Praktikum Titrasi Kompleksometri Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran Hasna Khairiyyah (240210160068)

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

Tanggal Analisis : 20 November 2017

Tanggal Penyerahan : 27 November 2017


Asisten : Hanna Rachmawati S

PRAKTIKUM TITRASI KOMPLEKSOMETRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Hasna Khairiyyah (240210160068)

Departemen Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran, Jatinangor


Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 40600 Telp. (022)
7798844, 779570 Fax. (022) 7795780 Email: [email protected]

ABSTRACT
The hardness of water is certain mineral-mineral content in the water, general
ion of calcium (Ca) and magnesium (Mg) carbonate in the form of its salts. Instead of
calcium and magnesium ions, can also cause the hardness of a metal ions and
bicarbonate salts and sulphate. The purpose of the experiment is to determine the
hardness of the total, the hardness of fixed and the hardness of while. The method used
to determine the hardness is by titration complexometry and indicators EBT. Titration
complexometry includes the formation of complex reaction ion-ion or the formation of
neutral dissociates molecules in solution. Which are quoted on the results of lab work
this time, the highest hardness of the total is sample of kostan water which is 81180 ppm,
and the lowest hardness of the total is sample of PDAM water which is 21780 ppm. The
highest hardness of fixed is sample of TEP faucet water which is 12592,8 ppm and the
lowest hardness of fixed is sample of PDAM water which is 2772 ppm. The highest
hardness of while is sample TPN faucet water which is 71082 ppm, and the lowest
hardness of while is sample PDAM water which is 19008 ppm. Based on the standard
hardness of water according to PERMENKES RI 2010 the maximum limit hardness of
drinking water the recommended 500 mg/L CaCO3. The sample mineral water, the
PDAM water, the TPN water faucet, the TEP faucet water, and the kostan water on lab
work this time was not suitable for consumption.
Keywords: calcium, complexometry, hardness of water, magnesium, the hardness of
fixed, the hardness of the total, the hardness of while

PENDAHULUAN
Kompeksometri merupakan kompleksometri yang dikenal sebagai
jenis titrasi dimana titran dan titrat titrasi kelatometri, seperti yang
saling mengkompleks, membentuk menyangkut penggunaan EDTA. Asam
hasil berupa kompleks. Reaksi–reaksi etilen diamin tetra asetat atau yang
pembentukan kompleks atau yang lebih dikenal dengan EDTA,
menyangkut kompleks banyak sekali merupakan salah satu jenis asam amina
dan penerapannya juga banyak, tidak polikarboksilat.(Chang,2003)
hanya dalam titrasi. Karena itu perlu Air adalah pelarut yang baik,
pengertian yang cukup luas tentang sehingga dapat melarutkan zat-zat dari
kompleks, sekalipun disini pertama- batu-batuan yang berkontak
tama akan diterapkan pada titrasi. dengannya. Bahan-bahan mineral yang
Titrasi kompleksometri juga dikenal dapat terkandung dalam air karena
sebagai reaksi yang meliputi reaksi kontaknya dengan batu-batuan tersebut
pembentukan ion-ion kompleks antara lain: CaCO3, MgCO3, CaSO4,
ataupun pembentukan molekul netral MgSO4, NaCl, Na2SO4, SiO2 dan
yang terdisosiasi dalam larutan. sebagainya. Dimana air yang banyak
Persyaratan mendasar terbentuknya mengandung ion-ion kalsium dan
kompleks demikian adalah tingkat magnesium dikenal sebagai air sadah.
kelarutan tinggi. Selain titrasi komplek Air sadah adalah air yang di dalamnya
biasa seperti di atas, dikenal pula terlarut garam-garam kalsium dan
Tanggal Analisis : 20 November 2017
Tanggal Penyerahan : 27 November 2017
Asisten : Hanna Rachmawati S

