Identifikasi Kendala Dengan Kolaborasi Theory of Constraints Dan Supply Chain Management
Identifikasi Kendala Dengan Kolaborasi Theory of Constraints Dan Supply Chain Management
Identifikasi Kendala Dengan Kolaborasi Theory of Constraints Dan Supply Chain Management
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kendala yang dihadapi
perusahaan infus secara menyeluruh mulai dari hulu dan hilir dengan
mengkolaborasi Theory of Constraints (TOC) dan Supply Chain
Management (SCM) serta untuk mengetahui nilai yang melandasi
praktik tersebut. Jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan
interpretif. Hasil penelitian menunjukkan pengidentifikasian kendala
dengan mengkolaborasikan TOC dan SCM ditemukan kendala internal
pada proses produksi seperti mesin rusak, pemadaman listrik, dan
aliran proses produksi tidak efektif, sedangkan kendala eksternal
terkait pemasok dan pelanggan seperti bahan baku yang rusak,
keterlambatan dalam proses produksi, pengiriman bahan baku, dan
keterlambatan transportasi pengiriman ke pelanggan. Kolaborasi
tersebut dapat mengatasi kendala dengan segera memberikan solusi.
Solusi yang diberikan perusahaan adalah penjadwalan perawatan
mesin, jadwal pemadaman listrik, penyediaan genset, dan jadwal
pelabuhan. Walaupun dibutuhkan biaya yang tidak sedikit dalam
mengatasi kendala tersebut, tetapi perusahaan lebih mementingkan
kepuasan pelanggan, sehingga bagi perusahaan efisiensi biaya secara
material bukan dasar pertimbangan mengatasi kendala.
Page | 220
IDENTIFIKASI KENDALA DENGAN KOLABORASI THEORY Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.3, No.2, (2022), Hal.220-235
OF CONSTRAINTS (TOC) DAN SUPPLY CHAIN
MANAGEMENT (SCM)
Erlinda Kurniasanti, Novrida Qudsi Lutfillah, Muhamad Muwidha
__________________________________________________________________________________________
Page | 221
IDENTIFIKASI KENDALA DENGAN KOLABORASI THEORY Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.3, No.2, (2022), Hal.220-235
OF CONSTRAINTS (TOC) DAN SUPPLY CHAIN
MANAGEMENT (SCM)
Erlinda Kurniasanti, Novrida Qudsi Lutfillah, Muhamad Muwidha
__________________________________________________________________________________________
Page | 222
IDENTIFIKASI KENDALA DENGAN KOLABORASI THEORY Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.3, No.2, (2022), Hal.220-235
OF CONSTRAINTS (TOC) DAN SUPPLY CHAIN
MANAGEMENT (SCM)
Erlinda Kurniasanti, Novrida Qudsi Lutfillah, Muhamad Muwidha
__________________________________________________________________________________________
Page | 223
IDENTIFIKASI KENDALA DENGAN KOLABORASI THEORY Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.3, No.2, (2022), Hal.220-235
OF CONSTRAINTS (TOC) DAN SUPPLY CHAIN
MANAGEMENT (SCM)
Erlinda Kurniasanti, Novrida Qudsi Lutfillah, Muhamad Muwidha
__________________________________________________________________________________________
Page | 224
IDENTIFIKASI KENDALA DENGAN KOLABORASI THEORY Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.3, No.2, (2022), Hal.220-235
OF CONSTRAINTS (TOC) DAN SUPPLY CHAIN
MANAGEMENT (SCM)
Erlinda Kurniasanti, Novrida Qudsi Lutfillah, Muhamad Muwidha
__________________________________________________________________________________________
menjadi kendala sistem (rantai pasokan) (Min, TOC diterapkan untuk supply chain management
2015). perusahaan. Ada tiga model kontemporer untuk
Istilah drum-buffer-rope (DBR) dalam mencapai tujuan perusahaan meningkatkan laba
pemikiran TOC ini akan melindungi terhadap dan tujuan strategis mereka, yaitu (1) TOC yang
kendala dan memastikan peningkatan menegaskan bahwa harus fokus pada kendalanya
berkelanjutan dari proses rantai pasokan. Maksud dan mempertahankan perhatian total terhadap
istilah DBR misalnya, kapasitas produksi pemasok throughput. (2) VMI (Vendor Managed Inventory)
akan dianggap sebagai "drum" yang menentukan yang kontrol investaris pelanggan ke pemasok
irama seluruh rantai pasokan. Ukuran inventaris tanpa kehilangan kendali pelanggan atas
yang dipegang oleh pemasok akan dipandang kepemilikan barang dan (3) B2B (Business to
sebagai "penyangga (buffer)" karena membeli Business) yang menyediakan komunikasi yang
waktu yang diperlukan untuk pulih dari gangguan cepat dan efektif di antara perusahaan dan
yang diperkirakan terjadi dalam rantai pasokan pelanggan. Ceniga, Sukalova (2014) yang berjudul
hulu. "Tali (rope)" adalah simbol hubungan antara Penerapan Theory of Constraint pada Supply Chain
rantai pasokan hulu dan hilir, di mana tingkat Management telah mencoba menerapkan
penjualan akhir atau distribusi tidak melebihi kolaborasi antara TOC dengan SCM di perusahaan.
kapasitas produksi pemasok (Min, 2015). Ada 5 langkah yaitu 1. mengidentifikasi kendala
Penelitian sebelumnya yang membahas dalam pasokan rantai yang membatasi
tentang penerapan Theory of Constraint untuk profitabilitas rantai pasokan. 2. memutuskan
meningkatkan laba atau profitabilitas sudah sering bagaimana memanfaatkan kendala 3.
dilakukan. Seperti penelitian dari Ratih (2018) telah Menundukkan semua aktivitas lain ke batasan. 4.
mengidentifikasi kendala dalam proses meningkatkan kendala. Kapasitas kendala harus
produksinya, terdapat kendala pada bagian ditingkatkan menjadi tingkat lebih tinggi. 5. proses
pelembaran (rolling) ketika memproses satu fokus adalah untuk mencegah inersia
produknya membutuhkan waktu yang lama menghentikan proses perbaikan terus-menerus.
dibandingkan dengan standar waktu produksi. Hal Gambar 1 menunjukkan kerangka penelitian
yang sama dengan penelitian dari Setyaningrum
dan Hamidy (2008) mengungkapkan terdapat Theory of Supply Chain
kendala lain yang terjadi yaitu mesin penggilingan Constraint Management
yang mengalami kerusakan, Pipa-pipa yang sering
bocor, kehabisan air, dan kekurangan oli, Oleh
Kolaborasi
tetapi setelah menerapkan TOC perusahaan
mengalami peningkatan throughput karena dengan
mengurangi kendala pada proses produksinya. 1. Proses produksi
Setiap adanya kendala pasti terdapat
dampak negatif yang mempengaruhi biaya 2. Laporan Biaya
Produksi
produksinya. Seperti pada penelitian Sihadi et al.,
(2018) mengidentifikasi adanya kendala internal
yaitu kerusakan mesin dan kendala eksternal yaitu 1. Identifikasi kendala
internal dan eksternal
adanya keterlambatan pengiriman bahan baku.
