Jurnal Kecelakaan
Jurnal Kecelakaan
Jurnal Kecelakaan
ABSTRACT
Road accidents were the main causes of mortality at young ages, especially for gentlemen, it can also caused physical
disabilities. Mortality rates which happened at young ages were caused by the low rates of their awareness perception due
to the harm on traffic. This research was conducted to depict the causes of road accidents and safety riding while using
vehicles of senior high school students in Samarinda. This research was conducted in nine senior high school which were
chosen to represent each district. The total respondents were 315, which were taken using proportional random sampling,
each district were represented by one school. The characteristic of respondents in this research was the students in 10th
grade, who ride motorcycles to school. The data were collected using questionnaire, to avoid any bias, it was helped by
enumerators. Each enumerator monitored 10 respondents. The data were analyzed using chi square with α 0.05%. The
results showed that the accidents rate was 30.8%, the rates of using motorcycle due to has none to accompany were 39,4%,
due to the long distance were 11.7%. There was relationship between accident rates and safety riding. The relationship
between accident and rebelling yellow lamp was p = 0.015, calling p = 0.041, sending SMS p = 0.000, smoking p = 0.01
and riding with more than two p = 0.043. Meanwhile riding with more than 60 km/h speed, listening to the music, out of
the street line, disobey the traffic signs have no relationship with road accidents. Factors that cause accidents are driving
behavior called warning lights, using the phone, smoking and more than two people while driving.
ABSTRAK
Kecelakaan di jalan raya merupakan faktor penyebab utama kematian pada usia muda, khususnya laki-laki dan
menyebabkan kecacatan fisik. Tingginya angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas pada usia muda karena
rendahnya persepsi mereka terhadap risiko bahaya yang ada di jalan raya. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberi
gambaran tentang penyebab kecelakaan lalu lintas dan perilaku keselamatan berlalu lintas saat berkendara pada siswa
SMA di Kota Samarinda. Penelitian dilakukan di 9 Sekolah Menengah di Kota Samarinda yang telah dipilih untuk
mewakili setiap rayon. Jumlah responden sebanyak 315 orang diambil dengan menggunakan proportional Random
sampling, masing-masing Kecamatan diwakili oleh satu sekolah. Kriteria responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas
X yang mengendarai motor menuju sekolah. Adapun pengumpulan data dengan menggunakan angket, untuk menghindari
bias pengumpulan data dibantu dengan pendampingan enumerator. Setiap enumerator mendampingi 10 orang responden.
Analisis data hasil penelitian dengan menggunakan chi square dengan α 0,05%. Hasil penelitian menunjukkan angka
kecelakaan sebesar 30,8%, alasan penggunaan berkendara bermotor ke sekolah dikarenakan tidak ada yang mengantar
sebesar 39,4%, jarak sekolah yang jauh 11,7%. Adapun hubungan antara kejadian kecelakaan dengan perilaku saat
berkendara, menunjukkan adanya hubungan antara kejadian kecelakaan dengan perilaku melanggar lampu kuning p=0,015,
menelepon p=0,041, mengirim SMS p=0,000, merokok p=0,01 dan berkendara lebih dari 2 orang p=0,043. Perilaku
berkendaraan lainnya seperti memacu kendaraan lebih dari 60KM/jam, mendengarkan musik, melanggar marka jalan dan
melanggar rambu-rambu Lalu Lintas tidak memiliki hubungan dengan kejadian kecelakaan. Faktor penyebab kecelakaan
Lalu Lintas adalah perilaku saat berkendara yang melanggar peraturan yaitu melanggar lampu, menggunakan telepon,
merokok dan berkendara lebih dari dua orang saat berkendara.