magnesium air sadah tidak baik untuk Ca(OH)2, supaya terbentuk endapan
mencuci karena ion-ion Ca2+ dan Mg2+ garam karbonat dan hidroksida. Proses
akan berikatan dengan sisa asam Zeolit dengan natrium zeolit (suatu
karbohidrat pada sabun dan silikat) maka kedudukan akan
membentuk endapan sehingga sabun digantikan ion kalsium dan ion
tidak berbuih. Senyawa-senyawa magnesium atau kalsium zeolite.
kalsium dan magnesium ini relatif (Fardiaz,1992)
sukar larut dalam air, sehingga Asam etilen diamin tetra asetat
senyawa-senyawa ini cenderung untuk atau yang lebih dikenal dengan EDTA,
memisah dari larutan dalam bentuk merupakan salah satu jenis asam amina
endapan atau precipitation yang polikarboksilat. EDTA sebenarnya
kemudian melekat pada logam (wadah) adalah ligan seksidentat yang dapat
dan menjadi keras sehingga berkoordinasi dengan suatu ion logam
mengakibatkan timbulnya kerak. lewat kedua nitrogen dan keempat
Air sadah tidak begitu berbahaya gugus karboksil-nya atau disebut ligan
untuk diminum, namun dapat multidentat yang mengandung lebih
menyebabkan beberapa masalah. Air dari dua atom koordinasi per molekul,
sadah dapat menyebabkan misalnya asam 1,2-
pengendapan mineral, yang diaminoetanatetraasetat (asam
menyumbat saluran pipa dan keran. Air
sadah juga menyebabkan pemborosan etilenadiamina tetra asetat, EDTA)
sabun di rumah tangga, dan air sadah yang mempunyai dua atom nitrogen –
yang bercampur sabun dapat penyumbang dan empat atom oksigen
membentuk gumpalan scum yang penyumbang dalam molekul (Rivai,
sukar dihilangkan. Dalam industri, 1995).
kesadahan air yang digunakan diawasi Suatu EDTA dapat membentuk
dengan ketat untuk mencegah senyawa kompleks yang mantap
kerugian. Untuk menghilangkan dengan sejumlah besar ion logam
kesadahan biasanya digunakan sehingga EDTA merupakan ligan yang
berbagai zat kimia, ataupun dengan tidak selektif. Dalam larutan yang agak
menggunakan resin penukar ion. asam, dapat terjadi protonasi parsial
Air sadah digolongkan menjadi EDTA tanpa pematahan sempurna
2 jenis berdasarkan jenis anion yang kompleks logam, yang menghasilkan
diikat oleh kation (Ca2+, Mg2+), yaitu: spesies seperti CuHY–. Ternyata bila
a.Air sadah sementara mengandung beberapa ion logam yang ada dalam
garam hidrokarbonat seperti larutan tersebut maka titrasi dengan
Ca(HCO3)2 dan atau Mg(HCO3)2. Air EDTA akan menunjukkan jumlah
sadah sementara dapat dihilangkan semua ion logam yang ada dalam
kesadahannya dengan cara larutan tersebut (Harjadi, 1993).
memanaskan air tersebut sehingga Titrasi dapat ditentukan
garam karbonat nya mengendap. dengan adanya penambahan indikator
Selain dengan memanaskan air, sadah yang berguna sebagai tanda tercapai
sementara juga dapat dihilangkan titik akhir titrasi. Ada lima syarat suatu
kesadahannya dengan mereaksikan indikator ion logam dapat digunakan
larutan yang mengandung kapur pada pendeteksian visual dari titik-titik
Ca(OH)2. akhir yaitu reaksi warna harus
b.Air sadah tetap mengandung garam sedemikian sehingga sebelum titik
sulfat (CaSO4 atau MgSO4) terkadang akhir, bila hampir semua ion logam
juga mengandung garam klorida telah berkompleks dengan EDTA,
(CaCl2 atau MgCl2). Air sadah tetap larutan akan berwarna kuat. Kedua,
dapat dihilangkan kesadahannya reaksi warna itu haruslah spesifik
menggunakan cara mereaksikan (khusus), atau sedikitnya selektif.
dengan soda Na2CO3 dan kapur Ketiga, kompleks-indikator logam itu
Tanggal Analisis : 20 November 2017
Tanggal Penyerahan : 27 November 2017
Asisten : Hanna Rachmawati S

