Analisis Potensi Longsor Pada Ruas Jalan Malalak KM 33 Di Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 3, No.

Analisis Potensi Longsor pada Ruas Jalan Malalak Km 33 di


Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera
Barat
Resty Prasuryani1, Rusli HAR2, And Raimon Kopa3
123Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang

*[email protected]

** [email protected]

*** [email protected]

Abstract. Based on observations made on Sicincin-Malalak street KM 33 have been found 12th failure point
with various conditions and types of failure. In addition, the geometry of the slope, high intensity of the
earthquake and rainfall greatly affect to the condition of slope stability. The research was done on rock slope
with many joints, steep geometry, and many rockfalls. From these problem, we need to measure the physical
characteristic, compressive strength and rock mass condition in research area using Rock Mass Rating (RMR)
classification. Furthermore, the analysis of potential failure in the research area doing using dips to know the
type of failure and then analyzed the stability of the slope using the limit equilibrium method. The results of
rock mass classification with RMR obtained rocks included in Group II which means rock mass in good
condition. Analysis using dips in get type of failure is toppling failure with possibly 15,53% with failure stike = N
225 E - N 285 E and dip = 15° - 90°. Furthermore, slope stability analysis was performed using the equilibrium
limiting method for toppling failure and obtained FK values of slope is 1,58 which means that the slope is stable
but still need protection from rock fall with construction of ditch and wiremesh instalation.

Keyword: Failure, limit equilibrium method, toppling, slope stability, RMR

1. Pendahuluan 2. Metode Penelitian


Jalan raya Sicincin-Malalak merupakan salah satu
wilayah di Sumatera Barat yang sering mengalami
2.1 Jenis Penelitian
longsor. Salah satu kejadian longsor di Kecamatan
Malalak seperti yang dilaporkan oleh Badan Geologi Jenis penelitian ini termasuk kedalam jenis Penelitian
Kementrian Energi dan Sumber Daya pada Januari 2017, terapan. Penelitian terapan merupakan penelitian yang
longsor yang terjadi mengakibatkan tertutupnya ruas bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis[3].
jalan alternatif Sicincin-Malalak. Kejadian longsor ini
menyebabkan kerugian akibat rusaknya jalan karena
tertimbun material longsor[1]. 2.2 Pengumpulan Data
Kejadian bencana seperti longsor dapat
Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis yaitu
menimbulkan bahaya bagi lalu lintas jalan tersebut dan
data primer berupa data litologi, data struktur geologi,
masyarakat disekitar kejadian bencana. Badan
data sifat fisik batuan, data kuat tekan batuan dan data
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Agam,
geometri lereng. Data sekunder yang berupa peta
Sumatera Barat, menyatakan sekitar 65.068 dari 519.000 topografi, peta geologi, peta hidrogeologi dan data curah
warga Agam berada dan tinggal di lokasi rawan tanah hujan daerah penelitian.
longsor saat curah hujan melanda daerah tersebut[2].
Terdapat dua belas titik kejadian longsor yang
berada di sepanjang jalan raya Sicincin-Malalak. Selain 2.3 Pengolahan dan Analisa Data
itu, ditemukan juga beberapa titik yang rawan terhadap
kemungkinan terjadi nya longsor. Penelitian dilakukan 2.3.1 Kualitas Massa Batuan
pada lereng batuan yang diduga berada pada kondisi Tujuan dari analisis analisis kualitas massa batuan
kurang stabil dengan ketinggian lereng 23,06 m, panjang adalah untuk mengetahui kondisi dari kualitas batuan
60 m dan sudut 70°. Kondisi lereng yang memiliki dan pengelompokkan nya berdasarkan sistem RMR[4,5].
banyak bidang lemah, geometri lereng yang curam, serta
banyak nya jatuhan batuan menjadi alasan dipilihnya 2.3.2 Jenis Longsor
lokasi ini untuk dilakukan penelitian lebih lanjut karena Analisis jenis longsor dilakukan menggunakan analisis
diduga lereng tersebut memiliki kemungkinan terjadinya kinematik[6,7]. Analisis kinematik dilakukan untuk
longsor. mengetahui tipe longsor yang mungkin terjadi di lokasi
penelitian.

1546
2.3.3 Kestabilan Lereng Tabel 1. Data Hasil Uji Sifat Fisik

Setelah diketahui jenis longsor yang terjadi di lokasi Sampel Wn (gram) Ww (gram) Ws (gram) Wo (gram)
penelitian selanjutnya dilakukan analisis terhadap 1 187,28 188,25 116,12 186,41
kestabilan lereng. Metode analisis yang digunakan 2 178,96 179,39 113,22 177,42
disesuaikan dengan jenis longsor yang terjadi. 3 164,17 164,57 100,13 162,76
4 184,11 184,88 115,73 183,39
2.3.4 Perkuatan Lereng
5 194,40 196,34 120,53 192,55
Perkuatan lereng ditetapkan setelah diketahui kondisi
kestabilan lereng. Jika lereng dalam kondisi tidak stabil Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mendapatkan
maka lereng diberikan perkuatan dan jika lereng dalam sepuluh parameter yang telah disebutkan sebelumnya.
kondisi stabil maka tidak perlu diberikan perkuatan. Pengujian sifat fisik batuan menggunakan perhitungan
sebagai berikut[9]:

3. Hasil dan Pembahasan a. Bobot Isi Normal


,
= = 2,6 gr/cm3 (1)
, ,
3.1 Lokasi Daerah Penelitian
b. Bobot Isi Kering
Penelitian dilakukan pada lereng batuan yang berada di ,
= = 2,58 gr/cm3 (2)
ruas jalan raya Sicincin – Malalak KM 33. Lokasi , ,
penelitian berada pada koordinat S = 0° 22.497' dan
c. Bobot Isi Jenuh
E = 100° 17.098'
,
= = 2,61 gr/cm3 (3)
3.2 Geometri Lereng pada Lokasi Penelitian , ,

d. Apparent Spesific Gravity


Geometri lereng pada lokasi penelitian meliputi tinggi ,
, ,
23,06 m, panjang 60 m, strike N 345 E dan dip lereng = = 2,58 (4)
70°. Kondisi lereng yang terdapat pada lokasi penelitian
dapat dilihat pada Gambar 1. e. True Spesific Gravity
,
, ,
= = 2,65 (5)

f. Kadar Air Asli



100%
, ,
= 100% = 0,47 % (6)
,

g. Kadar Air Jenuh



100%

, ,
= 100% = 0,99% (7)
,

h. Derajat Kejenuhan
100%
Gambar 1. Kondisi Front Lereng pada Lokasi Penelitian , ,
= 100% = 47,28% (8)
, ,
3.3 Sifat Fisik dan Kuat Tekan Batuan
i. Porositas
3.2.1 Sifat Fisik Batuan 100%
Sifat fisik batuan yang ditentukan untuk kepentingan
, ,
penelitian terdiri dari sepuluh parameter antara lain = 100% = 2,55 % (9)
, ,
bobot isi asli (natural density), bobot isi kering (dry
density), bobot isi jenuh (saturated density), berat jenis j. Angka Pori
semu (apparent specific density), berat jenis sejati (true ,
= = 0,0262 (10)
specific density), kadar air asli (natural water content), ,

kadar air jenuh (absorpstion), derajat kejenuhan, Perhitungan selanjutnya dilakukan untuk semua sampel
porositas dan void ratio[8]. Data hasil pengujian sifat fisik dengan cara yang sama. Hasil perhitungan sifat fisik
batuan dapat dilihat pada Tabel 1. untuk setiap sampel dapat dilihat pada Tabel 2.
1547
Tabel 2. Hasil Perhitungan Uji Sifat fisik ,
=
,
Bobot Bobot
Bobot Kada Kada
isi isi Berat Derajat
Sampe
l
isi asli
(gr/cm3
kering
(gr/cm3
jenuh
(gr/cm3
Jenis
semu
SG
asli
r Air
Asli
r Air
Jenuh
Kejenuha
n (%)
Porosita
s
Angka
pori = 66,77 MPa
) (%) (%)
) )
1 2,60 2,58 2,61 2,58 2,65 0,47 0,99 47,28 2,55 0,0262
Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mendapatkan
2 2,70 2,68 2,71 2,68 2,76 0,87 1,11 78,17 2,98 0,0307
nilai kuat tekan pada perbandingan L/D = 2 sebagai
3 2,55 2,53 2,55 2,53 2,60 0,87 1,11 77,90 2,81 0,0289

4 2,66 2,65 2,67 2,65 2,71 0,39 0,81 48,32 2,15 0,0220
berikut[8]:
5 2,56 2,54 2,59 2,54 2,67 0,96 1,97 48,81 5,00 0,0526
Rata- 2,59 2,68 = , (14)
2,615 2,597 2,628 0,711 1,198 60,098 3,098 0,0321 ,
rata 7 0 /

66,77 = ,
,
3.2.2 Kuat Tekan Batuan , / ,

Pada uji kuat tekan Perbandingan antara tinggi dan 66,77 =


,
diameter contoh batuan (L/D) akan mempengaruhi nilai
kuat tekan batuan. Pengujian kuat tekan dilakukan = 60,05 MPa
menggunakan perbandingan tinggi dan diameter (L/D)
antara 2-2,5. Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan Berdasarkan pengolahan data tersebut dapat disimpulkan
yang telah dilakukan didapatkan data seperti yang hasil dari pengujian UCS seperti pada Tabel 4.
terlihat pada Tabel 3.
Tabel 4. Hasil Perhitungan UCS
Tabel 3. Data Hasil Uji Kuat Tekan No Pengujian Hasil
Parameter Nilai
2
Tinggi Sampel (t) 5,512 cm 1 Luas Permukaan Sampel (mm ) 220,5
Diameter Sampel (D) 5,3 cm
2 Kuat Tekan Uniaksial (Mpa) 60,05
Berat Beban (P) 14.899,42 kN

3.4 Klasifikasi Massa Batuan (RMR sistem)


Berdasarkan data hasil uji kuat tekan selanjutnya
dilakukan perhitungan sebagi berikut[8]: Untuk mendapatkan nilai RMR terlebih dahulu
dilakukan pengukuran orientasi bidang lemah pada
3.2.2.1 Luas Permukaan Sampel lereng. Pengukuran dilakukan dengan metode
pengukuran dengan kompas geologi langsung di
A= π (11) lapangan pada garis pengukuran (metode scanline)[11].
Adapun gambaran pengukuran orientasi bidang lemah
= x 3,14 x (5,3)2 dapat dilihat pada Gambar 2.

= 22,05 cm2
3.2.2.2 Kuat Tekan Uniaksial

Pada pengujian kuat tekan yang dilakukan menggunakan


perbandingan L/D = 1,04 sehingga nilai kuat tekan yang
didapatkan menggunakan persamaan berikut[10]:

,
= (12)

. ,
=
,

= 675,7 KN/cm2
= 67,57 Mpa Gambar 2. Pengukuran Bidang Lemah pada Lereng
Nilai kuat tekan yang didapatkan tersebut kemudian
dimasukkan pada persamaan untuk L/D = 1[8]. 3.4.1 Parameter-parameter RMR sistem

= , (13) Dalam menghitung nilai klasifikasi geomekanik RMR


,
/ sistem, terdapat enam parameter yang perlu diketahui
[12]
, . Ke enam parameter tersebut dijelaskan sebagai
= , berikut:
,
, / ,