©2018 IJOSH. Open access under CC BY NC-SA license doi: 10.20473/ijosh.v7i3.2018.329–338. Received
19 March 2018, received in revised form 02 August 2018, Accepted 03 August 2018, Published: 30 Desember2018
330 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 7, No. 3 September-Desember 2018: 329–338
berkendara dengan kecelakaan lalu lintas pada siswa Tabel 1. Karakteristik Responden Penelitian di Kota
SMA di Kota Samarinda. Samarinda Tahun 2018
Karakteristik (n) (%)
METODE Pernah mengalami kecelakaan Lalu Lintas
Penelitian ini adalah penelitian observasional Ya 97 30,8
dengan desain penelitian ini menggunakan analisis Tidak 218 69,2
dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian Alasan mengendarai sepeda motor
dilakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) di Tidak Ada yang mengantar 124 39,4
Kota Samarinda yang terdiri dari 10 Kecamatan
Jarak rumah Jauh 37 11,7
dengan jumlah 36 sekolah. Jumlah responden
sebanyak 315 orang diambil dari 9 SMA di Kota Agar cepat sampai sekolah 58 18,4
Samarinda. Teknik sampling yang digunakan adalah Tidak ada angkutan umum dari 31 9,8
proportional Random sampling, masing-masing rumah ke sekolah
kecamatan diwakili oleh satu sekolah. Kriteria Lain-lain 65 20,6
responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas Jenis Kelamin
X yang mengendarai motor menuju sekolah. Laki-laki 127 40,3
Data primer didapatkan dengan memberikan
Perempuan 188 59,7
angket yang telah dilakukan uji validitas dan
reliabilitas pada 30 siswa SMA kelas X di Kota Pekerjaan Orang Tua
Samarinda yang tidak menjadi tempat penelitian. PNS 56 17,8
Pengumpulan data dibantu oleh enam orang Swasta 122 38,7
enumerator yang telah diberikan pelatihan Wiraswasta 121 38,4
sebelumnya. Setiap enumerator mendampingi 10 Tidak Bekerja 16 5,1
orang responden.
Kepemilikan SIM C
Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah kecelakaan lalu lintas Sedangkan, variabel Ya 6 1,9
independen dalam penelitian ini adalah perilaku Tidak 309 98,1
saat berkendara di jalan raya yang meliputi perilaku Jumlah 315 100
melanggar lampu kuning, menelepon, mengirim
Short Message Service (SMS), merokok dan
berkendara lebih dari 2 orang, memacu kendaraan 30,8% pernah mengalami kecelakaan lalu lintas,
lebih dari 60KM/jam, mendengarkan musik, 39,4% menyatakan alasan mengendarai sepeda
melanggar marka jalan dan melanggar rambu-rambu motor ke sekolah karena tidak ada yang mengantar,
Lalu Lintas. 38,7% orang tua bekerja swasta dan 1,9% responden
Analisis data menggunakan perangkat komputer, menyatakan sudah memiliki surat ijin mengemudi
untuk mengetahui hubungan antara variabel (SIM).
disajikan ke dalam bentuk tabel tabulasi silang. Perilaku Berkendara Siswa di Jalan Raya
Analisis statistik menggunakan uji Chi‑Square
Safety riding atau keselamatan ber-kendara
dengan α 0,05.
merupakan hal utama yang harus diperhatikan bagi
pengendara baik sepeda motor maupun mobil. Hal
HASIL utama ini seringkali diabaikan oleh para pengendara
Karakteristik Responden karena mungkin banyak dari elemen safety riding
Karakteristik responden dalam penelitian ini tersebut adalah hal-hal kecil dan merepotkan. Safety
terdiri dari pengalaman kecelakaan lalu lintas, alasan riding sangat penting diperhatikan dalam berkendara
mengendarai sepeda motor, jenis kelamin, pekerjaan karena banyak kecelakaan lalu lintas di jalan yang
orang tua, dan kepemilikan Surat Ijin Mengemudi disebabkan oleh pengendara, seperti data kecelakaan
(SIM). kendaraan bermotor yang terjadi di jalan raya dari
Tabel 1 menunjukkan distribusi responden kepolisian khususnya Kepolisian Daerah Metro Jaya
bahwa 59,7% berjenis kelamin perempuan, sebanyak menyatakan sekitar 80–85% dari kecelakaan terjadi
karena kelalaian dari para pengendara.