harus memiliki kestabilan yang cukup, pH 10, larutan EDTA 0,099M, sampel
kalau tidak, karena disosiasi, tak akan air kran TEP, sampel air kran TPN,
diperoleh perubahan warna yang tajam. sampel air mineral, dan sampel air
Namun, kompleks-indikator logam itu PDAM,
harus kurang stabil dibanding
kompleks logam-EDTA untuk Penentuan Kesadahan Total
menjamin agar pada titik akhir, EDTA Dipipet 50ml sampel air kedalam
memindahkan ion-ion logam dari erlenmeyer 250ml. Ditambah 4 ml
kompleks-indikator logam ke larutan buffer pH 10 dan 5 tetes
kompleks logam-EDTA harus tajam indikator EBT. Dititrasi dengan larutan
dan cepat. Kelima, kontras warna EDTA 0,099M. Dicatat volume EDTA.
antara indikator bebas dan kompleks- Titrasi dilakukan duplo. Dihitung
indikator logam harus sedemikian kesadahan total air.
sehingga mudah diamati. Indikator Penentuan Kesadahan Tetap
harus sangat peka terhadap ion logam Dididihkan 250ml sampel air
(yaitu, terhadap pM) sehingga kemudian didinginkan. Dipindahkan ke
perubahan warna terjadi sedikit labu ukur 250ml. Ditambahkan aquadest
mungkin dengan titik ekuivalen. sampai dengan tanda batas. Dipipet
Terakhir, penentuan Ca dan Mg dapat 50ml sampel air kedalam erlenmeyer
dilakukan dengan titrasi EDTA, pH 250ml. Ditambah 4 ml larutan buffer
untuk titrasi adalah 10 dengan pH 10 dan 5 tetes indikator EBT.
indikator eriochrome black T. Pada pH Dititrasi dengan larutan EDTA 0,099M.
tinggi, 12, Mg(OH)2 akan mengendap, Dicatat volume EDTA. Titrasi
sehingga EDTA dapat dikonsumsi dilakukan duplo. Dihitung kesadahan
hanya oleh Ca2+ dengan indikator tetap air.
murexide (Basset, 1994). Penentuan Kesadahan Sementara
Eriochrome Black T (EBT) Dihitung dari hasil pengurangan
adalah indikator kompleksometri yang antara kesadahan total air dengan
merupakan bagian dari kesadahan tetap air.
pengompleksian,contohnya proses
determinasi kesadahan air. Di dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
bentuk protonate EBT berwarna biru.
Lalu berubah menjadi warna merah Air sadah dapat menyebabkan
ketika membentuk komplek dengan terbentuknya kerak pada dasar ketel
kalsium,magnesium, dan ion logam yang selalu digunakan untuk
lainnya. Nama lain dari Eriochrome memanaskan air. Sehingga untuk
Black T adalah,Solochrome Black T memanaskan air tersebut diperlukan
atau EBT. Suatu kelemahan EBT pemanasan yang lebih lama. Hal ini
adalah larutannya tidak stabil. Bila merupakan pemborosan energi.
disimpan akan terjadi penguraian Timbulnya kerak pada pipa uap dapat
secara lambat,sehingga setelah jangka menyebabkan penyumbatansehingga
waktu tertentu indikator tidak dikhawatirkan pipa tersebut akan
berfungsi lagi. Sebagai gantinya dapat meledak, dan jika terjadi peledakan akan
diganti dengan indikator Calmagite dapat menyebabkan polusi udara yang
Indikator ini stabil dan dalam bisa menurunkan kualitas lingkungan
kebanyakan sifatnya sama dengan Erio dan lingkungan tidak bisa berfungsi
T (Harjadi,1993). sebagai mana mestinya. Untuk itu perlu
dilakukan pengujian kesadahan.
BAHAN DAN METODE
Bahan
Bahan yang digunakan yaitu
aquadest, indikator EBT, larutan buffer
Tanggal Analisis : 20 November 2017
Tanggal Penyerahan : 27 November 2017
Asisten : Hanna Rachmawati S

Tabel 1 Hasil Praktikum Kesadahan Tabel 2 Hasil Praktikum Kesadahan


Total Tetap

Sam K V Rata- Sam V Rata-


pel el EDTA ppm rata pel Kel EDTA ppm rata
Air 1 0.50 29700 Air 1 2.80 6652.8
6494.
min 5 0.50 29700 33660 min 5 2.60 6177.6 4
eral 9 0.70 41580 eral 9 2.80 6652.8
2 0.20 11880 Air 2 1.20 2851.2
Air
PD 6 0.40 23760 21780 PD 6 1.00 2376.0 2772
AM 1 AM 10 1.30 3088.8
0 0.50 29700 10454.
3 1.20 71280 3 4.40 4
Air Air
7 1.90 112860 7 4.10 9741.6 9108
kran 80190 kran
U TPN U
TPN M M
B 0.95 56430 B 3.00 7128.0
Air 4 0.60 35640 12830.
Air
kran 49005 4 5.40 4 1259
kran
TEP 8 1.05 62370 12355. 2.8
TEP
1 8 5.20 2
A 1.2 71280 1A 4.20 9979.2
Air
5 Air 11286.
kosa 81180 1065
A 1 59400 kosa 5A 4.75 0
n 2.4
9 n 10692.
A 1.9 112860 9A 4.50 0

Hasil yang didapat pada Sampel air kran TEP memiliki


praktikum kali ini, sampel air kosan kesadahan air tetap paling tinggi yaitu
memiliki kesadahan total paling tinggi 12592,8 ppm sementara sampel air
yaitu 81180 ppm sementara sampel air PDAM memiliki kesadahan tetap paling
PDAM memiliki kesadahan total paling rendah yaitu 2772 ppm. Berdasarkan
rendah yaitu 21780 ppm. Berdasarkan standar kesadahan menurut
standar kesadahan menurut PERMENKES RI 2010 batas
PERMENKES RI 2010 batas maksimum kesadahan air minum yang
maksimum kesadahan air minum yang dianjurkan yaitu 500 mg/L CaCO3.
dianjurkan yaitu 500 mg/L CaCO 3. Sehingga sampel air mineral, air
Sehingga sampel air mineral, air PDAM, air kran TPN, air kran TEP,
PDAM, air kran TPN, air kran TEP, dan air kosan pada praktikum kali ini
dan air kosan pada praktikum kali ini tidak layak untuk dikonsumsi.
tidak layak untuk dikonsumsi.
Tanggal Analisis : 20 November 2017
Tanggal Penyerahan : 27 November 2017
Asisten : Hanna Rachmawati S

