The Effectiveness of Kinesio Tape Toward The Ability of Legs Muscle'S Power of Amateur Basketball Players
The Effectiveness of Kinesio Tape Toward The Ability of Legs Muscle'S Power of Amateur Basketball Players
The Effectiveness of Kinesio Tape Toward The Ability of Legs Muscle'S Power of Amateur Basketball Players
php/medikora
MEDIKORA, Vol. 19 No. 2 Oktober 2020, Hal 61-70
Abstract
This study aims to find out the effectiveness of kinesio tape use toward legs muscle’s power of amateur
basketball players. The method used in this research was quasi experiment method. The population of
this research was all of the basketball players. The sample was eleven amateur basketball players that
were not competing nationally. Purposive sampling was used as the technique of sample collection.
The instruments of this study were test and measurement. The technique of data collection was using
survey method. Legs muscle's power are measured by using vertical jump test. The measurement was
done three times which were posttest, pre-test 1, and pre-test 2. The data were analyzed using paired
t-test with 5% significance level. The measurement generates results that are; (1) there are significant
effects from legs muscle’s power before using kinesio tape and after using kinesio tape with p-value
(0.004) < 0.005; (2) there are significant effects from legs muscle’s power before using kinesio tape
and after 30 minutes of using it with p-value (0.000) < 0.005. The average calculation shows that using
kinesio tape after 30 minutes are more effective than while it is being used. The conclusion of this
study is kinesio tape has significant effects toward legs muscle’s power of amateur basketball players.
Keywords: Kinesio Tape, Legs Muscle’s Power, Amateur Basketball Players
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan kinesio tape terhadap daya ledak
otot tungkai pemain basket amatir.Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu. Populasi
pada penelitian ini adalah seluruh pemain basket. Sampel penelitian ini adalah 11 pemain basket
amatir yang tidak berkompetisi nasional. Pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling.
Instrumen dalam penelitian ini adalah tes dan pengukuran. Teknik pengumpulan data dengan
menggunakan metode survey. Pengukuran daya ledak otot tungkai menggunakan tes vertical jump.
Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali yaitu post test, pre test 1, dan pre test 2. Analisis data dilakukan
menggunakan paired t-test dengan taraf signifikansi 5%. Berdasakan pengukuran didapatkan hasil
sebagai berikut, (1) tedapat efek yang signifikan dari daya ledak otot tungkai sebelum memakai kinesio
tape dengan sesaat setelah memakai kinesio tape dengan nilai p (0.004) < 0.005; (2) terdapat efek yang
signifikan dari daya ledak otot tungkai sebelum memakai kinesio tape dengan setelah 30 menit
memakai kinesio tape dengan nilai p (0.000) < 0.005. Hasil rata-rata perhitungan memperlihatkan
bahwa lebih efektif pemakaian kinesio tape setelah 30 menit dibanding ketika sesaat digunakan.
Kesimpulan penelitian ini adalah kinesio tape mempunyai efek yang signifikan terhadap daya ledak
otot tungkai pemain basket amatir.
Kata Kunci : Kinesio Tape, Daya Ledak Otot Tungkai, Pemain Basket Amatir
PENDAHULUAN
Olahraga saat ini sudah menjadi salah satu gaya hidup yang banyak dilakukan oleh
masyarakat Indonesia. Olahraga menurut Rusli Lutan dalam Sulistiyono (2017) adalah
sesuatu aktivitas fisik dan aktivitas kompetisi, maka tidak salah jika olahraga dimaknai
dengan sesuatu yang dipertandingkan. Olahraga juga dapat diartikan sebagai bentuk aktivitas
fisik yang terencana, terstruktur, dan berkesinambungan yang melibatkan gerakan tubuh
berulang-ulang dengan aturan-aturan tertentu yang ditujukan untuk meningkatkan kebugaran
jasmani dan prestasi (Depkes RI, 2015). Olahraga merupakan bentuk aktivitas gerak yang
dilakukan secara teratur, terukur, terprogram dan berkesinambungan secara berurutan yang
melibatkan gerak tubuh secara berulang-ulang untuk mendapatkan performa fisik yang
optimal.
