Sleeping Quality For Elderly at Elderly Association)

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Putri,et al, Pengaruh Relaksasi Aromaterapi Jasmine terhadap Kualitas Tidur pada Lansia....

Pengaruh Relaksasi Aromaterapi Jasmine terhadap Kualitas Tidur


pada Lansia di Karang Werdha
(The Effect of Jasmine Aromatherapy Relaxation towards
Sleeping Quality for Elderly at Elderly Association)
Mahda Febriyanti Eka Pertiwi Putri, Murtaqib, Mulia Hakam
Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember. Telp./Fax. (0331) 323450
e-mail: [email protected]

Abstract
During the quality of sleep the elderly is good, some changes that will occur to the elderly are
normal as well, but if not, it will cause health problems. This research aims to analyze the
effect of jasmine aromatherapy relaxation on sleeping quality to the elderly at elderly
association in Jenggawah Jember. This research used quasy experimental design method
with pre-post test and control group design. Sleeping quality was measured using a PSQI
questionnaire and interventions which were given for 28 days. The result of dependent t test
showed no significant difference on the average score of control group (p value = 1,000).
While in the intervention group there was a decrease in the mean score of PSQI after being
given jasmine aromatherapy relaxation, so that there was a significant difference in sleeping
quality of the intervention group (p value = 0,001). Independent t tests showed significant
differences between the control group and the intervention group after jasmine aromatherapy
relaxation (p value = 0,001). Overall, jasmine aromatherapy relaxation can improve sleeping
quality in the elderly, so that jasmine aromatherapy relaxation may be used as an alternative
non-pharmacological treatment which has no adverse side effects compared to the use of
long-term sleeping pills that would give negative side effects to its users.

Keywords: aromatherapy, sleeping quality, elderly.

Abstrak
Selama kualitas tidur lansia baik, segala perubahan yang terjadi pada lansia tersebut adalah
hal yang normal dan akan menimbulkan masalah kesehatan jika kualitas tidurnya buruk.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh relaksasi aromaterapi jasmine terhadap
kualitas tidur pada lansia di Karang Werdha Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember.
Penelitian ini menggunakan metode quasy experimental design dengan pendekatan pre-post
test with control design. Kualitas tidur diukur dengan menggunakan kuesioner PSQI dan
intervensi diberikan selama 28 hari. Hasil uji t dependen menunjukkan tidak ada perbedaan
yang signifikan pada rata-rata skor nilai kelompok kontrol (nilai p = 1,000). Sedangkan pada
kelompok intervensi terjadi penurunan rata-rata skor nilai PSQI setelah diberikan relaksasi
aromaterapi jasmine sehingga ada perbedaan yang signifikan pada kualitas tidur kelompok
intervensi (nilai p = 0,001). Uji t independen menunjukkan perbedaan yang signifikan antara
kelompok kontrol dan kelompok intervensi setelah diberikan relaksasi aromaterapi jasmine
(nilai p = 0,001). Secara keseluruhan, relaksasi aromaterapi jasmine dapat meningkatkan
kualitas tidur pada lansia sehingga relaksasi aromaterapi jasmine dapat digunakan sebagai
alternatif pengobatan non farmakologi yang tidak memiliki efek samping merugikan
dibandingkan dengan penggunaan obat tidur jangka panjang yang akan memberikan efek
samping negatif bagi penggunanya.

Kata Kunci: aromaterapi, kualitas tidur, lansia.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.6 (no.3), September, 2018 461


Putri,et al, Pengaruh Relaksasi Aromaterapi Jasmine terhadap Kualitas Tidur pada Lansia....

