Analisis Potensi Longsor Pada Ruas Jalan Malalak KM 33 Di Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat
Analisis Potensi Longsor Pada Ruas Jalan Malalak KM 33 Di Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat
Analisis Potensi Longsor Pada Ruas Jalan Malalak KM 33 Di Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat
Abstract. Based on observations made on Sicincin-Malalak street KM 33 have been found 12th failure point
with various conditions and types of failure. In addition, the geometry of the slope, high intensity of the
earthquake and rainfall greatly affect to the condition of slope stability. The research was done on rock slope
with many joints, steep geometry, and many rockfalls. From these problem, we need to measure the physical
characteristic, compressive strength and rock mass condition in research area using Rock Mass Rating (RMR)
classification. Furthermore, the analysis of potential failure in the research area doing using dips to know the
type of failure and then analyzed the stability of the slope using the limit equilibrium method. The results of
rock mass classification with RMR obtained rocks included in Group II which means rock mass in good
condition. Analysis using dips in get type of failure is toppling failure with possibly 15,53% with failure stike = N
225 E - N 285 E and dip = 15° - 90°. Furthermore, slope stability analysis was performed using the equilibrium
limiting method for toppling failure and obtained FK values of slope is 1,58 which means that the slope is stable
but still need protection from rock fall with construction of ditch and wiremesh instalation.
1546
2.3.3 Kestabilan Lereng Tabel 1. Data Hasil Uji Sifat Fisik
Setelah diketahui jenis longsor yang terjadi di lokasi Sampel Wn (gram) Ww (gram) Ws (gram) Wo (gram)
penelitian selanjutnya dilakukan analisis terhadap 1 187,28 188,25 116,12 186,41
kestabilan lereng. Metode analisis yang digunakan 2 178,96 179,39 113,22 177,42
disesuaikan dengan jenis longsor yang terjadi. 3 164,17 164,57 100,13 162,76
4 184,11 184,88 115,73 183,39
2.3.4 Perkuatan Lereng
5 194,40 196,34 120,53 192,55
Perkuatan lereng ditetapkan setelah diketahui kondisi
kestabilan lereng. Jika lereng dalam kondisi tidak stabil Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mendapatkan
maka lereng diberikan perkuatan dan jika lereng dalam sepuluh parameter yang telah disebutkan sebelumnya.
kondisi stabil maka tidak perlu diberikan perkuatan. Pengujian sifat fisik batuan menggunakan perhitungan
sebagai berikut[9]:
, ,
= 100% = 0,99% (7)
,
h. Derajat Kejenuhan
100%
Gambar 1. Kondisi Front Lereng pada Lokasi Penelitian , ,
= 100% = 47,28% (8)
, ,
3.3 Sifat Fisik dan Kuat Tekan Batuan
i. Porositas
3.2.1 Sifat Fisik Batuan 100%
Sifat fisik batuan yang ditentukan untuk kepentingan
, ,
penelitian terdiri dari sepuluh parameter antara lain = 100% = 2,55 % (9)
, ,
bobot isi asli (natural density), bobot isi kering (dry
density), bobot isi jenuh (saturated density), berat jenis j. Angka Pori
semu (apparent specific density), berat jenis sejati (true ,
= = 0,0262 (10)
specific density), kadar air asli (natural water content), ,
kadar air jenuh (absorpstion), derajat kejenuhan, Perhitungan selanjutnya dilakukan untuk semua sampel
porositas dan void ratio[8]. Data hasil pengujian sifat fisik dengan cara yang sama. Hasil perhitungan sifat fisik
batuan dapat dilihat pada Tabel 1. untuk setiap sampel dapat dilihat pada Tabel 2.
