Artikel Ilmiah: ANITA PARWATI (A1C412030) - Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 1

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

ARTIKEL ILMIAH

KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA: RHOPALOCERA)


DI KAWASAN TAMAN HUTAN RAYA SULTAN THAHA SYAIFUDDIN
KABUPATEN BATANG HARI

OLEH
ANITA PARWATI
NIM A1C412030

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS JAMBI
JANUARI 2018

ANITA PARWATI (A1C412030)| Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 1


ANITA PARWATI (A1C412030)| Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 2
SPECIES DIVERSITY OF BUTTERFLIES (LEPIDOPTERA: RHOPALOCERA)
IN TAMAN HUTAN RAYA SULTAN THAHA SYAIFUDDIN
KABUPATEN BATANG HARI

Assembled by:
Anita Parwati1), Asni Johari2), Afreni Hamidah2)
1)
Student of Biology Education Programme PMIPA FKIP Jambi University
2)
Lecturer of Biology Education Programme PMIPA FKIP Jambi University
Email: 1)[email protected]

ABSTRACT

Taman Hutan Raya Sultan Thaha Syaifuddin Jambi is an example of butterflies’ habitat.
However, illegal logging and forest fires which happened in this area could affect diversity of
butterflies. There was no information about diversity of butterflies in this area, so research about
this topic is needed to enhance data about butterflies’ species which live in this area. This data
can be used to improve our knowledge about butterflies, also as learning material in research
guide of Entomology. This study used descriptive-explorative method. Six stations which had
different type of habitat were determined in this area. Butterflies were taken twice, in 09.00-
12.00 a.m and 02.00-04.00 p.m in sunny weather. Samples were taken by using hand collecting
technique, insect net and butterflies trap. Ecosystem parameter such as temperature, light
intensity and humidity were measured by using thermometer, luxmeter, and hygrometer as
supportive data. The result of this research showed that there were 21 species of butterflies from
five families. Diversity of butterflies was in medium category showed that ecosystem still in
balance condition. This data was supported by evenness index of butterflies which classified in
high category. Meanwhile, dominance index of butterflies which classified in low category
showed that there was no butterflies’ species dominate this area.

Key words: Species diversity, Butterflies, Lepidoptera, Rhopalocera, Taman Hutan Raya.

ANITA PARWATI (A1C412030)| Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 3