Pendahuluan Metode Penelitian


Tidur pada lansia menjadi aspek utama Penelitian ini menggunakan metode quasy
dalam pemulihan mulai dari fungsi-fungsi tubuh experiment dengan rancangan pre-post test with
sampai tingkat fungsional agar menjadi optimal. control group design. Teknik pengambilan
Adanya proses penuaan akan berakibat sampel adalah probability sampling dengan
penurunan kualitas tidur pada lansia [1]. Selama pendekatan simple random sampling yang
kualitas tidur lansia baik, segala perubahan melibatkan 32 responden dengan masing-
yang terjadi pada lansia tersebut adalah hal masing kelompok pada kontrol dan kelompok
yang normal. Akan tetapi sebaliknya, jika intervensi sebanyak 16 responden. Sebelum
kualitas tidur pada lansia terganggu maka akan dilakukan randomisasi sample, dilakukan
timbul berbagai masalah kesehatan [2]. Lansia skrining MMSE (Mini Mental State Examination)
nyaris tidak memiliki tidur pada tahap empat kepada keseluruhan calon responden untuk
atau yang sering disebut dengan tidur dalam. menghindari responden dengan demensia berat.
Hal tersebut terjadi akibat adanya penurunan Instrument penelitian berupa kuesioner PSQI
pada NREM 3 dan 4 dan merupakan perubahan (Pittsburgh Sleep Quality Iindex) dan SOP
yang normal bagi lansia [3]. relaksasi aromaterapi jasmine. Intervensi
Hasil wawancara yang dilakukan di dengan meneteskan minyak essensial jasmine
Karang Werdha Kecamatan Jenggawah sebanyak 3 tetes (0,3 ml) pada kertas tissue dan
Kabupaten Jember diketahui bahwa lansia yang dilakukan sekitar pukul 19.30-20.30 selama 15
mengalami gangguan terhadap kualitas tidur menit dalam kurun waktu 28 hari berturut-turut
mengaku sulit untuk memulai tidur, sulit untuk [7-9]. Penelitian ini dilakukan di Karang Werdha
mempertahankan tidur, lansia mengalami tidur Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember.
terlalu dini dan bangun terlalu pagi, lansia tidur Analisis data menggunakan analisa deskriptif
terlalu larut dan bangun terlalu pagi, serta ketika untuk karakteristik responden dan analisa
terbangun di pagi hari badan terasa tidak segar. inferensial menggunakan uji t dependen dan uji t
Rata-rata tidur para lansia yang menggalami independen dengan α= 0,05..
gangguan kualitas tidur memiliki durasi tidur
sekitar 5 sampai 6 Jam setiap harinya. Hasil Penelitian
Penatalaksanaan dengan terapi non Karakteristik Responden
farmakologis sangat dianjurkan karena tidak Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden
menimbulkan efek samping, selain itu juga Berdasarkan Usia pada Lansia di
dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk Karang Werdha (n=32)
menjadikan lansia dapat menjaga kesehatannya Mea Min –
secara mandiri [4]. Aromaterapi merupakan Variabel Median SD 95% CI
n Maks
metode penyembuhan penyakit dengan Usia
menggunakan minyak essensial dari tanaman (tahun):
dan pohon aromatik dengan pendekatan holistik 70,8 66,35 –
Kontrol 71,00 8,500 60-85
untuk penyembuhan fisik, ketenangan pikiran 8 75,40
dan jiwa serta rohani. Efek yang dihasilkan Interven 65,0 62,34 –
63,50 5,118 60-80
menyenangkan, sembuh dari nyeri reumatik, si 6 67,79
peningkatan kenikmatan seksual, tidur nyenyak, 67,9 65,26 –
Total (n=32) 65,50 7,507 60-85
7 70,68
dan perkembangan keadaan mental yang baik Sumber: Data Primer Januari 2018
[5]. Jasmine yang memiliki kandungan senyawa
utama seperti linalool memiliki manfaat sebagai
antidepresan karena efek jasmine yang akan
merangsang hormon serotonin sehingga
mendorong energi dan meningkatkan suasana
hati. Selain itu jasmine memiliki zat sedatif
terhadap saraf otonom dan keadaan jiwa yang
bersifat menenangkan tubuh, pikiran dan jiwa
serta menciptakan energi positif [6]. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis
pengaruh relaksasi aromaterapi jasmine
terhadap kualitas tidur pada lansia di Karang
Werdha.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.6 (no.3), September, 2018 462


Putri,et al, Pengaruh Relaksasi Aromaterapi Jasmine terhadap Kualitas Tidur pada Lansia....

