Definisi Transnational Crime

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

Mata Kuliah : Kejahatan Transnasional Nama : Pradana Putra R

Dosen : Dr. H. Obsatar Sinaga, S.IP., M.Si. NPM : 170210060017


Satriya Wibawa., S.IP., M.Si.
Gilang Nur Alam, S.IP., M.Sc.
Emil Mahyudin, S.IP.

Definisi Transnational Crime


Secara konsep, transnational crime merupakan tindak pidana atau kejahatan yang
melintasi batas negara. Konsep ini diperkenalkan pertama kali secara internasional pada era
tahun 1990-an dalam The Eigth United Nations Congress on the Prevention of Crime and the
Treatment of Offenders.1 Sebelumnya isitilah yang telah lebih dulu berkembang adalah
“organized crime”.
PBB sendiri menyebut organized crime sebagai “… the large-scale and complex
criminal activity carried on by groups of persons, however loosely or tightly organized, for the
enrichment of those participating and at the expense of the community and its members.”2 Pada
perkembangannya PBB menambahakan bahwa istilan ini seringkali diartikan sebagai “… large-
scale and complex criminal activities carried out by tightly or loosely organized associations
and aimed at the establishment, supply and exploitation of illegal markets at the expense of
society.”3
Menurut Mueller dalam Transnational crime: Definitions and Concepts, pada
pertengahan tahun 1990-an, banyak peneliti mendefinisikan "kejahatan transnasional" untuk
menyebut “… offences whose inception, prevention, and/or direct or indirect effects involve
more than one country.”4 Mueller sendiri menggunakan istilah kejahatan transnasional untuk
mengidentifikasi “…certain criminal phenomena transcending international borders, trans-
gressing the laws of several states or having an impact on another country”.5

1
John R. Wagley, “Transnational Organized Crime:Principal Threats and U.S. Responses” (Congressional Research
Service, The Library of Congress, 2006).
2
United Nations, “Changes in Forms and Dimensions of Criminality - Transnational and National”, Working paper
prepared by the Secretariat for the Fifth United Nations Congress on the Prevention of Crime and the Treatment of
Offenders (Toronto, Canada, 1-12 September 1975).
3
United Nations, Eigth United Nations Congress on the Prevention of Crime and the Treatment of Offenders,
Havana, Cuba 27 August to 7 September 1990, A/Conf.144/7, 26 July 1990.
4
Gerhard O. W. Mueller, “Transnational Crime: Definitions and Concepts,” Transnational Organized Crime 4, no.
1998 (n.d.).
5
Ibid.
Menurut United Nations Convention on Transnational Organized Crime tahun 2000,
kejahatan bisa disebut bersifat transnasional jika:6
1. dilakukan di lebih dari satu negara,
2. persiapan, perencanaan, pengarahan dan pengawasan dilakukan di negara lain,
3. melibatkan organized criminal group dimana kejahatan dilakukan di lebih satu negara,
dan
4. berdampak serius pada negara lain.
Fijnaut dalam Transnational crime and the role of the United Nations in its Containment
through international cooperation: A challenge for the 21st century menunjukkan bahwa "kata
sifat 'transnasional' menunjukkan bahwa semua jenis kejahatan (yang disebutkan) tidak
mengakui adanya batas-batas nasional.7
Kejahatan transnasional merupakan fenomena sosial yang melibatkan orang, tempat dan
kelompok, yang juga dipengaruhi oleh berbagai sosial, budaya, faktor ekonomi. 8 Akibatnya,
berbagai negara cenderung memiliki definisi kejahatan transnasional yang sangat berbeda
tergantung pada filosofi tertentu. Menurut Martin dan Romano, “transnational crime may be
defined as the behavior of ongoing organizations that involves two or more nations, with such
behavior being defined as criminal by at least one of these nations”.9
Berdasarkan beberapa definisi yang telah disebutkan sebelumnya, dalam pandangan saya,
jelas bahwa kejahatan transnasional merupakan kejahatan yang lintas antarnegara. Kejahatan ini
merupakan tipe kejahatan yang terencana, terorganisir, dan memerlukan persiapan matang.
Pelakunya tak hanya nation-state tapi juga individu dan kelompok juga bisa berperan sebagai
“sponsor” tak sekadar sebagai pelaku. Motif dalam melakukan kejahatan ini juga cenderung luas,
bukan hanya ekonomi atau politik. Lebih jauh lagi bisa saja kejahatan ini dilakukan tanpa motif
apapun. Satu hal yang perlu digarisbawahi bahwa tipe kejahatan ini cenderung tidak memandang
ideologi, suku bangsa atau agama dari pelakunya.

