laktat menghasilkan asam
mudah mengemulsikan lemak dibanding lemak rantai pendek atau short chain fatty
garam empedu konjugasi, sehingga lemak acid (SCFA). Krismaputri et al., (2016)
yang dapat dicerna berkurang. menyatakan bahwa bungkil kedelai
Namun, penelitian ini tidak sesuai mengandung SOS yang dapat dimanfaatkan
dengan teori bahwa Lactobacillus sp. sebagai prebiotik, menghasilkan SCFA yang
berperan dalam sekresi enzim (BSH) yang dapat menurunkan pH usus sehingga
dapat menekan kecernaan lemak. Kecernaan persentase bakteri patogen menurun.

Jurnal Sain Peternakan Indonesia 13 (3) 2018 Edisi Juli-September | 261


Tabel 2. Rataan kecernaan lemak, massa lemak daging, lemak abdominal dan pertambahan
bobot badan harian pada ayam broiler
Perlakuan Kecernaan Lemak Massa Lemak Lemak PBBH
Kasar Daging Abdominal (g/hari)
(%) (g) (%)
T0 73,14bc 13,03a 2,27a 23,71b
bc ab a
T1 73,42 12,65 2,12 22,66b
T2 72,13c 12,33ab 2,10a 21,55b
ab b a
T3 76,03 11,76 2,15 23,25b
T4 77,34a 10,68c 1,64b 26,03a
Keterangan : Superskrip yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05).

Selain itu, low molecular weight rendah dan berbeda nyata (P<0,05) dengan
carbohydrate (LMWC) yang misalnya keempat perlakuan lain (Tabel 2).
berasal dari jagung juga dapat menghasilkan Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya,
produk metabolis SCFA yang sama. Menurut perlakuan tersebut menggunakan bungkil
Kocher et al. (2003) low molecular weight kedelai mikropartikel yang menyebabkan
carbohydrate (LMWC) pada jagung bersifat kandungan SOS juga berbentuk
fermentatif dan menghasilkan suasana asam. mikropartikel sehingga lebih termanfaatkan
Sebagaimana telah dijelaskan oleh Lactobacillus sp. Fermentasi SOS
sebelumnya, meningkatnya BAL dapat tersebut menghasilkan SCFA yang
dikaitkan dengan kemampuan produksi menyebabkan pH saluran pencernaan
enzim bile salt hydrolase (BSH). Menurut menurun sehingga populasi bakteri patogen
Daud (2006), BSH mendekonjugasikan menurun dan populasi bakteri
garam empedu sehingga cenderung tidak menguntungkan meningkat. Peningkatan
mudah mengemulsikan lemak. Namun, pada populasi BAL menyebabkan produksi BSH
penelitian ini dapat diasumsikan bahwa BSH juga meningkat. Menurut teori yang
tidak efektif karena tergantung pada dikemukakan oleh Kirana et al., (2017), BSH
perbandingan asam lemak tidak jenuh yang mendekonjugasi garam empedu sehingga
lebih banyak daripada asam lemak jenuh lemak kurang dapat diserap oleh usus halus.
yang menyebabkan meningkatnya kecernaan Sebelumnya juga telah disinggung bahwa
lemak. Kecernaan lemak yang meningkat pada penelitian ini BSH tidak efektif bekerja
tidak selalu diiringi dengan meningkatnya karena didominasi oleh aktivitas lipase yang
deposisi lemak dalam daging karena berkaitan dengan perbandingan asam lemak
tergantung pada metabolisme asam lemak tidak jenuh dan tidak jenuh yang
jenuh dan tidak jenuh. Menurut Mohammed menyebabkan kecernaan lemak meningkat.
dan Horniakova (2012) konsumsi asam Meskipun terjadi peningkatan kecernaan
lemak jenuh dapat meningkatkan lemak akibat imbangan lemak tak jenuh yang
kandungan lemak daging, sebaliknya, lebih tinggi dibandingkan lemak jenuh,
penggantian asam lemak jenuh dengan fenomena tersebut tidak sejalan dengan
asam lemak tak jenuh dapat menurunkan deposisi lemak abdominal yang rendah.
lemak daging. Asam lemak jenuh memiliki Menurut Mohammed dan Horniakova (2012),
sifat lebih mudah dihidrolisis dalam hati pemberian pakan dominan lemak tak jenuh
sehingga lemak lebih banyak didistribusikan dapat meningkatkan metabolisme lemak agar
ke dalam jaringan, dalam penelitian ini lebih tersedia untuk pasokan energi daripada
dinyatakan sebagai massa lemak daging. mengendap di dinding perut. Nilai penurunan
lemak abdominal seperti dilaporkan oleh
Lemak abdominal Mohammed dan Horniakova (2012) sebesar
Perlakuan T4 (pakan protein 1,19 % pada perlakuan penambahan lemak
mikropartikel 18% + Lactobacillus sp.) tidak jenuh dibandingkan dengan perlakuan
menghasilkan lemak abdominal paling kontrol yaitu 1,98 %.