Kendala internal tersebut menimbulkan dampak 2. Pengendalian kendala
yang menyebabkan adonan rusak ketika proses 3. Pemanfaatan kendala
pencetakan. Sedangkan kendala eksternal
dampaknya yaitu tidak terpenuhi permintaan pasar
dan menurunnya profitabilitas. Namun pada Keberhasilan
penelitian Umble et al., (2014) berhasil perusahaan
mengatasi kendala
menerapkan TOC dengan baik dan mendapatkan
perubahan dalam waktu produksi awalnya 40 hari Gambar 1 Kerangka Penelitian
menjadi 16 hari dan kapasitas produksi meningkat
dari 40% menjadi 85%. Sehingga terjadi 3. METODE PENELITIAN
peningkatan penjualan dan profitabilitas yang Jenis penelitian ini merupakan jenis
meningkat dari 15,3 miliar Yen menjadi 20 Miliar penelitian kualitatif. Pemilihan metode penelitian
Yen dari sebelum penerapan TOC pada tahun 2000 kualitatif untuk menentukan cara mencari,
– 2004. mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data
Melihat pentingnya penerapan TOC pada hasil penelitian tersebut. Menurut Sugiyono (2016:
perusahaan, pada penelitian Santos et al., (2010) 15) metode penelitian kualitatif adalah metode
Page | 225
IDENTIFIKASI KENDALA DENGAN KOLABORASI THEORY Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.3, No.2, (2022), Hal.220-235
OF CONSTRAINTS (TOC) DAN SUPPLY CHAIN
MANAGEMENT (SCM)
Erlinda Kurniasanti, Novrida Qudsi Lutfillah, Muhamad Muwidha
__________________________________________________________________________________________
penelitian yang berlandaskan pada filsafat Metode pengumpulan data sebagai berikut
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada dilakukan dengan tiga cara yaitu (a) Wawancara
kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya merupakan kegiatan pengumpulan informasi
adalah eksperimen) di mana penelitinya adalah dengan cara bertanya secara langsung (face to face)
sebagai instrumen kunci yang hasil penelitiannya kepada pihak yang terlibat langsung dalam
lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Di permasalahan yang dibahas. Wawancara ini
sisi lain, Penelitian kualitatif seringkali merujuk dilakukan kepada narasumber dan jawaban
pada penggunaan data kualitatif (hasil wawancara, nantinya akan langsung dicatat atau direkam.
observasi dan dokumentasi) yang dianalisis sebagai Adapun informan tersebut adalah sebagai berikut;
alat penelitian (Kamayanti, 2016:44). Bapak Hendri selaku Kepala PPIC, Bapak Sutarto
Menurut Kamayanti (2016:68) penelitian selaku Kepala Supply Chain, Bapak Suhartono
kualitatif memastikan bahwa penelitian tersebut selaku Kepala Produksi; (b) Observasi adalah
disajikan dengan adanya reflektivitas dan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
refleksivitas, yang memiliki “validitas” dan sengaja langsung terjun ke lapangan untuk
“reliabilitas”, memiliki kejelasan tentang apa yang kemudian dilakukan pencatatan dan mendapatkan
diteliti (praktik, konsep, atau teori), serta mengikuti data yang berkaitan dengan fokus penelitian
kaidah etis penelitian kualitatif. Reflektivitas (Sugiyono, 2016:140). Dilakukan observasi
mengacu pada bagaimana penelitinya selalu terhadap kendala pada proses produksi maupun
mempertanyakan apakah kebenaran yang ia pada perencanaan dan penjadwalan barang PT.
dapatkan memang sudah “benar”. Dalam hal ini, Widatra Bhakti dan (c) Dokumentasi merupakan
akan terus dilakukan dialog antara apa yang kegiatan pengumpulan data yang relevan dari
didapatkan dengan apa yang dipahami (termasuk berbagai macam catatan/dokumen yang ada.
teori-teori tertentu terkait risetnya). Sedangkan Dokumen yang dibutuhkan adalah laporan
refleksivitas merujuk pada pemahaman tentang pengeluaran biaya produksi, permintaan
perannya dalam penelitian. Ia harus sadar bahwa konsumen, jadwal maintenance mesin, Jadwal
bukan hanya pengambil dan penganalisis data, kedatangan bahan baku serta dokumen lainnya
namun ia paham bahwa caranya mengambil dan yang relevan dengan penelitian ini.
menganalisis data akan sangat memengaruhi hasil Teknik analisis data yang dilakukan adalah
penelitian (Kamayanti, 2016:68). sebagai berikut. Pengumpulan data; reduksi data;
Kaidah etis penelitian kualitatif dengan klasifikasi data; interpretasi data; dan penarikan
memastikan bahwa menjelaskan tujuan penelitian kesimpulan. Kelima analisis tersebut saling
kepada informan, menjaga hak informan untuk memengaruhi dan berkaitan satu sama lain. Dari
tetap anonym, tidak mengeksploitasi informasi data yang sudah terkumpul dari lapangan
yang didapat untuk keuntungan pribadi, dan selanjutnya akan digunakan pendekatan
melaporkan hasil penelitian secara terbuka interpretif.
(Kamayanti, 2016:68). Oleh karena itu tujuan ini
sejalan dengan yang akan dilakukan untuk 4. HASIL PENELITIAN dan Pembahasan
mengetahui penerapan kolaborasi antara TOC Hasil penelitian ini diperoleh dengan cara
dengan SCM. Sehingga, dapat memberikan hasil wawancara mendalam dengan pihak perusahaan.
penelitian Theory of Constraints (TOC) bagaimana Sedangkan data penelitian ini diperoleh melalui: 1)
dapat berkolaborasi dengan supply chain dokumentasi berupa foto atau gambar alur proses
management di PT. Widatra Bhakti Pandaan. produksi dan biaya produksi; 2) observasi berupa
Dalam penelitian ini, data yang digunakan mengamati kegiatan proses produksi hingga ke
adalah data primer yang diperoleh secara langsung pengiriman produk jadi. Sehingga, dari observasi
dari narasumber tanpa adanya perantara untuk tersebut terdapat interaksi dengan informan dan
diamati dan dicatat kemudian diolah. Data primer data disajikan melalui transkrip wawancara.
yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa hasil Wawancara juga dilakukan untuk mendapatkan
wawancara dengan kepala produksi atau kepala informasi mengenai proses prosuksi dan supply
SCM sebagai pelaku utama penerapan TOC dan chain secara mendalam. Responden yang dijadikan
SCM di PT. Widatra Bhakti; dan data sekunder objek wawancara adalah Kepala PPIC, Kepala
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh Produksi, Kepala Supply Chain.
secara tidak langsung melalui media perantara, Data penelitian yang dibutuhkan yaitu daftar
internet, data penunjang (tidak melalui sumber harga bahan, harga jual produk, jenis bahan, daftar
perantara). Data ini diperoleh dengan teknik supplier, alur proses produksi, flowchart
pendokumentasian. permintaan bahan, biaya produksi, flowchart alur
proses SC, jadwal maintenance, jadwal pelabuhan.
