Ferdio Armanda
Ferdio Armanda
Ferdio Armanda
ABSTRACT
Background: Enterococcus faecalis is a bacterium which most often found on the wall of the root canal after
the root canal treatment. It can be eliminated by NaOCl solution with high concentrations of 5,25%, this can
cause toxic effects of the network around it. Dayak onion (Eleutherine palmifolia (L) Merr ) has antibacterial
substances resulting active compound content one of it is flavonoid. Purpose: This study aims to determine the
differences antibacterial activity of Dayak onion bulb which contains flavonoid compound on the growth of
Enterococcus faecalis. Method: This experimental research using post test only with group design with 6
treatments groups, namely Dayak onion bulb extract 20 mg/ml, 40 mg/ml, 60 mg/ml and 80 mg/ml with 5,25%
NaOCl as positive control and ethanol 96%as negative control. Result: The results of calculation inhibitory
zone obtained the most effective concentration is 80 mg/ml of 21,314 mm,which is the category of high inhibitory
zone, but no bacterial growth higher than the NaOCl 5,25% with a mean inhibition zone is 24,416 mm. The
analysis data using shpiro-wilk to test a normality test and homogeneity test using levene’s test data showed
normal and homogeneous (p<0,05). The analysis data is using one way Anova test that show there is significant
differences p=0,000 (p<0,05), then further post hoc LSD test showed significant differences between
concentrations of extract of Dayak onion bulb, NaOCl 5,25% and ethanol 96% p=0,000 (p<0,05). Conclusion:
there are differences in the antibacterial activity of dayak onion bulb which contains flavonoid compounds on
the growth of enterococcus faecalis and inhibitory zone obtained the most effective concentration is 80 mg/ml of
21,314 mm, but no bacterial growth higher than the NaOCl 5,25% with a mean inhibition zone is 24,416 mm.
ABSTRAK
Latar Belakang: Enterococcus faecalis adalah bakteri yang paling sering ditemukan pada dinding saluran
akar pasca perawatan saluran akar. Enterococcus faecalis dapat dieliminasi menggunakan larutan NaOCl
dengan konsentrasi yang tinggi yaitu 5,25%. Hal ini dapat menyebabkan efek toksik pada jaringan sekitar.
Bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L) Merr) mempunyai zat antibakteri yang di sebabkan kandungan
senyawa aktif salah satunya yaitu flavonoid. Tujuan: Mengetahui perbedaan aktivitas antibakteri umbi bawang
dayak yang mengandung senyawa flavonoid terhadap pertumbuhan enterococcus faecalis. Metode: Penelitian
menggunakan rancangan post test only with control group design dengan 6 kelompok perlakuan, yaitu ekstrak
umbi bawang dayak 20mg/ml, 40mg/ml, 60mg/ml, dan 80mg/ml, dengan NaOCl 5,25% sebagai kontrol positif
dan etanol 96% sebagai kontrol negatif. Hasil: Hasil dari perhitungan zona hambat didapatkan konsentrasi
paling efektif yaitu 80mg/ml sebesar 21,314mm yang termasuk kategori zona hambat tinggi, namun hambatan
pertumbuhan bakteri tidak lebih tinggi dari pada NaOCl 5,25% dengan rerata zona hambat yaitu 24,416mm.
Analisis data menggunakan Shapiro-wilk untuk uji normalitas dan uji homogentias menggunakan levene’s test
menunjukan data normal dan homogen (p>0,05), uji One way Anova menunjukan terdapat perbedaan bermakna
yaitu p=0,000 (p<0,05), kemudian uji lanjut menggunakan Post hoc LSD menunjukan perbedaan bermakna
antara konsentrasi ekstrak umbi bawang dayak, NaOCl 5,25% dan etanol 96% p=0,000 (p<0,05). Kesimpulan:
Terdapat perbedaan aktivitas antibakteri umbi bawang dayak yang mengandung senyawa flavonoid terhadap
pertumbuhan enterococcus faecalis dan didapatkan konsentrasi paling efektif yaitu 80mg/ml sebesar 21,314mm,
namun hambatan pertumbuhan bakteri tidak lebih tinggi dari pada NaOCl 5,25% dengan rerata zona hambat
yaitu 24,416mm.