262 | Protein dan probiotik terhadap kecernaan lemak ayam broiler (Harumdewi et al, 2018)
Pertambahan bobot badan harian (PBBH) lemak, baik pada lemak daging maupun
Perlakuan T4 (pakan protein lemak abdominal.
mikropartikel + Lactobacillus sp.)
menghasilkan PBBH paling tinggi dan KESIMPULAN
berbeda nyata (P<0,05) dengan perlakuan
lain (Tabel 2). Pertambahan bobot badan Hasil penelitian dapat disimpulkan
secara kualitas tidak lepas dari dukungan bahwa pakan mikropartikel 18% dikombinasi
kemampuan deposisi protein yang diukur dengan Lactobacillus sp. 1,2 ml
sebagai massa protein daging. Sebagaimana meningkatkan kecernaan lemak dan
telah dibahas sebelumnya bahwa massa pertambahan bobot badan harian, tetapi
lemak daging perlakuan T4 menunjukkan menurunkan massa lemak daging dan lemak
hasil paling rendah dibanding perlakuan lain. abdominal.
Massa lemak daging mempunyai hubungan
negatif dengan massa protein daging. Ini DAFTAR PUSTAKA
berarti penurunan massa lemak diikuti
peningkatan massa protein daging, begitu Agustina, L., S. Purwanti dan D. Zainuddin.
pula sebaliknya. Menurut Hartono et al. 2007. Penggunaan probiotik
(2013), lemak daging berkorelasi negatif (Lactobacillus sp.) sebagai imbuhan
terhadap protein daging. Kondisi tersebut pakan broiler. Seminar Nasional
ditunjang oleh peningkatan massa protein Teknologi Peternakan dan Veteriner.
daging dan penurunan Nτ-Methylhistidine Hal. 552 – 555.
sebagai bukti terjadinya pengurangan
perombakan protein tubuh pada broiler Bijanti, R., R. S. Wahjuni dan M. G. A.
(Suthama dan Wibawa, 2017) akibat Yuliani. 2009. Suplementasi probiotik
pemberian pakan protein mikropartikel dan pada pakan ayam komersial terhadap
Lactobacillus sp. Disamping itu, pakan produk metabolik dalam darah ayam. J.
mikropartikel dengan penambahan Penelit. Med. Eksakta. 8 (3) : 178 –
Lactobacillus sp. dibandingkan dengan pakan 184.
non mikropartikel dapat meningkatkan
Daud, M. 2006. Persentase dan kualitas
retensi kalsium (0,17% vs 0,30%) dan
karkas ayam pedaging yang diberi
pertumbuhan tulang (9,11 cm vs 9,60 cm)
probiotik dan prebiotik dalam pakan. J.
(Erfah, data belum dipublikasikan).
Ilmu Ternak 6 (2) : 126 - 131.
Kalsium dapat diserap bersama
protein dalam bentuk calsium binding protein Hartono, E., N. Iriyanti dan R. S. S. Santosa.
(CaBP) sebagai asupan substrat untuk 2013. Penggunaan pakan fungsional
pertumbuhan tulang. Semakin baik terhadap daya ikat air, susut masak, dan
pertumbuhan tulang, semakin banyak daging keempukan daging ayam broiler. J.
dapat melekat karena tulang tempat Ilmiah Pet. 1 (1) : 10 – 19.
melekatnya daging, sehingga berdampak
pada deposisi protein daging. Menurut Kirana, N. G. P. S., I G. N. G. Bidura, dan E.
Bijanti et al. (2009) Lactobacillus sp. Puspani. 2017. Pengaruh penggunaan
berperan menurunkan kadar keasaman usus, ampas tahu terfermentasi khamir
sehingga penyerapan kalsium meningkat. Saccharomyces sp. dalam ransum
Disamping itu, pada penelitian ini, persentase terhadap distribusi lemak dan
lemak abdominal perlakuan T4 paling rendah kolesterol darah broiler. J. Tropical
dibanding perlakuan lain (Tabel 2). Anim. Sci. 5 (1) : 105 – 119.
Rendahnya persentase lemak abdominal
memberikan indikasi bahwa pertambahan Kocher, A., M. Choct, G. Ross, J. Broz dan T.
bobot badan tersebut berdimensi kualitas K. Chung. 2003. Effects of enzyme
karena lebih tinggi deposisi protein daripada combinations on apparent
metabolizable energy of corn–soybean