Tabel 3 Hasil Praktikum Kesadahan berwarna merah. Ikatan terbentuk


Sementara dengan EBT dengan hilangnya ion-ion
hidrogen dari fenolat gugus OH dan
Kesadahan Rata- pembentukan ikatan antara ion logam,
Sampel Kel sementara rata atom oksigen dan gugus azo. H 2In-
terurai menjadi HIn²- yang berwarna
1 23047.2
Air biru. Mg²+ akan bereaksi dengan HIn²-
5 23522.4 27165.6 yang berwarna biru dan membentuk
mineral
9 34927.2 senyawa kompleks kuat yaitu MgIn²-
2 9028.8 yang berwarna merah anggur dan
Air pelepasan H+. Kemudian dititrasi dengan
6 21384.0 19008.0
PDAM EDTA, garam EDTA yang larut dalam
10 26611.2
air Na2H2Y akan terionisasi menjadi
Air 3 60825.6 2Na+ dan H2Y²-. MgIn²- akan bereaksi
kran 7 103118.4 71082.0 dengan H2Y²- dan membentuk kompleks
TPN UMB 49302.0 MgY²- dan HIn²- dan pelepasan H+. Jika
Air 4 22809.6 semua Mg²+ telah bereaksi dengan
kran 36412.2 EDTA maka warna merah akan hilang
TEP 8 50014.8 dan kelebihan sedikit EDTA akan
1A 61300.8 menyebabkan terjadinya titik akhir
Air titrasi yaitu terbentuknya warna biru.
5A 48114.0 70527.6
kosan Titik akhir titrasi adalah titik ketika
9A 102168.0
titran dan titrat tepat habis bereaksi
dengan adanya perubahan warna
Sampel air kran TPN memiliki
sehingga proses titrasi harus dihentikan
kesadahan sementara paling tinggi yaitu
agar titik ekuivalen dapat tercapai. Titik
71082 ppm sementara sampel air PDAM
ekuivalen adalah kesetaraan antara mol
memiliki kesadahan sementara paling
titran dan titrat. Kestabilan Mg-EDTA
rendah yaitu 19008 ppm. Berdasarkan
lebih besar dibandingkan Mg-In-
standar kesadahan menurut
sehingga MgIn- mudah bereaksi dengan
PERMENKES RI 2010 batas
EDTA dan menyebabkan Mg2+ pada
maksimum kesadahan air minum yang
kompleks bereaksi dengan EDTA.
dianjurkan yaitu 500 mg/L CaCO 3.
Ketika titrasi dilakukan terjadi
Sehingga sampel air mineral, air
dua prinsip yaitu reaksi suatu
PDAM, air kran TPN, air kran TEP,
pembentukan kompleks dan prinsip
dan air kosan pada praktikum kali ini
kestabilan kompleks. Reaksi
tidak layak untuk dikonsumsi.
pembentukan kompleks dimana terjadi
Fungsi dari larutan buffer untuk
saat ditambahkan EDTA²- terbentuk Mg-
menyangga pH larutan sehingga logam-
EDTA atau MgY²-. Sedangkan prinsip
logam alkali dan alkali tanah dapat
dari kestabilan ion kompleks terjadi
bereaksi dengan EDTA. Jika pH kurang
ketika ikatan dari Mg dengan EDTA
dari 10 maka magnesium akan
harus lebih kuat dari ion Mg dengan
membentuk kompleks yangvtidak stabil
EBT, sehingga ion logam dapat bereaksi
dengan EDTA dan jika pH lebih besar
dengan EDTA²- atau H2Y²- dan jimlah
dari 10 maka akan terbentuk endapan
penggunaan EDTA yang dijadikan
hidroksi Mg(OH)2 yang dapat
larutan standar bakubsekunder dapat
memperlambat kerja EDTA.
ditentukan. Jadi ikatan indikator dengan
Indikator EBT (Eriochrom Black
ikatan logam harus lebih lemah dari
T) adalah indikator yang biasanya
ikatan ion logam dengan EDTA²-.
dihadirkan dalam bentuk H3In. Spesies
EDTA perlu distandarisasi
asam sulfonat pada EBT akan terionisasi
terlebih dahulu karena EDTA tidak
dalam larutan berair sehingga
stabil dalam penyimpanannya, EDTA
strukturnya menjadi ion H2In- yang
merupakan larutan baku sekunder selain
Tanggal Analisis : 20 November 2017
Tanggal Penyerahan : 27 November 2017
Asisten : Hanna Rachmawati S