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden 10,44 dengan standar deviasi 2,943. Perbedaan
Berdasarkan Jenis Kelamin, Pendidikan mean antara pengukuran pretest dan posttest
Terakhir, Status Pekerjaan, dan Status kelompok kontrol adalah 0,00 poin dengan beda
Pernikahan pada Lansia di Karang standar deviasi 1,211 dan nilai t dependen
Werdha (n=32) 0,001. Hasil interval 95% diyakini rata-rata
Karakteristik Kontrol Intervensi Total perbedaan skor pada pengukuran pretest dan
Responden Ʃ % Ʃ % Ʃ % posttest kelompok kontrol berada dalam rentang
Jenis -0,645 sampai 0,645 dengan nilai p = 1,000 > α
Kelamin: (α = 0,05).
Laki-laki 7 43,8 5 31,3 12 37,5
Perempuan 9 56,3 11 68,8 20 62,5 Kualitas Tidur Kelompok Intervensi
Total 16 100,0 16 100,0 32 100,0
Tabel 4. Hasil Uji t dependen (berpasangan)
Pendidikan :
Kualitas Tidur Berdasarkan Pengukuran
Tidak
11 68,8 - - 11 34,4 Pretest dan Posttest Lansia di Karang
Sekolah
SD 4 25,0 1 6,3 5 15,6 Werdha Sebelum dan Setelah diberikan
SMP - - 7 43,8 7 21,9 Relaksasi Aromaterapi Jasmine pada
SMA - - 7 43,8 7 21,9 Kelompok Intervensi Bulan Januari-
Perguruan Februari 2018 (n=16)
1 6,3 1 6,3 2 6,3
Tinggi Variabel Mean SD t p value 95% CI
Total 16 100,0 16 100,0 32 100,0 Kualitas
Pekerjaan: Tidur
Tidak 2,26
1 6,3 4 25,0 5 15,6 Pretest 11,94
Bekerja 5 13,66 6,646 –
Petani 2 12,5 2 12,5 4 12,5 0,001
1,06 1 9,104
Wiraswasta 9 56,3 3 18,8 12 37,5 Posttest 4,06
3
Pensiunan 1 6,3 7 43,8 8 25,0 Sumber: Data Primer Januari – Februari 2018
Lain-lain 3 18,8 - - 3 9,4
Total 16 100,0 16 100,0 32 100,0 Tabel 4 menunjukkan hasil penelitian
berdasarkan analisa uji t dependen mengenai
Status perbedaan rata-rata kualitas tidur lansia pada
Perkawinan: kelompok intervensi sebelum dan setelah
Kawin 12 75,0 14 87,5 26 81,3 diberikan relaksasi aromaterapi jasmine. Hasil
Tidak analisa didapatkan mean pada pengukuran
- - - - - -
Kawin pretest 11,94 poin dengan standar deviasi 2,265
Janda/Dud
4 25,0 2 12,5 6 18,8 dan pada posttest 4,06 dengan standar deviasi
a
Total 16 100,0 16 100,0 32 100,0
1,063. Perbedaan mean antara pengukuran
Sumber: Data Primer Januari 2018 pretest dan posttest kelompok intervensi
sebesar 7,88 poin dengan beda standar deviasi
Kualitas Tidur Kelompok Kontrol 1,202 dan nilai t dependen 13,661. Hasil interval
Tabel 3. Hasil Uji t dependen (berpasangan) 95% diyakini rata-rata perbedaan skor pada
Kualitas Tidur Berdasarkan Pengukuran pengukuran pretest dan posttest kelompok
Pretest dan Posttest Lansia di Karang intervensi berada dalam rentang 6,646 sampai
Werdha pada Kelompok Kontrol Bulan 9,104 dengan nilai p = 0,001 < α (α = 0,05).
Januari-Februari 2018 (n=16)
Variabel Mean SD t p value 95% CI Kualitas Tidur Kelompok Kontrol dan
Kualitas Kelompok Intervensi
Tidur Tabel 5. Hasil Uji t independen (tidak
Pretest 10,44 2,804 -0.645 – berpasangan) Kualitas Tidur Lansia di
0,001 1,000
Posttest 10,44 2,943 0,645 Karang Werdha pada Kelompok Kontrol
Sumber: Data Primer Januari – Februari 2018 dan Intervensi Bulan Januari-Februari
2018 (n=32)
Tabel 3 menunjukkan hasil penelitian Variabel n Rerata ± SD ∆ Rerata (95% CI) p value
berdasarkan analisa uji t dependen mengenai
Kualitas Tidur
perbedaan rata-rata kualitas tidur lansia pada
10,44
kelompok kontrol. Hasil analisa didapatkan Kontrol 16
(2,943) 6,38
mean pada pengukuran pretest 10,44 poin 0, 001
4,06 (4,737 – 8,013)
dengan standar deviasi 2,804 dan pada posttest Intervensi 16
(1,063)

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.6 (no.3), September, 2018 463


Putri,et al, Pengaruh Relaksasi Aromaterapi Jasmine terhadap Kualitas Tidur pada Lansia....