Korespondensi: Ferdio Armanda, Program Studi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas
Lambung Mangkurat, Jalan Veteran No 12B, Banjarmasin, Kalsel, email: [email protected]
iritan khususnya dari invasi bakteri. Jika bawang dayak.12 Bawang dayak merupakan
rangsangan dari iritan bakteri yang mempengaruhi tanaman tradisional masyarakat kalimantan dengan
sel-sel pulpa terlalu kuat, maka akan terjadi nama ilmiah yaitu Eleuthherine palmifolia (L)
kematian sel yang mengakibatkan nekrosis pulpa.2 Merr. Umbi bawang dayak mengandung senyawa-
Nekrosis pulpa yaitu kematian sel-sel di dalam senyawa bioaktif satunya yaitu flavonoid.
saluran akar yang mengakibatkan hilangnya aliran Flavonoid termasuk senyawa fenolik alam yang
darah dan kematian saraf di jaringan pulpa yang berpotensial sebagai antioksidan. Fungsi flavonoid
disertai dengan infeksi. Infeksi tersebut disebabkan sebagai antijamur dan antibakteri.13,14 Umbi bawang
oleh mikroorganisme yang bersifat saprofit dan dayak (Eleuthherine palmifolia (L) Merr) dapat
disebabkan oleh mikroorganisme yang bersifat menghambat bakteri gram positif S. aureus dengan
patogen.1 menggunakan variasi konsentrasi yaitu 10mg/ml,
Perawatan nekrosis pulpa yaitu perawatan 20mg/ml, dan konsentrasi paling efektif terdapat
saluran akar. Perawatan saluran akar (PSA) pada konsentrasi 40mg/ml, dengan diketahui
merupakan prosedur yang dilakukan dalam bidang adanya zona bulat sebesar 11,50mm. Hal ini
kedokteran gigi. Hal ini bertujuan agar gigi yang dikarenakan senyawa aktif yang bersifat antibakteri
mengalami kerusakan hingga pulpa dapat yang terkandung didalam umbi bawang dayak,
dipertahankan dan tidak perlu dicabut. 3 sehingga bakteri gram positif dapat terhambat.15
Perawatan saluran akar terdiri dari 3 tahap, yaitu
preparasi biomekanis, sterilisasi dan obturasi BAHAN DAN METODE
saluran akar. Salah satu tahapan yang mem- Penelitian ini merupakan eksperimental
pengaruhi keberhasilan perawatan saluran akar laboratoris murni (true experimental) dengan post
adalah irigasi saluran akar. Irigasi saluran akar test only with control group design dengan enam
merupakan tahap yang berperan sebagai pelumas kelompok perlakuan. Sampel pada penelitian ini
selama preparasi saluran akar, melarutkan jaringan yaitu ekstrak Umbi Bawang Dayak (Eleutherine
pulpa nekrosis, menghilangkan smear layer, dan palmifolia (L.) Merr), dengan variasi konsentrasi
bakteri beserta produknya.1,3,4 ekstrak bawang dayak 20mg/ml, 40mg/ml,
Dinding saluran akar yang tidak bersih dapat 60mg/ml, 80mg/ml yang mengandung senyawa
menjadi tempat kolonisasi bakteri. Enterococcus flavonoid dengan menggunakan pelarut etanol 96%,
faecalis adalah bakteri yang sering ditemukan pada kontrol positif menggunakan sodium hipoklorit
perawatan saluran akar yang gagal dan dapat (NaOCl) 5,25%, dan etanol 96% sebagai kontrol
menyebabkan infeksi saluran akar yang persistensi. negatif. Jumlah sampel minimal dalam penelitian
Enterococcus faecalis adalah bakteri gram positif, ini berdasarkan rumus Federer diperoleh jumlah
memiliki bentuk coccus dan bakteri fakultatif sampel minimal untuk masing-masing kelompok
anaerob.5,6 adalah 5.