Page | 226
IDENTIFIKASI KENDALA DENGAN KOLABORASI THEORY Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.3, No.2, (2022), Hal.220-235
OF CONSTRAINTS (TOC) DAN SUPPLY CHAIN
MANAGEMENT (SCM)
Erlinda Kurniasanti, Novrida Qudsi Lutfillah, Muhamad Muwidha
__________________________________________________________________________________________
Dalam TOC langkah utama diperlukan yaitu sehingga proses produksi terhenti. Kendala
mengidentifikasi kendala pada perusahaan. tersebut mengakibatkan proses ditahap labelling
Kendala sendiri terdapat dua jenis yaitu kendala terhambat dan memakan waktu. Keterlambatan di
internal yang merupakan kendala timbul dari dalam bagian proses labelling seperti wawancara oleh
perusahaan dan kendala eksternal yang timbul dari Bapak Suhartono selaku kepala produksi sebagai
luar perusahaan. Untuk mengetahui kendala berikut:
internal sendiri diperlukan mengidentifikasi “Maksud dari alur proses yang tidak efektif ini itu
kendala pada proses produksinya. contohnya bagian labelling mengalami kendala
karena label belum datang, nah akhirnya bagian
Proses produksi merupakan tahap inti atau
lain setelah labelling tidak beroperasi, padahal
point penting karena proses mengubah barang
produk baru terus berjalan sehingga ada
mentah menjadi barang jadi dan lebih rentan penumpukan gitu mbak”
terjadi kendala atau setidaknya memiliki satu (Suhartono, Wawancara, 27 Mei 2020)
kendala. Sebelum proses produksi dimulai, bahan Kendala lain muncul karena alur proses
baku dikirim ke bagian gudang dan pihak gudang yang kurang efektif pada bagian labelling karena
akan mengecek apakah bahan baku sudah sesuai keterlambatan datangnya label, kendala itu akan
atau tidak dengan kebijakan perusahaan. Di tahap mempengaruhi devisi lain atau proses sesudah
proses ini biasanya sudah ditemukan kendala, labelling akan berhenti atau terhambat menjadikan
seperti cuplikan wawancara oleh Bapak Sutarto lamanya proses produksi, sehingga harus
selaku kepala SCM berikut: mengadakan lembur karyawan dan menyebabkan
“Jadi mbak setelah bahan sampai ke gudang, itu besarnya beban gaji lembur. Perusahaan berusaha
harus di cek dulu, nah ini kendalanya biasanya ada
untuk mengatasi kendalanya di tahap proses
bahan yang rusak atau cacat jadi harus
produksi karena di proses ini rentan terdapat
dikembalikan ke supplier, selain itu juga kalau
bahannya setelah dihitung tidak sama dengan kendala. Usaha yang dilakukan sebagaimana
jumlah yang dipesan maka kita harus complain” wawancara oleh Bapak Hardian selaku kepala PPIC
(Sutarto, Wawancara, 25 Mei 2020) sebagai berikut :
“Jadi mbak kalau mesin rusak kita mengupayakan
Hasil wawancara menunjukkan kendala yang
untuk membuat jadwal maintenance mesin sesuai
dialami gudang bahan baku adalah bahan yang jadwal dan mengadakan stok sparepart jika bila
rusak dan bahan yang tidak sesuai dengan syarat terjadi kerusakan mesin maka tetap ada
dan kebijakan perusahaan yang harusnya bahan persediaan”
baku bersertifikat COA (Certificate of Analysis) dan (Hardian, Wawancara, 30 Mei 2020).
bahan baku yang jumlahnya tidak sesuai pesanan. “Listrik mati juga biasa dialami oleh kendala
Bahan baku tersebut harus dikembalikan ke pihak dalam proses produksi, jadi pihak produksi harus
supplier. Proses pengembalian bahan baku akan mengetahui jadwal pemadaman dari PLN dan
memakan waktu dikarenakan bahan baku impor menyediakan mesin genset untuk jaga-jaga bila
saat padam”
dari luar negeri. Pengiriman dari supplier ke gudang
(Hardian, Wawancara, 30 Mei 2020).
membutuhkan waktu sekitar satu bulan karena
Berdasarkan hasil kutipan wawancara di
dikirim dari luar negeri.
atas menunjukkan bahwa banyak upaya oleh pihak
Bahan baku yang sesuai akan dilanjutkan ke
produksi untuk mengatasi kendalanya. Dengan
proses produksi. Pada proses produksi sering
adanya maintenance mesin dan mengadakan stok
mengalami mesin yang tidak bisa berfungsi atau
sparepart bisa meminimalisir kendala di mesin.
rusak dan listrik yang padam, sebagaimana
Serta perusahaan sudah memikirkan matang jika
wawancara yang disampaikan oleh Bapak
adanya listrik padam dikarenakan perusahaan
Suhartono selaku Kepala produksi.
sudah bekerjasama dengan pihak PLN untuk
“Kalau di proses produksi sering terjadi kendala
mbak, biasanya mesin yang biasa dijalankan 24 menginfokan jika terjadi pemadaman dan
jam rusak (trouble) jadi menunda proses produksi, menyediakan mesin genset untuk mengantisipasi.
ada juga dari pasokan listrik (mati lampu) jadi Setelah produk jadi berupa infus akan
proses terhenti, dan alur proses yang tidak efektif” dikirim ke gudang penyimpanan. Produk jadi akan
(Suhartono, Wawancara, 27 Mei 2020). disimpan selama 21 hari di gudang penyimpanan
Proses produksi berlangsung selama non seperti yang sudah dijelaskan oleh Bapak Hardian
stop 24 jam setiap harinya, sehingga jika terkendala selaku kepala PPIC sebagai berikut:
karena mesin yang rusak dan pasokan listrik yang “Jadi mbak setelah produk jadi dari produksi di
padam akan mempengaruhi proses produksi simpan di gudang selama 21 hari, karena dalam
menjadi dan mengakibatkan keterlambatan untuk waktu itu kita bisa mengetahui produk jadi itu
proses ditahap selanjutnya. Proses produksi sering layak realised atau tidak, karena ada syarat atau
catatan nya. Kalau tidak sesuai syarat realised
mengalami mesin yang rusak dan listrik yang padam
Page | 227
IDENTIFIKASI KENDALA DENGAN KOLABORASI THEORY Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.3, No.2, (2022), Hal.220-235
OF CONSTRAINTS (TOC) DAN SUPPLY CHAIN
MANAGEMENT (SCM)
Erlinda Kurniasanti, Novrida Qudsi Lutfillah, Muhamad Muwidha
__________________________________________________________________________________________
atau PRN (Product Realised Notes) maka harus di maka perusahaan memutuskan untuk
produksi ulang atau tidak bisa direalised” memusnahkan produk jika produk rusak atau tidak
(Hardian, Wawancara, 27 Mei 2020) sesusai pada cairannya dan diproduksi ulang jika
Berdasarkan transkripsi wawancara produk rusak pada kemasannya.
menunjukkan produk jadi yang sudah diproduksi Produk reject tidak semua diproduksi
akan disimpan di gudang selama 21 hari. Selama ulang, ada yang didonasikan ke korban bencana
rentan waktu tersebut akan diadakan kegiatan alam seperti tahun kemarin perusahaan
pengecekan produk untuk memilih mana barang mendonasikan untuk korban bencana alam gempa
yang harus di realised atau reject. Perusahaan bumi di Lombok dan gunung meletus Merapi atau
menentukan penyimpanan selama 21 hari karena dijual dengan harga diskon jika kerusakan hanya di
proses inkubasi berkembangnya jamur dalam kemasan dan isi masih sesuai standar syarat PRN.
larutan baru diketahui selama 21 hari tersebut. Produk reject yang rusak pada isi atau cairannya
Perusahaan menentukan produk masuk juga tidak semua dimusnahkan, produk akan
kategori realised atau reject dengan menggunakan diambil cairannya aja yang berguna untuk
syarat- syarat PRN (Product Realised Notes) yang membersihkan luka yang nantinya akan diberikan
ditetapkan perusahaan. Syarat PRN mengatur kepada keluarga karyawan. Produk yang
kualitas cairan infus tetap terjaga atau tidak dimusnahkan akan dilakukan secara bersama-sama
berubah, kemasan produk tidak cacat. Kebijakan dengan departemen yang terkait dan departemen
atau peraturan yang dibuat perusahaan mengacu gudang akan membuat berita acara pemusnahan
pada CPOB (Cara Pembuatan Obat Baik) dengan barang yang disetujui oleh pihak QC, QA, produksi
dilandasi BPOM (Badan Pengawas Obat dan dan supply chain.