itu EDTA juga digunakan untuk dapat Air lunak atau air yang tidak
menstabilkan ion logam Mg, sehibgga mengadung kapur mempunyai
konsentrasi EDTA perlu diketahui kecenderungan menyebabkan korosi
secara pasti menggunakan larutan baku pada pipa. Sedangkan jika air memiliki
primer yaitu MgSO4. Larutan baku kandungan kapur yang banyak atau
primer adalah suatu larutan yang tingkat kesadahannya tinggi, maka
konsentrasinya dapat langsung mengakibatkan terbentuknya kerak-
ditentukan dari berat bahan murni yang kerak pada dinding pipa yang
dilarutkan atau dengan penimbanagan menyebabkan penyempitan pipa,
langsung. Sedangkan larutan baku sehingga memperkecil debit aliran air.
sekunder adalah larutan yang tidak Dalam rumah tangga hal tersebut
diketahui konsentrasinya dan menyebabkan terbentuknya kerak pada
dapatbdiketahui dengan pembakuan dinding peralatan memasak sehingga
menggunakan larutan baku primer. menyebabkan pemakaian bahan bakar
Adapun syarat larutan baku adalah harus yang lebih banyak dan menyebabkan
mudah didapat, sederhana dalam pemakaian sabun yang semakin tinggi.
penggunaannya, juga harus stabil Menurut Achmad Mursyidi dan
sehingga konsentrasinya tidak mudah Abdul Rohman (2008), cara-cara titrasi
berubah. Larutan MgSO4 dimasukkan ke dengan EDTA terbagi menjadi 5, yaitu :
dalam erlenmeyer disebut titrat dan 1.    Titrasi langsung merupakan metode
EDTA di dalam buret disebut titran. yang paling sederhana dan sering
Di kalangan masyarakat yang dipakai. Larutan ion yang akan
awam, sangat sulit untuk membedakan ditetapkan ditambah dengan dapar,
mana air yang tingkat kesadahannya misalnya dapat pH 10 lalu ditambahkan
tinggi. Mereka hanya bisa indikator logam yang sesuai dan dititrasi
memperkirakan saja berdasarkan apa langsung dengan larutan baku dinatrium
yang ditimbulkan dari air, misalnya edetat.
mereka mengamati kerak yang 2.    Titrasi kembali, cara ini penting untuk
ditimbulkan air pada dasar panci logam yang mengendap dengan
memberikan sedikit pemahaman pada hidroksida pada pH yang dikehendaki
masyarakat bahwa air yang untuk titrasi. Untuk senyawa yang tidak
dikonsumsinya itu tingkat kesadahannya larut misalnya sulfat, kalsium oksalat,
tinggi, dan sebaliknya jika tidak terlihat untuk senyawa yang membentuk
kerak yang ditimbulkan artinya bahwa kompleks yang sangat lambat dan ion
air yang dikonsumsinya tingkat logam yang membentuk kompleks lebih
kesadahannya masih tergolong rendah stabil dengan natrium edetat daripada
(Sanropie dkk, 1984). dengan indikator. Pada keadaan
Air jika tidak mengandung kapur demikian, dapat ditambahkan larutan
atau tidak sadah akan terasa lunak atau baku dinatrium edetat berlebihan
hambar karena tidak mengandung kemudian larutan di dapa pada pH yang
garam-garam mineral sehingga akan diinginkan dan kelebihan dinatrium
mengurangi selera dalam edetat dititrasi kembali dengan larutan
mengkonsumsinya. Akan tetapi, jika di baku ion logam.
dalam air kandungan kapurnya sangat 3.    Titrasi substitusi, cara ini dilakukan
tinggi atau dengan kata lain terlalu bila ion logam tersebut tidak
banyak mengandung garam-garam memberikan titik akhir yang jelas
mineral justru akan memberikan dampak apabila dititrasi secara langsung atau
yang buruk bagi kehidupan. Oleh karena dengan titrasi kembali, atau juga jika ion
itu, dirasa perlu untuk mengetahui logam tersebut membentuk kompleks
dampak apa saja yang dapat ditimbulkan dengan dinatrium edetat lebih stabil
jika kandungan kapur dalam air berlebih daripada logam lain seperti magnesium
atau kesadahannya tinggi (Sanropie dkk, dan kalsium.
1984).
Tanggal Analisis : 20 November 2017
Tanggal Penyerahan : 27 November 2017
Asisten : Hanna Rachmawati S