1547
Tabel 2. Hasil Perhitungan Uji Sifat fisik ,
=
,
Bobot Bobot
Bobot Kada Kada
isi isi Berat Derajat
Sampe
l
isi asli
(gr/cm3
kering
(gr/cm3
jenuh
(gr/cm3
Jenis
semu
SG
asli
r Air
Asli
r Air
Jenuh
Kejenuha
n (%)
Porosita
s
Angka
pori = 66,77 MPa
) (%) (%)
) )
1 2,60 2,58 2,61 2,58 2,65 0,47 0,99 47,28 2,55 0,0262
Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mendapatkan
2 2,70 2,68 2,71 2,68 2,76 0,87 1,11 78,17 2,98 0,0307
nilai kuat tekan pada perbandingan L/D = 2 sebagai
3 2,55 2,53 2,55 2,53 2,60 0,87 1,11 77,90 2,81 0,0289
4 2,66 2,65 2,67 2,65 2,71 0,39 0,81 48,32 2,15 0,0220
berikut[8]:
5 2,56 2,54 2,59 2,54 2,67 0,96 1,97 48,81 5,00 0,0526
Rata- 2,59 2,68 = , (14)
2,615 2,597 2,628 0,711 1,198 60,098 3,098 0,0321 ,
rata 7 0 /
66,77 = ,
,
3.2.2 Kuat Tekan Batuan , / ,
= 22,05 cm2
3.2.2.2 Kuat Tekan Uniaksial
,
= (12)
. ,
=
,
= 675,7 KN/cm2
= 67,57 Mpa Gambar 2. Pengukuran Bidang Lemah pada Lereng
Nilai kuat tekan yang didapatkan tersebut kemudian
dimasukkan pada persamaan untuk L/D = 1[8]. 3.4.1 Parameter-parameter RMR sistem
1548
3.4.1.1 Uji Kuat Tekan Tabel 6. Nilai Spasi Bidang Diskontinu
sebesar 7. 3 5 0 ,2 33 5 0 ,2
4 5 0 ,19 34 5 0 ,18
5 5 0 ,16 35 2 0 ,4 3
7 3 0 ,2 1 37 6 0 ,17
8 2 0 ,4 7 38 5 0 ,0 5
Perhitungan dilakukan dengan cara mengukur jumlah 9 6 0 ,18 39 4 0 ,13
11 1 0 ,4 1 41 6 0 ,14
cm. Nilai RQD dihitung berdsarkan persamaan sebagai 12 3 0 ,12 42 1 1
berikut[13]: 13 4 0 ,2 7 43 1 0 ,72
14 3 0 ,3 44 3 0 ,2 8
15 3 0 ,2 7 45 4 0 ,13
17 3 0 ,17 47 4 0 ,2 5
21
8
9
0 ,12
0 ,11
48
49
2
3
0 ,4 8
0 ,3 3
23 8 0 ,12 51 2 0 ,4 8
24 8 0 ,12 52 2 0 ,4 5
Tabel 5. Nilai RQD untuk Setiap Scanline 25 5 0 ,2 53 2 0 ,3 7
26 9 0 ,0 9 54 1 1
B a ny a k ny a B a ny a k ny a 27 3 0 ,3 1 55 3 0 ,3 8
R QD R at a- R QD R at a-
s c a nl i ne J o i nt d alam 1 s c a nl i ne J o i nt d alam 1
ra t a ( %) ra t a ( %) 28 6 0 ,16 56 3 0 ,3 1
m s c a nl i ne m S c a nl i ne
29 3 0 ,3 2 57 4 0 ,2 4
1 2 9 2 ,8 9 31 4 9 2 ,17
30 3 0 ,3 3 58 3 0 ,3 1
2 4 8 9 ,8 4 32 6 8 7,8 1 Nilai Sp as i R at a-
0 ,2 8
rat a
3 5 9 0 ,9 8 33 5 9 0 ,6 7
4 5 9 0 ,51 34 5 8 9 ,6 3
5 5 8 6 ,71 35 2 9 7,6 8
Dari Tabel 6 disimpulkan bahwa nilai spasi rata-rata
6 5 8 5,2 6 36 2 9 2 ,0 2
9
2
6
9 7,9 9
8 9 ,2 5
38
39
5
4
4 0 ,6
8 0 ,8 8
Mass Rating System diperoleh bobot sebesar 10.