332 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 7, No. 3 September-Desember 2018: 329–338
Tabel 3. Hubungan antara Variabel Dependen dan Variabel Independen di Kota Samarinda Tahun 2018
Variabel Selalu (%) Sering (%) Kadang (%) Tidak pernah (%) p
Tetap memacu kendaraan pada saat lampu lalu lintas berwarna kuning
Mengalami 19.6 17,5 34,0 28,9 ,015**
Tidak mengalami 25,7 29,8 20,6 23,9
Pernah menggunakan alat komunikasi atau HP untuk menelepon/menerima telepon sambil
berkendara
,049∗*
Mengalami 16,5 20,6 23,7 39,2
Tidak mengalami 31,7 16,5 20,2 31,7
Pernah menggunakan alat komunikasi atau HP untuk menulis/membaca sms sambil
berkendara
,000∗∗
Mengalami 14,4 21,6 25,8 38,1%
Tidak mengalami 38,1 11,0 17,4 33,5%
Merokok sambil berkendara
Mengalami 25,8 7,2 3,1 63,9% ,001∗∗
Tidak mengalami 45,9 1,4 1,8 50,9%
Melanggar marka jalan
Mengalami 20,6 15,5 24,7 39,2% ,298∗
Tidak mengalami 27,5 19,7 22,5 30,3%
Melanggar rambu-rambu lalu lintas
Mengalami 18,6 15,5 24,7 41,2% ,116∗
Tidak mengalami 28,9 19,3 21,1 30,7%
Berkendara dengan kecepatan lebih dari 60 km/jam
Mengalami 17,5 32,0 35,1 15,5% ,782∗
Tidak mengalami 15,6 31,7 32,6 20,2%
Berboncengan sepeda motor lebih dari 2 orang
Mengalami 22,7 13,4 28,9 35,1% ,044∗∗
Tidak mengalami 28,4 22,9 17,9 30,7%
Mendengarkan musik lewat HP/MP3 player sambil berkendara ,492∗
Mengalami 16,5 26,8 25,8 30,9%
Tidak mengalami 24,3 24,8 22,9 28,0%
rambu lalu lintas, berkendara dengan kecepatan jalan lainnya, mengakibatkan korban manusia atau
lebih dari 60 km/jam, mendengarkan musik lewat kerugian harta benda (Peraturan Pemerintah No
HP/ MPEG-1 Audio Layer 3 (MP3) player sambil 43 Tahun 1993 Pasal 93). Kecelakaan lalu lintas
berkendara tidak memiliki hubungan signifikan pada umumnya terjadi karena berbagai faktor
dengan kecelakaan Lalu Lintas pada siswa SMA. penyebab secara bersama-sama seperti pelanggaran
Hasil analisis hubungan antara variabel dependen atau tindakan kurang hati-hati para pengguna jalan
dengan variabel independen pada Tabel 3. (pengemudi dan pejalan kaki), kondisi jalan, kondisi
kendaraan, cuaca atau pandangan terhalang. Secara
umum bahwa penyebab terjadinya kecelakaan lalu
PEMBAHASAN
lintas adalah faktor manusia itu sendiri (human
Kecelakaan Lalu Lintas error). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di perilaku berkendara pada siswa SMA di Kota
jalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja, Samarinda tidak aman atau berbahaya.
melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai
334 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 7, No. 3 September-Desember 2018: 329–338
Beberapa negara mengidentifikasi ada tiga Laki-laki dari usia muda, lebih cenderung
penyebab utama kecelakaan lalu lintas yaitu faktor mengalami kecelakaan lalu lintas di jalan daripada
manusia, faktor kendaraan dan faktor jalan atau perempuan. Karena Laki-laki lebih cenderung tidak
lingkungan. Ketiga faktor tersebut ada di Indonesia menaati peraturan yang ada, sedangkan perempuan
(Soehodho, 2009). lebih mementingkan peraturan yang ada. Menurut
Faktor utama penyebab kecelakaan lalu lintas data kepolisian faktor pelanggaran yang dilakukan
adalah faktor manusia. Manusia banyak melakukan pengemudi yang kurang tertib berlalu lintas ini
pelanggaran terhadap aturan lalu lintas. Pelanggaran mencapai lebih dari 80% dari penyebab kecelakaan
rambu lalu lintas merupakan salah satu penyebab lalu lintas (Adinugroho, 2012).
terjadinya kecelakaan lalu lintas. Pelanggaran Penelitian ini menunjukkan berbagai alasan
tersebut diakibatkan karena kesengajaan maupun mengapa pelajar mengendarai sepeda motor
kurangnya kontrol diri pada pengemudi terhadap diantaranya tidak ada yang mengantar (39,4%)
peraturan yang berlaku. Pengendara sepeda motor serta sekolah yang jauh dari rumah (11,7%). Hal
yang melakukan pelanggaran terjadi karena ini menggambarkan bahwa saat ini sepeda motor
rendahnya kontrol diri dari pengemudi. Sama halnya menjadi pilihan praktis dan menjadi kebutuhan
pada faktor kepribadian juga dapat memengaruhi penggunaan sepeda motor di usia remaja menjadi hal
pelanggaran sehingga dapat menyebabkan penting, karena motor adalah kendaraan yang mampu
kecelakaan lalu lintas (Kusumadewi, 2012). mencapai tujuan dengan cepat dan merupakan
Tipe kepribadian terbagi menjadi dua bagian, bagian dari aktivitas kehidupan ke sekolah untuk
yaitu kepribadian introvert dan kepribadian para siswa. Pengemudi pemula memiliki peluang
extrovert. Tipe kepribadian introvert cenderung tiga kali lebih besar terlibat dalam kecelakaan
menutup diri dari lingkungan sekitarnya, serta dari pada pengemudi yang telah mahir. Lebih dari
keputusan yang diambil hanya didasarkan oleh 27,4% kecelakaan pada tahun 2004 melibatkan
perasaan, pemikiran, dan pengalaman dari individu. anak muda dan pengemudi pemula berusia 16–25
Tipe kepribadian ini akan menimbulkan sifat ego tahun (Marsaid, 2013). Pengemudi pemula tidak
sentries yaitu sifat yang lebih mementingkan diri di bekali dengan persiapan yang cukup mengenai
sendiri dan kurang memperhatikan dan atau kurang keselamatan berlalu lintas seperti pengetahuan
menghargai orang lain, sehingga dalam berlalu lintas tentang safety riding, perilaku berkendara yang
mudah menimbulkan kecelakaan, karena semua yang aman, dan kemampuan/skill berkendara ditunjukkan
ada di sekitarnya dianggap hanya untuk kebutuhan dengan kepemilikan SIM.