1548
3.4.1.1 Uji Kuat Tekan Tabel 6. Nilai Spasi Bidang Diskontinu

Dari hasil pengujian kuat tekan yang telah dilaksanakan S c a nl i ne


B a ny a kny a
J o i nt t iap 1 m
S p as i Rat a-
S c a nl i ne
B a ny a kny a
J o i nt t iap 1 m
S p as i Rat a-
ra t a ra t a
S c a nl i ne S c a nl i ne
diperoleh data kuat tekan rata-rata batuan sebesar 60,05
1 2 0 ,2 3 31 4 0 ,2 2
Mpa sehingga diperoleh diperoleh bobot uji kuat tekan 2 4 0 ,19 32 6 0 ,17

sebesar 7. 3 5 0 ,2 33 5 0 ,2

4 5 0 ,19 34 5 0 ,18

5 5 0 ,16 35 2 0 ,4 3

3.4.1.2 Nilai Rock Quality Designation (RQD) 6 5 0 ,15 36 2 0 ,2 2

7 3 0 ,2 1 37 6 0 ,17

8 2 0 ,4 7 38 5 0 ,0 5
Perhitungan dilakukan dengan cara mengukur jumlah 9 6 0 ,18 39 4 0 ,13

kekar rata-rata menggunakan scanline sepanjang 100 10 3 0 ,2 6 40 6 0 ,16

11 1 0 ,4 1 41 6 0 ,14
cm. Nilai RQD dihitung berdsarkan persamaan sebagai 12 3 0 ,12 42 1 1

berikut[13]: 13 4 0 ,2 7 43 1 0 ,72

14 3 0 ,3 44 3 0 ,2 8

15 3 0 ,2 7 45 4 0 ,13

RQD = 100e-0,1 (0,1 + 1) (15) 16 3 0 ,3 3 46 4 0 ,2 4

17 3 0 ,17 47 4 0 ,2 5

Selanjutnya perhitungan nilai RQD untuk setiap scanline 20

21
8

9
0 ,12

0 ,11
48

49
2

3
0 ,4 8

0 ,3 3

pada lokasi penelitian dapat dijelaskan pada Tabel 5. 22 3 0 ,3 1 50 3 0 ,2

23 8 0 ,12 51 2 0 ,4 8

24 8 0 ,12 52 2 0 ,4 5
Tabel 5. Nilai RQD untuk Setiap Scanline 25 5 0 ,2 53 2 0 ,3 7

26 9 0 ,0 9 54 1 1

B a ny a k ny a B a ny a k ny a 27 3 0 ,3 1 55 3 0 ,3 8
R QD R at a- R QD R at a-
s c a nl i ne J o i nt d alam 1 s c a nl i ne J o i nt d alam 1
ra t a ( %) ra t a ( %) 28 6 0 ,16 56 3 0 ,3 1
m s c a nl i ne m S c a nl i ne
29 3 0 ,3 2 57 4 0 ,2 4

1 2 9 2 ,8 9 31 4 9 2 ,17
30 3 0 ,3 3 58 3 0 ,3 1

2 4 8 9 ,8 4 32 6 8 7,8 1 Nilai Sp as i R at a-
0 ,2 8
rat a
3 5 9 0 ,9 8 33 5 9 0 ,6 7

4 5 9 0 ,51 34 5 8 9 ,6 3

5 5 8 6 ,71 35 2 9 7,6 8
Dari Tabel 6 disimpulkan bahwa nilai spasi rata-rata
6 5 8 5,2 6 36 2 9 2 ,0 2

7 3 9 1,4 6 37 6 8 8 ,2 tergolong rapat (0,2 - 0,6) m, jika di input kedalam Rock


8

9
2

6
9 7,9 9

8 9 ,2 5
38

39
5

4
4 0 ,6

8 0 ,8 8
Mass Rating System diperoleh bobot sebesar 10.
10 3 9 4 ,12 40 6 8 7,4 1

11

12 3
1 9 7,4 7

78 ,8 1
41

42
6

1
8 4 ,5

9 9 ,53
3.4.1.4 Data Kondisi Bidang Diskontinu
13 4 9 4 ,6 2 43 1 9 9 ,12

14

15
3

3
9 5,54

9 4 ,74
44

45
3

4
9 5,0 6

8 2 ,5
1. Panjang Kemenerusan (Persistance)
16 3 9 6 ,2 4 46 4 9 3 ,15

17 3 8 7,8 1 47 4 9 3 ,74
Nilai rata-rata persistance lereng di dapatkan sebesar
20 8 79 ,9 9 48 2 9 8 ,0 7

21 9 77,2 5 49 3 9 6 ,3 1
0,81 m yang berarti bahwa nilai persistance lereng <1 m
22 3 9 5,79 50 3 9 0 ,72
sehingga bobot persistance adalah 6. Nilai kemenerusan
23 8 79 ,3 6 51 2 9 8 ,0 7

24 8 78 ,7 52 2 9 7,8 7 untuk setiap scanline dapat dilihat pada Tabel 7.