PENDAHULUAN satu cara yang dapat dilakukan adalah
Latar Belakang Masalah dengan melakukan penelitian tentang
Taman Hutan Raya Sultan Thaha keanekaragaman jenis kupu-kupu di kawa-
Syaifuddin merupakan salah satu kawasan san ini.
hutan negara yang berada di Kabupaten Penelitian keanekaragaman jenis kupu-
Batang Hari. Kepala Dinas Kehutanan kupu telah banyak dilakukan di berbagai
Kabupaten Batang Hari menyatakan bahwa lokasi di Indonesia. Pada Provinsi Jambi
Taman Hutan Raya seluas 15.830 Ha ini misalnya di Hutan Kota Muhammad Sabki
termasuk ke dalam empat wilayah Kota Jambi oleh Rahayu dan Basukriadi
kecamatan. Hutan yang merupakan habitat (2012:43) ditemukan 43 jenis dari 6 famili
asli dari jenis pohon bulian (Eusideroxylon serta di sekitar Kampus Pinang Masak
sp.) ini dihuni berbagai jenis hewan Universitas jambi oleh Dewi dkk. (2016:36-
termasuk kupu-kupu. 37) ditemukan 36 jenis dari 5 famili. Akan
Kupu-kupu memegang peranan penting tetapi, penelitian di Kawasan ini belum
dalam ekosistem, diantaranya sebagai pernah dilakukan. Mengingat pentingnya
polinator, dan bioindikator. Kehidupan peranan kupu-kupu di kawasan ini, maka
kupu-kupu berkaitan erat dengan lingku- penulis melakukan penelitian berjudul
ngan. Glassberg (2001:30) menjelaskan “Keanekaragaman Jenis Kupu-Kupu
kupu-kupu melakukan penyerbukan di ber- (Lepidoptera:Rhopalocera) di Kawasan
bagai tempat dan berbagai tumbuhan untuk Taman Hutan Raya Sultan Thaha
menjaga ekologi hutan. Syaifuddin Kabupaten Batang Hari”.
Kupu-kupu yang hidup di kawasan
Taman Hutan Raya ini sedang terancam. Hal METODE PENELITIAN
ini terjadi karena kondisi hutan sudah Rancangan Penelitian
banyak mengalami kerusakan. Kerusakan- Penelitian ini merupakan penelitian
kerusakan tersebut diawali dari penebangan deskriptif-eksploratif. Pengamatan dilakukan
pohon dan pembakaran hutan yang secara langsung dengan mengamati
dilakukan oleh warga sekitar sebagai lang- keberadaan kupu-kupu di kawasan Taman
kah awal untuk mengalihfungsikan hutan Hutan Raya Sultan Thaha Syaifuddin.
menjadi perkebunan sawit dan karet. Akibat Metode yang digunakan adalah dengan
kegiatan tersebut, luas kawasan hutan menyusuri wilayah di enam stasiun.
berkurang drastis hingga mencapai 70%. Penangkapan sampel dilakukan dari
Wilayah yang tersisa pun masih mengalami pukul 09.00-12.00 WIB dan dilanjutkan
resiko yang serupa. kembali pada pukul 14.00-16.00 WIB sesuai
Berkurangnya jumlah tumbuhan dengan rujukan dari Dahelmi dkk. (2010:2).
tentunya berdampak buruk bagi keaneka- Penangkapan dilakukan saat cuaca cerah
ragaman jenis kupu-kupu. Menurut Van pada lokasi yang telah ditentukan. Selain itu,
Hoeve (2003:109) penebangan pohon yang dilakukan pula pengukuran terhadap faktor
dilakukan secara besar-besaran merupakan lingkungan meliputi suhu udara, kelembaban
ancaman serius yang sering muncul pada udara dan intensitas cahaya.
saat ini. Braby (2004:2) menambahkan
bahwa semakin tinggi laju degradasi Alat dan Bahan
lingkungan dan deforestasi, maka kebutuhan Alat dan bahan yang digunakan dalam
untuk mengenali, mendokumentasikan, dan penelitian adalah jaring serangga, kamera,
melindungi keanekaragaman biologis di kertas papilot, alat tulis, GPS, patok,
suatu daerah menjadi sangat penting. Salah meteran, tali rafia, botol spesimen, kotak

ANITA PARWATI (A1C412030)| Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 4


spesimen, jarum serangga, kertas label, pengambilan sampel, identifikasi, pembu-
alkohol 70%, kertas hvs, bahan makanan atan insektarium, dan pengolahan data.
umpan (pisang matang dan ragi), kain kasa,
kapas, termometer untuk mengukur suhu, HASIL DAN PEMBAHASAN
higrometer untuk mengukur kelembaban HASIL
udara, dan luxmeter untuk mengukur Total jenis kupu-kupu yang berhasil
intensitas cahaya. ditemukan dari kawasan Taman Hutan Raya
Sultan Thaha Syaifuddin Kabupaten Batang
Prosedur Penelitian Hari disajikan pada Tabel 1
Tabel 1. Jenis dan jumlah kupu-kupu yang diperoleh pada tiap
Teknik Pengumpulan Sampel stasiun
Pengumpulan sampel dilakukan dengan
penangkapan langsung, perangkap kupu-
kupu, dan jaring serangga. Kupu-kupu yang
telah dibius kemudian diambil dan
diletakkan dalam kertas papilot. Kertas
papilot ini bagus digunakan untuk
penyimpanan sementara kupu-kupu.