dan kepentingannya sendiri. Misalnya helm yang Surat Izin Mengemudi (SIM) adalah bukti
tidak ditalikan sehingga saat kendaraan dilarikan registrasi dan identifikasi yang diberikan oleh Polri
dalam kecepatan tinggi, helm tersebut dapat kepada seseorang yang telah memenuhi persyaratan
terbang tertiup angin, hal ini sangat membahayakan administrasi, sehat jasmani dan rohani, memahami
pengendara yang ada di belakangnya; Sementara peraturan lalu lintas dan terampil mengemudikan
untuk kepribadian extrovert, seorang anak cenderung kendaraan bermotor (Wardani, 2015). Namun hasil
lebih aggressive, sehingga keputusan yang diambil penelitian ini didapatkan bahwa responden yang
berdasar dari pengalaman teman sekitarnya memiliki SIM hanya 1,9 % saja. Hal ini karena
(Notoatmojo, 2010). Sifat agresif ini mempunyai untuk untuk mendapatkan SIM salah satu syaratnya
ciri-cirinya kurang sabar, penuh rasa persaingan, adalah usia 17 tahun sementara umur responden
mudah menyerang dan menyalahkan orang lain, belum memenuhi syarat untuk memilki SIM, dengan
sehingga kendaraan yang dikendarai dapat digunakan kata lain bahwa responden belum mempunyai
sebagai alat untuk melampiaskan nafsu agresifnya keterampilan dalam mengemudikan kendaraan
untuk menyerang orang lain, sehingga mudah terjadi sepeda motor karena belum mempunyai SIM.
kecelakaan. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko kecelakaan
Kazantzis, et al. menyebutkan bahwa insiden lalu lintas pada siswa karena belum dimilikinya
kecelakaan lalu lintas pengendara sepeda motor keterampilan/skill berkendara yang aman.
pada remaja yaitu 11%, dan lebih dari 50% korban Hasil penelitian Soehodho menyatakan bahwa
kecelakaan lalu lintas mengalami hyperarousal, pengendara sepeda motor akan lebih agresif dan
gangguan ingatan, lebih emosional dan adanya ceroboh karena mobilitas nya yang fleksibel, tren
gangguan kognitif dan social (Kazantzis, 2012). menunjukkan sepeda motor digunakan untuk
perjalanan jarak jauh seperti perjalanan antarkota,
Dina Lusiana Setyowati, dkk. Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas.... 335
dan penumpang lebih dari kapasitas dari dua sehingga perlu untuk mempromosikan informasi
orang yang mengendarai sepeda bukanlah hal publik tentang risiko-risiko tersebut di antara orang-
yang tidak biasa (Soehodho, 2009). Penelitian orang (Mangiaracina, 2007).
Agus menunjukkan bahwa prediksi jumlah korban Hasil penelitian Pamungkas menunjukkan
kecelakaan Lalu Lintas di Indonesia tidak hanya bahwa karakteristik pengendara dapat berubah
dipengaruhi jumlah penduduk dan jumlah kendaraan secara drastis dan cepat karena penggunaan alkohol,
bermotor, tetapi juga jumlah kepemilikan SIM dan narkotika, rasa sakit, jenuh dan tidak nyaman dapat
panjang jalan (Agus, 2012). Penelitian Marsaid secara serius mengurangi efisiensi pengemudi
menunjukkan bahwa pengendara tidak terampil (Pamungkas, 2014).