25 5 9 0 ,9 8 53 2 9 6 ,9 4

26

27
9

3
71,4 1

9 5,79
54

55
1

3
9 9 ,53

9 7,14
Tabel 7. Nilai Persistance untuk Setiap Scanline
28 6 8 6 ,9 8 56 3 9 5,8 7

29 3 9 5,9 5 57 4 9 3 ,2 7 B a ny a kny a R a t a - ra t a B a ny a kny a R a t a - ra t a


S c a nl i ne J o i nt t i a p 1 m P e r s i s t a nc e S c a nl i ne J o i nt t i a p 1 m P e r s i s t a nc e
30 3 9 6 ,2 4 58 3 9 5,71 S c a nl i ne ( m) S c a nl i ne ( m)

Nilai R QD rat a-rat a 9 0 ,3


1 2 1,50 31 4 0 ,72

2 4 0 ,55 32 6 0 ,2 9

Dari Tabel 5 diperoleh nilai RQD rata – rata pada lokasi 3 5 1,8 4 33 5 0 ,2 9

4 5 1,0 0 34 5 0 ,6 7
penelitian sebesar 90,3%, sehingga diperoleh bobot 5 5 0 ,4 8 35 2 1,2 5

sebesar 20. 6 5 0 ,2 7 36 2 0 ,77

7 3 0 ,3 6 37 6 1,12

8 2 0 ,51 38 5 0 ,3 3

3.4.1.3 Data Spasi Bidang Diskontinu 9 6 0 ,2 4 39 4 0 ,2 2

10 3 0 ,4 5 40 6 0 ,51

11 1 0 ,3 8 41 6 0 ,3 0
Semakin besar nilai RQD maka nilai spasi bidang 12 3 0 ,2 9 42 1 1,50

diskontinunya akan semakin besar pula. Persamaan 13 4 0 ,3 6 43 1 2 ,0 0

untuk menghitung rata-rata spasi bidang diskontinuitas, 14

15
3

3
0 ,52

0 ,3 6
44

45
3

4
0 ,2 1

0 ,50

yaitu[13]: 16 3 0 ,2 3 46 4 1,16

17 3 0 ,2 0 47 4 1,3 3

=
20 8 0 ,17 48 2 0 ,9 8
(27) 21 9 0 ,16 49 3 0 ,4 9

22 3 0 ,3 0 50 3 1,3 9

23 8 0 ,57 51 2 2 ,6 8
Tabel 6 menjelaskan nilai spasi bidang diskontinu setiap 24 8 0 ,3 4 52 2 1,75

kemajuan pada lokasi penelitian. 25 5 0 ,2 7 53 2 0 ,8 9

26 9 0 ,57 54 1 2 ,0 0

27 3 0 ,6 8 55 3 2 ,3 4

28 6 1,18 56 3 1,4 9

29 3 1,2 8 57 4 0 ,9 1

30 3 1,11 58 3 1,4 2

Rat a-rat a p ers is t ance 0 ,8 1

1549
2. Lebar Rongga (Separation) Tabel 9. Kelas Massa Batuan
Param e te r Kl as i fi k as i RMR-System
Param e te r Ni l ai B obot
Nilai rata-rata lebar rongga didapatkan sebesar 2,66 mm. RQD (%) 90,3% 20

sehingga didapatkan bobot lebar rongga sebesar 1. Kuat T ekan (UCS) (MP a) 60,05 7
Spasi (m) 0,2-0,6 m 10
Persistence
3. Kekasaran (roughness) (m)
<1m 6

Lebar Rongga
1-5 mm 1
(mm)
Kondisi Kekasaran
Kondisi kekasaran lereng diketahui dalam kondisi agak Diskont iniut as Kekar
Agak kasar 2

Mat erial Sand (Lunak


kasar sehingga didapatkan bobot kekasaran sebesar 2. P engisi <5mm)
1

P elapukan Fresh 6

4. Material Pengisi Kondisi Airt anah lembab


Sangat
10

Orient asi kekar mengunt ungka 0


n
Material pengisi pada lereng yaitu sand (lunak <5 mm) RMR 63

sehingga didapatkan bobot material pengisi sebesar 1.


Dari Tabel 9 didapatkan nilai RMR yaitu sebesar 63,
5. Pelapukan sehingga dapat disimpulkan bahwa batuan termasuk
dalam golongan II dengan kualitas massa batuan baik.
Kondisi pelapukan lereng berada pada kondisi fresh
sehingga didapatkan bobot pelapukan sebesar 6. 3.5 Analisis Tipe Longsor

Berdasarkan uraian di atas kondisi diskontiniutas lereng Hasil analisis kinematik terhadap lereng didapatkan
kemudian ditampilkan pada Tabel 8. bahwa lereng berpotensi mengalami longsor dengan tipe
direct toppling (Gambar 3).
Tabel 8. Data Kondisi Bidang Diskontinuitas
Kon di si
No Di sk on ti n u i t Ni l ai Bobot
as
Persistence
1 <1m 6
(m)
Lebar Rongga
2 1-5 mm 1
(mm)
Kekasaran
3 Agak kasar 2
Kekar
Mat erial Sand (Lunak
4 1
P engisi <5mm)
5 P elapukan Fresh 6

3.4.1.5 Kondisi Airtanah

Kondisi airtanah ditentukan dengan cara mengamati


kondisi lereng secara visual. Berdasarkan Tabel kondisi
airtanah diperoleh nilai pembobotan kondisi airtanah
adalah sebesar 10.
3.4.1.6 Orientasi Diskontinuitas

Nilai rata-rata strike joint berada pada N 247 E dengan


rata-rata dip sebesar 59° dan arah strike lereng N 345 E.
Hal ini berarti arah kekar berpotongan dengan arah Gambar 3. Hasil Analisis Tipe Longsor
lereng kemudian dip kekar sejajar dengan dip lereng
pada sudut 59° sehingga berdasarkan Tabel orientasi Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa kemungkinan
diskontinuitas didapatkan kondisi lereng sangat terjadinya direct toppling adalah sebesar 15,53%.
menguntungkan sehingga didapatkan bobot sebesar 0. Kemungkinan arah longsor berada pada stike = N 225 E
- N 285 E dan dip = 15° - 90°.
3.4.2 Klasifikasi Massa Batuan
3.6 Analisis Kestabilan Lereng
Dari hasil penjumlahan nilai pembobotan untuk
klasifikasi massa batuan pada lokasi penelitian, maka Analisis Kestabilan lereng dilakukan untuk menentukan
dapat dijelaskan bahwa kelas massa batuan di lokasi nilai Faktor Keamanan (FK) pada lereng di daerah
tersebut dapat dilihat pada Tabel 9. penelitian[14,15,16]. Pada penelitian ini penulis
menggunakan bantuan Software Roclab untuk
mendapatkan nilai kohesi dan sudut geser dalam,
sedangkan untuk analisis FK lereng penulis melakukan
analisis manual menggunakan metode kesetimbangan
batas untuk tipe longsoran toppling.