Identifikasi Kupu-Kupu
Sampel yang telah berhasil ditangkap
kemudian dilakukan dokumentasi dan
identifikasi berdasarkan ciri morfologinya
dengan menggunakan kunci identifikasi Dapat dilihat bahwa total jenis kupu-
kupu-kupu. Proses identifikasi dilakukan kupu yang berhasil ditemukan berjumlah
dengan menggunakan buku Kunci 142 individu. Adapun setelah diidentifikasi
Determinasi Serangga oleh Lilies (1991), didapatkan 21 jenis kupu-kupu yang terdiri
Panduan Praktis Kupu-Kupu di Kebun Raya dari lima famili. Famili tersebut yaitu
Bogor Peggie dan Amir (2006), buku Hesperiidae ditemukan sebanyak 2 jenis,
Panduan Lapangan Kupu-Kupu di Australia Lycaenidae sebanyak 2 jenis, Papilionidae
Braby (2004). Selain itu, juga digunakan sebanyak 2 jenis, Pieridae sebanyak 4 jenis,
jurnal dan berbagai sumber website yang dan Nymphalidae seba-nyak 11 jenis.
mendukung.
PEMBAHASAN
Analisis Data Perbandingan persentase famili kupu-
Analisis data yang dihitung adalah kupu tersebut disajikan pada Gambar 1
indeks keanekaragaman jenis menggunakan
rumus Shannon Weiner, indeks kemertaan
meggunakan rumus Eveness Shannon dan
indeks dominansi menggunakan rumus
Simpson.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian keanekaragaman jenis kupu-
kupu di kawasan Taman Hutan Raya Sultan
Thaha Syaifuddin dilakukan pada bulan Gambar 1. Persentase Famili Kupu-Kupu di kawasan Taman Hutan
Februari-April 2017 yang terdiri atas tahap Raya Sultan Thaha Syaifuddin Kabupaten Batang Hari.

ANITA PARWATI (A1C412030)| Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 5


Famili kupu-kupu yang paling banyak diduga karena tidak bervariasinya sumber
ditemukan di kawasan Taman Hutan Raya pakan kupu-kupu.
Sultan Thaha Syaifuddin Kabupaten Batang Kelimpahan jenis kupu-kupu tertinggi
Hari adalah famili Nymphalidae diperoleh yaitu Ypthima baldus dengan jumlah
sebesar 52,40%. Berbagai lokasi penelitian individu yang berhasil ditangkap adalah 21
lainnya juga ditemui hal yang sama, seperti individu. Kupu-kupu jenis ini ditemukan di
di sekitar Kampus Pinang Masak Universitas dua stasiun yaitu tepian sungai Sigam dan
Jambi (Dewi dkk., 2016:34) diperoleh semak belukar. Hal ini mengakibatkan
persentase famili ini adalah 61%, di Hutan terpenuhinya salah satu syarat hidup dari
Kota Muhammad Sabki Kota Jambi (Rahayu kupu-kupu yaitu tersedianya tanaman
dan Basukriadi, 2012:43) diperoleh 56%. sumber pakan dan air yang dibutuhkan
Famili Nymphalidae bersifat polifagus kupu-kupu.
sehingga kebutuhan makanannya lebih Selain kupu-kupu Y. baldus, kelimpahan
banyak tersedia di lingkungan. Kondisi ini jenis yang tidak jauh berbeda dari kupu-
menyebabkan Nymphalidae paling banyak kupu ini adalah jenis Jamides pura yaitu 20
dijumpai baik jumlah jenis maupun jumlah individu. Kupu-kupu ini ditemukan di lima
individunya di kawasan Taman Hutan Raya stasiun kecuali stasiun II yaitu tepian sungai
Sultan Thaha Syaifuddin Kabupaten Batang Sigam. Selain melimpahnya jenis kupu-kupu
Hari. Priyono dan Abdullah (2013:103) ini juga merupakan jenis kupu-kupu yang
menjelaskan famili Nymphalidae memiliki memiliki penyebaran yang merata hampir di
tumbuhan inang lebih dari satu menyebab- setiap stasiun.
kan besarnya persentase famili ini baik dari Kupu-kupu Eurema hecabe juga
jenis maupun individu. memiliki kelimpahan jenis tertinggi ketiga
Famili Lycaenidae, Hesperiidae, dan dengan jumlah individu yang berhasil
Papilionidae pada saat pengambilan sampel ditangkap adalah 19 individu. Kupu-kupu
kupu-kupu sama-sama mendapatkan dua ini ditemukan di empat stasiun yaitu stasiun
jenis kupu-kupu. Namun jumlah individu I, II, III, dan VI. Kupu-kupu ini juga
dari ketiga famili ini berbeda. Famili memiliki penyebaran yang hampir merata.
Lycaenidae ditemukan di semua stasiun Hal ini dikarenakan jenis ini memiliki
namun hanya ditemukan dua jenis yaitu karakteristik kupu-kupu penerbang rendah
Jamides pura dan Drupadia ravindra. dan menyukai tempat terbuka.
Famili Papilionidae ditemukan pada empat Kelimpahan jenis terendah yang
stasiun. Jenis kupu-kupu yang ditemukan ditemukan saat pengambilan sampel adalah
adalah Papilio polytes dan Pachliopta kupu-kupu Tanaecia iapis, Terinos
aristolochiae. Famili Hesperiidae merupa- terpander, dan Mycalesis sp. Ketiga jenis ini
kan famili dengan jumlah individu paling masing-masingnya ditemukan hanya satu
sedikit di kawasan tersebut. individu saja. Ketiga jenis kupu-kupu ini
Famili Hesperiidae hanya ditemukan di hanya ditemukan di satu stasiun saja. Kupu-
dua stasiun. Hal ini didukung oleh penelitian kupu Tanaecia iapis dan Terinos terpander
Sulistyani dkk. (2014:15) bahwa famili hanya ditemukan di stasiun III Sementara
Hesperiidae lebih menyukai tempat yang kupu-kupu Mycalesis sp. hanya ditemukan
teduh dan lembab seperti di hutan yang di stasiun IV.
masih alami dan semak belukar sehingga
menyebabkan kelimpahan kupu-kupu A. Analisis Indeks Keanekaragaman Jenis
tersebut rendah. Rendahnya jumlah individu Nilai indeks keanekaragaman jenis
pada famili Hesperiidae di kawasan tersebut kupu-kupu disajikan pada Gambar 2