berisiko 0,263 kali menyebabkan kejadian meninggal Pencegahan penyalahgunaan zat adiktif di
pada kecelakaan Lalu Lintas dibanding pengendara kalangan remaja merupakan usaha yang penting,
terampil (Marsaid, 2013). dan layak dipertahankan dan ditingkatkan demi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerjaan mengurangi konsekuensi penggunaan zat adiktif dari
orang tua responden 44,0% bekerja sebagai semua perilaku berisiko tinggi termasuk kecelakaan
wiraswasta (petani, buruh, pedagang) dan tidak kendaraan bermotor. Temuan baru menunjukkan
bekerja. Badan Kesehatan Dunia melaporkan bahwa karakteristik orang tua dirasakan sangat kuat
bahwa kematian karena kecelakaan lalin dua pengaruhnya pada mengemudi berisiko tinggi yaitu
kali lebih tinggi di negara berpenghasilan rendah pada anak muda atau remaja.
dan menengah dengan penggunaan sepeda
motor dominan, dibandingkan dengan negara Hubungan Penggunaan HP dengan Menelepon,
berpenghasilan tinggi di dunia (WHO, Global SMS dan Mendengarkan Musik dengan
Status Report on Road Safety, 2015). Kondisi sosial Kecelakaan Lalu Lintas
ekonomi keluarga dengan latar belakang ekonomi Penelitian yang dilakukan oleh Governors
yang berisiko tinggi memengaruhi kemungkinan Highway Safety Association (GHSA) Amerika
anak atau remaja meninggal atau terluka dalam Serikat, menemukan bahwa menelepon atau
kecelakaan lalu lintas. Hubungan kondisi sosial berSMS pada saat mengemudi merupakan
ekonomi keluarga tidak hanya antara penghasilan penyebab terbesar terjadinya kecelakaan di jalan
tinggi dan negara berpenghasilan rendah. Misalnya, raya. Penelitian Internasional pun mengungkapkan
data dari Swedia dan Inggris menunjukkan bahwa bahwa penggunaan ponsel saat mengemudi
anak-anak dan orang dewasa muda berisiko menyumbangkan satu dari setiap empat kecelakaan
mengalami kecelakaan lalu lintas lebih tinggi jika lalu lintas. Bahaya penggunaan ponsel saat
mereka berasal dari keluarga kelas sosial yang lebih berkendara bukan pada cara kita menggunakannya
rendah. (termasuk memakai hands free), melainkan lebih
pada topik pembicaraan atau apa yang sedang kita
Hubungan Merokok Saat Berkendara dengan
bicarakan saat itu. Jadi bahayanya adalah karena
Kecelakaan Lalu Lintas
otak pengemudi dipaksa berpikir hal penting lainnya
Berdasarkan hasil penelitian ini, kejadian saat mengemudi, sehingga konsentrasi menjadi
kecelakaan juga diakibatkan karena merokok terpecah (Polda Jatim, 2018).
sambil berkendara (p=0,001). Persentase kejadian Faktanya adalah menggunakan ponsel saat
kecelakaan terdapat pada responden dengan perilaku berkendaraan ternyata jauh lebih berbahaya daripada
selalu atau sering merokok saat berkendara sebesar berkendaraan saat mabuk. SMS saat berkendara 6
33,0%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh kali lebih memungkinkan menyebabkan kecelakaan
rokok sebagai zat adiktif dalam berkendara seperti dibandingkan berkendara saat mabuk. Hampir
penurunan konsentrasi. Penelitian Mangiaracina 23% kecelakaan disebabkan oleh menelepon
menunjukkan bahwa merokok menghasilkan risiko menggunakan ponsel saat berkendara. Berkendara
luar biasa untuk keselamatan di jalan, lebih dari sambil menelepon bisa membuat otak bereaksi
penggunaan ponsel. Dalam kondisi kecanduan (meski masih remaja) seperti otak para manula yang
menghasilkan gangguan mengemudi yang cukup berusia 70 tahun (Polda Jatim, 2018).
besar pada perokok, hal ini disebabkan karena Penelitian telah menyarankan bahwa
kekurangan oksigen yang ditunjukkan, kehadiran penggunaan ponsel saat mengemudi mengurangi
karbon monoksida dan konsentrasi tinggi partikulat konsentrasi dikarenakan remaja cenderung
offine di udara bernafas di dalam kendaraan. menggunakan ponsel mereka saat mengemudi
336 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 7, No. 3 September-Desember 2018: 329–338
(McCartt AT, 2006) (Walsh Sp, 2008). Selain itu, mengendarai sepeda bukanlah hal yang tidak biasa
telah ditemukan bahwa pengemudi remaja lebih (Soehodho, 2009).