Enterecoccus faecalis memiliki kemampuan Alat-alat penelitian yang digunakan dalam
beradaptasi pada kondisi saluran akar yang telah di penelitian ini adalah pisau (stainless steel), brender,
lakukan perawatan, serta memiliki pertahanan yang gelas maserasi, spatula, petri disk, neraca analitik,
kuat pada infeksi saluran akar, ketika nutrisi yang mortar dan stamper, autoclave, incubator, tabung
ada sangat terbatas. Enterococcus faecalis dapat reaksi, cawan petri, ose bulat, lampu Bunsen, kapas
hidup dilingkungan yang memiliki pH 11,5.6,7 lidi steril, pipet tetes, caliper (skala millimeter),
Enterococcus faecalis dapat dibunuh menggunakan gelas beker, labu Erlenmeyer, alat pengaduk, kertas
sodium hipoklorit dengan konsentrasi yang paling saring, aluminum foil, laminatory flow, dan lampu
tinggi, yaitu 5,25 % sampai dengan 6 %. Apabila UV untuk menentukan panjang gelombang dari
sodium hipoklorit digunakan dengan konsentrasi flavonoid total. Bahan-bahan penelitian yang
yang sangat tinggi seperti 5,25% sampai dengan digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak
6%, hal ini dapat meningkatkan resiko efek Bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr),
toksisitas.8 Etanol 96% dan sodium hipoklorit (NaOCl) 5,25%,
Larutan NaOCl merupakan bahan irigasi saluran isolat Enterococcus faecalis, media agar darah,
akar. Sodium hipoklorit memiliki pH 12 dan bahan media agar Muller Hinton (MH), aquades steril,
oksidasi protein yang sangat kuat. Konsentrasi media Brain Heart Infusion (BHI), paper disk
sodium hipoklorit yang ideal digunakan untuk kosong, larutan standart Mc Farland, HCl 10%, 3 x
perawatan saluran akar antara 0,5% sampai 2,5%. 8 metanol, alumunium chloride, potassium acetate
Kelemahan sodium hipoklorit yaitu tidak dan air distilata.
biokompatibel terhadap jaringan vital, Prosedur penelitian ini di awali dengan
menyebabkan hemolisis dan ulserasi pada pencucian alat-alat yang diperlukan hingga bersih
mukosa.9,10,11 kemudian dikeringkan dan disterilkan dalam
Bahan medikasi saluran akar yang alami diharap autoclave pada suhu 120oC selama 15 menit.
lebih biokompatibel terhadap jaringan sekitar dan Pembuatan simplisia ektrak Umbi bawang dayak.
tetap memiliki kemampuan antibakteri yang sama Umbi bawang dayak dicuci bersih kemudian
dengan bahan non-biologi, salah satunya adalah dikeringkan dan ditimbang. Umbi bawang dayak
Armanda: Efektivitas Daya Hambat Bakteri Ekstrak Bawang Dayak Terstandarisasi Flavonoid 185
dipotong kecil-kecil dan dikeringkan dengan (Eleutherine palmifolia (L.) Merr) 20mg/ml,
pengeringan alamiah yaitu diangin angin dan tidak 40mg/ml, 60mg/ml, 80mg/ yang mengandung
dipanaskan dibawah sinar matahari langsung (ditiup senyawa flavonoid dan sodium hipoklorit 5,25%
dengan kain hitam) serta ditimbang, kemudian selama 3 jam. Media pengujian diinkubasi selama
dihaluskan dengan blender hingga berupa serbuk 24 jam pada suhu 37oC, dan dilakukan pembacaan
halus dan ditimbang lagi. hasil ukuran zona hambat pertumbuhan bakteri
Penelitian ini menggunakan metode ekstraksi menggunakan calliper.
maserasi. Sampel serbuk dimasukan dalam alat Cara analisis data pada penelitian ini yaitu data
maserasi. Larutan etanol 96% dituangkan secara terlebih dahulu dilakukan uji normalitas
perlahan-lahan kedalam alat maserasi yang berisi menggunakan Saphiro wilk. Dilakukan uji
sampel, lalu di aduk-aduk hingga merata. Larutan homogenitas dengan Levene test. Dilanjutkan uji
penyaring dituangkan hingga 1cm diatas statistik parametrik menggunakan One Way
permukaan sampel. Diaduk sekali-sekali, setiap ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95%
1x24 jam filtrate disaring dan pelarut diganti (α=0,05%) dan untuk mengetahui nilai kemaknaan
dengan yang baru sambil sekali-sekali diaduk. dilanjutkan dengan uji Post Hoc LSD.
