Sleeping Quality For Elderly at Elderly Association)
Sleeping Quality For Elderly at Elderly Association)
Sleeping Quality For Elderly at Elderly Association)
Abstract
During the quality of sleep the elderly is good, some changes that will occur to the elderly are
normal as well, but if not, it will cause health problems. This research aims to analyze the
effect of jasmine aromatherapy relaxation on sleeping quality to the elderly at elderly
association in Jenggawah Jember. This research used quasy experimental design method
with pre-post test and control group design. Sleeping quality was measured using a PSQI
questionnaire and interventions which were given for 28 days. The result of dependent t test
showed no significant difference on the average score of control group (p value = 1,000).
While in the intervention group there was a decrease in the mean score of PSQI after being
given jasmine aromatherapy relaxation, so that there was a significant difference in sleeping
quality of the intervention group (p value = 0,001). Independent t tests showed significant
differences between the control group and the intervention group after jasmine aromatherapy
relaxation (p value = 0,001). Overall, jasmine aromatherapy relaxation can improve sleeping
quality in the elderly, so that jasmine aromatherapy relaxation may be used as an alternative
non-pharmacological treatment which has no adverse side effects compared to the use of
long-term sleeping pills that would give negative side effects to its users.
Abstrak
Selama kualitas tidur lansia baik, segala perubahan yang terjadi pada lansia tersebut adalah
hal yang normal dan akan menimbulkan masalah kesehatan jika kualitas tidurnya buruk.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh relaksasi aromaterapi jasmine terhadap
kualitas tidur pada lansia di Karang Werdha Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember.
Penelitian ini menggunakan metode quasy experimental design dengan pendekatan pre-post
test with control design. Kualitas tidur diukur dengan menggunakan kuesioner PSQI dan
intervensi diberikan selama 28 hari. Hasil uji t dependen menunjukkan tidak ada perbedaan
yang signifikan pada rata-rata skor nilai kelompok kontrol (nilai p = 1,000). Sedangkan pada
kelompok intervensi terjadi penurunan rata-rata skor nilai PSQI setelah diberikan relaksasi
aromaterapi jasmine sehingga ada perbedaan yang signifikan pada kualitas tidur kelompok
intervensi (nilai p = 0,001). Uji t independen menunjukkan perbedaan yang signifikan antara
kelompok kontrol dan kelompok intervensi setelah diberikan relaksasi aromaterapi jasmine
(nilai p = 0,001). Secara keseluruhan, relaksasi aromaterapi jasmine dapat meningkatkan
kualitas tidur pada lansia sehingga relaksasi aromaterapi jasmine dapat digunakan sebagai
alternatif pengobatan non farmakologi yang tidak memiliki efek samping merugikan
dibandingkan dengan penggunaan obat tidur jangka panjang yang akan memberikan efek
samping negatif bagi penggunanya.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden 10,44 dengan standar deviasi 2,943. Perbedaan
Berdasarkan Jenis Kelamin, Pendidikan mean antara pengukuran pretest dan posttest
Terakhir, Status Pekerjaan, dan Status kelompok kontrol adalah 0,00 poin dengan beda
Pernikahan pada Lansia di Karang standar deviasi 1,211 dan nilai t dependen
Werdha (n=32) 0,001. Hasil interval 95% diyakini rata-rata
Karakteristik Kontrol Intervensi Total perbedaan skor pada pengukuran pretest dan
Responden Ʃ % Ʃ % Ʃ % posttest kelompok kontrol berada dalam rentang
Jenis -0,645 sampai 0,645 dengan nilai p = 1,000 > α
Kelamin: (α = 0,05).