1550
3.6.1 Software Roclab Tabel 11. Nilai Parameter Roclab
No Param e te r Ni l ai
1. Nilai Geological Strength Index (GSI) didapatkan 1 Kohesi (c) 0,869 Mpa
menggunakan persamaan[12] : 2 Sudut geser dalam (ϕ) 64,71 0

3 Kuat t arik 0,161 Mpa


GSI = RMR-5 (16) 4 Jari-jari kurva Mohr 8,334 Mpa
5 Modulus Young 25144,71 Mpa
Pada perhitungan RMR yang telah dilakukan
sebelumnya didapatkan nilai RMR adalah 68. 3.6.2 Analisis Kestabilan Lereng Menggunakan
Dengan dilakukan perhitungan pada persamaan 27, Metode Kesetimbangan Batas
maka didapatkan nilai GSI sebesar 63.
Longsoran toppling terjadi pada lereng yang terjal dan
2. Nilai uniaxial compressive strength (Sigci) batuan yang keras dengan struktur bidang lemahnya
diketahui dari uji laboratorium batuan sebesar yang berbentuk kolom. Untuk melakukan analisis pada
60,05 Mpa. longsoran toppling perlu diketahui terlebih dulu kondisi
blok-blok yang terbentuk pada lereng yang akan
3. Nilai intact rock parameter (Mi) diketahui diteliti[17]. Blok-blok yang terbentuk pada lokasi
berdasarkan jenis litologi umum penyusun lereng. penelitian di gambarkan sesuai dengan kondisi di
Lereng pada daerah penelitian diketahui merupakan lapangan kemudian dilakukan perhitungan dimensi pada
jenis batuan andesit, oleh karena itu nilai Mi masing-masing kolom.
didapatkan sebesar 25.
Terdapat 35 blok yang terbentuk di lokasi penelitian
4. Nilai disturbance factor (D) = 0, karena pada lereng seperti yang terlihat pada Gambar 5. Berdasarkan
ini tidak ada aktifitas peledakan. penggambaran kondisi lereng di lapangan didapatkan
beberapa parameter yang dibutuhkan untuk analisis
Input data software roclab dapat dilihat pada Tabel 10. longsoran toppling seperti yang terdapat pada Tabel 12.
Tabel 10. Input Data pada Software Roclab

No Data masukan Nilai


1 Kuat tekan batuan 60,05 Mpa
2 GSI 63
3 Jenis batuan (Mi) 25
4 Bobot isi (MN/m3) 0,0257054

output pengolahan menggunakan perangkat lunak roclab


dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 5. Geometri Blok Batuan pada Lokasi Penelitian

Tabel 12. Nilai Parameter Analisis Longsor Toppling


Param e te r Ni l ai
ψf 66,38 (°)
ψp 59,72 (°)
ψb 59,943 (°)
ψs 0,223 (°)
φ 64,71 (°)
Δx 0,75 (m)

Setelah didapatkan model jatuhan blok batuan dan


Gambar 4. Output Pengolahan Software Roclab parameter yang terdapat pada Tabel 24, selanjutnya
dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai
Parameter-parameter hasil pengolahan menggunakan konstanta a1, a2, dan b menggunakan persamaan
roclab disajikan pada Tabel 11. berikut[17]:
1551
a1 = Δx.tan (ψf - ψp) (17) = 1,43 m
= 0,75 x tan (66,38 – 59,72) L35 = Y35
= 0,087574 m = 0,24 m
a2 = Δx.tan (ψp – ψs) (18) M35 = Y35 – a1
= 0,75 x tan (59,72 – 66,38) = 0,24 m - 0,087574 m
= 1,273095 m = -0,15 m
b = Δx.tan (ψb – ψp) (19) b. Untuk blok tepat di crest lereng (blok ke-33)
perhitungan dilakukan menggunakan sebagai
= 0,75 x tan (59,943) berikut:
= 0,002919 m
L33 = Y33 - a1 (24)
Selanjutnya analisis longsoran toppling dilakukan
dengan cara sebagai berikut[18]: = 2,79 m - 0,08757 m

1. Menghitung tinggi blok (yn) dalam hal ini, = 2,62 m


perhitungan dilakukan dengan dua cara yaitu M32 = Y32 – a2 (24)
dengan memperhatikan crest lereng.
= 2,79 – 1,273095 m
a. Untuk blok dari crest lereng ke bawah,
karena blok ke-33 berada di crest lereng = 1,52
maka perhitungan dimulai dari blok ke-32 3. Menghitung nilai Wn dengan cara sebagai berikut:
menggunakan Persamaan berikut:
a. Wn untuk blok ke-35
Y33 = n (a1 – b) (20)
= 33 m (0,08757 m – 0,002919) Diketahui :
Tinggi blok (yn) = 0,24 m
= 2,79 m Lebar blok (Δx) = 0,75 m
Panjang Blok = 60 m
b. Untuk blok di atas crest, perhitungan dimulai Densitas batuan = 2610 Kg/m3
dari blok ke-34 kemudian blok ke-35 m =vxρ (25)
menggunakan Persamaan berikut:
= (0,24 x 0,75 x 60) m x 2610 Kg/ m3
y34 = y32 – a2 – b (21)
= 28373,9 Kg
= 2,79 m - 1,273095 m - 0,002919 m
Wn = m x g (26)
= 1,52 m (blok ke-34)
= 28373,9 Kg x 9,81 m/s2
y35 = y33 – a2 - b
= 278065 N
= 1,43 m - 1,273095 m - 0,002919 m
b. Wn untuk blok ke-34
= 0,24 m (blok ke-35)
Diketahui :
2. Menghitung dimensi masing-masing blok dengan
ketentuan sebagai berikut: Tinggi blok (yn) = 1,52 m
Lebar blok (Δx) = 0,75 m
a. Untuk blok di atas crest (blok ke-34 dan Panjang Blok = 60 m
blok ke-35) perhitungan dilakukan sebagai Densitas batuan = 2610 Kg/m3
berikut: m =vxρ
= (1,52 x 0,75 x 60) m x 2610 Kg/ m3
L34 = Y34 (22)
= 178241,8 Kg
= 1,52 m
Wn = m x g
M34 = Y34 – a1 (23)
= 178241,8 Kg x 9,81 m/s2
= 1,52 m – 0,087574 m