Makanan). Proses menilai produk realised atau TOC sendiri dapat digunakan untuk
reject ditangani oleh departemen Quality Control mencapai profitabilitas perusahaan jika
(QC) dan Quality Assurance (QA). dikolaborasikan dengan Supply Chain Management
Perbandingan barang realised atau reject (SCM). Kolaborasi TOC dan SCM berfokus pada
biasanya berkisar 100:1, maka besar angka realised efisiensi dan efektifitas dalam proses produksi,
lebih banyak karena pada saat proses produksi penerimaan bahan, pesanan pembelian, gudang
sudah di kontrol dengan baik mulai pembuatan air dan pengiriman yang terjadi secara bersamaan
lalu ke tanki sudah melalui standar perusahaan. sehingga dapat menyatukan SCM dengan pihak luar
Wawancara dengan Bapak Suhartono selaku kepala yang terlibat dan SCM dapat segera
Produksi sebagai berikut: mengidentifikasi dan menghilangkan kendala, serta
“Jadi mbak angka barang realised pasti lebih memastikan proses produksi tetap berjalan normal
banyak, barang reject itu pun hanya 0,5% dari sehingga kebutuhan pelanggan dapat terpenuhi
seluruh produksinya karena memang sudah ada dengan waktu yang tepat. TOC biasanya
control pada saat produksi. Lalu barang reject itu
mengidentifikasi kendala internal yaitu pada proses
ada yang dimusnahkan dan ada yang diproduksi
ulang tergantung jenis kerusakan. Pemusnahan produksi perusahaan sedangkan kendala eksternal
dilakukan dengan departemen yang terkait” terdapat pada SC yang berhubungan dengan pihak
(Suhartono, Wawancara, 01 Mei 2020) luar yaitu supplier dan customer. Awalnya
“Jika barang reject mengalami kerusakan pada isi perusahaan memilih supplier yang sesuai dengan
atau cairan infusnya itu akan dimusnahkan tapi aturan perusahaan, lalu mengadakan perjanjian
sebagian cairan jika masih layak akan dibuat seperti yang dijelaskan oleh Bapak Sutarto selaku
sebagai cairan untuk luka yang akan kepala SCM sebagai berikut:
diperbantukan kepada keluarga karyawan, dan “Ada rapat dulu mbak pertemuan antara pihak
jika barang reject terjadi hanya pada kemasan SCM perusahaan dengan supplier lalu
akan didonasikan ke bencana alam dan dijual mengadakan perjanjian MOU (Memorandum of
dengan harga diskon mbak” Understanding) agar supplier tidak semena-
(Suhartono, Wawancara, 01 Mei 2020) mena”
“Tahun kemarin perusahaan berdonasi kepada (Sutarto, Wawancara, 30 Mei 2020)
korban bencana gempa bumi di Lombok sekitar
bulan Maret 2019, dan juga melakukan donasi Sebelum memesan bahan, perusahaan
pada korban bencana gunung Merapi meletus mengupayakan dengan memilih supplier yang
sekitar bulan Agustus 2019” sesuai untuk mencegah kendala yang disebabkan
(Suhartono, Wawancara, 01 Mei 2020) supplier dengan mengadakan perjanjian
Barang reject hanya sekitar 0,5% disetiap Memorandum of Understanding (MOU) untuk
produksinya karena produk sudah dikontrol pada kesepakatan bersama jika terjadi kendala yang
saat produksi dari awal hingga menjadi produk jadi. disebabkan supplier. Karena supplier bahan baku
Setelah mengetahui ada produk yang harus reject, semua di impor jadi jika ada kendala maka
Page | 228
IDENTIFIKASI KENDALA DENGAN KOLABORASI THEORY Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.3, No.2, (2022), Hal.220-235
OF CONSTRAINTS (TOC) DAN SUPPLY CHAIN
MANAGEMENT (SCM)
Erlinda Kurniasanti, Novrida Qudsi Lutfillah, Muhamad Muwidha
__________________________________________________________________________________________
perusahaan rugi di waktu. Setelah melakukan itu bisa terjadi karena pihak “manusia” nya. Pada
kesepakatan antara supplier dan perusahaan, lalu saat bahan dikirim terjadi beberapa kendala
bagian purchasing order melakukan beberapa sebagaimana wawancara oleh Bapak Sutarto selaku
syarat sebagaimana wawancara oleh Bapak Sutarto kepala SCM berikut ini:
selaku kepala SCM sebagai berikut: “Setelah bahan dikirim dengan kapal, biasanya
“Setiap bahan itu harus dikasih nomor PO nya mengalami kendala mbak, kapalnya rusak atau
mbak oleh supplier yang tujuannya supaya tau mogok jadi mengalami telat pengiriman yang
nomor PO mana yang nantinya bahan kurang tadinya nyampai gudang sekitar 2-3 hari menjadi
bagus atau dikembalikan, jadi itu dilakukan 10 hari”
sebelum bahan dikirim” (Sutarto, Wawancara, 25 Mei 2020)
(Sutarto, Wawancara, 25 Mei 2020) Hasil cuplikan wawancara menunjukkan
Kutipan wawancara di atas menunjukkan terdapat kendala pada saat pengiriman bahan
bahwa pesanan pembelian bahan pertama menuju ke perusahaan seperti kapal yang mogok
dilakukan ke purchasing order. Sebelum bahan atau rusak. Hal itu mengakibatkan bahan baku telat
dikirim ke perusahaan, supplier akan mengirim menuju ke perusahaan karena yang semula
nomor PO untuk mengetahui bahan yang gagal atau jadwalnya 2-3 hari menjadi 10 hari. Jika kondisi
tidak sesuai. Adapun syarat lain untuk menunjang darurat karena stok bahan di gudang menipis
bahan sesuai untuk dikirim ke perusahaan yakni sebagaimana wawancara oleh Bapak Sutarto selaku
sebagaimana penjelasan dari Bapak Sutarto selaku kepala SCM berikut ini:
kepala SCM sebagai berikut: “Nah kalau stok bahan di gudang perusahaan
“Setelah membuat nomor PO, setiap bahan wajib cukup ya gak papa mbak tapi kalau gak cukup ya
mendapat sertifikat COA (Certificate of Analysis) gimana lagi terpaksa bahan di kapal itu dikirim
jadi kalau tidak ada sertifikat maka bahan tidak dengan pesawat terbang dengan inisiatif
layak kirim dan akan dikembalikan” perusahaan sendiri, jadinya biayanya tambah
(Sutarto, Wawancara, 25 Mei 2020) mahal, itu yang mengakibatkan pembekakan
biaya produksinya”
Selain syarat membuat nomor PO, syarat
(Sutarto, Wawancara, 25 Mei 2020)
lain yaitu setiap bahan harus mendapat sertifikat
COA (Certificate of Analysis) itu wajib dilakukan Perusahaan tetap mencari cara dan upaya
oleh supplier. Ketentuan tersebut merupakan dengan mengirimkan bahan melalui pesawat
kebijakan atau prosedur perusahaan untuk terbang meskipun menjadikan pembekakan pada
mendapatkan bahan yang sesuai dan bagus. biaya produksinya. Perusahaan lebih
Setelah bahan memenuhi syarat maka bahan mengutamakan lancarnya bahan sampai ke gudang
dikirim dan diterima oleh purchasing order. Bahan daripada biaya yang harus dikeluarkan untuk
tersebut tidak langsung dikirim ke gudang karena mengatasi kendala tersebut. Setelah proses
biasanya terdapat beberapa kendala sebagaimana produksi, divisi penjualan menerima pesanan dari
wawancara oleh Bapak Sutarto selaku kepala SCM customer lalu produk jadi akan dimasukkan ke
sebagai berikut: gudang barang jadi untuk di cek kembali apakah
“Kendalanya itu biasanya saat nomor PO yang produk layak realised atau reject. Setelah barang
datang tidak sesuai dengan daftar nomor PO yang realised akan dikirim melalui bagian pengiriman,
ada di daftar pembelian, jadi harus mengecek barang akan dikirim ke tujuan atau customer
ulang apa itu salah bahan dan akhirnya dengan transportasi truk atau kapal.