ANITA PARWATI (A1C412030)| Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 6


Indeks Keanekaragaman (H')
3
2,4228
yang dibutuhkannya adalah 49-84%.
2,5
2,0771 2,0262
2,2802 Intensitas cahaya juga tidak kalah penting
2
1,5466
dibutuhkan kupu-kupu. Kawasan ini memi-
1,5
1,0397
liki intensitas cahaya 4090-5250Lux. Pollard
1 dan Yates (1993:30) menjelaskan kebera-
0,5 daan sinar matahari dapat mempengaruhi
0 jumlah jenis kupu-kupu.
I II III IV V VI
Stasiun Penelitian Nilai indeks keanekaragaman tertinggi
kedua berada di stasiun VI yaitu semak
Gambar 2. Grafik Keanekaragaman Jenis kupu-kupu di kawasan belukar dengan nilai 2,2802. Habitat ini juga
TAHURA Sultan Thaha Syaifuddin Kabupaten Batang
Hari memiliki jenis tumbuhan yang bervariasi
Gambar 2 menunjukkan bahwa nilai sehingga cocok untuk kehidupan kupu-kupu.
indeks keanekaragaman jenis (H’) dari Febrita dkk. (2014:53) menjelaskan kondisi
semua stasiun dikategorikan kedalam habitat yang terbuka dan terdapat sumber air
keanekaragaman sedang karena termasuk menjadi faktor pendukung terhadap
kedalam kategori nilai 1≤H’≤3. Oleh sebab tingginya keanekaragaman jenis kupu-kupu
itu ekosistem tersebut menunjukkan di kawasan tersebut.
keseimbangan lingkungan yang stabil Parameter lingkungan di semak belukar
(Febrita dkk., 2014:53). memiliki suhu, kelembaban udara, dan
Nilai indeks keanekaragaman yang intensitas cahaya yang berbeda dengan
paling tinggi adalah 2,4228 pada stasiun III kawasan lainnya. Suhu di kawasan ini
yang merupakan kawasan hutan yang masih berkisar 29,2-33,4°C; kelembaban udaranya
alami. Habitat ini memiliki jenis tumbuhan tinggi berkisar 74-91%; serta intensitas
yang bervariasi. Tingginya nilai indeks cahayanya berkisar 8020-10840Lux. Berda-
keanekaragaman jenis kupu-kupu menunjuk- sarkan parameter tersebut, kawasan ini
kan kawasan ini memiliki keseimbangan cocok untuk kehidupan kupu-kupu sehingga
lingkungan stabil serta mampu menyediakan keanekaragaman jenis kupu-kupu di kawa-
sumber daya yang dibutuhkan bagi kehidu- san ini tinggi.
pan kupu-kupu. Hal ini menyebabkan keane- Nilai indeks keanekaragaman selanjut-
karagaman kupu-kupu di habitat tersebut nya berada di stasiun II yaitu pada kawasan
tinggi. Lamatoa dkk. (2013:55) menjelaskan tepian sungai Sigam dengan nilai 2,0771.
bahwa faktor yang mempengaruhi keaneka- Pada kawasan ini keanekaragaman jenis
ragaman jenis kupu-kupu pada habitat kupu-kupu yang diperoleh termasuk
tertentu adalah suhu, kelembaban, cahaya, kedalam kategori sedang. Karakteristik
curah hujan, dan predator. Hal ini habitat pada kawasan ini adalah memiliki
menyebabkan keanekaragamannya di habitat sumber air yang diperlukan bagi kehidupan
tersebut tinggi. kupu-kupu.
Parameter lingkungan pada kawasan Parameter lingkungan di tepian sungai
hutan yang masih alami memiliki suhu 28,8- Sigam meliputi suhu, kelembaban udara, dan
31,5°C. Faktor kelembaban udara juga intensitas cahaya berturut-turut adalah 34-
dibutuhkan bagi kehidupan kupu-kupu. 34,2°C; 61-67%; dan 1868-6270Lux. Pada
Kelembaban udara pada kawasan ini sangat kawasan ini memiliki intensitas cahaya
tinggi yaitu 85-99%. Didukung oleh relatif rendah. Hal ini menyebabkan
penelitian Oqtafiana dkk. (2013:63) bahwa kehadiran kupu-kupu di kawasan ini tidak
kisaran suhu yang dibutuhkan kupu-kupu terlalu banyak.
adalah 27-39°C. Selain suhu kelembaban