Olahraga merupakan salah satu media yang sering digunakan oleh setiap orang untuk
mendapatkan kebugaran jasmani. Dimana kebugaran jasmani merupakan suatu keadaan yang
menggambarkan kemampuan seseorang individu dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Kebugaran jasmani yang dikemukakan oleh Kumar (2013) merupakan keadaan yang
menggambarkan kapasitas fisik seseorang. Kebugaran jasmani adalah kemampuan seorang
individu untuk memenuhi kebutuhan biasa serta tuntutan yang tidak biasa dalam kehidupan
sehari-hari yang dilakukan secara efektif tanpa merasa terlalu lelah dan masih memiliki energi
yang tersisa untuk kegiatan bersantai dan rekreasi, (Werner, 2011). Kebugaran jasmani juga
dapat diartikan sebagai kemampuan tubuh untuk bekerja secara efektif dan efisien. Penjabaran
pengertian kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan
tanpa timbul kelelahan yang berarti dan masih mempunyai cadangan tenaga secara fisiologis
dan psikologis untuk melakukan pekerjaan lainnya.
Kebugaran jasmani diklasifikasikan menjadi dua komponen yaitu kebugaran komponen
kesehatan dan kebugaran komponen keterampilan (Wenner, 2011). Dwyer (2008)
menyatakan bahwa definisi kebugaran jasmani yang ditawarkan oleh Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit United State berfokus pada perbedaan antara kebugaran jasmani yang
berhubungan dengan kesehatan dan kebugaran jasmani berhubungan dengan keterampilan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebugaran jasmani terbagi menjadi dua kategori
yaitu kebugaran jasmani komponen keterampilan (skill related fitness) dan kebugaran jasmani
komponen kesehatan (health related fitness). Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan
kesehatan merupakan komponen yang mempunyai hubungan langsung dengan kondisi fisik
yang baik dan dapat mengurangi risiko penyakit metabolik. Kebugaran jasmani yang
berhubungan dengan keterampilan merupakan komponen yang hanya dibutuhkan untuk
orang-orang tertentu karena membutuhkan kinerja dan keterampilan motorik yang tinggi
seperti pada setiap cabang olahraga. Komponen kebugaran jasmani yang berkaitan dengan
kesehatan yaitu daya tahan jantung paru, kekuatan dan daya tahan otot, fleksibilitas, dan
komposisi tubuh, sedangkan komponen kebugaran jasmani yang berkaitan dengan
keterampilan yaitu kecepatan, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, ketepatan, dan daya
ledak otot.
Komponen kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan maupun yang berkaitan
dengan keterampilan dapat diukur dengan berbagai macam tes yang ditentukan. Contohnya,
daya tahan jantung paru dapat diukur menggunakan multistage fitness test. Kekuatan otot
dengan menggunakan alat leg and back, hand grip, pull and push dynamometer. Daya tahan
otot dengan sit up, push up, pull up dll. Fleksibilitas dengan menggunakan alat fleksometer,
dan komposisi tubuh dapat diukur dengan menggunakan tinggib badan dan berat badan.
Sedangkan komponen kebugaran jasmani yang berkaitan dengan keterampilan dapat diukur
dengan menggunakan: misalnya kecepatan dapat diukur dengan lari cepat 30 meter,
kelincahan dapat diukur menggunakan shuttle run, koordinasi dengan tes wallpass,
keseimbangan dengan alat berupa standing balancing, dan daya ledak otot dapat diukur
dengan vertical jump.