Jurnal Sain Peternakan Indonesia 13 (3) 2018 Edisi Juli-September | 263


meal-based diets in broilers. J. Appl. microparticle protein derived from fish
Poult. Res. 12 : 275 – 283. meal and soybean meal in broiler
chicken. In : Marjuki, A. Ridhowi, W.
Krismaputri, M. E., N. Suthama, dan Y. B. Andre (Ed.). Proceeding 3rd Animal
Pramono. 2016. Pemberian soybean Production International Seminar (3rd
oligosaccharides dari ekstrak bungkil APIS) & 3rd ASEAN Regional
dan kulit kedelai terhadap pH usus, Conference on Animal Production (3rd
populasi E. coli, dan PBBH pada ARCAP) Seminar Internasional The
broiler. Mediagro. 12 (2) : 20 -25. Sixth International Conference on
Sustainable Animal Agriculture for
Mentari, A. S., L. D. Mahfudz dan N.
Developing Countries. Malang 19 – 21
Suthama. 2014. Massa protein dan
October 2016. pp. 214 – 216.
lemak daging pada ayam broiler yang
diberi tepung temukunci (Boesenbergia Suthama, N. dan P. J. Wibawa. 2017.
pandu rata Rox B.) dalam pakan. Anim. Feeding microparticle protein –
Agric. J. 3 (2) : 211 – 220. composed diet on protease activity and
protein utilization in broiler chickens.
Mohammed, H. A. dan E. Horniakova. 2012.
Seminar Internasional The Sixth
Effect of using saturated and
International Conference on
unsaturated fats in broiler diet on
Sustainable Animal Agriculture for
carcass performance. Slovak J. Anim.
Developing Countries.
Sci. 45 (1) : 21 – 29.
Turan, H., Y. Kaya, and I. Erkoyuncu. 2007.
Salam, S., A. Fatahilah, D. Sunarti dan Isroli.
Protein and lipid content and fatty acid
2013. Berat karkas dan lemak
composition of fish meal produced in
abdominal ayam broiler yang diberi
Turkey. Turk. J. Vet. Anim. Sci. 31
tepung jintan hitam (Nigella sativa)
(2) : 113 – 117.
dalam pakan selama musim panas.
Sains Pet. 11 (2) : 84 – 89. Wahju, J. 1997. Ilmu Nutrisi Unggas. Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Sotak, K. M. dan H. H. Stein. 2014.
Nutritional value of soybean products. Yunenshi, F. 2011. Pengaruh Pemberian
Midwest Swine Nutrition Conference Probiotik Pediococcus pentosaceus
Proceedings, Indianapolis, Indiana, Asal Fermentasi Kakao Hibrid
USA terhadap Penurunan Kolesterol Telur
Itik Pitalah. Program Pasca Sarjana
Suthama, N. dan P. J. Wibawa. 2016.
Universitas Andalas, Padang. (Tesis).
Digestibility evaluation of

264 | Protein dan probiotik terhadap kecernaan lemak ayam broiler (Harumdewi et al, 2018)

You might also like