ANITA PARWATI (A1C412030)| Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 7


Nilai indeks keanekaragaman di stasiun Kisaran suhu dan kelembaban di kawasan
IV yaitu rawa-rawa dengan nilai indeks ini masih tergolong optimum untuk kehidu-
keanekaragamannya 2,0262. Kawasan ini pan kupu-kupu. Namun intensitas cahayanya
didominasi oleh tumbuhan ilalang dan sangat tinggi sehingga diduga juga mempe-
pepohonan yang telah terbakar. Sama halnya ngaruhi rendahnya keanekaragaman jenis di
dengan tepian sungai Sigam, kawasan ini kawasan ini.
juga memiliki sumber air. Namun sumber air Sementara nilai indeks keanekara-
di kawasan ini agak keruh sehingga kupu- gaman paling rendah adalah 1,0397 pada
kupu jarang ditemui. stasiun V dimana stasiun ini merupakan
Parameter lingkungan di rawa-rawa perkebunan sawit. Habitat ini memiliki
memiliki suhu, kelembaban udara, dan variasi jenis tumbuhan yang sangat sedikit.
intensitas cahaya berturut-turut adalah 37,4- Jenis tumbuhan yang mendominasi kawasan
38,4°C; 57-64%; dan 15500-17900Lux. ini adalah tanaman sawit dan rerumputan.
Kisaran suhu di kawasan ini tergolong Hal ini diduga menyebabkan keanekaraga-
tinggi. Sulistyani dkk. (2014:13) menje- man jenis di habitat ini rendah.
laskan suhu udara yang tinggi dan kering Parameter lingkungan di stasiun ini
akan mempercepat penguapan cairan tubuh memiliki suhu, kelembaban udara, dan
kupu-kupu sehingga dapat membahayakan intensitas cahaya berturut-turut yaitu 34,7-
kehidupannya. Kupu-kupu yang berukuran 37,4°C; 57-70%; dan 6271-7600Lux.
besar dan mempunyai sayap yang lebar Kisaran kelembaban udara dan intensitas
umumnya tidak dapat bertahan lama di cahaya di kawasan ini tergolong sesuai
kawasan ini mengingat luas permukaan dengan kriteria kehidupan kupu-kupu.
tubuh yang semakin besar akan memper- Namun kisaran suhu di kawasan ini
besar penguapan cairan di tubuhnya. tergolong tinggi sama halnya dengan kisaran
Nilai indeks keanekaragaman distasiun I suhu di kawasan rawa-rawa. Hal ini
yaitu hutan pasca kebakaran adalah 1,5466. menyebabkan kupu-kupu cenderung pindah
Habitat ini memiliki jenis tumbuhan yang ke tempat lain yang memiliki kisaran suhu
sedikit dengan didominasi oleh tumbuhan yang cocok bagi kehidupan kupu-kupu.
akasia dan ilalang. Hal ini dapat mempenga-
ruhi keanekaragaman jenisnya. Seperti B. Analisis Indeks Kemerataan
diketahui bahwa kupu-kupu membutuhkan Nilai indeks kemerataan jenis kupu-
tumbuhan inang sebagai sumber kupu juga sangat diperlukan untuk melihat
makanannya. Jika tumbuhan inang nya tingkat penyebaran jenis kupu-kupu.Nilai
sedikit, diduga dapat mengurangi keane- tersebut disajikan pada Gambar berikut:
karagaman jenis di kawasan ini. Hal ini
didukung oleh penelitian Indriani (2010:5)
menjelaskan bahwa kondisi kawasan hutan
pasca kebakaran mengakibatkan tidak semua
kupu-kupu mampu beradaptasi dan
menjadikannya sebagai habitatnya sehingga
hanya kupu-kupu jenis tertentu saja yang
dapat hidup di kawasan tersebut.
Parameter lingkungan di stasiun ini
Gambar 4. Grafik Kemerataan Jenis kupu-kupu di kawasan
memiliki suhu, kelembaban udara, dan TAHURA Sultan Thaha Syaifuddin Kabupaten
intensitas cahaya berturut-turut yaitu 30,4- Batang Hari
39°C; 44-84%; dan 14600-18200Lux.