sudah pensiun. Hal tersebut akan menimbulkan


Tabel 5 menunjukkan hasil uji t kecemasan karena akan mengganggu masalah
independen perbedaan kualitas tidur lansia di finansial [15]. Seluruh responden penelitian
Karang Werdha Kecamatan Jenggawah sudah menikah, 26 (81,3%) lansia menikah dan
Kabupaten Jember pada kelompok kontrol dan tinggal bersama pasangannya dan 6 (18,7%)
kelompok intervensi setelah diberikan relaksasi lansia sudah menjadi janda. Menurut tugas
aromaterapi jasmine mendapatkan p value = perkembangan lansia berdasarkan Duvall lansia
0,001 dengan beda rerata (mean difference) harus menyesuaikan diri terhadap kematian
sebesar 6,38 poin dan nilai interval kepercayaan pasangan. Kehilangan orang tercinta
95% berada dalam rentang 4,737 sampai 8,013. merupakan stresor yang sering terjadi pada
lansia [16].
Pembahasan
Karakteristik Responden Perbedaan Kualitas Tidur Kelompok Kontrol
Rata-rata usia lansia yang menjadi Hasil analisa data dengan menggunakan
responden penelitian adalah 67,97 tahun. Rata- uji t dependen didapatkan hasil selisih rata-rata
rata usia pada kelompok kontrol 70,88 tahun kualitas tidur kelompok kontrol adalah 0,00 poin
dan pada kelompok intervensi 65,06 tahun. dengan p value = 1,000 > α (α = 0,05) dimana
Tidur normal dipengaruhi oleh beberapa faktor pada pengukuran pretest rata-rata kualitas tidur
termasuk usia [10]. Usia merupakan faktor yang sebesar 10,44 poin yang menunjukkan kualitas
sangat mempengaruhi kualitas tidur, dengan tidur lansia dalam kategori buruk dan pada
bertambahnya usia akan mengakibatkan pengukuran posttest rata-rata kualitas tidur tetap
terjadinya gangguan-gangguan pada tidur sebesar 10,44 poin yang menunjukkan tidak ada
seseorang [11]. Bertambahnya usia akan perubahan kualitas tidur secara umum pada
mempengaruhi perubahan fisiologis maupun kelompok kontrol. Dari hasil analisa tersebut
psikologik pada seseorang, sehingga lansia dapat disimpulkan bahwa tidak ada perubahan
yang mengalami perubahan-perubahan tersebut yang signifikan terhadap kualitas tidur lansia
juga akan mengalami gangguan pada tidurnya pada pengukuran pretest dan posttest pada
[12]. Kebutuhan tidur pada lansia yang normal kelompok kontrol.
menurut National Sleep Foundation adalah 7-8 Terdapat 5 (31,25%) lansia mengalami
jam dan dapat disesuaikan sebanyak 5-9 jam peningkatan skor nilai kualitas tidur, 5 (31,25%)
setiap harinya [13]. Lansia lebih banyak lansia mengalami penurunan skor kualitas tidur,
mengeluhkan terbangun lebih awal sebelum dan 6 (37,5%) lansia lainnya memiliki skor
pukul 05.00 pagi dan terbangun ketika waktu kualitas tidur yang tetap. Kelompok kontrol tidak
malam hari. Waktu tidur lansia yang berkurang mendapatkan relaksasi aromaterapi jasmine
berkaitan dengan faktor penuaannya [10]. yang digunakan untuk mengaktivasi rangsang
Mayoritas responden penelitian berjenis sistem limbik untuk meningkatkan hormon
kelamin perempuan 20 (62,5%). Perbedaan endorfin, enkefalin, serotonin, dan melatonin.
gender (jenis kelamin) merupakan salah satu Sehingga sistem saraf simpatis pada kelompok
faktor yang mempengaruhi psikologik lansia, kontrol cenderung menetap bahkan meningkat
sehingga hal tersebut akan berdampak terhadap karena tidak mendapatkan stimulus pada saraf
bentuk adaptasi dan mekanisme koping yang parasimpatis nuclei raphe yang berada separuh
digunakan [14-15]. Mayoritas pendidikan bagian bawah pons dan medulla oblongata
terakhir responden adalah tidak bersekolah/tidak untuk meningkatkan sekresi hormon serotonin
tamat SD 11 (34,4%). Semakin tinggi tingkat dan melatonin [3,17].
pendidikan seseorang, maka seseorang Menurunnya aktivasi rangsangan sistem
tersebut akan semakin siap dalam menghadapi limbik akibat aktivasi Hypothalamic Pituitary
masalah yang terjadi karena dari semakin Adrenal (HPA axis) oleh hipotalamus
tingginya tingkat pendidikan berarti semakin menyebabkan gangguan pada sekresi serotonin
banyak pula pengalaman hidupnya [15]. dan melatonin yang berfungsi untuk
Mayoritas responden penelitian bekerja menstimulus tidur. Hal ini juga menjadikan faktor
sebagai wiraswasta 12 (37,5%). Menurut tugas untuk seseorang lebih mudah mengalami
perkembangan lansia berdasarkan Duvall lansia kecemasan dan stres karena tidak ada stimulus
harus dapat menyesuaikan diri terhadap masa rileks dalam dirinya. Kecemasan, kelelahan dan
pensiun dan penurunan atau penetapan stres dapat menyebabkan seseorang
pendapatan [16]. Stres akan timbul ketika mengalami kesulitan untuk tidur. Stres
seseorang sudah tidak dapat bekerja lagi atau menyebabkan seseorang menjadi tegang