1552
= 1746769,8 N [ , ( , , , )]
= 0N -
,
c. Wn untuk blok ke-33
= 188161,7N
Diketahui :
6. Mentukan model longsoran yang terjadi pada blok.
Tinggi blok (yn) = 2,79 m
Hasil dari perhitungan nilai Pn,t dan Pn,s
Lebar blok (Δx) = 0,75 m
digunakan untuk menentukan apakah blok yang
Panjang Blok = 60 m
dihitung akan terguling (toppling) atau tergelincir
Densitas batuan = 2610 Kg/m3
(sliding) dengan ketentuan sebagai berikut:
m =vxρ
= (2,79 x 0,75 x 60) m x 2610 Kg/ m3 a. Blok akan terguling apabila Pn-1,t > Pn-1,s
dan nilai Pn-1 = Pn-1,t.
= 328109,6 Kg
b. Blok akan tergelincir apabila Pn-1,s > Pn-1,t
Wn = m x g dan nilai Pn-1 = Pn-1,s.
= 328109,6 Kg x 9,81 m/s2
c. Jika Pn-1,t > Pn-1,s terjadi pada semua blok,
= 3215474,7 N maka blok akan terguling seluruhnya dan
tidak ada blok yang tergelincir.
4. Menentukan blok yang terguling dimana blok
terguling dengan syarat Δx/yn < tan ψp. 7. menentukan nilai Rn dan Sn pada setiap blok
1) Untuk blok ke-35 nilai Δx/yn = 3,1 dan nilai a. Untuk blok ke-35
tan ψp = 1,71 sehingga dapat disimpulkan Rn = Wn cos ψp + (Pn - Pn-1) tan ϕ (29)
bahwa nilai blok ke-35 Δx/yn > tan ψp dan
blok berada dalam kondisi stabil. = 278065N x cos 59,72° + (0N – 0N) x
tan 64,71°
2) Pada blok ke-34 nilai Δx/yn = 0,49 maka dapat
= 140207,66 N
disimpulkan bahwa nilai blok ke-34 Δx/yn <
tan ψp dan blok berada dalam kondisi toppling. Sn = Wn sin ψp + (Pn - Pn-1) (30)

3) Pada blok ke-33 nilai Δx/yn = 0,27 maka dapat = 278065N x sin 59,72° + (0N – 0N)
disimpulkan bahwa nilai blok ke-32 Δx/yn <
= 240129,04N
tan ψp dan blok berada dalam kondisi toppling.
b. Untuk blok ke-34
5. Menghitung nilai Pn,s dan Pn,t dimulai dari blok
teratas hingga blok paling bawah. Rn = Wn cos ψp + (Pn - Pn-1) tan ϕ
= 1746769,85N x cos 59,72° + (0N –
a. Untuk blok ke-35 dikarenakan blok berada 188161,73) x tan 64,71°
dalam kondisi stabil maka nilai Pn,s dan Pn,t =
0, maka nilai Pn = 0. = 880737,51N

b. Pada blok ke-34 merupakan blok teratas dari Sn = Wn sin ψp + (Pn - Pn-1)
set yang terguling maka nilai Pn,t dan Pn,s = 0 = 1746769,85N x sin 59,72° + (0N –
dan nilai Pn = 0. 1208646N)
c. Pada blok ke-33 dan blok seterusnya = 299814,47N
perhitungan dilakukan menggunakan
Persamaan berikut: c. Untuk blok ke-33
Rn = Wn cos ψp + (Pn - Pn-1) tan ϕd
[ – . ( ) ( . . )]
Pn-1,t = (27)
= 3215474,71N x cos 59,72° +
[0 1,52 – 0,75 64,71° +(3215474 ,7
) (2,79 sin 59,72° – 0,75 cos 59,72°)] (1208646N – 1166391N) x tan 64,71°
2
= 2,71 = 1710757N
Sn = Wn sin ψp + (Pn - Pn-1)
= 1208646,3 N
= 3215474,71N x sin 59,72° +
[ . ]
Pn-1,s = Pn - (28) (1208646N – 1166391N)

1553
= 2819047N 3.7 Analisis Perkuatan Lereng
8. Tentukan nilai FK Untuk mengatasi jatuhan batuan dapat dilakukan dengan
cara pembuatan selokan (ditch) dan pemasangan jaring
a. Untuk blok ke-34 kawat (wiremesh).