Power atau daya ledak adalah penggabungan dari kekuatan dan kecepatan kontraksi otot
yang dinamis dan eksplosif serta melibatkan pengeluaran otot yang maksimal dalam waktu
yang secepat-cepatnya (Ismaryarti, 2006). Bompa (2015: 266) mengatakan bahwa power
adalah bahan utama untuk semua cabang olahraga yang membutuhkan kekuatan, kecepatan,
dan kelincahan tingkat tinggi. Power didefinisikan sebagai kemampuan untuk menghasilkan
kekuatan maksimal dalam waktu singkat (Wenner, 2010: 326). Senada dengan pendapat Dari
pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa power adalah kemampuan seseorang untuk
menghasilkan kecepatan dan kekuatan secara maksimal dalam waktu yang sangat cepat.Daya
ledak merupakan kemampuan seseorang untuk mendapatkan kekuatan maksimal dengan
waktu secepat-cepatnya. Olahragawan yang memiliki daya ledak yang bagus memilliki
keuntungan untuk menggapai sesuatu yang lebih berat dengan waktu yang lebih singkat.
Daya ledak otot tungkai seseorang dapat meningkat dengan melakukan latihan beban.
Latihan beban adalah latihan menggunakan beban untuk meningkatkan kemampuan
seseorang dalam mengerahkan kekuatan dengan tujuan meningkatkan kekuatan, daya tahan
otot, hipertrofi, kinerja atlet atau kombinasi dari tujuan tersebut (Baechle, 2012). Sedangkan
Baechle (2014) mengatakan bahwa latihan beban banyak digunakan oleh para penggemar
kebugaran, karena latihan beban merupakan aktivitas yang dapat dicapai dalam waktu
singkat, namun dapat secara dramatis mengubah bentuk tubuh. Latihan beban adalah jenis
olahraga umum untuk mengembangkan kekuatan yang menggunakan gaya berat gravitasi,
untuk menentang gaya yang dihasilkan oleh otot melalui kontraksi konsentris atau eksentrik.
Bentuk latihan tersebut di mana otot-otot tubuh mengalami kontraksi menggunakan berat
badan atau perangkat lain untuk merangsang pertumbuhan/ kerja otot, kekuatan dan daya
tahan otot, dengan menargetkan kelompok otot dan jenis gerakan tertentu (Nasrulloh, 2018).
Latihan beban untuk meningkatan daya ledak otot tungkai dilakukan dengan intensitas
50-80% dari 1 RM (Nasrulloh, 2018). Repetisi yang dilakukan antar set sekitar 30-6
tergantung dari intensitasnya, kemudian latihan dilakukan sebanyak 2-4 set dengan berbagai
macam variasi latihan otot tungkai. Irama latihan beban ketika ingin meningkatkan kapasitas
daya ledak otot tungkai yaitu dengan irama cepat.
Olahraga pada saat ini sudah memiliki banyak sekali variasi, baik dari variasi gerakan
maupun dari alat bantu yang beraneka ragam. Gerakan dan alat bantu tersebut tidak dibuat
dengan sembarangan, namun memiliki fungsi tersendiri ketika berolahraga. Salah satu contoh
yang dapat dilihat pada saat ini adalah semua tim basket yang berlaga di Indonesian
Basketball League mempunyai kinesio tape yang difasilitasi untuk pemain yang ingin
bertanding maupun latihan.
Pemakaian kinesio tape selama ini dikenal hanya untuk memfasilitasi bagian tubuh yang
mengalami cidera. Contohnya, cidera anterior cruciate ligament dipasangi kinesio tape
dibagian lutut, namun ada juga yang menggunakan kinesio tape hanya untuk sekedar bergaya
karena corak dan warna yang menarik. Kinesio tape akan memiliki pengaruh yang sangat
besar buat olahragawan jika dipakai dengan cara yang benar.
Tape memang sangat dikenal untuk memfasilitasi cidera yang sedang dimiliki oleh
orang yang memakainya. Hal ini sudah terbukti dari berbagai macam penelitian yang
mengatakan bahwa tape dapat memaksakan sendi untuk melakukan mobilitas dengan lebih
baik yang ketika cidera mobilitas sendi akan sangat terganggu.