cenderung mengalami cidera berat jika menggunakan
ponsel saat mengemudi (Neyens DM, 2008). Hubungan Kepatuhan Terhadap Rambu-Rambu
Penggunaan ponsel pada saat mengemudi Lalu Lintas dengan Kecelakaan Lalu Lintas
mencerminkan tingkat hubungan kognitif dan Perangkat pengatur lalu lintas merupakan
perilaku penggunaan ponsel (Gauld CS, 2014). suatu instrumen yang diperlukan untuk mengatur
Studi telah mengungkapkan bahwa remaja yang kelancaran arus lalu lintas di jalan raya. Selain itu
menggunakan ponsel cenderung menunjukkan juga dapat berfungsi untuk menurunkan tingkat
bahwa mereka akan menggunakan ponsel mereka kecelakaan dan hambatan lalu lintas.
dalam beberapa cara saat mengemudi, termasuk Rambu lalu lintas adalah suatu tanda, simbol,
mengirim SMS, dan lebih jauh lagi, bahwa mereka isyarat atau semboyan yang bertujuan memberikan
sengaja menyembunyikan perilaku ini (Gauld CS, informasi atau petunjuk bagi pengguna jalan tentang
2014) (White KM, 2012). kondisi jalan dan lingkungannya.
Sejalan dengan penelitian ini, tingkat Kesadaran pengemudi terhadap rambu-rambu
kecelakaan lebih sering terjadi pada responden Lalu Lintas di jalan raya perlu ada peningkatan.
yang menggunakan ponsel dengan menerima Terutama pada rambu lalu lintas menunjukkan lampu
telepon atau menelepon saat berkendara 20,6%, kuning. Pada penelitian ini kejadian kecelakaan
perilaku penggunaan ponsel dalam berkendara terjadi pada mereka yang memiliki perilaku selalu
seperti mengirim SMS 25,8% pernah mengalami melanggar lampu kuning 19,9%. Hal ini sejalan
kecelakaan, tetapi pada responden yang tidak dengan penelitian Wong (2010), menyatakan
mengalami kecelakaan namun menggunakan bahwa kesadaran pada kondisi Lalu Lintas dan
ponsel saat berkendara juga cukup tinggi 31,7%. rambu-rambu lalu lintas akan bisa menurunkan
Hal ini menunjukkan perilaku berisiko terjadinya kejadian kecelakaan di jalan raya (Wong, 2010).
kecelakaan saat berkendara. Sehingga diperlukan Lampu lalu lintas merupakan alat pengatur lalu
upaya pencegahan pada pengemudi remaja untuk lintas yang dijalankan dengan listrik atau sejenisnya
berkendara aman di jalan raya dengan terus yang bertujuan untuk mengatur, mengarahkan
memberikan pendidikan dan sosialisasi aman serta memberikan peringatan kepada pengguna
berkendara bagi berbagai pihak seperti orang tua, kendaraan.
sekolah dan kepolisian. Pada penelitian ini, secara statistik menunjukkan
hubungan dengan p=0,015 antara pelanggaran
Hubungan Berkendara Lebih dari 2 Penumpang
terhadap lampu lalu lintas seperti melajukan
dengan Kecelakaan Lalu Lintas
kendaraan di saat lampu lalu lintas dengan angka
Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun kecelakaan pada responden. Penelitian Handayani
2009 tentang Angkutan Jalan telah mencantumkan (2017) menunjukkan bahwa pelanggaran rambu dan
larangan bagi setiap pengendara untuk membawa lampu Lalu Lintas merupakan faktor yang paling
penumpang lebih dari satu orang. Hasil penelitian ini berpengaruh terhadap potensi terjadinya kecelakaan
menunjukkan bahwa 47,0% responden menyatakan Lalu Lintas yaitu sebesar 39,5%. Penelitian Marsaid
selalu berboncengan sepeda motor lebih dari 2 menunjukkan bahwa pengendara tidak tertib berisiko
orang dan kejadian kecelakaan dikarenakan selalu 0,227 kali menyebabkan kejadian meninggal pada
membawa penumpang lebih dari 2 sebesar 26,6%. kecelakaan lalu lintas. Data ini mencerminkan
Menurut hasil penelitian Lestari, pelanggaran pengendara yang tidak tertib berisiko menyebabkan
jenis ini dikarenakan menghemat biaya atau kecelakaan dengan korban meninggal dunia
menghemat bensin yang digunakan, karena jarak (Marsaid, 2013).
dekat dan serah sehingga meringankan pengemudi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
untuk tidak kembali menjemput penumpangnya sebesar 34,0% menunjukkan bahwa responden
(Lestari, 2015). Penelitian Soehodho menyebutkan kadang‑kadang menjalankan kendaraan dengan
bahwa kecelakaan lalu lintas juga disebabkan karena kecepatan tinggi pada saat lampu lalu lintas berwarna
penumpang lebih dari kapasitas dari dua orang yang kuning. 48,0% responden pernah mengalami
Dina Lusiana Setyowati, dkk. Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas.... 337
kecelakaan lalu lintas menyatakan selalu/sering Perguruan Tinggi atas pemberian dana pada skim
mengendarai sepeda motor dengan kecepatan lebih Penelitian Produk Terapan tahun anggaran 2017
dari 60 km/jam, hal ini sesuai dengan hasil penelitian dengan nomer kontrak: 360 / UN17.41 / KL / 2017.