dikembalikan ke supplier mbak” Supply chain management tidak hanya
(Sutarto, Wawancara, 25 Mei 2020) bersangkutan dengan supplier. Namun, pihak
“Nah biasanya sebagai manajemen PO malas
customer juga menjadi hal yang penting yang harus
untuk mengecek kesalahan nomor PO itu mbak
difokuskan pada pihak SC. Mengidentifikasi kendala
jadi biar langsung diproses ke gudang”
(Sutarto, Wawancara, 25 Mei 2020) eksternal juga tidak dipengaruhi oleh pihak supplier
saja. Namun, SCM yang berhubungan dengan
Hasil kutipan wawancara tersebut
customer juga ada kendala eksternal. Dalam hal ini
menunjukkan terdapat kendala pada saat bahan
customer mendapat dua jenis produk infus
sampai ke purchasing order. Nomor PO bahan yang
sebagaimana wawancara yang disampaikan oleh
datang tidak sesuai dengan daftar yang ada di
Bapak Hardian selaku kepala PPIC sebagai berikut:
daftar pembelian, jadi kemungkinan untuk “Jadi mbak perusahaan ini memproduksi infus
mengembalikan bahan pada pihak supplier dan dengan 2 jenis , OGB dan WIDA. Kalau OGB itu
membutuhkan waktu yang lama lagi. Dilihat dari singkatan dari Obat Generic Berlogo dan Wida itu
wawancara tersebut justru kendala malah Obat Paten mbak, sebenarnya dari dua jenis
disebabkan sikap “Malas” pada bagian tersebut produk ini sama kualitasnya cuma beda di
yang merupakan titik fokus utama kenapa kendala kemasan, harganya, dan lokasi pemasarannya”
(Hardian, Wawancara, 1 Maret 2020)
Page | 229
IDENTIFIKASI KENDALA DENGAN KOLABORASI THEORY Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.3, No.2, (2022), Hal.220-235
OF CONSTRAINTS (TOC) DAN SUPPLY CHAIN
MANAGEMENT (SCM)
Erlinda Kurniasanti, Novrida Qudsi Lutfillah, Muhamad Muwidha
__________________________________________________________________________________________
“Untuk harganya lebih mahal produk WIDA ke customer menjadi terlambat dan banyak
karena HET (harga eceran tertinggi) nya complain customer.
ditentukan perusahaan. selain itu, kemasan dan Kendala yang terdapat pada pengiriman
tutup botol bahannya di import dan biasanya
tersebut, maka perusahaan membuat beberapa
dipasarkan di rumah sakit yang besar, tapi kalau
upaya dan cara untuk meminimalisir kendala
produk OGB tutup botolnya dari local dan biasa
digunakan rumah sakit di pelosok, puskesmas dan dengan selalu komunikasi ke pihak transporter
klinik mbak” supaya truk disiapkan dengan matang termasuk
(Hardian, Wawancara, 1 Maret 2020) mesinnya supaya tidak terjadi mogok. Berikut
Dapat diketahui bahwa perusahaan cuplikan wawancara oleh Bapak Sutarto selaku
memproduksi dua jenis Infus, yang biasa disebut kepala SCM sebagai berikut:
“Jadi mbak untuk truk yang datang terlambat kita
OGB dan WIDA. Ternyata perbedaan kemasan juga
memanggil pihak transporter untuk membuat
sangat berpengaruh pada harga pasar, karena pada perjanjian yang telah disepakati. Biasanya isi
produk WIDA tutup botolnya diimpor sedangkan perjanjian itu adalah truk harus datang 2 jam
produk OGB lokal. Namun tidak selamanya produk sebelum barang dimuat dan bila terjadi mogok
lokal menjadi kan murah di harga pasar. Hal ini yang atau rusak di perjalanan maka pihak transporter
menjadikan beda karena rumah sakit besar harus menginformasikan ke perusahaan”
inginnya memakai produk WIDA dengan kemasan (Sutarto, Wawancara, 30 Mei 2020)
yang bagus atau impor, sedangkan puskesmas dan “Dan jika pelabuhan terjadi demorage maka
klinik kecil lebih dominan membeli produk OGB perusahaan biasanya komunikasi dengan pihak
pelabuhan untuk mengetahui dan meminta
yang lebih murah. Hal ini menjadikan kemasan
jadwal pengiriman ke tujuan agar tidak terjadi
produk sangat berperan penting. penumpukan di pelabuhan”
Pada tabel permintaan konsumen (Sutarto, Wawancara, 30 Mei 2020).
menunjukkan banyaknya permintaan produk infus
hasil kutipan wawancara tersebut
OGB dari bulan Januari-Desember sebesar
menunjukkan adanya pengupayaan atau usaha
73,748,000 unit dan produk infus WIDA sebesar
perusahaan dalam mengatasi kendala pada proses
12,924,000 unit. Setelah barang jadi atau produk
pengiriman dengan cara menjaga komunikasi
infus diproduksi dan di realised maka tahap
dengan pihak transporter yang menjalankan truk
selanjutnya proses pengiriman, yang nantinya
untuk membuat perjanjian jika truk mengalami
barang jadi akan dikirim ke tujuan sesuai pesanan
kendala atau terlambat dan meminta jadwal
customer. Namun, terdapat kendala pada saat
pelayaran ke pihak pelabuhan yang mengirim
barang jadi dikirim menuju ke tujuan customer.
produk ke luar pulau untuk menghindari demorage.
Sebagaimana wawancara yang sudah dijelaskan
Dengan adanya upaya itu akan meminimalisir
oleh Bapak Sutarto selaku kepala SCM sebagai
kendala yang terjadi terus menerus.
berikut:
Dengan rumusan masalah pada penelitian
“Banyak kendala mbak sebenarnya di pengiriman
itu, biasanya truk datang terlambat, mengalami ini yang mengkolaborasi antara TOC (Theory of
kecelakaan atau mogok, terus menunggu jadwal Constraint) dengan SCM (Supply Chain
kapal untuk mengirim ke luar pulau itu membuat Management) pada perusahaan. Maka dapat
boros di waktu yang harusnya perusahaan sudah dimaknai efisiensi menurut PT. Widatra Bhakti
menerima pembayaran dari customer jadi adalah menyegerakan dalam meminimalisir
terlambat atau banyak complain pelanggan” kendala sebagaimana dikemukakan wawancara
(Sutarto, Wawancara, 25 Mei 2020) oleh Bapak Hardian selaku kepala PPIC sebagai
“Ada lagi pelabuhan kalau kena demorage
berikut:
sehingga produk yang harusnya dikirim ke
“Jadi mbak disini hanya ada efisiensi, jadi tidak
pelanggan terhambat dan harus menginap di
berpedoman dengan teori. Karena kan lebih
pelabuhan yang akhirnya kena biaya lagi mbak,
fleksibel dan melihat dari segi cepatnya jadi
mangkanya di tahap pengiriman ini sangat perlu
langsung memutuskan bagaimana cara
efisiensi karena sangat rentan ada kendala mbak”
mengatasi kendala pada hari itu juga gitu”
(Sutarto, Wawancara, 25 Mei 2020)
(Hardian, Wawancara, 02 Juni 2020)
Hasil kutipan wawancara tersebut Maksud dari hasil wawancara
menunjukkan beberapa kendala pada pengiriman menunjukkan bahwa segala kendala yang dihadapi
produk jadi yakni adanya truk datang terlambat, perusahaan secepat mungkin harus segera diatasi
kecelakaan dan mogok. Serta pelabuhan yang dan terkendali. Perusahaan lebih mengutamakan
terjadi demorage atau penumpukan barang fleksibel dan cara cepat untuk meminimalisir
sehingga perusahaan terkena biaya demorage kendala dan efisiensi menurut perusahaan tidaklah
karena barang menginap dipelabuhan. Dengan sama dengan efisiensi versi mengurangi biaya,
banyaknya kendala tersebut membuat pengiriman
Page | 230
IDENTIFIKASI KENDALA DENGAN KOLABORASI THEORY Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.3, No.2, (2022), Hal.220-235
OF CONSTRAINTS (TOC) DAN SUPPLY CHAIN
MANAGEMENT (SCM)
Erlinda Kurniasanti, Novrida Qudsi Lutfillah, Muhamad Muwidha
__________________________________________________________________________________________
karena kenyataannya mengatasi kendala itu sendiri reject dikirim ke supplier dengan biaya
membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan perusahaan mbak jadi tetap rugi”
mengorbankan waktu. Sebagaimana cuplikan (Sutarto, Wawancara, 30 Mei 2020)
“Dan jika bahan jumlahnya kurang atau tidak
wawancara oleh Bapak Sutarto selaku kepala SCM
sesuai maka pihak gudang membuat berita acara
berikut ini:
tentang jumlah dan keadaan bahan saat ini lalu
“Jadi mbak barang cacat atau gagal akan di
melakukan complain ke supplier, dibutuhkan 7
disposisi, jadi ada 2 kemungkinan Realised atau
hari untuk dikonfirmasi”
Reject kalau realised akan dilanjutkan tetapi jika
(Sutarto, Wawancara, 30 Mei 2020)
reject dikirim ke supplier dengan biaya
perusahaan mbak jadi tetap rugi” Hasil wawancara di atas menunjukkan
(Sutarto, Wawancara, 30 Mei 2020) bahwa ada dua status barang “Realised atau Reject”
Hasil wawancara di atas menunjukkan jika barang realised maka akan disetor ke produksi
bahwa ada dua status barang “Realised atau namun jika reject maka barang akan didisposisikan.