Pemakaian kinesio tape memang sudah banyak diketahui sebagai alat bantu untuk
pemulihan cidera, tetapi sejauh ini belum ada yang menggunakan sebagai alat bantu dalam
meningkatkan performa ketika berolahraga. Menurut berbagai sumber disebutkan bahwa
kinesio tape dapat meningkatkan ROM (range of movement) dari sendi yang berarti mobilitas
sendi akan menjadi lebih baik. Kinesio tape juga disebutkan memiliki manfaat mencegah
kram otot. Peneliti berupaya untuk menggunakan kinesio tape sebagai alat bantu untuk
meningkatkan performa ketika berolahraga. Dalam penelitian kali ini peneliti akan melihat
pengaruh penggunaan kinesio tape terhadap kemampuan daya ledak otot tungkai yang diukur
dengan menggunakan vertical jump.
Kemampuan daya ledak otot tungkai sangat diperlukan dalam olahraga yang sering
memakai lompatan maupun loncatan untuk bergerak. Olahraga yang banyak menggunakan
kemampuan daya ledak otot tungkai misalnya pada olahraga bola basket dan bola voli.
Berdasarkan permasalahan diatas, makan peneliti merasa perlu mengetahui efek penggunaan
kinesio tape terhadap daya ledak otot tungkai pada pemain basket amatir yang bermain basket
tidak untuk kompetisi profesional yang diambil dari pemain basket tingkat jurusan dari
fakultas teknik UI, yang berusia 20-25 tahun, dan berjenis kelamin laki-laki.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu. Desain yang digunakan adalah
One-Way Repeated Measures Design Over Time, yaitu melakukan pengukuran saat sebelum
perlakuan sekali dan setelah perlakuan dua kali dengan jeda waktu beberapa menit dan
diberikan pada satu subjek penelitian. Penelitian ini dilakukan di Home Study Fisioterapi
Jakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah pemain basket. Sampel pada penelitian ini
diambil menggunakan metode purposive sampling atau dikenal juga dengan sampling
pertimbangan. Sampel pada penelitian ini adalah pemain basket amatir yang bermain basket
tidak untuk kompetisi profesional yang diambil dari pemain basket tingkat jurusan dari
fakultas teknik UI, yang berusia 20-25 tahun, dan berjenis kelamin laki-laki. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan pengukuran. Teknik pengumpulan data
menggunakan metode survey dengan teknik tes dan pengukuran. Pengukuran daya ledak otot
tungkai menggunakan tes vertical jump (sargent test). Alat yang dibutuhkan ketika
melakukan tes vertical jump adalah meteran, bedak, dan alat tulis.
Data yang sudah dikumpulkan dalam penelitian ini dideskripsikan data menjadi nama,
daya ledak otot tungkai tanpa taping, daya ledak otot tungkai sesaat diberi taping, dan daya
ledak otot tungkai memakai taping setelah 30 menit. Data yang telah diperoleh selanjutnya
akan dianalisis menggunakan SPSS dan dilakukan uji normalitas menggunakan Shapiro Wilk
untuk mengetahui distribusi data. Jika data terdistribusi tidak normal maka dihitung
menggunakan wilcoxon, sedangkan jika data terdistribusi normal maka dihitung
menggunakan paired t test. Setelah itu, diketahui signifikansi pengaruh pemakaian kinesio
tape terhadap daya ledak otot tungkai sesaat maupun 30 menit setelah dipasang dengan taraf
signifikansi ditentukan 5% (0,05). Signifikansi ditentukan jika nilai (p<0,05) maka ada
perbedaan yang signifikan, jika (p>0,05) maka tidak ada perbedaan signifikan. Perhitungan
efektivitas dilakukan dengan mencari selisih nilai posttest dengan pretest dan dibagi dengan
nilai pretest, kemudian dikalikan 100%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Hasil Penelitian
Data yang sudah terkumpul dari tes yang sudah dilakukan yaitu vertical jump test