4.    Titrasi tidak langsung, cara titrasi tidak menjadi produk yang berwarna coklat-
langsung dapat digunakan untuk merah, akibatnya indikator ini jarang
menentukan kadar ion-ion seperti anion digunakan dalam titrasi EDTA dengan
yang tidak bereaksi dengan pengkelat. menggunakan larutan yang lebih asam
Sebagai contoh barbiturat tidak bereaksi daripada pH = 6,5.
dengan EDTA akan tetapi secara Gugus asam sulfonat dalam
kuantitatif dapat diendapkan dengan ion indikator ini akan menyerahkan
merkuri dalam keadaan basa sebagai ion protonnya sebelum range pH 7-12, yang
kompleks 1:1. Setelah pengendapan merupakan perhatian paling utama bagi
dengan kelebihan Hg(II), kompleks penggunaan indikator ion logam. Kedua
dipindahkan dengan cara penyaringan nilai pK untuk atom-atom hidrogen ini
dan dilarutkan kembali dalam larutan masing-masing adalah 6,3 dan 11,5. Di
baku EDTA berlebihan. Larutan baku bawah pH = 5,5, larutan hitam solokrom
Zn(II) dapat digunakan untuk menitrasi (Hitam Eriokrom T) adalah merah
kelebihan EDTA ini menggunakan (disebabkan oleh H2D-), antara pH 7 dan
indikator yang sesuai untuk mendeteksi 11 warnanya biru (disebabkan oleh
titik akhir. HD2-) dan di atas pH = 11,5 indikator ini
5.    Titrasi alkalimetri, pada metode ini berwarna jingga-kekuningan
proto dari dinatrium edetat (Na2H2Y) (disebabkan oleh D3-). Dalam range pH
dibebaskan oleh logam berat dan 7-11, penambahan garam logam
dititrasi dengan larutan baku alkali menghasilkan perubahan warna yang
sesuai dengan persamaan reaksi berikut : cemerlang dari biru menjadi merah.
Mn+ + H2Y2- ↔ (MY)+n-4 + 2H+ 3.    Indikator Patton dan Reeder
Larutan logam yang ditetapkan dengan Indikator Patton dan Reeder
metode ini sebelum dititrasi harus dalam adalah asam 2-hidroksil-1-(2-hidroksi-4-
suasana netral terhadap indikator yang sulfat-1-naftilazo)-3-naftoat(III); nama
dipergunakan.Penetapan titik akhir ini boleh disingkat menjadi HHSNNA.
menggunakan indikator asam-basa atau Penggunaannya yang utama adalah
secara potensiometri. dalam titrasi langsung dari kalsium,
Beberapa indikator terutama dengan adanya magnesium.
metalokromik yang dapat digunakan, Perubahan warna yang tajam dari merah
yaitu : angur menjadi biru murni diperoleh bila
1.    Mureksida ion-ion kalsium dititrasi dengan EDTA
Mureksida adalah garam pada nilai pH antara 12 dan 14.
amonium dari asam purpurat dan 4.    Biru tua solokrom
anionnya. Mureksida dapat digunakan Biru tua solokrom atau kalkon
untuk titrasi langsung dengan EDTA kadang-kadang disebut Hitam Eriokrom
terhadap kalsium pada pH = 11, RC, zat ini sebenarnya adalah natrium 1-
perubahan warna pada titik akhir adalah (2-Hidroksi-1-naftilazo)-2-nafto-4-
dari merah menjadi violet biru, tetapi sulfonat. Zat warna ini mempunyai 2
jauh dari ideal. Perubahan warna pada atom hidrogen fenolat yang dapat
titrasi langsung dari nikel pada pH 10-11 terionisasi, proton-proton ini terionisasi
adalah dari kuning menjadi violet biru. secara bertahap dengan pK masing-
Perubahan warna untuk kalsium adalah masing 7,4 dan 13,5. Suatu penerapan
dari hijau zaitun melalui abu-abu, penting dari indikator ini adalah pada
menjadi biru mendadak. titrasi kalsium secara kompleksometri
2.    Hitam Solokrom (Hitam Eriokrom T) dengan adanya magnesium, titrasi ini
Zat ini adalah natrium 1-(1- harus dilakukan pada pH kira-kira 12,3
hidroksi-2-naftilazo)-6-nitro-2-naftol-4- (misalnya yang diperoleh dengan suatu
sulfonat(II) dan mempunyai acuan buffer dietilamina). Pada kondisi-
indeks warna C.I.14645. Dalam larutan kondisi ini, magnesium diendapkan
yang sangat asam, zat warna ini secara kuantitatif sebagai hidroksidanya.
cenderung untuk berpolimerisasi
Tanggal Analisis : 20 November 2017
Tanggal Penyerahan : 27 November 2017
Asisten : Hanna Rachmawati S

Perubahan warna adalah dari merah Konsep Inti” Jilid 1 Edisi 3.