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.6 (no.3), September, 2018 464


Putri,et al, Pengaruh Relaksasi Aromaterapi Jasmine terhadap Kualitas Tidur pada Lansia....

sehingga meningkatkan kadar hormon Hasil uji statistik t independen terhadap


katekolamin yang mengaktivasi saraf simpatis perbedaan kualitas tidur antara kelompok
melalui Reticular Activating System (RAS) dan kontrol dan intervensi menunjukkan hasil beda
menyebabkan seseorang akan terjaga [3]. rata-rata pengukuran setelah diberikan relaksasi
aromaterapi jasmine adalah 6,38 poin dengan p
Perbedaan Kualitas Tidur Kelompok value = 0,001 < α (α = 0,05) dan nilai interval
Intervensi kepercayaan 95% berada dalam rentang 4,737
Hasil analisa data dengan menggunakan sampai 8,013. Karena hasil nilai p < α dan nilai
uji t dependen didapatkan hasil selisih rata-rata interval kepercayaan 95% tidak melewati angka
kualitas tidur kelompok intervensi pada nol, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengukuran pretest dan posttest adalah 7,88 perbedaan yang signifikan terhadap kualitas
poin dengan p value = 0,001 > α (α = 0,05) tidur setelah diberikan relaksasi aromaterapi
dimana pada pengukuran pretest rata-rata jasmine pada kelompok kontrol dan kelompok
kualitas tidur sebesar 11,93 poin yang intervensi. Kesimpulan dari pernyataan tersebut
menunjukkan kualitas tidur lansia dalam kategori adalah Ha dapat diterima dan hal tersebut
buruk dan pada pengukuran posttest rata-rata membuktikan bahwa adanya pengaruh relaksasi
kualitas tidur turun menjadi 4,06 poin yang aromaterapi jasmine yang signifkan terhadap
menunjukkan bahwa kualitas termasuk ke dalam kualitas tidur terhadap lansia di Karang Werdha
kategori baik (skor PSQI 0-21; baik ≤ 5 dan Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember
buruk > 5). Dari hasil analisa tersebut dapat antara kelompok kontrol dan kelompok
disimpulkan bahwa ada perubahan yang intervensi.
signifikan terhadap kualitas tidur lansia pada Kualitas tidur adalah keadaan seseorang
pengukuran pretest dan posttest sebelum dan merasa puas terhadap tidurnya yang mencakup
setelah diberikan terapi relaksasi aromaterapi aspek kualitas dan kuantitas tidur, waktu yang
jasmine pada kelompok intervensi. diperlukan untuk dapat tertidur, gangguan tidur
Sebelum diberikan relaksasi aromaterapi seperti frekuensi terbangun dari tidur ditengah
jasmine sebanyak 16 (100%) lansia memiliki malam, serta karakteristik subjektif yang sering
kualitas tidur yang buruk dan setelah diberikan ditentukan dengan apakah setelah bangun tidur
relakasi aromaterapi jasmine seluruh lansia merasakan perasaan segar dan energik atau
mengalami penurunan skor kualitas tidur. tidak [14,19]. Kualitas tidur dipengaruhi oleh
Terdapat 2 (12,5%) lansia mengalami beberapa faktor seperti penyakit fisik,
penurunan skor kualitas tidur yang signifikan, lingkungan hidup, gaya hidup, stres emosional,
akan tetapi masih masuk ke dalam kategori stimulan dan alkohol, diet, merokok, motivasi,
kualitas tidur buruk dan 14 (87,5%) lansia yang serta obat-obatan [14].
lainnya memiliki kualitas tidur yang baik. Lansia Aromaterapi adalah penggunaan
yang masih masuk ke dalam kategori kualitas terapeutik minyak esensial tanaman dimana
tidur buruk mengalami penurunan skor yang yang digunakan adalah aroma dari tanaman
signifikan sebanyak 6 poin serta tidak lagi tersebut. Bahan kimia yang ditemukan di dalam
mengkonsumsi obat tidur setelah diberikan minyak esensial akan diserap oleh tubuh dan
relaksasi aromaterapi jasmine. menghasilkan keuntungan baik fisiologis
Penggunaan aromaterapi jasmine sebagai maupun psikologis. Jasmine memiliki efek yang
intervensi untuk memanajemen kualitas tidur dapat merangsang saraf dan hormon, sebagai
agar mendapatkan kualitas tidur yang baik dapat antidepresan, serta memberikan efek relaksasi
memberikan dampak yang positif bagi [14,18]. Jasmine memiliki kandungan linalool
responden penelitian. Dampak yang terjadi pada aroma yang ditimbulkannya yang memiliki
berhubungan dengan psikologis responden khasiat sebagai zat sedatif yang akan
karena kandungan linalool pada jasmine meningkatkan relaksasi pada tubuh [17].
berkhasiat untuk memberikan efek relakasasi Aroma jasmine merupakan molekul yang
yang menenangkan dan rileks pada sistem saraf mudah menguap ke udara sehingga mudah
pusat [18]. untuk terhirup oleh indera penciuman. Bau
tersebut akan masuk ke dalam rongga hidung
Pengaruh Relaksasi Aromaterapi Jasmine melalui penghirupan sehingga aromanya akan
terhadap Kualitas Tidur pada Lansia di direkam oleh otak sebagai proses penciuman.
Karang Werdha Kecamatan Jenggawah Setelah proses penciuman dengan penerimaan
Kabupaten Jember molekul bau pada epitelium olfaktori, selanjutnya
bau akan ditransmisikan ke pusat penciuman