FK = (29) 3.7.1 Pembuatan Selokan (Ditch)

, Kondisi lereng pada lokasi penelitian yang memiliki


=
, tinggi 23,06 m dan sudut kemiringan lereng 70°, maka
= 1,71 rekomendasi dimensi saluran yang aman adalah lebar 6,1
m dan kedalaman 1,83 m seperti terlihat pada Gambar 6.
b. Untuk blok ke-33

FK =
,
=
,

= 0,34
c. Untuk blok ke-32

FK =
,
=
,

= 1,65
Perhitungan selanjutnya dilakukan dengan cara yang
sama pada setiap blok. Hasil perhitungan analisis longsor Gambar 6. Rekomendasi Dimensi Selokan pada Lereng
toppling untuk setiap blok nya dapat dilihat pada Tabel Penelitian
13.
3.7.2 Pemasangan Jaring Kawat (Wiremesh)
Tabel 13. Hasil Perhitungan Analisis Longsor Toppling Jaring kawat digunakan untuk melokalisasi jatuhan batu.
Bongkah-bongkah batu yang berpotensi runtuh akan
n yn (m) Δx/yn (m) Mn (m) Ln (m) Wn (N) Pn.t (KN) Pn.s (KN) Pn (KN) Rn (KN) Sn (KN) Sn/Rn MODE
34 0,16 4,78 -1,12 0,16 180,63 0 0 0 91,08 155,98 1,71 Stabil
ditahan oleh jala kawat yang terpasang pada lereng dan
33 1,43 0,52 0,16 1,43 1649,33 0 0 0 584,77 257,92 0,44 Toppling mencegah batu tersebut terpental ke jalan.
32 2,71 0,28 1,44 2,62 3118,04 1166,39 182,46 1166,39 1661,65 2734,91 1,65 Toppling
31 2,62 0,29 2,62 2,54 3020,60 1124,13 176,76 1124,13 1612,55 2650,78 1,64 Toppling
30 2,54 0,30 2,54 2,45 2923,16 1081,84 171,06 1081,84 1563,45 2566,65 1,64 Toppling
29 2,45 0,31 2,45 2,37 2825,72 1039,55 165,35 1039,55 1514,35 2482,52 1,64 Toppling
28 2,37 0,32 2,37 2,28 2728,28 997,24 159,65 997,24 1465,26 2398,40 1,64 Toppling 4 Kesimpulan dan Saran
27 2,29 0,33 2,29 2,20 2630,84 954,91 153,95 954,91 1326,54 2271,92 1,71 Toppling
27 2,29 0,33 2,29 2,20 2630,84 954,91 153,95 954,91 1416,17 2314,27 1,63 Toppling
26 2,20 0,34 2,20 2,11 2533,40 912,56 148,25 912,56 1367,09 2230,15 1,63 Toppling
25
24
2,12
2,03
0,35
0,37
2,12
2,03
2,03
1,94
2435,97
2338,53
870,18
827,78
142,55
136,84
870,18
827,78
1318,02
1268,95
2146,03
2061,92
1,63
1,62
Toppling
Toppling
4.1 Kesimpulan
23 1,95 0,39 1,95 1,86 2241,09 785,35 131,14 785,35 1219,89 1977,80 1,62 Toppling
22
21
1,86
1,78
0,40
0,42
1,86
1,78
1,77
1,69
2143,65
2046,21
742,89
700,39
125,44
119,74
742,89
700,39
1170,84
1121,81
1893,70
1809,60
1,62
1,61
Toppling
Toppling
Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan kesimpulan
20 1,69 0,44 1,69 1,61 1948,77 657,84 114,04 657,84 1072,79 1725,51 1,61 Toppling sebagai berikut:
19 1,61 0,47 1,61 1,52 1851,33 615,24 108,34 615,24 1023,79 1641,42 1,60 Toppling
18 1,52 0,49 1,52 1,44 1753,90 572,58 102,63 572,58 974,81 1557,35 1,60 Toppling
17 1,44 0,52 1,44 1,35 1656,46 529,84 96,93 529,84 925,87 1473,30 1,59 Toppling 1. Geometri lereng penelitian diperoleh tinggi 23,06
16 1,35 0,55 1,35 1,27 1559,02 487,01 91,23 487,01 876,97 1389,26 1,58 Toppling
15 1,27 0,59 1,27 1,18 1461,58 444,08 85,53 444,08 828,12 1305,25 1,58 Toppling m, panjang 60 m dan sudut lereng 70° sedangkan
14 1,19 0,63 1,19 1,10 1364,14 401,01 79,83 401,01 779,34 1221,27 1,57 Toppling
13 1,10 0,68 1,10 1,01 1266,70 357,78 74,12 357,78 730,66 1137,33 1,56 Toppling hasil uji sifat fisik dan kuat tekan sebagai berikut:
12 1,02 0,74 1,02 0,93 1169,26 314,33 68,42 314,33 682,11 1053,46 1,54 Toppling
11 0,93 0,81 0,93 0,84 1071,82 270,61 62,72 270,61 633,75 969,69 1,53 Toppling
10
9
0,85
0,76
0,89
0,98
0,85
0,76
0,76
0,67
974,39
876,95
226,52
181,93
57,02
51,32
226,52
181,93
585,69
538,10
886,05
802,63
1,51
1,49
Toppling
Toppling
a. Hasil uji sifat fisik di laboratorium
8 0,68 1,11 0,68 0,59 779,51 136,61 45,61 136,61 491,27 719,57 1,46 Toppling didapatkan nilai rata–rata seperti berikut:
7 0,59 1,27 0,59 0,51 682,07 90,20 39,91 90,20 445,83 637,17 1,43 Toppling
6 0,51 1,48 0,51 0,42 584,63 42,05 34,21 42,05 -59955,48 -27962,43 0,47 Toppling bobot isi Asli = 2,615 gr/cm3; bobot isi kering
5
4
0,42
0,34
1,77
2,21
0,42
0,34
0,34
0,25
487,19
389,75
-9,17
-66,56
28,51
22,81
28509,35
22807,48
12313,51
12264,38
6122,60
6038,45
0,50
0,49
Sliding
Sliding
= 2,597 gr/cm3; bobot isi jenuh = 2,628
3
2
0,25
0,17
2,95
4,43
0,25
0,17
0,17
0,08
292,32
194,88
-139,54
-276,52
17,11
11,40
17105,61
11403,74
12215,24
12166,11
5954,31
5870,16
0,49
0,48
Sliding
Sliding
gr/cm3; berat jenis semu = 2,597; berat jenis