Poei (2016), berarti gerak cepat untuk mengendarai
kendaraan untuk mencapai tujuan sesegera mungkin
DAFTAR PUSTAKA
adalah fenomena yang terjadi sekarang, tanpa
menghiraukan etika berLalu Lintas yang ada. Adinugroho, L., 2012. Karakteristik Pengemudi
Tidak ada hubungan yang signifikan terhadap di Model Peluang Terjadinya Kecelakaan Bus
pelanggaran perangkat pengatur lalu lintas yaitu AKAP. Jurnal Rekayasa Sipil, [e-Jurnal] 6(1):
pelanggaran terhadap marka jalan, rambu lalu lintas pp.42-54
dan mengendarai kendaraan dengan kecepatan 60 Administration, N. H., 2008. Traffic Safety Facts
km/jam. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil 2008. A Compilation of Motor Vehicle Crash Data
penelitian Prakarsa (2011) yang menemukan bahwa from the Fatality Analysis Reporting System and
kecelakaan lalu lintas terjadi akibat kecepatan yang The General Estimates System. USA: National
lebih tinggi atau > 60 km/jam. Kecepatan yang lebih Highway Traffic Safety Administration
tinggi atau > 60 km/jam berdampak pada dekatnya Agus, S., 2012. Perbandingan Model Andreassen dan
jarak antar kendaraan sedemikian sehingga jarak Model Artifisial Neural Network untuk Prediksi
pandang henti ideal terlampaui dan kemampuan Fatalitas Korban Kecelakaan Lalulintas. Jurnal
pengendalian kendaraan berkurang (Costa, 2012). Transportasi, [e-Jurnal] 12 (1): pp. 73–82
Hampir dapat dipastikan akan berakibat fatal bagi Costa, D. G., 2012. Analisis Risiko Kecelakaan
pengendara sepeda motor dan pejalan kaki di lokasi/ Pengguna Sepeda Motor. Simposium XV FSTPT.
jalan tersebut (Prakarsa, 2011). Bekasi: Sekolah Tinggi Transportasi Darat
Disnas Perhubungan., 2013. Profil dan Kinerja
Perhubungan Darat 2013. Jakarta: Kementerian
SIMPULAN
Perhubungan Republik Indonesia
Faktor penyebab kecelakaan Lalu Lintas pada Rakhmani, F., 2013. Kepatuhan Remaja dalam
siswa SMA di Kota Samarinda yaitu perilaku Berlalu Lintas. Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri, [e-Jurnal]
saat berkendara yang tidak aman yaitu perilaku 2 (1): pp.1-7
melanggar lampu kuning, menelepon, mengirim Gauld C.S.L.I., 2014. Concealing Their
SMS, merokok dan berkendara lebih dari 2 orang. Communication: Exploring Psychosocial
Hubungan antara kejadian kecelakaan dengan Predictors of Young Drivers’ Intentions and
perilaku saat berkendara, menunjukkan adanya Engagement in Concealed Texting. Accid ent
hubungan antara kejadian kecelakaan dengan Analysis and Prevention, [e-Jurnal] 62:pp. 285-
perilaku melanggar lampu kuning p=0,015, 293
menelepon p=0,041, mengirim sms p=0,000, Handayani, D., Rahma O., O., Widi, H., 2017.
merokok p=0,01 dan berkendara lebih dari 2 Pengaruh Pelanggaran Lalulintas Terhadap
orang p=0,043. Perilaku berkendaraan lainnya Potensi Kecelakaan Pada Remaja Pengendara
seperti memacu kendaraan lebih dari 60 km/jam, Sepeda Motor.. Matriks Teknik Sipil, [e-Jurnal]
mendengarkan musik, melanggar marka jalan dan : pp.838-843
melanggar rambu-rambu Lalu Lintas tidak memiliki Jalil, A., 2014. 2013, 83 Orang Tewas Kecelakaan di
hubungan dengan kejadian kecelakaan. Samarinda. Jakarta: Sindonews.com
Kazantzis., 2012. Predictors of Chronic Trauma
Related Symptoms in A Community Sample of
UCAPAN TERIMA KASIH
New Zealand Motor Vehicle Accident Survivors.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Cult Med Psychiatry 36 , 442–464
Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kusumadewi, H.P., 2012. The Correlation Between
Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan the Social Support of Peer Group and Self
Teknologi, Kementerian Riset, Teknologi dan Control towards the Obedience of The Rule
338 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 7, No. 3 September-Desember 2018: 329–338
in The Teenage Girls of the Assalam Modern Rahmawati., 1998. Korelasi Surat Ijin Mengemudi
Islamic Boarding School Sukoharjo. Jurnal Ilmiah (SIM) dengan Kecelakaan yang Terjadi di Jalan.