ANITA PARWATI (A1C412030)| Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 8


Grafik di atas menunjukkan bahwa rendah karena termasuk kedalam kategori
indeks Kemerataan (E) dari semua stasiun di 0<D<0,5 (Magurran, 2004:115).
kawasan Taman Hutan Raya Sultan Thaha Nilai indeks dominansi berbeda dengan
Syaifuddin Kabupaten Batang Hari termasuk nilai indeks kemerataan jenis kupu-kupu.
ke dalam kategori kemerataan tinggi karena Jika nilai indeks kemerataan kupu-kupu di
termasuk kedalam kategori 0,6<E≤1,0 kawasan ini tergolong tinggi dan
(Magurran, 2004:108). penyebarannya merata maka lain halnya
Hermawanto dkk. (2015:1345) menje- dengan indeks dominansi. Nilai indeks
laskan nilai indeks kemerataan pada semua dominansi di kawasan ini termasuk kategori
stasiun yang termasuk ke dalam kategori rendah karena tidak adanya jenis kupu-kupu
kemerataan tinggi disebabkan karena daya yang mendominasi di kawasan tertentu saja.
dukung lingkungan seperti tersedianya Sebagian besar jenis kupu-kupu di kawasan
sumber pakan kupu-kupu, sumber airnya, ini terdapat hampir di semua stasiun dan
dan keadaaan faktor lingkungan sehingga hanya beberapa jenis saja yang hanya
kupu-kupu dapat hidup di kawasan tersebut. ditemukan di beberapa stasiun.
Lastra (Hermawanto dkk., 2015:1345)
menambahkan bahwa nilai indeks kemera- PENUTUP
taan menentukan ukuran keseimbangan Simpulan
antara suatu komunitas satu dan lainnya Berdasarkan hasil penelitian keaneka-
serta nilai ini juga dipengaruhi oleh jumlah ragaman jenis kupu-kupu di kawasan Taman
jenis yang terdapat dalam suatu komunitas Hutan Raya Sultan Thaha Syaifuddin
tersebut. Kabupaten Batang Hari dapat disimpulkan:
1. Kawasan ini ditemukan 21 jenis kupu-
C. Analisis Indeks Dominansi kupu yang termasuk dari 5 famili yaitu
Nilai indeks dominansi jenis kupu- famili Nymphalidae, Lycaenidae,
kupu juga berperan penting dalam Pieridae, Papilionidae, dan Hesperiidae.
mengetahui tingkat kestabilan di kawasan 2. Keanekaragaman jenis kupu-kupu yang
Taman Hutan Raya Sultan Thaha ditemukan dikategorikan sedang menun-
Syaifuddin. Nilai indeks ini disajikan pada jukkan bahwa ekosistem tersebut memi-
Gambar berikut: liki keseimbangan yang baik.