10 3 9 4 ,12 40 6 8 7,4 1
11
12 3
1 9 7,4 7
78 ,8 1
41
42
6
1
8 4 ,5
9 9 ,53
3.4.1.4 Data Kondisi Bidang Diskontinu
13 4 9 4 ,6 2 43 1 9 9 ,12
14
15
3
3
9 5,54
9 4 ,74
44
45
3
4
9 5,0 6
8 2 ,5
1. Panjang Kemenerusan (Persistance)
16 3 9 6 ,2 4 46 4 9 3 ,15
17 3 8 7,8 1 47 4 9 3 ,74
Nilai rata-rata persistance lereng di dapatkan sebesar
20 8 79 ,9 9 48 2 9 8 ,0 7
21 9 77,2 5 49 3 9 6 ,3 1
0,81 m yang berarti bahwa nilai persistance lereng <1 m
22 3 9 5,79 50 3 9 0 ,72
sehingga bobot persistance adalah 6. Nilai kemenerusan
23 8 79 ,3 6 51 2 9 8 ,0 7
26
27
9
3
71,4 1
9 5,79
54
55
1
3
9 9 ,53
9 7,14
Tabel 7. Nilai Persistance untuk Setiap Scanline
28 6 8 6 ,9 8 56 3 9 5,8 7
2 4 0 ,55 32 6 0 ,2 9
Dari Tabel 5 diperoleh nilai RQD rata – rata pada lokasi 3 5 1,8 4 33 5 0 ,2 9
4 5 1,0 0 34 5 0 ,6 7
penelitian sebesar 90,3%, sehingga diperoleh bobot 5 5 0 ,4 8 35 2 1,2 5
7 3 0 ,3 6 37 6 1,12
8 2 0 ,51 38 5 0 ,3 3
10 3 0 ,4 5 40 6 0 ,51
11 1 0 ,3 8 41 6 0 ,3 0
Semakin besar nilai RQD maka nilai spasi bidang 12 3 0 ,2 9 42 1 1,50
15
3
3
0 ,52
0 ,3 6
44
45
3
4
0 ,2 1
0 ,50
yaitu[13]: 16 3 0 ,2 3 46 4 1,16
17 3 0 ,2 0 47 4 1,3 3
=
20 8 0 ,17 48 2 0 ,9 8
(27) 21 9 0 ,16 49 3 0 ,4 9
22 3 0 ,3 0 50 3 1,3 9
23 8 0 ,57 51 2 2 ,6 8
Tabel 6 menjelaskan nilai spasi bidang diskontinu setiap 24 8 0 ,3 4 52 2 1,75
26 9 0 ,57 54 1 2 ,0 0
27 3 0 ,6 8 55 3 2 ,3 4
28 6 1,18 56 3 1,4 9
29 3 1,2 8 57 4 0 ,9 1
30 3 1,11 58 3 1,4 2
1549
2. Lebar Rongga (Separation) Tabel 9. Kelas Massa Batuan
Param e te r Kl as i fi k as i RMR-System
Param e te r Ni l ai B obot
Nilai rata-rata lebar rongga didapatkan sebesar 2,66 mm. RQD (%) 90,3% 20
sehingga didapatkan bobot lebar rongga sebesar 1. Kuat T ekan (UCS) (MP a) 60,05 7
Spasi (m) 0,2-0,6 m 10
Persistence
3. Kekasaran (roughness) (m)
<1m 6
Lebar Rongga
1-5 mm 1
(mm)
Kondisi Kekasaran
Kondisi kekasaran lereng diketahui dalam kondisi agak Diskont iniut as Kekar
Agak kasar 2
P elapukan Fresh 6
Berdasarkan uraian di atas kondisi diskontiniutas lereng Hasil analisis kinematik terhadap lereng didapatkan
kemudian ditampilkan pada Tabel 8. bahwa lereng berpotensi mengalami longsor dengan tipe
direct toppling (Gambar 3).