Reject”. Jika barang realised maka akan disetor ke Terlebih kalau bahan yang sampai gudang
produksi namun jika reject maka barang akan jumlahnya tidak sesuai maka pihak gudang harus
didisposisikan. Ketika barang cacat atau di-reject membuat berita acara tentang keadaan bahan saat
keputusan harus diambil walaupun perusahaan ini untuk menyetorkan keluhan ke supplier. Banyak
mengalami rugi karena bahan akan dikembalikan usaha efisiensi juga di tahap proses produksi karena
kepada supplier dengan dana perusahaan. di proses ini rentan terdapat kendala. Seperti yang
Perusahaan semata-mata ingin menjaga dikatakan oleh Bapak Hardian selaku kepala PPIC
kepuasan customer atau pelanggan meskipun rugi. sebagai berikut:
“Jadi mbak kalau mesin rusak kita mengupayakan
Di sisi lain, arti efisiensi menurut perusahaan tidak
untuk membuat jadwal maintenance mesin sesuai
untuk mengurangi biaya tetapi kepuasan customer
jadwal dan mengadakan stok sparepart jika bila
atau pelanggan menjadi hal penting yang harus terjadi kerusakan mesin maka tetap ada
difokuskan. Efisiensi menurut perusahaan dengan persediaan”
berupaya untuk mengendalikan kendala supaya (Hardian, Wawancara, 30 Mei 2020)
tidak terjadi terus menerus atau terjadi lagi dengan “Listrik mati juga biasa dialami oleh kendala
waktu yang segera. Fokus mengatasi kendala ini dalam proses produksi, jadi pihak produksi harus
pada setiap manajemen meliputi permintaan mengetahui jadwal pemadaman dari PLN dan
bahan, purchasing order, gudang, produksi dan menyediakan mesin genset untuk jaga-jaga bila
saat padam”
pengiriman. Pada permintaan bahan cara
(Hardian, Wawancara, 30 Mei 2020)
mengatasinya seperti yang dikatakan oleh Bapak
Sutarto selaku kepala SCM sebagai berikut: Hasil kutipan wawancara di atas
“Untuk kendala di manajemen permintaan bahan, menunjukkan bahwa banyak upaya yang disusun
kita mengendalikan dengan memanggil supplier oleh pihak produksi untuk mengatasi kendalanya.
mbak. Kita mengadakan perjanjian MOU Dengan adanya maintenance mesin dan
(Memorandum of Understanding) antara mengadakan stok sparepart bisa meminimalisasi
perusahaan dengan pihak supplier tujuannya agar kendala di mesin. Serta perusahaan sudah
tidak semena-mena dan mengecek betul itu bahan memikirkan matang dengan adanya listrik padam
layak kirim atau tidak. Jika supplier melanggar
dikarenakan perusahaan sudah bekerjasama
maka akan dikasih sanksi gitu mbak”
(Sutarto, Wawancara, 30 Mei 2020)
dengan pihak PLN untuk menginfokan jika terjadi
pemadaman dan menyediakan mesin genset.
Hasil wawancara di atas menunjukkan Lebih lanjut, pengupayaan kendala pada
bahwa perjanjian MOU (Memorandum of proses di pengiriman yang sudah dijelaskan oleh
Understanding) ini salah satu cara efektif untuk Bapak Sutarto selaku kepala SCM adalah sebagai
menegaskan pihak supplier agar tidak sembarangan berikut :
dalam mengirim bahan karena supaya “Jadi mbak untuk truk yang datang terlambat kita
meminimalisir kendala di perusahaan yang memanggil pihak transporter untuk membuat
mengakibatkan molornya proses produksi perjanjian yang telah disepakati. Biasanya isi
dikarenakan bahan telat datang atau bahan kurang perjanjian itu adalah truk harus datang 2 jam
sesuai. Sedangkan pada proses di gudang terdapat sebelum barang dimuat dan bila terjadi mogok
beberapa efisiensi dari perusahaan seperti atau rusak di perjalanan maka pihak transporter
penjelasan dari Bapak Sutarto selaku Kepala SCM harus menginformasikan ke perusahaan”
(Sutarto, Wawancara, 30 Mei 2020)
sebagai berikut :
“Dan jika pelabuhan terjadi demorage maka
“Jadi mbak barang cacat atau gagal akan di
perusahaan biasanya komunikasi dengan pihak
disposisi, jadi ada 2 kemungkinan “Realised atau
pelabuhan untuk mengetahui dan meminta
Reject” kalau realised akan dilanjutkan tetapi jika
Page | 231
IDENTIFIKASI KENDALA DENGAN KOLABORASI THEORY Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.3, No.2, (2022), Hal.220-235
OF CONSTRAINTS (TOC) DAN SUPPLY CHAIN
MANAGEMENT (SCM)
Erlinda Kurniasanti, Novrida Qudsi Lutfillah, Muhamad Muwidha
__________________________________________________________________________________________
jadwal pengiriman ke tujuan agar tidak terjadi menjaga mutu serta perusahaan tetap ada nilai
penumpukan di pelabuhan” sosial untuk saling menolong sesama manusia.
(Sutarto, Wawancara, 30 Mei 2020) Perusahaan yang biasa dikenal sebagai “laba adalah
Hasil transkripsi wawancara tersebut segalanya” bisa berubah dengan “peduli sesama”.
menunjukkan adanya pengupayaan atau usaha Dengan demikian sehebat-hebatnya dan
perusahaan dalam mengatasi kendala pada proses sesuksesnya perusahaan harus diimbangi dengan
pengiriman dengan menjaga komunikasi dengan peduli terhadap sesama.
pihak transporter yang menjalankan truk untuk Membahas tentang kendala pada SCM tidak
membuat perjanjian jika truk mengalami kendala lepas dari nilai yang dianut perusahaan. Kendala
atau terlambat dan pihak pelabuhan yang mengirim yang terjadi di PT. Widatra Bhakti ini bisa terjadi
produk ke luar pulau untuk menghindari demorage. karena berbagai hal dan penyebab yang menjadi
Maka dengan pengupayaan ini dapat meminimalisir salah satu faktor kendala utama. Hal ini dapat
kendala yang ada di pengiriman. dilihat dari kutipan wawancara oleh Bapak Sutarto
Perusahaan bukan hanya fokus pada selaku kepala SCM berikut ini:
pengendalian kendala tetapi perusahaan juga “Nah biasanya sebagai manajemen PO malas
memutuskan bagaimana memanfaatkan kendala. untuk mengecek kesalahan nomor PO itu mbak
Ini berarti mengoptimalkan kapasitas yang ada jadi biar langsung diproses ke gudang”
pada kendala, produk gagal yang sering terbuang (Sutarto, Wawancara, 25 Mei 2020)
bagaimana agar tidak dibuang dan menjadi Berdasarkan cuplikan wawancara tersebut,
bermanfaat. Pihak SC perlu memastikan bahwa “Manusia” salah satu faktor utama yang memicu
kendala yang diidentifikasi bekerja pada produk terjadinya kendala. Karena jika manusia
yang tepat untuk memaksimalkan keuntungan. mengandalkan rasa malas untuk mengecek nomor
Memanfaatkan kendala SCM di perusahaan maka itu akan menjadikan kendala dan proses produksi
hasil wawancara oleh Bapak Sutarto selaku kepala tentu semakin terlambat. Namun, perusahaan
SCM sebagai berikut: tetap berprinsip dengan segera mengatasi kendala
“Biasanya produk yang gagal atau produk yang secepat mungkin pada hari itu juga.