dideskripsikan. Tes yang sebelum menggunakan kinesio tape, sesaat setelah menggunakan
kinesio tape, dan 30 menit setelah menggunakan kinesio tape. Deskripsi data masing-masing
adalah sebagai berikut:
Dalam frekuensi dengan rentang data (range) dapat diketahui dengan jalan mengurangi
data yang terbesar dengan data terkecil yang ada pada kelompok. Panjang kelas dengan rumus
rentang data dibagi dengan jumlah individu. Deskripsi hasil penelitian dapat dilihat pada
Tabel 2 di bawah ini:
Tabel 2. Hasil Pengukuran Daya Ledak Otot Tungkai Tanpa Kinesio Tape
Nomor Interval Kelas Frekuensi Persentase (%)
1 43 - 47.88 2 18.18%
2 47.89-52.77 4 36.36%
3 52.78-57.64 3 27.27%
4 57.65-62.52 2 18.18%
Jumlah 11 100%
Dalam frekuensi dengan rentang data (range) dapat diketahui dengan jalan mengurangi
data yang terbesar dengan data terkecil yang ada pada kelompok. Panjang kelas dengan rumus
rentang data dibagi dengan jumlah individu. Deskripsi hasil penelitian dapat dilihat pada
Tabel 4 di bawah ini:
Tabel 4. Hasil Pengukuran Daya Ledak Otot Tungkai Sesaat Setelah Diberi Kinesio Tape
Nomor Interval Kelas Frekuensi Persentase (%)
1 44 - 49.02 1 9.09%
2 49.03-54.05 3 27.27%
3 54.06-59.08 4 36.36%
4 59.09-64.11 3 27.27%
Jumlah 11 100%
Dalam frekuensi dengan rentang data (range) dapat diketahui dengan jalan mengurangi
data yang terbesar dengan data terkecil yang ada pada kelompok. Panjang kelas dengan rumus
rentang data dibagi dengan jumlah individu. Deskripsi hasil penelitian dapat dilihat pada
Tabel 6 di bawah ini:
Tabel 6. Hasil Pengukuran Daya Ledak Otot Tungkai Setelah 30 Menit Diberi Kinesio Tape
Nomor Interval Kelas Frekuensi Persentase (%)
1 45-50.1 2 18.18%
2 50.2-55.3 3 27.27%
3 55.4-60.5 3 27.27%
4 60.6-66.5 3 27.27%
Jumlah 11 100%
Uji Normalitas
Pengujian normalitas mengunakan uji Shapiro-Wilk .Dalam uji ini akan diuji hipotesis
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal, untuk menerima atau menolak hipotesis
dengan membandingkan P-value dengan 0,05. Kriterianya menerima hipotesis apabila P-
value lebih besar dari 0,05, apabila tidak memenuhi kriteria tersebut, hipotesis ditolak.
Tabel 7. Hasil Perhitungan Uji Normalitas
Nomor Variabel P-value Kesimpulan
1 Daya Ledak Otot Tungkai Tanpa Kinesio tape 0.885 Normal
2 Daya Ledak Otot Tungkai Kinesio Tape sesaat 0.848 Normal
3 Daya Ledak Otot Tungkai 30 Menit Setelah Kinesio Tape 0.998 Normal
Dari tabel di atas nilai P-value dari variabel semuanya lebih besar dari 0,05 sehingga
hipotesis yang menyatakan sampel berdasarkan dari populasi yang berdistribusi normal
diterima. Dari keterangan tersebut, data variabel dalam penelitian ini dapat dianalisis
menggunakan pendekatan statistik parametrik.
Uji Analisis Data
Pengujian dengan uji t dilakukan setelah uji normalitas. Pada penelitian ini peneliti
menguji 2 hal yang pertama pengaruh kinesio tape sesaat terhadap daya ledak otot tungkai,
yang kedua pengaruh kinesio tape setelah 30 menit terhadap daya ledak otot tungkai.
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari hasil analisis,
maka didefinisikan sebagai berikut: H0: Tidak ada efek apapun dari kinesio tape terhadap
daya ledak otot tungkai. H1: Ada efek dari pemberian kinesio tape terhadap daya ledak otot
tungkai.
Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai p (sig) daya ledak otot tungkai tanpa kinesio tape
dengan langsung memakai kinesio tape adalah 0.004 yang berarti p(0.004) < 0.005; dengan
demikian H0 ditolak dan H1 diterima; sehingga dapat disimpulkan bahwa pemakaian kinesio
tape sesaat memiliki efek terhadap daya ledak otot tungkai.