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.6 (no.3), September, 2018 465


Putri,et al, Pengaruh Relaksasi Aromaterapi Jasmine terhadap Kualitas Tidur pada Lansia....

yang terletak dibagian belakang hidung sebagai untuk memodulasi pola tidur pada irama
suatu pesan. Sel neuron dibelakang hidung sikardian [25]. Hormon endorfin yang diproduksi
akan menginterpretasikan pesan tersebut dan oleh kelenjar pituitary menyebabkan perasaan
dihantarkan ke sistem limbik (amigdala dan yang tenang dan senang [17]. Sistem limbik
hipokampus). Sistem limbik akan meneruskan berfungsi untuk mengatur emosi dan perasaan,
pesan ke hipotalamus untuk diolah, melalui sehingga aroma jasmine yang lembut akan
hipotalamus seluruh sistem minyak esensial menyeimbangkan kondisi emosional sehingga
jasmine yang tercium akan diedarkan oleh akan menciptakan perasaan yang nyaman dan
sistem sirkulasi dan agen kimia kepada organ tenang dan akan menyebabkan tidur menjadi
tubuh yang membutuhkan. Bahan kimia yang lebih nyenyak [18,22].
terdapat didalam minyak esensial jasmine akan Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
memperbaiki keseimbangan sistem tubuh. Bau penelitian Anastasia et al tentang Pengaruh
yang memiliki bahan kimia sedatif akan Inhalasi Lavender terhadap Kecemasan Pasien
menimbulkan rasa tenang dan merangsang otak Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani
bagian nulcei raphe untuk mengeluarkan sekresi Hemodialisis. Hasil penelitian tersebut
serotonin yang berfungsi untuk menghantarkan membuktikan bahwa ada perbedaan tingkat
tidur [18]. kecemasan antara kelompok kontrol dan
Pada usia lansia akan mengalami kelompok eksperimen dengan uji t independen
gangguan tidur seperti terbangun ditengah mendapatkan hasil nilai p = 0,001 < α (α = 0,05),
malam atau pergi ke kamar mandi ditengah yang dapat disimpulkan bahwa terdapat
malam, hal ini akan menimbulkan dampak yang perbedaan tingkat kecemasan pasien gagal
buruk bagi fisiologis maupun psikologis lansia. ginjal kronik yang sedang menjalani
Selama proses penuaan, lansia akan hemodialisis antara kelompok kontrol dan
mengalami perubahan pola tidur seperti pada kelompok intervensi [27].
kelatenan tidur, terbangun dini hari, peningkatan Berdasarkan hasil penelitian, peneliti
tidur siang, dan penurunan jumlah waktu yang memperlihatkan bahwa penggunaan
digunakan untuk tidur di malam hari [26]. Untuk aromaterapi jasmine sebagai intervensi untuk
mengatasi hal tersebut dapat digunakan manajemen tidur pada lansia telah memberikan
relaksasi aromaterapi jasmine karena jasmine manfaat yang nyata. Efek sedatif dan relaksasi
memiliki kandungan linalool dalam aromanya yang ditimbulkan dari aromaterapi jasmine
akan memberikan efek relaksasi yang lembut menyebabkan perbaikan kondisi emosional
dan menyenangkan [20,21]. Efek yang lansia sehingga lansia akan lebih rileks dan
menyenangkan akan memperoleh kesembuhan mendapatkan tidur yang nyenyak di malam hari
dari perasaan cemas, stres dan keseimbangan serta bangun dengan segar di pagi hari.
dalam tubuh sehingga akan menimbulkan Aromaterapi merupakan terapi yang bermanfaat
peningkatan tidur yang nyenyak [5]. untuk melengkapi asuhan keperawatan di
Aroma jasmine yang terhirup oleh hidung tatanan klinik maupun komunitas serta lazim
akan masuk ke dalam aliran darah dan cairan dan bebas digunakan karena tidak memberikan
tubuh serta menimbulkan efek farmakologi yang efek samping [5,26]. Penelitian ini diperkuat
alami bagi tubuh [5]. Molekul (volatile) aroma dengan teori-teori yang sudah ada dan dengan
jasmine yang terhirup akan sampai di sistem fakta hasil penelitian mendapati p value pada uji
limbik otak (amigdala dan hipokampus) melalui statistik t independen pada kelompok kontrol
transmisi oleh bulbus olfaktorius dan traktus dan kelompok intervensi adalah p = 0,001 < α (α
olfaktorius sehingga akan mempengaruhi saraf, = 0,05), maka peneliti menyimpulkan bahwa
dimana saraf simpatis yang bertugas mengatur relaksasi aromaterapi jasmine memiliki
ketegangan, kewaspadaan, dan keterjagaan pengaruh yang berdampak pada kondisi
yang akan menurun dan saraf parasimpatis psikologis lansia di Karang Werdha Kecamatan
akan bekerja dengan sekresi serotonin dan Jenggawah Kabupaten Jember.
endorfin sehingga menyebabkan perasaan yang
rileks, nyaman, dan lembut [22,23]. Serotonin Simpulan dan Saran
yang dihasilkan nuclei raphe yang terletak Simpulan
dibagian tengah pons dan medula, serotonin Terjadi penurunan rata-rata skor nilai
akan berperan sebagai inhibitor untuk kualitas tidur setelah diberikan relaksasi
membantu menghasilkan tidur yang normal [24]. aromaterapi jasmine yang menunjukkan bahwa
Pineal gland menghasilkan melatonin, yaitu kualitas tidur lansia di Karang Werdha
hormon turunan dari serotonin yang berfungsi Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.6 (no.3), September, 2018 466