Penggantian pelarut dilakukan hingga cairan
berwarna bening. Ekstrak dikumpulkan dan HASIL PENELITIAN
diuapkan dengan rotary evaporator pada tekanan Hasil uji kualitatif pada ekstrak umbi bawang
rendah dengan temperatur 40oC sampai didapat dayak pada penelitian ini didapatkan hasil yaitu dari
ekstrak etanol yang kental, kemudian diuapkan di setiap 1mg atau 1mg/ml terdapat 100,71µg
waterbath sehingga didapatkan bobot tetap. flavonoid total. Hasil perhitungan kadar total
Ekstrak etanol umbi bawang dayak konsentrasi flavonoid dalam setiap konsentrasi dapat di lihat
100% didapatkan dari ekstrak umbi bawang dayak pada tabel berikut:
sebanyak 4ml tanpa menambah bahan apapun yang
dimasukkan kedalam tabung reaksi I, dilakukan Tabel 1. Perhitungan kadar total flavonoid
pengenceran bertingkat sampai didapatkan larutan dalam setiap konsentrasi perlakuan uji
konsentrasi 20mg/ml, 40mg/ml, 60mg/ml, 80mg/ml ekstrak umbi bawang dayak
dan di vortex selama 60 detik. (Eleuthherine palmifolia (L) Merr).
Ekstrak kental bawang dayak dilanjutkan uji Tabel 1 menunjukkan persentase kadar total
kualitatif untuk menentukan total flavonoid. flavonoid ekstrak umbi bawang dayak yang
Aktivitas antibakteri yang terkandung dalam umbi Ektrak Umbi Persentase x
bawang dayak dihitung menggunakan Total Bawang Dayak Flavonoid total Total
Flavonoid Contect (TFC), yaitu pengambilan 10 µL
ekstrak umbi bawang dayak dicampur dengan 60 20mg/ml 20 x 100,71 2.014,2
µL metanol, 10 µL alumunium chloride (10% w/v),
40mg/ml 40 x 100,71 4.028,4
10 µL potassium acetate (1M) dan 120 µL air
distilata dicampur merata dan diinkubasi pada suhu 60mg/ml 60 x 100,71 6,042,6
ruang selama 30 menit diikuti dengan pengukuran
absorbansi pada 415 nm menggunakan 80mg/ml 80 x 100,71 8,056,8
spektrometer Shimadzu UV-160. TFC meningkat, seiring dengan peningkatan konsentrasi
diekspresikan sebagai ekivalen quercetin (QE) pada ekstrak umbi bawang dayak.
dalam mg per gram ekstrak kering, setelah di
dapatkan kadar total flavonoid pada setiap
konsentrasi ekstrak umbi bawang dayak. Dihitung
setiap persentase konsentrasi perlakuan uji pada
penelitian ini yaitu 20mg/ml, 40mg/ml, 60mg/ml
dan 80mg/ml
Persiapan ke bakteri uji, yaitu koloni
Enterococcus faecalis dari pertumbuhan 24 jam
pada media agar Muller Hinton. Disuspensikan ke
dalam 0,5 ml BHI cair, dan diinkubasikan 5-8 jam
pada suhu 37oC. Suspensi tersebut ditambah
aquades steril sampai kekeruhannya sebanding
dengan standar Mc Farland I atau bakteri setara
jumlah 3x108 CFU. Gambar 1. Diagram rata rata efektivitas daya
Enterococcus faecalis yang telah hambat bakteri ekstrak umbi bawang
distandarisasikan dengan Mc farland I sebesar dayak (Eleutherine palmifolia (L.)