Daya ledak otot tungkai setelah 30 menit diukur memiliki nilai p (sig) sebesar 0.000
yang berarti p (0.000)<0.005; dengan demikian H0 diterima dan H1 diterima; sehingga dapat
disimpulkan bahwa pemakaian kinesio tape setelah 30 menit memiliki efek terhadap daya
ledak otot tungkai. Pemakaian kinesio tape mempunyai efek terhadap daya ledak otot tungkai
tetapi lebih signifikan ketika sudah 30 menit dipasang dibanding ketika langsung dipasang.
PEMBAHASAN
Kinesio tape memberikan efek terhadap daya ledak otot tungkai. Pemberian kinesio tape
hanya dapat digunakan sebagai alat bantu untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai tetapi
tidak dapat meningkatkan daya ledak otot tungkai secara permanen. Aktivitas otot rata-rata
yang lebih besar secara signifikan ditemukan ketika pergelangan kaki ditempel dengan pita
nonelastik dibandingkan dengan tanpa pita, sementara Kinesio Tape tidak memiliki efek
signifikan pada aktivitas otot rata-rata atau maksimum dibandingkan dengan kondisi tanpa
pita. Pita olahraga nonelastik dapat meningkatkan dukungan otot dinamis pada pergelangan
kaki, (Briem et al., 2011). Akan tetapi, kinesio tape memiliki pengaruh fisiologi yaitu
pengaruh recoil dimana kinesio tape dapat mengangkat kulit dan memberikan ruang pemisah
antara kulit dan otot sehingga dapat melancarkan sirkulasi pembuluh limfa dan pembuluh
darah dengan adanya gerakan otot, (Hendrick, 2010). Hal ini membuat otot dapat bergerak
dengan lebih leluasa sehingga kinerja otot tidak menjadi lebih berat.
Pemakaian kinesio tape dapat meningkatkan keadaan otot rangka, menguatkan otot
yang lemah, menstabilkan sendi, dan mengulur otot yang overuse/ overtraining (Baguet,
2011). Kinesio tape yang dipasang pada otot tungkai para subjek penelitian memberikan
pengaruh pada daya ledak otot yang berkaitan dengan penjelasan di atas. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Mostert, (2012) yang meneliti tentang efek kinesio tape
terhadap daya ledak otot gluteus maximus. Penelitian tersebut membuktikan bahwa kinesio
tape memiliki efek singkat terhadap daya ledak otot gluteus maximus. Penelitian tersebur
juga membuktikan bahwa peningkatan yang terjadi lebih signifikan ketika pengukuran
dilakukan ketika kinesio tape dipasang 30 menit.
Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan daya ledak otot tungkai dengan kinesio
tape terlihat dari hasil penelitian diatas lebih berpengaruh ketika 30 menit pemakaian kinesio
tape. Pengukuran daya ledak otot tungkai ketika memakai kinesio tape baik langsung sesaat
ataupun setelah 30 menit sama sama memiliki pengaruh yang signifikan. Senada dengan hasil
penelitian (Huang et al., 2011) dimana dalam penelitiannya mengatakan bahwa kinesio tape
memiliki efek untuk memfasilitasi otot sehingga vertical jump performance bisa meningkat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya reaksi tanah vertikal meningkat ketika pita Kinesio
diterapkan bahkan ketika ketinggian lompatan tetap konstan. Namun ketinggian lompatan
menurun, dan tidak ada perbedaan gaya reaksi tanah vertikal pada kelompok taping
Mplacebo. Meskipun aktivitas EMG gastrocnemius medial cenderung meningkat pada
kelompok Kinesio taping, kami tidak melihat perbedaan aktivitas EMG untuk medial
gastrocnemius, otot tibialis anterior dan soleus pada kedua kelompok. Berdasarkan variasi
efek Kinesio tape dan Mplacebo tape, teknik intervensi yang berbeda disarankan untuk tujuan
tertentu selama gerakan lompat vertical.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lemos (2015) menunjukkan terjadinya
peningkatan kekuatan genggaman tangan kiri yang bermakna secara statistik setelah 30 menit,
24 jam, dan 48 jam penggunaan Kinesio Tape, serta kekuatan genggaman tangan kanan
setelah 24 dan 48 jam setelah penggunaan Kinesio Tape. Regangan pada Kinesio Tape akan
menimbulkan tegangan pada kulit kemudian meningkatkan rangsangan pada mekanoreseptor
sehingga terjadilah peningkatan unit motorik yang terlibat pada saat kontraksi otot yang
menyebabkan terjadinya peningkatan kekuatan otot.