jambu menjadi biru murni. Erlangga, Jakarta.
5.    Kalmagit Fardiaz Srikandi. 1992. Polusi Air dan
Kalmagit merupakan asam 1-(1- Udara. Penerbit KANISIUS,
hidroksil-4-metil-2-fenilazo)-2-naftol-4- Yogyakarta.
sulfonat (V), mempunyai perubahan Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik
warna yang sama seperti hitam Dasar. Penerbit PT. Gramedia
solokrom (Hitam Eriokrom T), tetapi Pustaka Utama, Jakarta.
perubahan warnanya agak lebih jelas Rivai, Harrizul.1995. Asas Pemeriksaan
dan tajam. Kelebihan indikator ini Kimia. UI-Press, Jakarta.
adalah tetap stabil hampir tanpa batas Sanropie, Djasio, dkk. 1984. Buku
waktu. Zat ini digunakan sebagai ganti Pedoman Studi Penyediaan Air
Hitam Solokrom (Hitam Eriokrom T) Bersih. Akademi Penilik
tanpa mengubah eksperimen untuk Kesehatan Teknologi Sanitasi.
titrasi kalsium ditambah magnesium. Pusdiknakes. Jakarta.

KESIMPULAN LAMPIRAN
Hasil yang didapat pada
praktikum kali ini, sampel air kosan Perhitungan
memiliki kesadahan total paling tinggi 1. Kelompok 1
yaitu 81180 ppm sementara sampel air
PDAM memiliki kesadahan total paling Kesadahan Total
rendah yaitu 21780 ppm. Sampel air
kran TEP memiliki kesadahan air tetap =
paling tinggi yaitu 12592,8 ppm V TitranXM EDTAXMr CaCO 3 XFP
sementara sampel air PDAM memiliki
V SampelX 0,001
kesadahan tetap paling rendah yaitu
0,50 mlX 0,099 MX 100 X 60
2772 ppm. Sampel air kran TPN =
memiliki kesadahan sementara paling 10 mlX 0,001
tinggi yaitu 71082 ppm sementara =29700 ppm
sampel air PDAM memiliki kesadahan
sementara paling rendah yaitu 19008 Kesadahan Tetap
ppm. Berdasarkan standar kesadahan
menurut PERMENKES RI 2010 batas =
maksimum kesadahan air minum yang V TitranXM EDTAXMr CaCO 3 XFP
dianjurkan yaitu 500 mg/L CaCO 3. V SampelX 0,001
Sehingga sampel air mineral, air 2,80 mlX 0,099 MX 100 X 12
PDAM, air kran TPN, air kran TEP, =
10 mlX 0,001
dan air kosan pada praktikum kali ini =6652,8 ppm
tidak layak untuk dikonsumsi.
Kesadahan Sementara
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Mursyidi dan Abdul Rohman. =Kesadahan Total-Kesadahan Tetap
2008. Pengantar Kimia Farmasi =29700ppm-6652,8ppm
Analisis Volumetri dan =23407,2 ppm
Gravimetri. Gadjah Mada
University Press,Yogyakarta. 2. Kelompok 2
Basset, J., R. C. Denney, G.H Jeffrey, J.
Mendhom. 1994. Buku Ajar Kesadahan Total
Vogel Kimia Analisa Kuantitatif
Anorganik. EGC, Jakarta.
Chang, R. 2003. Kimia Dasar “Konsep
Tanggal Analisis : 20 November 2017
Tanggal Penyerahan : 27 November 2017
Asisten : Hanna Rachmawati S

=
V TitranXM EDTAXMr CaCO 3 XFP =
V SampelX 0,001 V TitranXM EDTAXMr CaCO 3 XFP
0,2 0 mlX 0,099 MX 100 X 60 V SampelX 0,001
= 0 , 6 0 mlX 0,099 MX 100 X 60
10 mlX 0,001 =
=11880 ppm 10 mlX 0,001
=35640 ppm
Kesadahan Tetap
Kesadahan Tetap
=
V TitranXM EDTAXMr CaCO 3 XFP =
V SampelX 0,001 V TitranXM EDTAXMr CaCO 3 XFP
1, 2 0 mlX 0,099 MX 100 X 12 V SampelX 0,001
= 5 , 4 0 mlX 0,099 MX 100 X 12
10 mlX 0,001 =
=2851,2 ppm 10 mlX 0,001
=12830, 4 ppm
Kesadahan Sementara
Kesadahan Sementara
=Kesadahan Total-Kesadahan Tetap
=11880ppm-2851,2ppm =Kesadahan Total-Kesadahan Tetap
=9028,8 ppm =35640ppm-12830, 4ppm
=22890, 6 ppm
3. Kelompok 3
5. Kelompok 5
Kesadahan Total
Kesadahan Total
=
V TitranXM EDTAXMr CaCO 3 XFP =
V SampelX 0,001 V TitranXM EDTAXMr CaCO 3 XFP
1,20 mlX 0,099 MX 100 X 60 V SampelX 0,001
= 0,50 mlX 0,099 MX 100 X 60
10 mlX 0,001 =
=71280 ppm 10 mlX 0,001
=29700 ppm
Kesadahan Tetap
Kesadahan Tetap
=
V TitranXM EDTAXMr CaCO 3 XFP =
V SampelX 0,001 V TitranXM EDTAXMr CaCO 3 XFP
4,4 0 mlX 0,099 MX 100 X 12 V SampelX 0,001
= 2, 6 0 mlX 0,099 MX 100 X 12
10 mlX 0,001 =
=10454, 4 ppm 10 mlX 0,001
=6177, 6 ppm
Kesadahan Sementara
Kesadahan Sementara
=Kesadahan Total-Kesadahan Tetap
=71280ppm-10454, 4 ppm =Kesadahan Total-Kesadahan Tetap
=60825, 6ppm =29700ppm-6177, 6 ppm
=23522, 4 ppm
4. Kelompok 4
6. Kelompok 6
Kesadahan Total
Tanggal Analisis : 20 November 2017
Tanggal Penyerahan : 27 November 2017
Asisten : Hanna Rachmawati S