3x108 CFU/ml dioleskan dengan lidi kapas steril Merr) terstandarisasi flavonoid
pada media agar Muller Hinton. Paper disk terhadap Entrococcus faecalis.
direndam pada ekstrak umbi bawang dayak
186 Dentino (Jur. Ked. Gigi), Vol II. No 2. September 2017 : 183 - 187
Gambar 5.1 menunjukkan bahwa terdapat Hasil uji ini mendapatkan nilai p=0,000
variasi zona hambat dari perlakuan ekstrak umbi (p<0,05) terdapat perbedaan bermakna dari ekstrak
bawang bayak pada konsentrasi 20mg/ml, umbi bawang dayak dan NaOCl 5,25% terhadap
40mg/ml, 60mg/ml, 80mg/ml, etanol 96% dan enterococcus faecalis.
NaOCl 5,25% terhadap pertumbuhan enterococcus Analisis data dilanjutkan dengan uji Post Hoc
faecalis. Hasil dari perlakuan ekstrak umbi bawang LSD untuk mengetahui kelompok uji yang
bayak pada konsentrasi 20mg/ml memiliki rata rata memberikan perbedan bermakna. Hasil uji post hoc
zona hambat sebesar 12,384mm, dari perlakuan LSD menunjukkan masing-masing perlakuan uji
40mg/ml sebesar 15,098mm, dari perlakuan ekstrak bawang dayak dibandingkan dengan kontrol
60mg/ml sebesar 19,374mm, dari perlakuan positif NaOCl 5,25%. Kontrol negatif yaitu
80mg/ml sebesar 21,314mm, dari perlakuan etanol menggunakan etanol 96% memiliki perbedaan yang
96% sebesar 0mm, dan dari perlakuan NaOCl bermakna (p<0,05). Hasil ini menunjukan bahwa
5,25% memiliki rata-rata zona hambat sebesar umbi bawang dayak paling efektif pada konsentrasi
24,416mm. 80mg/ml dalam menghambat pertumbuhan bakteri
Hasil uji normalitas Shapiro-wilk pada ekstrak enterococcus faecalis dengan rerata zona hambat
umbi bawang bayak pada konsentrasi 20mg/ml, yaitu 21,314 mm, namun hambatan pertumbuhan
40mg/ml, 60mg/ml, 80mg/ml, NaOCl 5,25%, dan bakteri tidak lebih tinggi daripada NaOCl 5,25%
etanol 96%. dengan rerata zona hambat yaitu 24,416 mm.
ekstrak. Sebelum melakukan ekstraksi sebaiknya 10. Haapalaso. M. Shen Y. Qian W. Gao Y.
diketahui umur panen bawang dayak dan Irrigation in Endodontic. Dent Clin North Am.
melakukan uji kesegaran umbi bawang dayak, 2010; 54(2) : 291-312.
kemudian setelah didapatkan ekstrak umbi bawang 11. Mohammadi, Z. Jafarzadeh. H. Shalavi S.
dayak sebaiknya dilakukan uji kesterilan ekstrak.19 Antimicrobial Activity of Chlorhexidine As A
Ektrak umbi bawang dayak memiliki aktivitas Root Canal Irrigant. A Literature Review.
anti bakteri yang termasuk kategori zona hambat Journal of Oral Science. 2014; 56(2): 99-103.
yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh senyawa- 12. Weine, F S. Endodontic Therapy. 6th ed.
senyawa yang terkandung dalam umbi bawang Mosby. St. Louis. 2004. p. 2.222.
dayak tersebut, oleh sebab itu bawang dayak 13. Naafi’ah, Fitrian Amwaalun. Efektifitas Ekstrak
digunakan sebagai tanaman obat. Dapat Bawang Dayak (Eleuthherine palmifolia (L)
disimpulkan ekstrak umbi bawang dayak pada Merr) dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri
konsentrasi 80mg/ml memiliki aktivitas daya Salmonella Typhi. Skripsi: Fakultas Kedokteran.
hambat bakteri yang paling baik dalam Universitas Islam Syarif Hidayatullah. Jakarta,
menghambat pertumbuhan bakteri, tetapi hambatan 2014. Hal: 8
pertumbuhan bakteri tidak lebih tinggi dari pada 14. Peciulience, V. Maneliene R. Balcikonyte
NaOCl 5,25% dengan rerata zona hambat yaitu E.Drukteinis.S.Rutkunas V. icroorganism In
24,416 mm. Root Canal Infection : A Review. Baltic Dental
and Maxillofacial Journal. 2008; (10): 4-9.