Tabel 8. Data Kondisi Bidang Diskontinuitas
Kon di si
No Di sk on ti n u i t Ni l ai Bobot
as
Persistence
1 <1m 6
(m)
Lebar Rongga
2 1-5 mm 1
(mm)
Kekasaran
3 Agak kasar 2
Kekar
Mat erial Sand (Lunak
4 1
P engisi <5mm)
5 P elapukan Fresh 6
1550
3.6.1 Software Roclab Tabel 11. Nilai Parameter Roclab
No Param e te r Ni l ai
1. Nilai Geological Strength Index (GSI) didapatkan 1 Kohesi (c) 0,869 Mpa
menggunakan persamaan[12] : 2 Sudut geser dalam (ϕ) 64,71 0
1552
= 1746769,8 N [ , ( , , , )]
= 0N -
,
c. Wn untuk blok ke-33
= 188161,7N
Diketahui :
6. Mentukan model longsoran yang terjadi pada blok.
Tinggi blok (yn) = 2,79 m
Hasil dari perhitungan nilai Pn,t dan Pn,s
Lebar blok (Δx) = 0,75 m
digunakan untuk menentukan apakah blok yang
Panjang Blok = 60 m
dihitung akan terguling (toppling) atau tergelincir
Densitas batuan = 2610 Kg/m3
(sliding) dengan ketentuan sebagai berikut:
m =vxρ
= (2,79 x 0,75 x 60) m x 2610 Kg/ m3 a. Blok akan terguling apabila Pn-1,t > Pn-1,s
dan nilai Pn-1 = Pn-1,t.
= 328109,6 Kg
b. Blok akan tergelincir apabila Pn-1,s > Pn-1,t
Wn = m x g dan nilai Pn-1 = Pn-1,s.
= 328109,6 Kg x 9,81 m/s2
c. Jika Pn-1,t > Pn-1,s terjadi pada semua blok,
= 3215474,7 N maka blok akan terguling seluruhnya dan
tidak ada blok yang tergelincir.
4. Menentukan blok yang terguling dimana blok
terguling dengan syarat Δx/yn < tan ψp. 7. menentukan nilai Rn dan Sn pada setiap blok
1) Untuk blok ke-35 nilai Δx/yn = 3,1 dan nilai a. Untuk blok ke-35
tan ψp = 1,71 sehingga dapat disimpulkan Rn = Wn cos ψp + (Pn - Pn-1) tan ϕ (29)
bahwa nilai blok ke-35 Δx/yn > tan ψp dan
blok berada dalam kondisi stabil. = 278065N x cos 59,72° + (0N – 0N) x
tan 64,71°
2) Pada blok ke-34 nilai Δx/yn = 0,49 maka dapat
= 140207,66 N
disimpulkan bahwa nilai blok ke-34 Δx/yn <
tan ψp dan blok berada dalam kondisi toppling. Sn = Wn sin ψp + (Pn - Pn-1) (30)
3) Pada blok ke-33 nilai Δx/yn = 0,27 maka dapat = 278065N x sin 59,72° + (0N – 0N)
disimpulkan bahwa nilai blok ke-32 Δx/yn <
= 240129,04N
tan ψp dan blok berada dalam kondisi toppling.
b. Untuk blok ke-34
5. Menghitung nilai Pn,s dan Pn,t dimulai dari blok
teratas hingga blok paling bawah. Rn = Wn cos ψp + (Pn - Pn-1) tan ϕ
= 1746769,85N x cos 59,72° + (0N –
a. Untuk blok ke-35 dikarenakan blok berada 188161,73) x tan 64,71°
dalam kondisi stabil maka nilai Pn,s dan Pn,t =
0, maka nilai Pn = 0. = 880737,51N
b. Pada blok ke-34 merupakan blok teratas dari Sn = Wn sin ψp + (Pn - Pn-1)
set yang terguling maka nilai Pn,t dan Pn,s = 0 = 1746769,85N x sin 59,72° + (0N –
dan nilai Pn = 0. 1208646N)
c. Pada blok ke-33 dan blok seterusnya = 299814,47N
perhitungan dilakukan menggunakan
Persamaan berikut: c. Untuk blok ke-33
Rn = Wn cos ψp + (Pn - Pn-1) tan ϕd
[ – . ( ) ( . . )]
Pn-1,t = (27)
= 3215474,71N x cos 59,72° +
[0 1,52 – 0,75 64,71° +(3215474 ,7
) (2,79 sin 59,72° – 0,75 cos 59,72°)] (1208646N – 1166391N) x tan 64,71°
2
= 2,71 = 1710757N
Sn = Wn sin ψp + (Pn - Pn-1)
= 1208646,3 N
= 3215474,71N x sin 59,72° +
[ . ]
Pn-1,s = Pn - (28) (1208646N – 1166391N)
1553
= 2819047N 3.7 Analisis Perkuatan Lereng
8. Tentukan nilai FK Untuk mengatasi jatuhan batuan dapat dilakukan dengan
cara pembuatan selokan (ditch) dan pemasangan jaring
a. Untuk blok ke-34 kawat (wiremesh).