Laki-laki 7 43,8 5 31,3 12 37,5
Perempuan 9 56,3 11 68,8 20 62,5 Kualitas Tidur Kelompok Intervensi
Total 16 100,0 16 100,0 32 100,0
Tabel 4. Hasil Uji t dependen (berpasangan)
Pendidikan :
Kualitas Tidur Berdasarkan Pengukuran
Tidak
11 68,8 - - 11 34,4 Pretest dan Posttest Lansia di Karang
Sekolah
SD 4 25,0 1 6,3 5 15,6 Werdha Sebelum dan Setelah diberikan
SMP - - 7 43,8 7 21,9 Relaksasi Aromaterapi Jasmine pada
SMA - - 7 43,8 7 21,9 Kelompok Intervensi Bulan Januari-
Perguruan Februari 2018 (n=16)
1 6,3 1 6,3 2 6,3
Tinggi Variabel Mean SD t p value 95% CI
Total 16 100,0 16 100,0 32 100,0 Kualitas
Pekerjaan: Tidur
Tidak 2,26
1 6,3 4 25,0 5 15,6 Pretest 11,94
Bekerja 5 13,66 6,646 –
Petani 2 12,5 2 12,5 4 12,5 0,001
1,06 1 9,104
Wiraswasta 9 56,3 3 18,8 12 37,5 Posttest 4,06
3
Pensiunan 1 6,3 7 43,8 8 25,0 Sumber: Data Primer Januari – Februari 2018
Lain-lain 3 18,8 - - 3 9,4
Total 16 100,0 16 100,0 32 100,0 Tabel 4 menunjukkan hasil penelitian
berdasarkan analisa uji t dependen mengenai
Status perbedaan rata-rata kualitas tidur lansia pada
Perkawinan: kelompok intervensi sebelum dan setelah
Kawin 12 75,0 14 87,5 26 81,3 diberikan relaksasi aromaterapi jasmine. Hasil
Tidak analisa didapatkan mean pada pengukuran
- - - - - -
Kawin pretest 11,94 poin dengan standar deviasi 2,265
Janda/Dud
4 25,0 2 12,5 6 18,8 dan pada posttest 4,06 dengan standar deviasi
a
Total 16 100,0 16 100,0 32 100,0
1,063. Perbedaan mean antara pengukuran
Sumber: Data Primer Januari 2018 pretest dan posttest kelompok intervensi
sebesar 7,88 poin dengan beda standar deviasi
Kualitas Tidur Kelompok Kontrol 1,202 dan nilai t dependen 13,661. Hasil interval
Tabel 3. Hasil Uji t dependen (berpasangan) 95% diyakini rata-rata perbedaan skor pada
Kualitas Tidur Berdasarkan Pengukuran pengukuran pretest dan posttest kelompok
Pretest dan Posttest Lansia di Karang intervensi berada dalam rentang 6,646 sampai
Werdha pada Kelompok Kontrol Bulan 9,104 dengan nilai p = 0,001 < α (α = 0,05).
Januari-Februari 2018 (n=16)
Variabel Mean SD t p value 95% CI Kualitas Tidur Kelompok Kontrol dan
Kualitas Kelompok Intervensi
Tidur Tabel 5. Hasil Uji t independen (tidak
Pretest 10,44 2,804 -0.645 – berpasangan) Kualitas Tidur Lansia di
0,001 1,000
Posttest 10,44 2,943 0,645 Karang Werdha pada Kelompok Kontrol
Sumber: Data Primer Januari – Februari 2018 dan Intervensi Bulan Januari-Februari
2018 (n=32)
Tabel 3 menunjukkan hasil penelitian Variabel n Rerata ± SD ∆ Rerata (95% CI) p value
berdasarkan analisa uji t dependen mengenai
Kualitas Tidur
perbedaan rata-rata kualitas tidur lansia pada
10,44
kelompok kontrol. Hasil analisa didapatkan Kontrol 16
(2,943) 6,38
mean pada pengukuran pretest 10,44 poin 0, 001
4,06 (4,737 – 8,013)
dengan standar deviasi 2,804 dan pada posttest Intervensi 16
(1,063)
yang terletak dibagian belakang hidung sebagai untuk memodulasi pola tidur pada irama
suatu pesan. Sel neuron dibelakang hidung sikardian [25]. Hormon endorfin yang diproduksi
akan menginterpretasikan pesan tersebut dan oleh kelenjar pituitary menyebabkan perasaan
dihantarkan ke sistem limbik (amigdala dan yang tenang dan senang [17]. Sistem limbik
hipokampus). Sistem limbik akan meneruskan berfungsi untuk mengatur emosi dan perasaan,
pesan ke hipotalamus untuk diolah, melalui sehingga aroma jasmine yang lembut akan
hipotalamus seluruh sistem minyak esensial menyeimbangkan kondisi emosional sehingga
jasmine yang tercium akan diedarkan oleh akan menciptakan perasaan yang nyaman dan
sistem sirkulasi dan agen kimia kepada organ tenang dan akan menyebabkan tidur menjadi
tubuh yang membutuhkan. Bahan kimia yang lebih nyenyak [18,22].