Kim dan Seo (2012) melakukan penelitian pengaruh penggunaan Kinesio Tape terhadap
daya ledak otot anaerobik musculus quadriceps femoris menunjukkan terjadi peningkatan
daya ledak otot m musculus quadriceps femoris setelah penggunaan Kinesio Tape. Hal ini
kemungkinan disebabkan karena timbulnya kerutan pada kulit akibat penggunaan Kinesio
Tape sehingga terjadi peningkatan aliran darah yang dapat meningkatkan daya ledak otot.
Kerutan pada kulit akan menghasilkan kontraksi otot lebih maksimal karena ada efek fasilitai
pada otot.
Gunadi (2017) membuktikan bahwa pemakaian kinesio tape pada otot quadriceps
femoris dapat meningkatkan daya ledak dan kekuatan otot yang signifikan dalam waktu 20
menit setelah dipasang dan 24 jam setelah dipasang. Peningkatan yang terjadi lebih besar
ketika sudah 24 jam dipasang. Hal ini menunjukkan bahwa kinesio tape belum memiliki efek
yang optimal ketika langsung digunakan. Efek dari fasilitasi kinesio tape sudah ada sejak 20
menit digunakan tapi lebih optimal ketika sudah 24 jam digunakan.
Daya ledak otot tungkai atau yang biasa disebut power dapat dikatakan sebagai
penggabungan dari kekuatan dan kecepatan. Peningkatan daya ledak otot tungkai dapat
dilakukan dengan memberikan program latihan baik menggunakan weight training ataupun
body weight training. Afif (2016) membuktikan bahwa kedua program latihan tersebut dapat
meningkatkan daya ledak otot tungkai secara signifikan. Penerapan latihan dapat memberikan
rangsangan pada otot tungkai untuk menyesuaikan dan meningkatkan fungsinya, sehingga
dapat meningkatkan daya ledak otot tungkai.
Kinesio tape yang dipasang dapat membantu untuk memfasilitasi otot. Peningkatan
daya ledak otot tungkai menurut Afif (2016) terjadi dikarenakan adanya pemberian
rangsangan terhadap otot tungkai sehingga dapat menyesuaikan dan meningkatkan fungsinya.
Hal ini berarti bahwa kinesio tape yang dipasang memberikan rangsangan dengan
memfasilitasi otot dan dapat menyesuaikan dan meningkatkan fungsi otot sehingga daya
ledak otot tungkai dapat meningkat, tetapi kinesio tape tidak dapat meningkatkan daya ledak
otot tungkai secara permanen dikarenakan efek dari kinesio tape akan hilang ketika sudah
lepas.
Hasil penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut, (1) tedapat efek yang signifikan dari
daya ledak otot tungkai sebelum memakai kinesio tape dengan sesaat setelah memakai kinesio
tape dengan nilai p (0.004) < 0.005; (2) terdapat efek yang signifikan dari daya ledak otot
tungkai sebelum memakai kinesio tape dengan setelah 30 menit memakai kinesio tape dengan
nilai p (0.000) < 0.005. Hasil rata-rata perhitungan memperlihatkan bahwa lebih efektif
pemakaian kinesio tape setelah 30 menit dibanding ketika sesaat digunakan. Hal ini
disebabkan kinesio tape memberikan fasilitasi untuk otot-otot di bagian tungkai. Pada
penelitian ini juga membuktikan bahwa pemasangan kinesio tape lebih efektif ketika sudah
dipasang selama 30 menit dibanding dengan yang segera dipasang. Hal ini disebabkan karena
efek kinesio tape yang lebih terasa ketika sudah lama menempel dengan kaki.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini maka ditarik
kesimpulan sebagai berikut: 1) Pemakaian kinesio tape mempunyai efek yang signifikan
terhadap daya ledak otot tungkai pemain basket amatir. 2) Dilihat dari nilai rata-rata (mean)
kinesio tape yang dipasang setelah 30 menit mempunyai efek yang lebih optimal dibanding
dengan kinesio tape sesaat untuk daya ledak otot tungkai pemain basket amatir.