FK =
,
=
,
= 0,34
c. Untuk blok ke-32
FK =
,
=
,
= 1,65
Perhitungan selanjutnya dilakukan dengan cara yang
sama pada setiap blok. Hasil perhitungan analisis longsor Gambar 6. Rekomendasi Dimensi Selokan pada Lereng
toppling untuk setiap blok nya dapat dilihat pada Tabel Penelitian
13.
3.7.2 Pemasangan Jaring Kawat (Wiremesh)
Tabel 13. Hasil Perhitungan Analisis Longsor Toppling Jaring kawat digunakan untuk melokalisasi jatuhan batu.
Bongkah-bongkah batu yang berpotensi runtuh akan
n yn (m) Δx/yn (m) Mn (m) Ln (m) Wn (N) Pn.t (KN) Pn.s (KN) Pn (KN) Rn (KN) Sn (KN) Sn/Rn MODE
34 0,16 4,78 -1,12 0,16 180,63 0 0 0 91,08 155,98 1,71 Stabil
ditahan oleh jala kawat yang terpasang pada lereng dan
33 1,43 0,52 0,16 1,43 1649,33 0 0 0 584,77 257,92 0,44 Toppling mencegah batu tersebut terpental ke jalan.
32 2,71 0,28 1,44 2,62 3118,04 1166,39 182,46 1166,39 1661,65 2734,91 1,65 Toppling
31 2,62 0,29 2,62 2,54 3020,60 1124,13 176,76 1124,13 1612,55 2650,78 1,64 Toppling
30 2,54 0,30 2,54 2,45 2923,16 1081,84 171,06 1081,84 1563,45 2566,65 1,64 Toppling
29 2,45 0,31 2,45 2,37 2825,72 1039,55 165,35 1039,55 1514,35 2482,52 1,64 Toppling
28 2,37 0,32 2,37 2,28 2728,28 997,24 159,65 997,24 1465,26 2398,40 1,64 Toppling 4 Kesimpulan dan Saran
27 2,29 0,33 2,29 2,20 2630,84 954,91 153,95 954,91 1326,54 2271,92 1,71 Toppling
27 2,29 0,33 2,29 2,20 2630,84 954,91 153,95 954,91 1416,17 2314,27 1,63 Toppling
26 2,20 0,34 2,20 2,11 2533,40 912,56 148,25 912,56 1367,09 2230,15 1,63 Toppling
25
24
2,12
2,03
0,35
0,37
2,12
2,03
2,03
1,94
2435,97
2338,53
870,18
827,78
142,55
136,84
870,18
827,78
1318,02
1268,95
2146,03
2061,92
1,63
1,62
Toppling
Toppling
4.1 Kesimpulan
23 1,95 0,39 1,95 1,86 2241,09 785,35 131,14 785,35 1219,89 1977,80 1,62 Toppling
22
21
1,86
1,78
0,40
0,42
1,86
1,78
1,77
1,69
2143,65
2046,21
742,89
700,39
125,44
119,74
742,89
700,39
1170,84
1121,81
1893,70
1809,60
1,62
1,61
Toppling
Toppling
Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan kesimpulan
20 1,69 0,44 1,69 1,61 1948,77 657,84 114,04 657,84 1072,79 1725,51 1,61 Toppling sebagai berikut:
19 1,61 0,47 1,61 1,52 1851,33 615,24 108,34 615,24 1023,79 1641,42 1,60 Toppling
18 1,52 0,49 1,52 1,44 1753,90 572,58 102,63 572,58 974,81 1557,35 1,60 Toppling
17 1,44 0,52 1,44 1,35 1656,46 529,84 96,93 529,84 925,87 1473,30 1,59 Toppling 1. Geometri lereng penelitian diperoleh tinggi 23,06
16 1,35 0,55 1,35 1,27 1559,02 487,01 91,23 487,01 876,97 1389,26 1,58 Toppling
15 1,27 0,59 1,27 1,18 1461,58 444,08 85,53 444,08 828,12 1305,25 1,58 Toppling m, panjang 60 m dan sudut lereng 70° sedangkan
14 1,19 0,63 1,19 1,10 1364,14 401,01 79,83 401,01 779,34 1221,27 1,57 Toppling
13 1,10 0,68 1,10 1,01 1266,70 357,78 74,12 357,78 730,66 1137,33 1,56 Toppling hasil uji sifat fisik dan kuat tekan sebagai berikut:
12 1,02 0,74 1,02 0,93 1169,26 314,33 68,42 314,33 682,11 1053,46 1,54 Toppling
11 0,93 0,81 0,93 0,84 1071,82 270,61 62,72 270,61 633,75 969,69 1,53 Toppling
10
9
0,85
0,76
0,89
0,98
0,85
0,76
0,76
0,67
974,39
876,95
226,52
181,93
57,02
51,32
226,52
181,93
585,69
538,10
886,05
802,63
1,51
1,49
Toppling
Toppling
a. Hasil uji sifat fisik di laboratorium
8 0,68 1,11 0,68 0,59 779,51 136,61 45,61 136,61 491,27 719,57 1,46 Toppling didapatkan nilai rata–rata seperti berikut:
7 0,59 1,27 0,59 0,51 682,07 90,20 39,91 90,20 445,83 637,17 1,43 Toppling
6 0,51 1,48 0,51 0,42 584,63 42,05 34,21 42,05 -59955,48 -27962,43 0,47 Toppling bobot isi Asli = 2,615 gr/cm3; bobot isi kering
5
4
0,42
0,34
1,77
2,21
0,42
0,34
0,34
0,25
487,19
389,75
-9,17
-66,56
28,51
22,81
28509,35
22807,48
12313,51
12264,38
6122,60
6038,45
0,50
0,49
Sliding
Sliding
= 2,597 gr/cm3; bobot isi jenuh = 2,628
3
2
0,25
0,17
2,95
4,43
0,25
0,17
0,17
0,08
292,32
194,88
-139,54
-276,52
17,11
11,40
17105,61
11403,74
12215,24
12166,11
5954,31
5870,16
0,49
0,48
Sliding
Sliding
gr/cm3; berat jenis semu = 2,597; berat jenis
1 0,08 8,86 0,08 0,00 97,44 -5091,51 5,70 5701,87 12116,98 25645,26 2,12 Sliding asli = 2,680; kadar air asli = 0,711%; kadar air
Rata-rata FK 1,42
jenuh = 1,198%; derajat kejenuhan =
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat disimpulkan 60,098%; porositas = 3,098%; angka pori =
bahwa terdapat beberapa blok yang terbentuk yaitu blok 0,032.
yang stabil, berpotensi toppling dan sliding dengan nilai
rata-rata FK lereng sebesar 1,58.
1554
b. Nilai kuat tekan batuan didapatkan = 60,05 Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal
Mpa. Teknologi Mineral FT UNMUL, 4. 1. (2016)
2. Nilai Rock Mass Rating System (RMR-System) [7] Audah, M.taufik Toha dan Djuki Sudarmono.
didapatkan bahwa batuan termasuk dalam golongan Analisis Kestabilan Lereng Menggunakan Metode
II yang berarti batuan termasuk dalam kelas batuan Slope Mass Rating Dan Metode Stereografis Pada
baik. Pit Berenai PT. Dwinad Nusa Sejahtera (Sumatera
Copper And Gold), Kabupaten Musi Rawas Utara,
3. Hasil analisis menggunakan software dips Provinsi Sumatera Selatan. JP, 1, 5. (2017)
didapatkan bahwa kemungkinan jenis longsor yang [8] Irwandy, Arif. Geoteknik Tambang. Jakarta:
terdapat di daerah penelitian adalah longsor tipe Gramedia. (2016)
direct toppling dan hasil analisis menggunakan [9] Badan Standar Nasional Indonesia SNI 2437:1991
metode kesetimbangan batas didapatkan nilai FK Cara Uji Sifat Fisik Batu. Jakarta. (2008)
sebesar 1,58 sehingga disimpulkan bahwa lereng [10] Badan Standar Nasional Indonesia SNI 2825:2008
dalam kondisi stabil. Cara Uji Kuat Tekan Batu Uniaksial. Jakarta.