terdapat didalam minyak esensial jasmine akan Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
memperbaiki keseimbangan sistem tubuh. Bau penelitian Anastasia et al tentang Pengaruh
yang memiliki bahan kimia sedatif akan Inhalasi Lavender terhadap Kecemasan Pasien
menimbulkan rasa tenang dan merangsang otak Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani
bagian nulcei raphe untuk mengeluarkan sekresi Hemodialisis. Hasil penelitian tersebut
serotonin yang berfungsi untuk menghantarkan membuktikan bahwa ada perbedaan tingkat
tidur [18]. kecemasan antara kelompok kontrol dan
Pada usia lansia akan mengalami kelompok eksperimen dengan uji t independen
gangguan tidur seperti terbangun ditengah mendapatkan hasil nilai p = 0,001 < α (α = 0,05),
malam atau pergi ke kamar mandi ditengah yang dapat disimpulkan bahwa terdapat
malam, hal ini akan menimbulkan dampak yang perbedaan tingkat kecemasan pasien gagal
buruk bagi fisiologis maupun psikologis lansia. ginjal kronik yang sedang menjalani
Selama proses penuaan, lansia akan hemodialisis antara kelompok kontrol dan
mengalami perubahan pola tidur seperti pada kelompok intervensi [27].
kelatenan tidur, terbangun dini hari, peningkatan Berdasarkan hasil penelitian, peneliti
tidur siang, dan penurunan jumlah waktu yang memperlihatkan bahwa penggunaan
digunakan untuk tidur di malam hari [26]. Untuk aromaterapi jasmine sebagai intervensi untuk
mengatasi hal tersebut dapat digunakan manajemen tidur pada lansia telah memberikan
relaksasi aromaterapi jasmine karena jasmine manfaat yang nyata. Efek sedatif dan relaksasi
memiliki kandungan linalool dalam aromanya yang ditimbulkan dari aromaterapi jasmine
akan memberikan efek relaksasi yang lembut menyebabkan perbaikan kondisi emosional
dan menyenangkan [20,21]. Efek yang lansia sehingga lansia akan lebih rileks dan
menyenangkan akan memperoleh kesembuhan mendapatkan tidur yang nyenyak di malam hari
dari perasaan cemas, stres dan keseimbangan serta bangun dengan segar di pagi hari.
dalam tubuh sehingga akan menimbulkan Aromaterapi merupakan terapi yang bermanfaat
peningkatan tidur yang nyenyak [5]. untuk melengkapi asuhan keperawatan di
Aroma jasmine yang terhirup oleh hidung tatanan klinik maupun komunitas serta lazim
akan masuk ke dalam aliran darah dan cairan dan bebas digunakan karena tidak memberikan
tubuh serta menimbulkan efek farmakologi yang efek samping [5,26]. Penelitian ini diperkuat
alami bagi tubuh [5]. Molekul (volatile) aroma dengan teori-teori yang sudah ada dan dengan
jasmine yang terhirup akan sampai di sistem fakta hasil penelitian mendapati p value pada uji
limbik otak (amigdala dan hipokampus) melalui statistik t independen pada kelompok kontrol
transmisi oleh bulbus olfaktorius dan traktus dan kelompok intervensi adalah p = 0,001 < α (α
olfaktorius sehingga akan mempengaruhi saraf, = 0,05), maka peneliti menyimpulkan bahwa
dimana saraf simpatis yang bertugas mengatur relaksasi aromaterapi jasmine memiliki
ketegangan, kewaspadaan, dan keterjagaan pengaruh yang berdampak pada kondisi
yang akan menurun dan saraf parasimpatis psikologis lansia di Karang Werdha Kecamatan
akan bekerja dengan sekresi serotonin dan Jenggawah Kabupaten Jember.
endorfin sehingga menyebabkan perasaan yang
rileks, nyaman, dan lembut [22,23]. Serotonin Simpulan dan Saran
yang dihasilkan nuclei raphe yang terletak Simpulan
dibagian tengah pons dan medula, serotonin Terjadi penurunan rata-rata skor nilai
akan berperan sebagai inhibitor untuk kualitas tidur setelah diberikan relaksasi
membantu menghasilkan tidur yang normal [24]. aromaterapi jasmine yang menunjukkan bahwa
Pineal gland menghasilkan melatonin, yaitu kualitas tidur lansia di Karang Werdha
hormon turunan dari serotonin yang berfungsi Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember
membaik setelah diberikan relaksasi aromterapi Bergamot (citrus bergamia) essential oil
jasmine. Terdapat perbedaan yang signifikan inhalation improves positive feelings in the
terhadap rata-rata skor nilai kualitas tidur antara waiting room of a mental health treatment
lansia yang tidak diberikan intervensi relaksasi center: a pilot study. Phytotherapy
aromaterapi jasmine dengan lansia yang Research [Internet]. 2017 [cited 29 Noveber
diberikan relaksasi aromaterapi jasmine, 2017]: 31: 812-816. Available from: .