Kesadahan Total
8. Kelompok 8
=
V TitranXM EDTAXMr CaCO 3 XFP Kesadahan Total
V SampelX 0,001
0 , 4 0 mlX 0,099 MX 100 X 60 =
= V TitranXM EDTAXMr CaCO 3 XFP
10 mlX 0,001
=23760 ppm V SampelX 0,001
1,05 mlX 0,099 MX 100 X 60
=
Kesadahan Tetap 10 mlX 0,001
=62370 ppm
=
V TitranXM EDTAXMr CaCO 3 XFP Kesadahan Tetap
V SampelX 0,001
1,0 0 mlX 0,099 MX 100 X 12 =
= V TitranXM EDTAXMr CaCO 3 XFP
10 mlX 0,001
=2376 ppm V SampelX 0,001
5,20 mlX 0,099 MX 100 X 12
=
Kesadahan Sementara 10 mlX 0,001
=12355,2 ppm
=Kesadahan Total-Kesadahan Tetap
=23760ppm-2376ppm Kesadahan Sementara
=21384 ppm
=Kesadahan Total-Kesadahan Tetap
=62370ppm-12355,2 ppm
=50014,8ppm
7. Kelompok 7
9. Kelompok 9
Kesadahan Total
Kesadahan Total
=
V TitranXM EDTAXMr CaCO 3 XFP =
V SampelX 0,001 V TitranXM EDTAXMr CaCO 3 XFP
1,9 0 mlX 0,099 MX 100 X 60 V SampelX 0,001
= 0,7 0 mlX 0,099 MX 100 X 60
10 mlX 0,001 =
=112860 ppm 10 mlX 0,001
=41580 ppm
Kesadahan Tetap
Kesadahan Tetap
=
V TitranXM EDTAXMr CaCO 3 XFP =
V SampelX 0,001 V TitranXM EDTAXMr CaCO 3 XFP
4 ,1 0 mlX 0,099 MX 100 X 12 V SampelX 0,001
= 2,80 mlX 0,099 MX 100 X 12
10 mlX 0,001 =
=974 1,6 ppm 10 mlX 0,001
=6652,8 ppm
Kesadahan Sementara
Kesadahan Sementara
=Kesadahan Total-Kesadahan Tetap
=112860ppm-9741,6 ppm =Kesadahan Total-Kesadahan Tetap
=103118,4 ppm =41580ppm-6652,8ppm
Tanggal Analisis : 20 November 2017
Tanggal Penyerahan : 27 November 2017
Asisten : Hanna Rachmawati S

=34927,2 ppm =56430ppm-7128ppm


=49302 ppm
10. Kelompok 10
Gambar
Kesadahan Total
Sebelum titrasi
=
V TitranXM EDTAXMr CaCO 3 XFP
V SampelX 0,001
0,50 mlX 0,099 MX 100 X 60
=
10 mlX 0,001
=29700 ppm

Kesadahan Tetap

=
V TitranXM EDTAXMr CaCO 3 XFP
V SampelX 0,001
1, 3 0 mlX 0,099 MX 100 X 12
=
10 mlX 0,001
=3088,8 ppm

Kesadahan Sementara

=Kesadahan Total-Kesadahan Tetap


=29700ppm-3088,8 ppm
=26611,2 ppm
Setelah titrasi
11. Kelompok UMM

Kesadahan Total

=
V TitranXM EDTAXMr CaCO 3 XFP
V SampelX 0,001
0,95 mlX 0,099 MX 100 X 60
=
10 mlX 0,001
=56430 ppm

Kesadahan Tetap

=
V TitranXM EDTAXMr CaCO 3 XFP
V SampelX 0,001
3 ,00 mlX 0,099 MX 100 X 12
=
10 mlX 0,001
=7128 ppm (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2017)

Kesadahan Sementara

=Kesadahan Total-Kesadahan Tetap

You might also like