(2008)
4. Berdasarkan hasil analisis kestabilan lereng [11] Rusydy, Ibnu. Dkk. Analisis Kestabilan Lereng
diketahui bahwa lereng berada dalam kondisi stabil, Batu di Jalan Raya Lhoknga KM 17,8, Kabupaten
namun untuk menghindari adanya jatuhan batuan Aceh Besar. Jurnal Riset Geologi dan
maka diperlukan perlindungan terhadap lereng Pertambangan, 27, 2. (2017).
berupa pembuatan selokan (ditch) dan pemasangan [12] Bieniawski, Z.T. Engineering Rock Mass
jaring kawat (wiremesh). Clasification. Canada: John Wiley & Sons Inc.
(1989)
4.2 Saran [13] Priest, S.D., dan Hudson, J.A. Discontinuity
Spacing in Rock. International Journal of Rock
1. Perlu adanya rambu-rambu bahaya longsor sebagai Mechanics and Mining Science & Geomechanics
pengetahuan bagi masyarakat tentang keadaan Abstracts, 13. (1976)
lereng. [14] Jun Wang dan Hungguang Ji. Analysis of Rock
Slope Stability on the Basis of Limit Equilibrium
2. Perlunya dilakukan analisis pada lereng dengan Method. Journal of Advenced Materials Research,
metode berbeda sebagai pembanding agar analisis 11. (2013)
yang didapatkan lebih meyakinkan. [15] Angelia Rachel Ludong, Turangan A.E dan Saartje
Monintja. Analisis Kestabilan Lereng Metode
Spancer. Jurnal Tekno, 13, 64. (2015)
Daftar Pustaka [16] Riki Dwi Pastyo dan Roby Hambali. Analisis
[1] Febrianti, Ira. Enam Tanah Longsor Terjadi Di Potensi Longsor pada Lereng Galian
Malalak Balingka. Http://Www.Antara sumbar. Penambangan Timah. Jurnal Fropil, 2, 1. (2014)
com/Berita/ 193032/ Enam–Tanah-Longsor-Terjadi [17] Hoek, E and Bray. J.W. Rock Slope Engineering.
–di–Malalak–Balingka. Html (Diakses Tanggal 20 4rd. ed. New York: Taylor & Francis e-Library.
April 2017). (2016) (2005)
[2] Rhony, Jhon Edward. 65.068 Warga Agam Berada [18] Songfeng, Guo. Dkk. An Analitical Solution for
di Zona Rawan Longsor. Https://Www. En. Metro Block Toppling Failure of Rock Slopes During an
andalas. Co. Id/ Berita65068–Warga–Agam– Earthquake. Journal of Applied Science, 7. (2017)
Berada–di–Zona Rawan Longsor. Html (Diakses
Tanggal 20 April 2017). (2016)
[3] S. Suriasumantri, Jujun. Filsafat Ilmu: Sebuah
Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan. (2009)
[4] Hery Syaeful dan Dhatu Kamajati. Analisis
Karakteristik Massa Batuan di Sektor Lemajung,
Kalan, Kalimantan Barat. Jurnal Eksplorium, 36, 1.
(2015)
[5] Eko Santoso, Romla Noor Hakim, Adip Mustofa.
Slope Stability Analysis Based On Rock Mass
Characterization In Open Pit Mine Method. Jurnal
Poros Teknik, 8, 1. (2016)
[6] Wulandari, Agusti. Dkk. Analisis Kestabilan
Lereng Dengan Menggunakan Metode Rock Mass
Rating Dan Slope Mass Rating Pada Tambang
Batu Pasir di Samarinda Seberang, Kota
1555