sehingga dapat disimpulkan relaksasi http://dx.doi.org/10.1002/ptr.5806.
aromaterapi jasmine berpengaruh terhadap [8] Kaymaz TT, Ozdemir L. Effects of
kualitas tidur lansia. aromatherapy on agitation and related
caregiver burden in patients with moderate
Saran to severe dementia: a pilot study. Geriatric
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi Nursing [Internet]. 2016 [cited 29 November
tambahan informasi mengenai terapi 2017]: 38(3): 231-237. Available from:
komplementer yang tidak memiliki efek samping http://dx.doi.org/10.1016/j.gerinurse.2016.1
negatif, sehingga diharapkan dapat diaplikan 1.00.
dalam pemberian asuhan keperawatan baik [9] Takeda A, Watanuki E, Koyama S. Effects
ditatanan klinik maupun komunitas. Penelitian ini of inhalation aromatherapy on symptoms of
dapat menjadi acuan untuk penelitian sleep disturbance in the elderly with
selanjutnya dimana penelitian selanjutnya dementia. Evidence-Based Complementary
diharapkan lebih memperhatikan faktor-faktor and Alternative Medicine [Internet]. 2017
yang dapat menyebabkan bias dan dapat [cited 29 November 2017]: 1-7. Available
menggunakan inovasi terbaru dalam from:
pengontrolan pemberian intervensi kepada http://dx.doi.org/10.1155/2017/1902807.
responden. [10] Priyoto. Nursing Intervention Classification
(NIC) dalam keperawatan gerontik. Jakarta:
Daftar Pustaka Penerbit Salemba Medika; 2015.
[1] Stanley M, Beare PG. Gerontological [11] Nugroho W. Keperawatan gerontik edisi 2.
nursing: a health promotion/protection Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
nd
approach 2 edition. Philadelphia: The F.A. 2000.
Davis Company; 2006. [12] Azizah LM. Keperawatan lanjut usia edisi 1.
[2] Maas L. Asuhan keperawatan geriatrik: Yogyakarta: Graha Ilmu; 2011.
diagnosis NANDA, kriteria hasil NOC, & [13] Smith M, Robinson L, Segal R. Sleep
intervensi NIC. Jakarta: Penerbit Buku needs [Internet]. California: HelpGuide.org;
Kedokteran EGC; 2011. 2017 [Update 2018 Februari; cited 2018
[3] Potter PA, Perry AG. Fundamental of Februari 26]. Available from:
nursing: concepts, process, and practice https://www.helpguide.org/articles/sleep/sle
th
Volume 2 4 edition. Saint Louis: Mosby – ep-needs-get-the-sleep-you-need.htm.
Year Book Inc; 2005b. [14] Berman A, Snyder SJ. Kozier & Erb’s
[4] Lanywati E. Insomnia gangguan sulit tidur. Fundamental of nursing concepts, process,
th
Yogyakarta: Kanisius; 2001. and practice 9 edition. Upper Saddle
[5] Lokanata MD. Aromaterapi. Berkala Ilmu River: Pearson Education, Inc; 2012.
Penyakit Kulit dan Kelamin. Airlangga [15] Tamher S, Noorkasiani. Kesehatan usia
Periodical of Dermato and Vinereology. lanjut dengan pendekatan asuhan
2004; 16(2): 133-146. keperawatan. Jakarta: Penerbit Salemba
[6] Kuroda K, Inoue N, Ito Y, Kubota K, Medika; 2009.
Sugimoto A, Kakuda T, et al. Sedative [16] Potter PA, Perry AG. Fundamental of
effects of the jasmine tea odor and (R)-(-)- nursing: concepts, process, and practice
th
linalool, one of its major odor components, volume 1 4 edition. Saint Louis: Mosby –
on autonomic nerve activity and mood Year Book Inc; 2005a.
status. European Journal of Applied [17] Kusnaidi H, Haryanto J, Makhdufli.
Phsyology [Internet]. 2005 [cited 03 Aromacare melati meningkatkan
Desember 2017]: 95(2-3): 107-114. pemenuhan kebutuhan tidur pada lansia
Available from: (aromacare of jasmine increased sleep
http://dx.doi.org/10.1007/s00421-005-1402- needs in eldery). Jurnal Ners [Internet].
8. 2011 [cited 03 Desember 2017]: 6(2): 192-
[7] Han X, Gibson J, Eggett DL, Parker TL. 200. Available from: https://e-
468
e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.6 (no.3), September, 2018