DAFTAR PUSTAKA 15. Firdaus, Tazkiyatul. Efektivitas Ekstrak Bawang
1. Walton, R. E. Torabinejad, M. Prinsip & Dayak (Eleutherine palmifolia) dalam
Praktik Ilmu Endodonsia. Ed 3 (Terj). EGC. Menghambat Pertumbuhan Bakteri
Jakarta, 2010. Hal: 52, 267, 324. Staphylococcus aureus. Skripsi: Universitas
2. Normandi, Pan dujiwo. Efek Xylotol Terhadap Islam Negri Syarif Hidayatullah. Jakarta, 2014.
Protein Medium Kultur Sel-Sel Pulpa Gigi (In Hal: 1,4,6-7.
Vitro). Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas 16. Hardianti, Dara puspita. Perbandingan
Indonesia. Jakarta, 2008. Hal: 5-7. Efektifitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kunyit
3. Stock, C. Walker, R. Gulabivala, K. dan Natrium Hipoklorit (NaOCl) 5,25%
Endodontics. 3rd ed. Mosby. London. 2004. p. Terhadap Enterococcus faecalis. Skripsi:
1-25,135. Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Lambung
4. Hulsmann M. Peters OA. Dummer, P.M.H. Mangkurat. Banjarmasin, 2016. Hal: 7,8,10-12.
Mechanical Preparation of Root Canals : 17. Charyadie. Lucia F. Adi S. Parwati Sari R.
Shaping Goals, Techniques and Means. Daya Hambat Ekstrak Daun Alpukat (Persea
Blackwell Munksgacrd. 2005; (10): 30-76. americana, Mill.) Terhadap Pertumbuhan
5. Yanti, Nevi. Biokompabilitas Larutan Irigasi Enterococcus faecalis. Denta Jurnal Kedokteran
Saluran Akar. Skripsi: Fakultas Kedokteran Gigi. Surabaya, 2014; 8(1): 2-4, 7-8.
Gigi Universitas Sumatra Utara. Sumatra utara, 18. Kusmarwati, Arifah. Ninoek Indriati. Daya
2004. Hal: 2-5. Hambat Ekstrak Bahan Aktiv Biji Picung
6. Putri, Kikit Hidyana. Konsentrasi Hambat (Pangiumj edule Reinw.) Terhadap
Minimum Kitosan Terhadap Bakteri Pertumbuhan Bakteri Penghasil Histamin.
Enterococcus Faecalis. Skripsi. Fakultas Jurnal Pasca Panen dan Bioteknologi Kelautan
Kedokteran Gigi Airlangga. Surabaya, 2013. dan Perikanan. 2008; 3(1): 29-31.
Hal: 7-14. 19. Amanda, Fitria Rizki. Efektivitas Ekstrak
7. Peciulience.V.aneliene.R. Balcikonyte. E. Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia (L.)
Drukteinis. S. Rutkunas. Microorganism In Merr) dalam Menghambat Bakteri Escherichia
Root Canal Infection : A Review. Baltic Dental coli. Skripsi: Fakultas Kedokteran Univerisitas
and Maxillofacial Journal. 2008; (10): 4-9. Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta, 2014.
8. Didilescu. A. C. Melchiori. C. Nica. L. Hal: 12-13.
Sandulescu. M. Bancescu. A. Bancescu. G.
Antibacterial Efficacy of Endodontic Irrigation
Solution Against Enterococcus faecalis, BMC
Infection Diseases. 2013; (13): 113.
9. Chunzhu.W.Gyamfi.J.Niu L.N. Schoeffel. G.J.
Liu. S. Y. Santaracangelo. Khan. S. Tay. K.
Pashley. D. H. Tay. FR. Anatomy of Sodium
Hypochlorite Accidents Involving Facial
Ecchymosis. A Review Journal of Dentistry.
2013; (41): 935-948.