DAFTAR PUSTAKA
Afif R.M., Nasrulloh A. (2016). Pengaruh Weight Training dan Body Weight Training
Terhadap Power Tungkai Atlet Bola Tangan. Medikora, VX (1), 97-107.
Baguet, A., Everaert, I., Hespel, P., Petrovic, M., Achten, E., & Derave, W. (2011). A New
Method for Non-Invasive Estimation of Human Muscle Fiber Type
Composition. PLoS ONE, 6(7), 1–6. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0021956
Baechle, T. R. and Earle, R. W. (2014). Weight Training Steps to Success. United States:
Human Kinetics.
Baechle, T. R. and Earle, R. W. (2012). Fitness Weight Training. United States: Human
Kinetics.
Bompa, T.O. and Buzzichelli, C. (2015). Periodization Training for Sport. United States:
Human Kinetics.
Briem, K., Eythörsdöttir, H., Magnúsdóttir, R. G., Pálmarsson, R., Rúnarsdöttir, T., &
Sveinsson, T. (2011). Effects of Kinesio Tape compared with nonelastic sports tape and
the untaped ankle during a sudden inversion perturbation in male athletes. Journal of
Orthopaedic and Sports Physical Therapy. https://doi.org/10.2519/jospt.2011.3501
Dwyer, G.B. and Davis, S.E. (2008). ACSM’s Health Related Physical Fitness Assessment
Manual. American College of Sport Medicine: USA.
Gunadi, J. W., Limyati, Y., Ladi, J. E., Clara, S., & Sinaga, H. M. (2017). The Effect of
Kinesio Taping on Quadriceps Femoris Muscle Power and Strength in Non-Athlete
Adult Males. Journal of Medicine and Health, 1(5).
Hendrick, C.R. (2010). The Therapeutic Effects Of Kinesio™ Tape On A Grade I Lateral
Ankle Sprain (Disertasi). Virginia. Virginia Polytechnic Institute and State University.
Huang, C. Y., Hsieh, T. H., Lu, S. C., & Su, F. C. (2011). Effect of the Kinesio tape to muscle
activity and vertical jump performance in healthy inactive people. Biomedical
engineering online. 10(1), 70.
Ismaryati. (2006). Tes dan Pengukuran Olahraga. Jateng: Sebelas Maret University Press.
Kim DY, Seo BD. (2012). Immediate Effect of Quadriceps Kinesio Taping on the Anaerobic
Muscle Power and Anaerobic Threshold of Healthy College Students. J PhysTher Scie.
24(9): 919–5.
Kumar, Paul. (2013). The effect of circuit training on cardiovascular endurance of high school
boys. Global Journal of Human Social Science, Arts, Humanities, and Psycology, 7(13).
Lemos TV, Pereira KC, Celedonio CP. (2015). The Effects of Kinesio Taping in Handgrip
Strength. J Phys Ther Sci. 27(3):567-4.
Mostert-Wentzel, K., Swart, J. J., Masenyetse, L. J., Sihlali, B. H., Cilliers, R., Clarke, L., ...
& Steenkamp, L. (2012). Effect of kinesio taping on explosive muscle power of gluteus
maximus of male athletes. South african Journal of Sports medicine, 24(3), 75-80.
Nasrulloh, A., Prasetyo, Y., & Apriyanto, K. D. (2018). Dasar-Dasar Latihan Beban.
Yogyakarta: UNY Press.
Sulistiyono. (2017). Tes pengukuran dan evaluasi olahraga. Yogyakarta: UNY Press.