6
Muladi, Demokratisasi, Hak Asasi Manusia, dan Reformasi Hukum di Indonesia, 1st ed. (Jakarta: The Habibie
Center, 2002).
7
Cyrille Fijnaut, “Transnational crime and the role of the United Nations in its Containment through international
cooperation: A challenge for the 21st century,” European journal of crime, criminal law and criminal justice 8(2)
(2002): 119-127.
8
Mark Findlay, The globalization of Crime: Understanding Transnational Relationship in Context (Cambridge
University Press, 2003).
9
Martin, J. M. and Romano, A. T., Multinational Crime-Terrorism, Espionage, Drug & Arms Trafficking (SAGE
Publications, 1992).
Untuk mempermudah mengidentifikasi suatu kejahatan bisa disebut kejahatan
transnasional atau tidak, saya cenderung menggunakan parameter berikut:
1. melintasi batas negara,
2. pelaku lebih dari satu, bisa nation-state actor ataupun yang lain,
3. memiliki efek terhadap negara ataupun aktor internasional (misalnya individu –dalam
pandangan kosmopolitan) di negara lain,
4. melanggar hukum di lebih dari satu negara,

Jenis Kejahatan Transnasional


Pada tahun 1995, PBB telah mengidentifikasi 18 jenis kejahatan transnasional, yaitu
pencucian uang, terorisme, pencurian benda seni dan budaya, pencurian kekayaan intelektual,
perdagangan senjata gelap, pembajakan pesawat, pembajakan laut, penipuan asuransi, kejahatan
komputer, kejahatan lingkungan, perdagangan orang, perdagangan bagian tubuh manusia,
perdagangan narkoba, penipuan kepailitan, infiltrasi bisnis, korupsi, dan penyuapan pejabat
publik atau pihak tertentu.10
Berikut ini hasil identifikasi jenis-jenis kejahatan transnasional menurut PBB dengan
menggunakan parameter yang telah saya sampaikan sebelumnya.
Parameter
memiliki efek melanggar
Jenis Kejahatan melintasi batas pelaku lebih dari
terhadap aktor di hukum di lebih
negara satu
negara lain dari satu negara
pencucian uang    
terorisme    
pencurian benda
   
seni dan budaya
pencurian
kekayaan *   
intelektual
perdagangan
   
senjata gelap
pembajakan
   
pesawat
pembajakan laut    
pembajakan
*   
tanah

10
Garda T. Paripurna, “Sekilas Tentang Kejahatan Transnasional,” Riset Hukum Kejahatan Transnasional, 2008,
http://risethukum.blogspot.com/, diakses 28 September 2010.
penipuan
   
asuransi
kejahatan
   
komputer
kejahatan
   
lingkungan
perdagangan
   
orang
perdagangan
bagian tubuh    
manusia
perdagangan
   
narkoba
penipuan
- - ? ?
kepailitan
infiltrasi bisnis    
korupsi - ?  
penyuapan
pejabat publik
- ?  
atau pihak
tertentu

Keterangan:
1. Kasus yang terjadi diasumsikan berskala besar dan melintasi batas negara.
2. - : tidak; * : tergantung pada kasusnya; ? : masih diperdebatkan.

You might also like