Putri,et al, Pengaruh Relaksasi Aromaterapi Jasmine terhadap Kualitas Tidur pada Lansia....

membaik setelah diberikan relaksasi aromterapi Bergamot (citrus bergamia) essential oil
jasmine. Terdapat perbedaan yang signifikan inhalation improves positive feelings in the
terhadap rata-rata skor nilai kualitas tidur antara waiting room of a mental health treatment
lansia yang tidak diberikan intervensi relaksasi center: a pilot study. Phytotherapy
aromaterapi jasmine dengan lansia yang Research [Internet]. 2017 [cited 29 Noveber
diberikan relaksasi aromaterapi jasmine, 2017]: 31: 812-816. Available from: .
sehingga dapat disimpulkan relaksasi http://dx.doi.org/10.1002/ptr.5806.
aromaterapi jasmine berpengaruh terhadap [8] Kaymaz TT, Ozdemir L. Effects of
kualitas tidur lansia. aromatherapy on agitation and related
caregiver burden in patients with moderate
Saran to severe dementia: a pilot study. Geriatric
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi Nursing [Internet]. 2016 [cited 29 November
tambahan informasi mengenai terapi 2017]: 38(3): 231-237. Available from:
komplementer yang tidak memiliki efek samping http://dx.doi.org/10.1016/j.gerinurse.2016.1
negatif, sehingga diharapkan dapat diaplikan 1.00.
dalam pemberian asuhan keperawatan baik [9] Takeda A, Watanuki E, Koyama S. Effects
ditatanan klinik maupun komunitas. Penelitian ini of inhalation aromatherapy on symptoms of
dapat menjadi acuan untuk penelitian sleep disturbance in the elderly with
selanjutnya dimana penelitian selanjutnya dementia. Evidence-Based Complementary
diharapkan lebih memperhatikan faktor-faktor and Alternative Medicine [Internet]. 2017
yang dapat menyebabkan bias dan dapat [cited 29 November 2017]: 1-7. Available
menggunakan inovasi terbaru dalam from:
pengontrolan pemberian intervensi kepada http://dx.doi.org/10.1155/2017/1902807.
responden. [10] Priyoto. Nursing Intervention Classification
(NIC) dalam keperawatan gerontik. Jakarta:
Daftar Pustaka Penerbit Salemba Medika; 2015.
[1] Stanley M, Beare PG. Gerontological [11] Nugroho W. Keperawatan gerontik edisi 2.
nursing: a health promotion/protection Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
nd
approach 2 edition. Philadelphia: The F.A. 2000.
Davis Company; 2006. [12] Azizah LM. Keperawatan lanjut usia edisi 1.
[2] Maas L. Asuhan keperawatan geriatrik: Yogyakarta: Graha Ilmu; 2011.
diagnosis NANDA, kriteria hasil NOC, & [13] Smith M, Robinson L, Segal R. Sleep
intervensi NIC. Jakarta: Penerbit Buku needs [Internet]. California: HelpGuide.org;
Kedokteran EGC; 2011. 2017 [Update 2018 Februari; cited 2018
[3] Potter PA, Perry AG. Fundamental of Februari 26]. Available from:
nursing: concepts, process, and practice https://www.helpguide.org/articles/sleep/sle
th
Volume 2 4 edition. Saint Louis: Mosby – ep-needs-get-the-sleep-you-need.htm.
Year Book Inc; 2005b. [14] Berman A, Snyder SJ. Kozier & Erb’s
[4] Lanywati E. Insomnia gangguan sulit tidur. Fundamental of nursing concepts, process,
th
Yogyakarta: Kanisius; 2001. and practice 9 edition. Upper Saddle
[5] Lokanata MD. Aromaterapi. Berkala Ilmu River: Pearson Education, Inc; 2012.
Penyakit Kulit dan Kelamin. Airlangga [15] Tamher S, Noorkasiani. Kesehatan usia
Periodical of Dermato and Vinereology. lanjut dengan pendekatan asuhan
2004; 16(2): 133-146. keperawatan. Jakarta: Penerbit Salemba
[6] Kuroda K, Inoue N, Ito Y, Kubota K, Medika; 2009.
Sugimoto A, Kakuda T, et al. Sedative [16] Potter PA, Perry AG. Fundamental of
effects of the jasmine tea odor and (R)-(-)- nursing: concepts, process, and practice
th
linalool, one of its major odor components, volume 1 4 edition. Saint Louis: Mosby –
on autonomic nerve activity and mood Year Book Inc; 2005a.
status. European Journal of Applied [17] Kusnaidi H, Haryanto J, Makhdufli.
Phsyology [Internet]. 2005 [cited 03 Aromacare melati meningkatkan
Desember 2017]: 95(2-3): 107-114. pemenuhan kebutuhan tidur pada lansia
Available from: (aromacare of jasmine increased sleep
http://dx.doi.org/10.1007/s00421-005-1402- needs in eldery). Jurnal Ners [Internet].
8. 2011 [cited 03 Desember 2017]: 6(2): 192-
[7] Han X, Gibson J, Eggett DL, Parker TL. 200. Available from: https://e-