sudah mendekati Expired Date itu akan Menariknya, orang dapat melakukan
diperbantukan ke departemen sosial mbak, seperti pekerjaan dengan rasa tidak tanggung jawab demi
waktu ada bencana atau musibah banjir, gemba pekerjaan itu cepat selesai dan dibebankan di devisi
bumi, gunung meletus dan lain-lain itu
selanjutnya yang itu akan mengulur waktu dan
perusahaan melakukan aksi sosial begitu”
tidak efisien. Selain faktor manusia atau tenaganya,
(Sutarto, Wawancara, 30 Mei 2020)
“Jika tidak ada bencana, maka kita biasanya “Waktu” menjadi faktor munculnya kendala seperti
membantu keluarga karyawan dengan memberi bahan yang seharusnya dikirim namun tidak dikirim
produk NACL yang untuk pasien luka setelah karena beberapa hal.
operasi , dan biasanya kalau untuk rumahsakit jika Hal lainnya adalah yang berhubungan
memungkinkan produk tetap dijual tetapi dengan dengan “teknis” yaitu mesin yang rusak atau
separuh harga mbak jadi tetap ada pemasukan trouble, listrik yang padam, transportasi yang
perusahaan gak rugi banget” mogok atau terlambat, pelabuhan yang terkena
(Sutarto, Wawancara, 30 Mei 2020)
demorage dan menunggu kapal yang lama untuk
“Produk gagal disini maksutnya tidak mengurangi
mengirim ke luar pulau. Menariknya perusahaan
kualitas isi produknya mbak, Cuma gagal
dikemasan. Kalau gagal di cairan nya maka tidak tetap tanggap dan segera memikirkan bagaimana
bisa digunakan sama sekali untuk pengobatan mengatasi kendala dengan cepat seperti yang
karena tidak sesuai standar CPOB (Cara dijelaskan oleh Bapak Hardian selaku kepala PPIC
Pembuatan Obat yang Baik)” berikut ini:
(Sutarto, Wawancara, 30 Mei 2020) “Perusahaan juga tidak ada catatan atau rincian
kutipan wawancara di atas menunjukkan kendala-kendala mbak dan daftar cara
pengendalian, jadi setiap ada kendala maka kita
bahwa perusahaan berupaya memanfaatkan
langsung memikirkan cara untuk mengatasi tanpa
kendala dengan cara menyumbangkan cairan infus berpedoman dengan teori”
kepada korban bencana alam, diperbantukan (Hardian, Wawancara, 02 Juni 2020)
kepada keluarga karyawan yang sakit dan
Efisiensi versi perusahaan adalah
mengadakan diskon untuk rumah sakit. Dengan ini,
perusahaan lebih mengutamakan cara untuk
PT. Widatra Bhakti tetap fokus pada profit yang
segera mengatasi kendala yang terjadi. Pada proses
didapat meskipun terkadang membuat rugi untuk
produksi terlihat ketika terjadi kendala pada mesin
mengatasi kendalanya. Tetapi, ada nilai sendiri
yang rusak dan listrik yang padam, perusahaan
yang dianut yaitu menjaga kepuasan pelanggan
memilih memberikan waktu istirahat untuk mesin
yang menjadi hal penting. Dan perusahaan tetap
Page | 232
IDENTIFIKASI KENDALA DENGAN KOLABORASI THEORY Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.3, No.2, (2022), Hal.220-235
OF CONSTRAINTS (TOC) DAN SUPPLY CHAIN
MANAGEMENT (SCM)
Erlinda Kurniasanti, Novrida Qudsi Lutfillah, Muhamad Muwidha
__________________________________________________________________________________________
dan memberikan upah lembur kepada karyawan dengan teori. Sehingga kurang rincinya dalam
akibat keterlambatan di proses produksi. Tentu saja mencatat kendala serta pengendaliannya sehingga
solusi yang diambil membuat biaya semakin perlu adanya efisiensi yang berpedoman teori.
meningkat. Namun hal ini tidak menjadi dasar
efisiensi yang dinilai secara materi saja. Efisiensi 5. KESIMPULAN DAN SARAN
menurut perusahaan adalah proses produksi tetap Kolaborasi antara TOC dengan SCM untuk
berjalan dengan baik dan segera memberikan solusi meminimalisasi kendala pada PT. Widatra Bhakti
terbaik terhadap kendala produksi karena dapat diidentifikasi dalam dua jenis yaitu kendala
dampaknya terhadap kepuasan customer nantinya. internal dan kendala eksternal. Perusahaan
Barang realised akan dikirimkan kepada mengidentifikasi kendala internal pada proses
customer namun barang yang reject tidak semua produksi, beberapa diantaranya adalah mesin yang
dimusnahkan tergantung rusaknya pada kemasan rusak/trouble, pasokan listrik/pemadaman listrik,
atau isinya, jika hanya kemasan yang rusak maka alur produksi yang kurang efektif dan masih banyak
perusahaan melakukan donasi ke korban bencana lainnya. Tetapi perusahaan berupaya untuk
alam, seperti pada tahun kemarin mendonasikan mengatasi kendala tersebut dengan cara
pada korban gempa bumi di Lombok pada bulan menjadwalkan maintenance mesin, menyediakan
Maret 2019 dan Gunung Merapi meletus pada stokepart mesin, meminta jadwal pemadaman
bulan Agustus 2019 serta cairan diperbantukan kepada PLN, dan menyediakan genset.
kepada keluarga karyawan yang mengalami luka Perusahaan juga mengidentifikasi kendala
serta menjual produk dengan harga diskon pada eksternal pada SCM yang bersangkutan dengan
rumah sakit. Itu semua membuktikan perusahaan pihak luar yaitu supplier dan customer. Kendala
mempunyai nilai yang dianut yaitu nilai sosial. Nilai ekternal meliputi bahan yang cacat, keterlambatan
yang mempunyai arti berbagi kepada sesama dan datangnya bahan tetapi perusahaan melakukan
orang yang membutuhkan karena perusahaan juga upaya dengan mengadakan perjanjian MOU
bukan sekedar fokus pada keuntungan materi. dengan pihak supplier supaya tidak semena-mena
Karena perusahaan yang biasa dikenal sebagai dalam mengirimkan bahan dan jika pengiriman
“laba adalah segalanya” bisa berubah dengan bahan mengalami keterlambatan maka perusahaan
“peduli sesama”. Dan sehebat-hebatnya dan berinisiatif mengirimkan dengan pesawat terbang
sesuksesnya perusahaan harus diimbangi dengan meskipun itu membuat pembengkakan di biaya. Di
peduli terhadap sesama. sisi lain, kendala eksternal SCM yang bersangkutan
Aspek Manajerial dengan customer yaitu transportasi yang mogok,
TOC (Theory of Constraints) menjadi salah pelabuhan mengalami demorage, menunggu
satu hal utama yang sangat penting untuk pengiriman ke luar pulau yang lama. Dengan itu
diterapkan terutama pada perusahaan manufaktur perusahaan mengatasi dengan melakukan
yang bergerak di bidang farmasi, mengingat pertemuan kepada pihak transporter dan meminta
perusahaan manufaktur terdapat banyak kendala jadwal pelabuhan supaya dapat meminimalisirkan
pada setiap proses SC. Berikut ini beberapa aspek kendala.
managerial yang dapat diterapkan oleh pihak Faktor yang memengaruhi kendala pada
manajemen PT. Widatra Bhakti Pandaan sebagai PT. Widatra Bhakti yaitu “manusia” salah satu
tindak lanjut dari kolaborasi TOC dengan SCM. faktor utama yang memicu terjadinya kendala.