SARAN
1. Hasil dari data keanekaragaman jenis
kupu-kupu ini dapat dijadikan sebagai
sumber informasi dan salah satu materi
penuntun praktikum dalam mata kuliah
Entomologi.
2. Berdasarkan penelitian ini disarankan
untuk dapat melakukan penelitian lebih
Gambar 5. Grafik Dominansi Jenis kupu-kupu di kawasan
TAHURA Sultan Thaha Syaifuddin Kabupaten
lanjut tentang distribusi populasi kupu-
Batang Hari kupu dalam kawasan ini.
Gambar 5 menjelaskan bahwa nilai
indeks dominansi (D) dari semua stasiun di DAFTAR RUJUKAN
kawasan Taman Hutan Raya Sultan Thaha Braby, M.F. 2004. The Complete Field
Syaifuddin Kabupaten Batang Hari termasuk Guide to Butterflies of Australia.
kedalam kategori tingkat dominansi yang Canberra: CSIRO.

ANITA PARWATI (A1C412030)| Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 9


Dendang, B. 2009. Keragaman Kupu-Kupu Peggie, D., dan Amir, M. 2006. Practical
di Resort Selabintana Taman Nasional Guide to the Butterflies of Bogor
Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat. Botanic Garden, Panduan Praktis
Penelitian Hutan dan Konservasi Kupu-Kupu di Kebun Raya Bogor.
Alam 6(1):25-36. Bogor: Pusat Penelitian Biologi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Dewi, B., Hamidah, A., dan Siburian, J.
2016. Keanekaragaman dan Kelimpa Pollard, E., and Yates, T.J. 1993.
han Jenis Kupu-Kupu (Lepidoptera: Monitoring Butterlies for Ecology and
Rhopalocera) di Sekitar Kampus Conservation. London: Chapman &
Pinang Masak Universitas Jambi. Hall.
Biospecies 9(2):32-38.
Priyono, B., dan Abdullah, M. 2013.
Febrita, E., Yustina, dan Dahmania. 2014. Keanekaragaman Jenis Kupu-Kupu di
Keanekaragaman Jenis Kupu-Kupu Taman Kehati Unnes. Biosantifika
(Subordo Rhopalocera) di Kawasan Journal Of Biology & Biology
Wisata Hapanasan Rokan Hulu Education 5(2) : 100-105.
Sebagai Sumber Belajar pada Konsep
Keanekaragaman Hayati. Biogenesis Rahayu, S.E., dan Basukriadi, A. 2012.
10(2):48-58. Kelimpahan Dan Keanekaragaman
Jenis Kupu-Kupu (Lepidoptera;
Hermawanto, R., Panjaitan, R., dan Fatem, Rhopalocera) Pada Berbagai Tipe
S. 2015. Kupu-Kupu (Papilionoidea) Habitat Di Hutan Kota Muhammad
di Pantai Utara Manokwari, Papua Sabki Kota Jambi. Biospecies 5(2):40-
Barat: Jenis, Keanekaragaman, dan
48.
Pola Distribusi. Prosiding Seminar
Nasional Masyarakat Biodiversitas Sulistyani, T.H., Rahayuningsih, M., dan
Indonesia 1(6):1341-1347. Partaya. 2014. Keanekaragaman Jenis
Kupu-Kupu (Lepidoptera:Rhopaloce
Lamatoa, D.C., Koneri, R., Siahaan, R., dan
ra) Di Cagar Alam Ulolanang
Maabuat, P.V. 2013. Populasi Kupu-
Kecubung Kabupaten Batang. Unnes
Kupu (Lepidoptera) di Pulau Mante
Journal of Life Science 3(1):9-17.
hage, Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah
Sains 13(1):52-56. Van Hoeve, W. 2003. Ensiklopedia
Indonesia Seri Fauna. Jakarta: PT
Lilies, C. 1991. Kunci Determinasi Ikrar Mandiriabadi.
Serangga. Yogyakarta: Kanisius.

Magurran, A.E. 2004. Measuring Biological


Diversity. USA: Blackwell Publishing.

Oqtafiana, R., Priyono, B., dan Rahayu


ningsih, M. 2013. Keanekaragaman
Jenis Kupu-Kupu Superfamili Papilio-
noidae di Banyuwindu, Limbangan
Kendal. Biosantifika 5(1): 58-64.

ANITA PARWATI (A1C412030)| Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 10

You might also like