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.6 (no.3), September, 2018 467


Putri,et al, Pengaruh Relaksasi Aromaterapi Jasmine terhadap Kualitas Tidur pada Lansia....

journal.unair.ac.id/JNERS/article/view/3991. kesehatan, kebugaran, dan kecantikan.


[18] Setyoadi, Kushariyadi. Terapi modalitas Yogyakarta: Lily Publisher; 2009.
keperawatan pada pasien psikogeriatrik. [23] Utami MS. Prosedur relaksasi. Yogyakarta:
Jakarta: Salemba Medika; 2011. Fakultas Psikologi Universitas Gadjah
[19] Buysse DJ, Reynolds CF, Monk TH, Mada; 2009.
Berman SR, Kupfer DJ. The pittsburgh [24] Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical
th
sleep quality index: a new instrument for physiology 12 edition. Philadelphia:
psychiatric practice and research. Elsevier Inc; 2011.
Psychiatric Research [Internet]. 1989 [cited [25] Machhi MM, Bruce JN. Human pineal
03 Desember 2017]: (28): 193-213. physiology and functional significance of
Available from: melatonin. Frontiers in Neuroendocrinology
http://dx.doi.org/10.1016/0165- [Internet]. 2004 [cited 14 Maret 2018]: 25(3-
1781(89)90047-4. 4): 177-195. Available from:
[20] Dave V, Yadav S. Aromatherapy for stress https://dx.doi.org/10.1016/j.yfrne.2004.08.0
relive. International Journal of Research 01.
and Development in Pharmacy and Life [26] Price S, Price L. Aromatherapy for health
Sciences [Internet]. 2013 [cited 29 professionals. London: Churchill
November 2017]: 2(3): 398-403. Available Livingstone; 1997.
from: [27] Anastasia S, Bayhakki, Nauli FA. Pengaruh
http://dx.doi.org/10.21276/IJIPSR.2017.05.1 aromaterapi inhalasi lavender terhadap
1.220. kecemasan pasien gagal ginjal kronik yang
[21] Raudensbush B. Positive effects of odorant menjalani hemodialisis. Jurnal Online
administration on humans: a review. A Mahasiswa (JOM) [Internet]. 2015 [cited 23
Sense of Smell Institute White Paper. Februari 2018]: 2(2): 1510-1519. Available
Virginia: Department of Psychology from:
Wheeling Jesuit University; 2005. https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/ar
[22] Koensoemardiyah. A-Z Aromaterapi untuk ticle/view/8333.

468
e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.6 (no.3), September, 2018

You might also like