Pertama, efisiensi yang sudah diterapkan PT. Karena jika manusia mengandalkan sifat “malas”
Widatra Bhakti sudah sangat baik yaitu memikirkan akan menjadikan kendala dan proses produksi
dengan segera cara mengatasi kendala pada saat tentu semakin terlambat. Selain faktor manusia,
itu juga. Dan arti efisiensi bagi perusahaan ini bukan “waktu” juga menjadi faktor munculnya kendala
masalah mengurangi biaya produksinya tetapi lebih seperti bahan yang seharusnya dikirim namun tidak
mementingkan dan menjaga kepuasan customer. dikirim karena beberapa hal. Serta hal yang
Kedua, dalam pengidentifikasian kendala pada PT. berhubungan dengan “teknis” yaitu mesin yang
widatra bhakti mengelompokkan dalam dua jenis rusak atau trouble, listrik yang padam, transportasi
yaitu kendala Internal yang berhubungan dengan yang mogok atau terlambat, pelabuhan yang
proses inti yaitu proses produksi. Dan kendala terkena demorage dan menunggu kapal yang lama
eksternal yang berhubungan dengan SCM dengan untuk mengirim ke luar pulau. Menariknya
pihak supplier dan customer. Terakhir, meskipun perusahaan tetap tanggap dan segera memikirkan
PT. Widatra Bhakti Pandaan belum menerapkan bagaimana mengatasi kendala dengan cepat.
TOC yang sesuai dengan teori, hanya saja Efisiensi versi perusahaan adalah dengan
perusahaan mempunyai efisiensi versi sendiri yang cara proses produksi tetap berjalan dengan baik
tanggap dengan kendala tetapi tidak berpedoman dan segera memberikan solusi serta kendala harus
Page | 233
IDENTIFIKASI KENDALA DENGAN KOLABORASI THEORY Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.3, No.2, (2022), Hal.220-235
OF CONSTRAINTS (TOC) DAN SUPPLY CHAIN
MANAGEMENT (SCM)
Erlinda Kurniasanti, Novrida Qudsi Lutfillah, Muhamad Muwidha
__________________________________________________________________________________________
secepat mungkin segera diatasi walaupun hal StrategisJilid 1 Edisi 5. Jakarta: Salemba
tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Empat.
Pada proses produksi kendala pada mesin yang
Bustami, Bastian dan Nurlela. (2009). Akuntansi
rusak dan listrik yang padam, perusahaan berupaya
Biaya.Edisi Pertama. Jakarta.Penerbit : Mitra
untuk maintenance mesin dan upah lembur Wacana Media.
karyawan akibat keterlambatan di proses produksi.
Tentu saja solusi diambil membuat biaya semakin Carter, William K. akuntansi Biaya. (2009). Edited by
meningkat. Menariknya, efisiensi ini bukan tentang Ishardini Dewi J. Translated by Krista. Vol. 1.
mengurangi biaya tetapi menjaga kepuasan Jakarta: Salemba Empat,
customer menjadi yang paling penting bagi Carter, William K dan Usry, Milton F. (2014) .
perusahaan. Karena hal tersebut tidak menjadi Akuntansi Biaya. Diterjemahkan oleh Krista.
dasar efisiensi yang dinilai secara materi saja. Buku 1. Edisi Keempat Belas. Jakarta: Salemba
Perusahaan juga menerapkan nilai sosial. Hal Empat
tersebut dibuktikan dengan berbagi kepada yang
membutuhkan yakni donasi ke korban bencana Ceniga, Sukalova. (2014). Application of the Theory
alam seperti gempa bumi di Lombok dan Gunung of Constraints in Supply Chain. Applied
Merapi meletus pada tahun 2019, diperbantukan Mechanics and Materials, 708, 13–19.
kepada keluarga karyawan yang sakit, dan memberi Didiek S. Wiyono & Yusep Rosmansyah. (2008).
diskon pada rumah sakit. Karena perusahaan yang Review Peranan Teknologi
biasa dikenal sebagai “laba adalah segalanya” dapat
Dwihapsari, Ester Ratih dan Yanti Murni.
berubah menjadi “peduli sesama”. Tingkat
(2017).“PengaruhPositioning,Diferensiasi dan
kehebatan dan kesuksesan perusahaan harus
Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian
diimbangi dengan peduli terhadap sesama. Di sisi
Buku Mimpi Sejuta Dolar dengan Promosi
lain, Hal itu juga yang membuat perusahaan tidak
Sebagai Variabel Intervening”.Jurnal Ilmiah
sekedar fokus pada keuntungan materi saja.
WIDYA Ekonomika, Universitas Mercu Buana,
Saran
Vol.1 No.2.
Berdasarkan simpulan penelitian dapat
disampaikan saran-saran bagi penelitian Fagundes, R., Augusto, F., & Marins, S. (2010). A
selanjutnya. Misalnya melakukan kolaborasi teori Real Application of the Theory of Constraints
lain untuk dapat meminimalisasi kendala to Supply Chain Management in Brazil
semaksimal mungkin dengan rinci agar fokus tidak Technological Institute of Aeronautics ( ITA ),
hanya pada kendala inti namun pada kendala São José dos Campos , Brazil. 7(2), 81–100.
keseluruhan terutama berkaitan dengan sumber Hall, James A., (2012), Accounting Information
daya manusia dan lingkungan. System, Ohio:South-Western Publishing Co.
Hansen dan Mowen. (2001). Akuntansi Manajemen
DAFTAR PUSTAKA (REFERENCES)
Biaya Jilid 2. Jakarta: Salemba Empat.
Anatan Lina dan Ellitan Lena. (2008). Supply Chain
Management Teori dan Aplikasi:Edisi Hansen & Mowen. (2005). Management
kesatu.Bandung:Alfabeta. Accounting 7th Edition. Singapore : South-
Western of Thomson Learning. Dialih
Amin, Widjaya, Tunggal. (2004). Perilaku Konsumen
bahasakan oleh Fitriasari,Dewi. Arnos, Deni.
dan PemasaranStrategik, Jakarta: Harvarindo
(2006). Akuntansi Manajemen. (Edisi
Ariska, Wulansari, A., & Gusminto, Eka, B. Tujuh).Jakarta : Salemba Empat.
Wahyono, H. (2016). Evaluasi Kinerja Supply
Hansen, Don R., and Maryanne M. Mowen (2015).
Chain Management (SCM) pada UD. Asri
Akuntansi Manajerial.8. Edited by Lulu Alfiah.
Bakery Semboro.
Translated by Deny Arnos Kwary. Vol. 1.
A. Was Christopher. (2011). “Inhibition of Jakarta: Salemba Empat,
Ambiguous Word Activation In the Context of
Heizer, Jay & Barry Render (2011). Manajemen
a Working Memory Task”. Macrothink
Operasi.Edisi Sembilan. Buku Dua.
Institute. ISSN.Vol.3(1).
Diterjemahkan oleh Chriswan Sungkono.
Blocher, E. J., Chen, K. H., dan Lin, T. W. (2000). Jakarta: Salemba Empat.
Manajemen Biaya. Terjemahan oleh Susty
Janvier, James, A. M., (2012). A New Introduction to
Ambarriani. Penerbit Salemba Empat,
Supply chains and Supply chain management:
Jakarta.
Definitions and Theories Perspective,
Blocher et al., (2011). Manajemen Biaya Penekanan Internatio-nal Business Research Journal,
Page | 234
IDENTIFIKASI KENDALA DENGAN KOLABORASI THEORY Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.3, No.2, (2022), Hal.220-235
OF CONSTRAINTS (TOC) DAN SUPPLY CHAIN
MANAGEMENT (SCM)
Erlinda Kurniasanti, Novrida Qudsi Lutfillah, Muhamad Muwidha
__________________________________________________________________________________________
Page | 235