Psikologi [e-Journal] 1(2): pp.1-10 Tugas Akhir. Yogyakarta: Program Sarjana
Lestari., 2015. Analisis Pelanggaran Pengendara Ekstensi Teknik Sipil Universitas Gajah Mada
Motor terhadap Undang-Undang No 22 Tahun Rahmi, S., 2009. Analisis Perilaku Siswa SMA di
2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kota Samarinda dalam Berkendara Roda Dua
Jalan (Studi Kasus Pada Satlantas Kepolisian terhadap Keselamatan Berlalu Lintas. Refleksi
Resor Subang Jawa Barat). Skripsi. Surakarta: Kesehatan, pp. 32–67
Universitas Muhammadiyah Surakarta Soehodho., 2009. Road Accident in Indonesia. IATSS
Mangiaracina G.P.L., 2007. Smoking While Driving RESEARCH [e-Journal] 33 (2): pp.122-124
and Its Consequences on Road Safety. Pub Med, Walsh Sp, W.K., 2008. Dialling and Driving: Factors
19 (3): pp.253–267 Influencing Intentions to Use A Mobile Phone
Marsaid., M.Hidayat, Ahsan., 2013. Faktor Yang while Driving. Accident Analysis & Prevention,
berhubungan dengan Kejadian Kecelakaan [e-Journal] 40(6): pp.1893-1900.doi:10.1016/j.
Lalu Lintas Pada Pengendara Sepeda Motor di aap.2008.07.005
Wilayah Polres Kabupaten Malang. Jurnal Ilmu Wardani, V.A., 2015. Persepsi Masyarakat Terhadap
Keperawatan, [e-Jurnal] 1 (2): pp.98-112 Citra Polisi Lalu Lintas di Polsek Kecamatan
McCartt A.T.H.L., 2006. Cell Phones and Driving: Tampan Kota Pekanbaru. Jom Fisip, [e-Jurnal]
Reviewing of Research. Traffic Inj. PubMed, 2 (1): pp.1-15
7:89-106 doi:10.1080/15389580600651103 White K.M. Shari P Walsh, Melissa K Hyde and
Neyens D.M.B.L., 2008. The Influence of Driver Barry C Watson., 2012. Connection Without
Distraction on The Severity of Injuries Sustained Caution? The Role of Mobile Phone Involvement
by Teenage Drivers and Their Passengers. in Predicting Young People’s Intentions to Use
Accident Analysis & Prevention, [e-Journal] 40 a Mobile Phone While Driving. Journal of the
(1): pp:254–259 doi:10.1016/j.aap.2007.06.005 Australasian College of Road Safety, [e-Journal]
Notoatmojo, S., 2010. Promosi Kesehatan: Teori dan 23 (1): pp.16–21
Aplikasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta WHO., 2013. Global Status Report on Road Safety.
Pamungkas, N.S., 2014. Mengenal Perilaku Geneva: World Health Organization
Pengendara Kendaraan dalam Upaya Mencegah WHO., 2015. Global Status Report on Road Safety.
Terjadinya Kecelakaan di Jalan Raya. Teknis, WHO Librar.ed.doi:978 92 4 156506 6. WHO/
[e-Junal] 9 (1): pp.13–18 NMH/NVI/15.6
Poei, E.P., 2016. Perilaku Berlalu Lintas Yang WHO., 2013. Road Traffic Injuries
Mendukung Keselamatan di Jalan Raya. Teknik WHO., 2015. Road Traffic Injuries
Sipil, [e-Jurnal] 14 (1): pp.10–19 Wong., 2010. Determinants Behind Young
Polda Jatim, D., 2018 Bahaya Penggunaan Motorcyclist Risky Riding Behavior. Journal
Handphone Saat Mengemudi. Surabaya: Polisi Accident Analysis and Prevention, [e-Journal]
Daerah Jawa Timur 42(1): pp.275–281
Howard, E., 2011. Keselamatan Jalan, Membangun
Kapasitas Kelembagaan, Peran Polisi Lalu Lintas,
Perspektif Seorang Ahli Keselamatan Jalan, Sisi
Kemanusiaan, Infrastruktur. Jurnal Prakarsa
Infrastruktur Indonesia, [e-Jurnal] 8: pp.3-9