1 0,08 8,86 0,08 0,00 97,44 -5091,51 5,70 5701,87 12116,98 25645,26 2,12 Sliding asli = 2,680; kadar air asli = 0,711%; kadar air
Rata-rata FK 1,42
jenuh = 1,198%; derajat kejenuhan =
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat disimpulkan 60,098%; porositas = 3,098%; angka pori =
bahwa terdapat beberapa blok yang terbentuk yaitu blok 0,032.
yang stabil, berpotensi toppling dan sliding dengan nilai
rata-rata FK lereng sebesar 1,58.
1554
b. Nilai kuat tekan batuan didapatkan = 60,05 Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal
Mpa. Teknologi Mineral FT UNMUL, 4. 1. (2016)
2. Nilai Rock Mass Rating System (RMR-System) [7] Audah, M.taufik Toha dan Djuki Sudarmono.
didapatkan bahwa batuan termasuk dalam golongan Analisis Kestabilan Lereng Menggunakan Metode
II yang berarti batuan termasuk dalam kelas batuan Slope Mass Rating Dan Metode Stereografis Pada
baik. Pit Berenai PT. Dwinad Nusa Sejahtera (Sumatera
Copper And Gold), Kabupaten Musi Rawas Utara,
3. Hasil analisis menggunakan software dips Provinsi Sumatera Selatan. JP, 1, 5. (2017)
didapatkan bahwa kemungkinan jenis longsor yang [8] Irwandy, Arif. Geoteknik Tambang. Jakarta:
terdapat di daerah penelitian adalah longsor tipe Gramedia. (2016)
direct toppling dan hasil analisis menggunakan [9] Badan Standar Nasional Indonesia SNI 2437:1991
metode kesetimbangan batas didapatkan nilai FK Cara Uji Sifat Fisik Batu. Jakarta. (2008)
sebesar 1,58 sehingga disimpulkan bahwa lereng [10] Badan Standar Nasional Indonesia SNI 2825:2008
dalam kondisi stabil. Cara Uji Kuat Tekan Batu Uniaksial. Jakarta.
(2008)
4. Berdasarkan hasil analisis kestabilan lereng [11] Rusydy, Ibnu. Dkk. Analisis Kestabilan Lereng
diketahui bahwa lereng berada dalam kondisi stabil, Batu di Jalan Raya Lhoknga KM 17,8, Kabupaten
namun untuk menghindari adanya jatuhan batuan Aceh Besar. Jurnal Riset Geologi dan
maka diperlukan perlindungan terhadap lereng Pertambangan, 27, 2. (2017).
berupa pembuatan selokan (ditch) dan pemasangan [12] Bieniawski, Z.T. Engineering Rock Mass
jaring kawat (wiremesh). Clasification. Canada: John Wiley & Sons Inc.
(1989)
4.2 Saran [13] Priest, S.D., dan Hudson, J.A. Discontinuity
Spacing in Rock. International Journal of Rock
1. Perlu adanya rambu-rambu bahaya longsor sebagai Mechanics and Mining Science & Geomechanics
pengetahuan bagi masyarakat tentang keadaan Abstracts, 13. (1976)
lereng. [14] Jun Wang dan Hungguang Ji. Analysis of Rock
Slope Stability on the Basis of Limit Equilibrium
2. Perlunya dilakukan analisis pada lereng dengan Method. Journal of Advenced Materials Research,
metode berbeda sebagai pembanding agar analisis 11. (2013)
yang didapatkan lebih meyakinkan. [15] Angelia Rachel Ludong, Turangan A.E dan Saartje
Monintja. Analisis Kestabilan Lereng Metode
Spancer. Jurnal Tekno, 13, 64. (2015)
Daftar Pustaka [16] Riki Dwi Pastyo dan Roby Hambali. Analisis
[1] Febrianti, Ira. Enam Tanah Longsor Terjadi Di Potensi Longsor pada Lereng Galian
Malalak Balingka. Http://Www.Antara sumbar. Penambangan Timah. Jurnal Fropil, 2, 1. (2014)
com/Berita/ 193032/ Enam–Tanah-Longsor-Terjadi [17] Hoek, E and Bray. J.W. Rock Slope Engineering.
–di–Malalak–Balingka. Html (Diakses Tanggal 20 4rd. ed. New York: Taylor & Francis e-Library.
April 2017). (2016) (2005)
[2] Rhony, Jhon Edward. 65.068 Warga Agam Berada [18] Songfeng, Guo. Dkk. An Analitical Solution for
di Zona Rawan Longsor. Https://Www. En. Metro Block Toppling Failure of Rock Slopes During an
andalas. Co. Id/ Berita65068–Warga–Agam– Earthquake. Journal of Applied Science, 7. (2017)
Berada–di–Zona Rawan Longsor. Html (Diakses
Tanggal 20 April 2017). (2016)
[3] S. Suriasumantri, Jujun. Filsafat Ilmu: Sebuah
Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan. (2009)
[4] Hery Syaeful dan Dhatu Kamajati. Analisis
Karakteristik Massa Batuan di Sektor Lemajung,
Kalan, Kalimantan Barat. Jurnal Eksplorium, 36, 1.
(2015)
[5] Eko Santoso, Romla Noor Hakim, Adip Mustofa.
Slope Stability Analysis Based On Rock Mass
Characterization In Open Pit Mine Method. Jurnal
Poros Teknik, 8, 1. (2016)
[6] Wulandari, Agusti. Dkk. Analisis Kestabilan
Lereng Dengan Menggunakan Metode Rock Mass
Rating Dan Slope Mass Rating Pada Tambang
Batu Pasir di Samarinda Seberang, Kota

1555

You might also like